Mengolah Data Raster Menjadi

Perangkat Lunak GetPixels Perangkat lunak ini digunakan untuk melakukan konversi data berupa gambar dan foto data berformat jpg, gif, dan jpeg menjadi bentuk raster. Perangkat lunak GetPixels disusun menggunakan Microsoft Visual Studio 2010. Sebagian kode yang menyusun perangkat lunak ini diperoleh dari halaman web www.csharp-indonesia.com dan sebagian lainnya merupakan bagian dari penelitian ini. Perangkat lunak GetPixels berfungsi mengambil nilai warna dari tiap koordinat gambar kemudian dikeluarkan dalam format spreadsheet. Diagram alir dari perangkat lunak GetPixels dapat dilihat pada bagian lampiran, sedangkan antarmuka perangkat lunakdapat dilihat pada gambar 12. Gambar 12 Antarmuka GetPixels

4.3.2 Desain Output

Output aplikasi EXACT meliputi hasil pengolahan data input menggunakanmakro- makro yang telah disebutkan sebelumnya pada tahap rancangan, kemudian hasilnya ditampilkan dalam worksheet Microsoft Excel 2010. Hasil pengolahan data input yang berupa citra, sebenarnya merupakan gabungan dari banyak sel yang memiliki nilai berbeda, sehingga masing-masing sel memilki warna yang berbeda. Gabungan susunan sel bernilai yang terdapat didalam sebuah worksheet akan menampilkan citra. Output yang berupa sel-sel bernilai memungkinkan dilakukannya pengolahan lanjutan, seperti melakukan overlay beberapa citra, menghitung panjang garis pantai, dan luas penutupan tajuk, sehinga dapat menghasilkan informasi yang diinginkan. Sedangkan output dari perangkat lunak GetPixels berupa nilai dari setiap komponen RGB dari gambar yang diolah. Nilai dari masing-masing komponen tersebut ditampilkan dalamworksheet Microsoft Excel 2010. Nilai komponen merah R ditampilkan dalam worksheet merah, biru B dalam worksheet biru, dan hijau G dalam worksheet hijau.

4.4 Tahap Implementasi

Pada tahap ini dilakukan pengkodean aplikasi dengan bahasa pemrograman Visual Basic for ApplicationVBA, kode program yang dibangun sesuai dengan dokumentasi yang dilakukan pada tahap analisis dan rancangan. Hasil dari pengkodean berupa ketujuh makro yang telah disebutkan sebelumnya pada tahap rancangan. Diagram alir dari masing-masing makro dapat dilihat pada bagian lampiran. Setelah pengkodean aplikasi selesai, maka dilakukan pengujian terhadap hasilnya. Pada tahap pengujian diperiksa setiap fungsi dari aplikasi apakah memberikan hasil keluaran yang benar.

4.4.1 Mengolah Data Raster Menjadi

Citra Pengolahan data dimulai dengan membuka file dari data yang akan diolah, contoh data masukan dapat dilihat pada gambar 11. X merupakan koordinat bujur dan Y merupakan koordinat lintang, sedangkan sisanya merupakan parameter. Gambar 13 Contoh Data Raster Data yang terdapat pada contoh diatas merupakan data satelit TRMM yang telah disimpan dalam bentuk Microsoft Excel Comma Separated Values File .csv. Setelah data dibuka menggunakan Microsoft Excel, kemudian pilih parameter apa yang akan diolah, misalnya curah hujan. Cuplikan data curah hujan yang akan diolah dapat dilihat pada tabel 1. Setelah itu data akan disusun ulang menggunakan makro Data, tujuannya agar data dapat diolah lebih lanjut. Contoh data yang telah disusun dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1 Cuplikan dataraster X Y Rain mm 95 6 3 95 5.75 1 95 5.5 1 95 5.25 3 95 5 3 Tabel 2 Cuplikan data raster yang telah disusun Y Z X 95 95.25 95.5 6 3 18 10 5.75 1 7 7 5.5 1 22 55 5.25 3 11 29 5 3 2 1 Selanjutnya data raster akan diolah menjadi citra dengan menggunakan makro Visualisasi Data Raster, makro ini memiliki cara kerja yang sama dengan makro Data, yaitu menyusun data raster masukan kemudian memberikan keluaran pada sheet lain. Yang membedakannya adalah keluaran dari makro Visualisasi Data Raster merupakan kumpulan sel yang telah diberi warna hingga membentuk suatu citra. Berikut ini merupakan cuplikan kode untuk memberikan warna pada cell: Dengan x dan y merupakan koordinat dari data pada worksheet tersebut baris dan kolom. Sedangkan R, G, dan B masing- masing adalah nilai dari komponen red, green, danbluedari citra. Besarnya nilai R, G, dan B dimulai dari 0 hitam sampai 255 putih. Untuk data seperti curah hujan, radiasi matahari, suhu, dan kelembaban pengolahan data dilakukan dengan menggunakan logika berikut : 1. Tentukan skala warna yang akan digunakan. Misalnya menggunakan 3 warna. 2. Tentukan nilai maksimal dari parameter yang akan diolah. 3. Tentukan variabel yang akan digunakan dalam perhitungan. 4. Variabel yang digunakan adalah N, C, C 3 , R, G, dan B. Keterangan : N : Nilai dari sel dengan koordinat x,y C : Nilai maksimal dari parameter yang akan diolah C 3 : Nilai C dibagi 3 B = N C 3 255 G = [ N – C 3 C 3 ] 255 R = [ N – 23 C C 3 ] 255 5. Variabel C 3 , M, O, dan P digunakan karena pengolahan data menggunakan skala 3 warna. Apabila pengolahan dilakukan menggunakan skala 4 warna, maka variabel yang digunakan adalah C 4 , M, O, P, dan 1 variabel tambahan misalnya Q. Untuk skala 5 warna digunakan C 5 , M, O, P, dan 3 variabel tambahan misalnya Q dan R. 6. Jadi setiap bertambah 1 skala warna, maka bertambah 1 variabel dalam perhitungan. Begitu pula nilai C yang akan dibagi sebanyak jumlah skala warna. 3 skala  C 3 4 skala  C 4 5 skala  C 5 7. Tentukan warna apa yang menjadi indikator untuk nilai terendah dan tertinggi. 8. Karena skala yang digunakan adalah 3 warna, maka dibuat 3 kondisi. 9. Kondisi pertama apabila nilai parameter atau nilai sel ≤ 13 nilai maksimal akan diberi warna gradasi biru.Berikut ini merupakan cuplikan kode yang digunakan : 10. Kondisi kedua apabila nilai parameter atau nilai sel diantara 13 hingga 23 nilai maksimal akan diberi warna gradasi kuning. Berikut ini merupakan cuplikan kode yang digunakan : 11. Kondisi ketiga apabila nilai parameter atau nilai sel diantara 23 nilai maksimal hingga nilai maksimal akan diberi warna gradasi merah. Berikut ini merupakan cuplikan kode yang digunakan : 12. Nilai sel akan diolah sesuai dengan ketiga kondisi tersebut. Hasil pengolahan dengan menggunakan skala 3 warna untuk parameter hujan dan radiasi matahari dapat dilihat pada gambar 14 hijau-kuning-biru dan gambar 15 biru-kuning-merah. Untuk data masukan yang berupa gambar, misalnya foto dari satelit GMS, pengolahannya berbeda dengan data curah hujan dan radiasi matahari. Data harus diubah kedalam bentuk raster terlebih dahulu dengan menggunakan perangkat lunak GetPixels. Hasil keluaran dari perangkat lunak GetPixels meupakan nilai warna dari setiap koordinat pixel dari gambar masukan. Hasilnya akan terbagi kedalam 3 worksheet, yang masing-masing berisi nilai warna merah, biru, dan hijau dari gambar masukan. Kemudian ketiganya dapat diolah menggunakan makro Visualisasi Data Gambar. Berikut ini merupakan cuplikan kode yang digunakan : Pada pengolahan ini tidak diperlukan kondisi – kondisi ataupun skala warna, seperti pada pengolahan sebelumnya. Nilai RGB diambil dari nilai sel dari tiap worksheet hasil keluaran dari perangkat lunak GetPixels. Nilai komponen merah R akan diambil dari worksheet merah yang berisi nilai warna merah dari setiap koordinat pixel dari gambar atau citra yang akan diolah. Begitu pula nilai komponen hijau G dan biru B, yang masing – masing terdapat pada worksheet hijau dan biru. Contoh pengolahan dapat dilihat pada gambar 16 dan 17. Gambar 16 menunjukkan pengolahan masing-masing sheet, sedangkan gambar 17 merupakan gabungan dari ketiga sheet. Gambar 14 Hasil pengolahan data hujan dengan menggunakan skala 3warna Gambar 15 Hasil pengolahan data radiasi matahari dengan menggunakan skala 3warna

4.4.2 Melakukan Overlay 2 Citra