RASIONALITAS IRAN DALAM MENINGKATKAN KERJASAMA EKONOMI DENGAN CHINA DITENGAH EMBARGO EKONOMI AS PADA ERA MAHMUD AHMADINEJAD

(1)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Semenjak berakhirnya perang dunia II, isu pengembangan nuklir tetap menjadi salah satu terma utama dalam percaturan politik internasional. Peningkatan regulasi-regulasi yang semakin ketat ditujukan kepada negara-negara pemilik nuklir. Hal tersebut membuktikan bahwa nuklir masih menjadi terma yang penting dalam konstelasi global. Dewasa ini pengembangan nuklir yang dilakukan oleh suatu negara memicu reaksi dari berbagai kalangan. Kecaman yang datang dari negara-negara besar layaknya Amerika Serikat yang merasa pengembangan nuklir Korea Utara merupakan ancaman bagi stabilitas politik dan keamanan global tidak dapat dielakkan.

Hal serupa juga terjadi kepada Iran, hingga saat ini Iran masih menjadi perhatian dunia Internasional perihal aktifitas nuklir yang tengah dilakukannya. Sorotan paling gencar datang dari Amerika Serikat dan sekutunya yang mencurigai program nuklir Iran bertujuan untuk memproduksi senjata pemusnah massal yang dapat mengancam stabilitas keamanan global. Meskipun disisi yang berbeda Iran selalu mengklaim dan meyakinkan dunia internasional bahwa program nuklirnya sebagai sumber energi alternatif pembangkit listrik tenaga nuklir.

Penting untuk diketahui bahwa sejarah awal pengembangan nuklir ketika Iran dibawah pemerintahan Mohammad Reza Shah Pahlevi, Iran mendapatkan


(2)

dukungan langsung dari Amerika Serikat. Dukungan tersebut dapat dilihat ketika Amerika Serikat bersama Jerman dan Prancis membantu Iran dalam pembangunan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik pada tahun 1974. Iran juga menyerahkan kontrak pembangunan dua reaktor nuklir di wilayah Bushehr yang berkekuatan 1200 MW kepada Perusahaan Siemens asal Jerman.1

Lebih lanjut, kesepakatan juga terjadi antara Amerika Serikat dan Iran yang tertuang dalam dua Memorandum Keputusan keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Decision Memoranda) yang tertanggal 22 April 1975 dan 20 April 1976,2ketika itu presiden Amerika Serikat Gerald Ford setuju untuk menjual fasilitas pemrosesan dan pengayaan uranium ke Iran dan sebaliknya Iran membeli delapan reaktor nuklir dari Amerika Serikat. kemudian Amerika Serikat sepakat untuk membangun delapan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan total kapasitas sebesar 8000 MW

Namun kerjasama harmonis antara Iran dan Amerika Serikat terkait pengembangan nuklir Iran secara otomatis terhenti paska gejolak Revolusi Islam Iran yang dipimpin Ayatullah Khomeini.Banyak para analis yang menganggap bahwa perubahan ideologi Iran dari negeri sekuler menjadi Mullah merupakan salah satu alasan perubahan pandangan Amerika Serikat yang semula mendukung pengembangan nuklir menjadi menantang keberadaannya.

Kebijakan Iran untuk kembali melanjutkan program nuklirnya sebagai energi alternatif dibawah pemerintahan Ahmadinejad semakin mendapat tantangan serius dari Amerika Serikat. Sebelumnya pada era pemerintahan

1

Baca Ardison Muhammad,2010,IRAN,Surabaya,Liris.hal.58

2


(3)

Mohammad Khatami , Iran secara suka rela telah menghentikan proses pengayaan uranium sementara sebagai hasil dari persetujuan negosiasi dengan Prancis, Jerman dan Inggris dibawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional ( IAEA). 3 namun bukan berarti Iran tidak akan melanjutkan kebijakan nuklirnya.Sebagaimana kesepakatan dalam perjanjian tersebut hanya penghentian aktifitas nuklirnya bersifat sementara bukan selamanya.

Pada Agustus 2005 Iran memberitahukan kepada IAEA bahwa mereka telah mengambil keputusan untuk melanjutkan kegiatan di pusat konversi uranium Isfahan. 4 Namun IAEA sebagai badan pengawas nuklir yang berada didalam naungan PBB menuduh Iran telah melanggar kesepakatan Paris yang telah disepakati antara Iran dengan negara Inggris, Prancis dan jerman( Uni Eropa 3).

Dalam upaya membujuk Iran kembali ke perjanjian awal, pada 5 Agustus 2005 Inggris, Perancis dan Jerman mengusulkan kerangka perjanjian jangka panjang ke Iran. Adapun dalam perjanjian tersebut negara-negara yang tergabung dalam UE3 memberikan tawaran bantuan kepada Iran untuk mengembangkan energi nuklir secara damai.melalui usulan perjanjian tersebut diharapkan dapat mengikat Iran untuk berkomitmen penuh untuk tidak akan melanjutkan kegiatanbahan bakar nuklir selain untuk daya air ringan dan reaktor riset. Namun Iran bereaksi menolak proposal tersebut karena dinilai mengharuskan Teheran untuk meninggalkan semua pekerjaan bahan bakar nuklir termasuk

3

Baca : Iran-EU Agreement on Nuclear Programme dalam

http://www.iaea.org/newscenter/focus/iaeairan/eu_iran14112004.shtml(diakses 21 April 2013)

4

Baca Iran‟s nuclear timeline dalam

http://www.aljazeera.com/programmes/empire/2011/11/20111130111954972639.html(diakses 21 April 2013)


(4)

mengembangkan rektor riset air berat di Arak.5 Meskipun demikian Iran tetap mematuhi inspeksi normal yang dilakukan direktur IAEA dibawah perjanjian pelindungan NPT yang telah diratifikasi oleh parlemen Iran pada tahun 1974.

Amerika Serikat mencurigai program nuklir Iran bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir sehingga dapat mengancam keamanan global. Oleh karenanya Amerika Serikat mengajak negara-negara di dunia bersama-sama menekan Iran untuk mengubah kebijakannya agar mengakhiri pengayaan nuklir. Namun sikap bertentangan ditunjukkan Amerika Serikat ketika Bush menawarkan akses yang lebih luas kepada India dan Israel atas teknologi nuklirnya, sekalipun kedua negara tersebut tidak menandatangani kesepakatan NPT. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat Iran enggan mengikuti kemauan Amerika Serikat yang dinilai memiliki standart ganda dalam isu kepemilikan nuklir di beberapa negara.

Sikap diskriminasi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Iran dapat dilihat melalui kebijakan luar negerinya yang cenderung untuk mempermasalahkan program nuklir Iran namun disisi yang berbeda Amerika Serikat cenderung menunjukkan sikap diam dengan keberadaan nuklir Israel yang secara terang-terangan memiliki senjata nuklir. Perbedaan sikap tersebut jelas membuat isu nuklir Iran semakin sulit diselesaikan.

Meskipun Iran telah berulangkali menegaskan bahwa nuklirnya digunakan sebagai sumber energialternatif untuk memenuhi kebutuhan listriknya sehingga tidak mengancam negara manapun.Uraian tersebut senada dengan pidato presiden

5

Baca Semira N.Nikou, Timeline of Iran‟s Nuclear Activities dalam


(5)

Mahmoud Ahmadinejad yang disiarkan di televisi “ Bagaimana bisa fasilitas produksi nuklir mereka bekerja 24 jam sehari, tetapi merasa terancam oleh pembangunan kami yang sangat baru”6

Pernyataan di atas sekaligus menjadi bantahan Iran atas kecurigaan yang selama ini dilakukan Amerika Serikat terhadap program nuklir Teheran yang tergolong masih relatif baru sehingga mustahil akan mengancam keamanan stabilitas dunia.

Amerika Serikat semakin menekan Iran bahkan berusaha mengisolasinya dari dunia internasional. Embargo ekonomi digunakan oleh Amerika Serikat sebagai alat diplomasi untuk menekan Iran. Meskipun sejatinya embargo ekonomi secara unilateral yang diterapkan Amerika Serikat kepada Iran telah terjadi lama sebelum Ahmadinejad menjadi pemimpin Iran, namun embargo ekonomi semakin massif ketika Iran dibawah pimpinan Ahmadinejad.

Selain itu pemerintah Amerika Serikat juga mendorong DK PBB untuk segera menjatuhkan sanksi terhadap Iran. Dampak sanksi PBB dan embargo ekonomi ASsemakin menyulitkan Iran ketika negara-negara yang menjadi mitra ekonominya juga mulai meninggalkan Iran. Embargo ekonomi telah membuat hubungan kerjasama ekonomi Iran dengan negara-negara lain terganggu.

Ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat menghadapkan Iran pada pilihan yang terbatas dan sulit yakni antara melunakkan sikap dengan mengikuti kemauan Amerika Serikat untuk menghentikan pengembangan nuklir atau mempertahankan kebijakannya tetap mengembangkan nuklir dengan

6

Dikutip dari Iran Akan Hentikan jika Barat Melakukannya juga dalam Koran Kompas, Rabu, 21 Februari 2007 hal : 8


(6)

konsekuensi akan mendapatkan tekanan yang semakin massif dari Amerika Serikat.

Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad bertekad untuk melanjutkan upaya pengolahan uranium. Oleh karenya Iran memperkuat struktur dalam negeri untuk mendukung penuh program nuklirnya, dukungan itu terlihat ketika ratusan ribu massa turun ke jalan-jalan dalam rangka memperingati 28 tahun Revolusi Islam Iran sembari menuliskan slogan-slogan yang salah satunya pada baliho dengan kalimat “Rakyat Iran akan mempertahankan hak nuklirnya dengan segenap kekuatan”.7

Kemudian Iran secara aktif juga memperkuat kerjasama ekonomidengan negara lainyang memiliki kepentingan berlawanan dengan arah politik luar negeri Amerika Serikat.

Kenyataan bahwa Iran sebagai eksportir minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi sebagai salah satu dari anggota OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) dan cadangan gas alam yang sangat berlimpah membuat Iran menduduki posisi kedua setelah Rusia sebagai negara yang mempunyai cadangan gas terbesar didunia serta letak posisi geografis Iran yang strategis dengan adanya selat hormuz yang dilalui oleh kapal-kapal tanker sedunia, menurut U.S Energy Information Administration ada kurang lebih 15 tanker yang membawa 16,5 hingga 17 juta minyak barrel perharinya, Aliran minyak yang melewati selat ini mencapai 40% dari konsumsi perdagangan minyak dunia.8

7

Dikutip dari Nuklir Iran Siap Dipublikasikan; Peringatan Revolusi untuk Galang Dukungan

dalam Koran Kompas, Senin, 12 Februari 2007, hal : 9

8

Baca, Arti Selat Hormuz bagi Dunia, dalam http://news.liputan6.com/read/372858/arti-selat-hormuz-bagi-dunia (diakses 20 Juni 2013)


(7)

Kenyataan tersebut sangat memungkinkan untuk melahirkan pengaruh kehadiran negara-negara besar seperti China dan Rusia untuk terlibat dalam konflik Iran dan Amerika Serikat. Adapun dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti rasionalitas Iran meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China di tengah embargo ekonomi Amerika Serikat.

Terlihat Iran masih mampu meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China di tengah embargo ekonomi Amerika Serikat yang telah membuat banyak perusahaan asing khususnya perusahaan energi keluar dari Iran. Terlebih lagi China merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan kerjasama ekonomi strategis dengan Iran khususnya disektor energi. Meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China di tengah embargo ekonomi Amerika Serikat dan sekutunya merupakan kebijakan rasional bagi Iran untuk memperkecil dampak embargo.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Mengapa Iran meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China ditengah embargo ekonomi Amerika Serikat terkait nuklir ?

1.3 Tujuandan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan rasionalitas kebijakan Iran dalam meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China di tengah embargo


(8)

ekonomi Amerika Serikat terkait pengembangan nuklir Iran pada era Mahmoud Ahmadinejad.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Teoritis

Memperluas wacana dan kajian dalam hubungan internasional khususnya dalam memahami model kebijakan luar negeri suatu negara yang terfokus pada teori pilihan rasional.

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca baik mahasiswa secara umum dan mahasiswa hubungan internasional khususnya dan dapat dijadikan perbandingan dengan dengan penelitian-penelitian lain yang sejenis sehingga dapat memperluas kajian hubungan internasional.

1.4 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tulisan yang termasuk penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dan data pendukung. Tulisan yang pertama adalah penelitian yang ditulis dalam bentuk tesis oleh Tide Aji Pratama mahasiswi FISIP jurusan Hubungan Internasional, Universitas Indonesia yang berjudul : “Kebijakan Nuklir Iran Dalam Menghadapi Respon Barat Pada Masa Pemerintahan Mahmud Ahmadinejad 2005-20079” Tide mendeskripsikan bahwa Iran kembali melanjutkan program nuklirnya pada tahun

9Tesis Tide Aji Pratama” Kebijakan Nuklir Iran Dalam Menghadapi Respon Barat Pada Masa Pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad” dalam


(9)

1989 setelah sempat terhenti karena ketidakstabilan kondisi Iran pasca revolusi dan perang Iran-Irak (1980-1988). Kebijakan untuk melanjutkan kembali program nuklirnya mendapat tantangan keras dari Amerika Serikat meminta Iran untuk menghentikan program nuklirnya yang ditengarai berpotensi mengembangkan senjata nuklir. Namun Iran secara tegas menolak tuduhan tersebut dan meyakinkan kepada dunia internasional bahwa teknologi nuklir yang telah dikembangkannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nasional yakni kebutuhan untuk memenuhi energi listriknya yang semakin meningkat. Dalam hal ini teknologi nuklir dianggap sebagai energi alternatif selain minyak.

Tide Aji menggunakan konsep kepentingan nasional sebagai tujuan yang hendak dicapai guna memenuhi kebutuhan negara bangsa. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan suatu negara bangsa secara lazim adalah keamanan (security) dan kesejahteraan (properity). Selanjutnya Tide Aji menganalisa bahwa program nuklir Iran memiliki posisi penting dalam kepentingan nasional Iran, karena dapat dilihat sebagai bentuk kebijakan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan kesejahteraan. Keberadaan nuklir sebagai sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat Iran, program nuklir Iran juga dapat dilihat dari perspektif keamanan dalam menghadapi ancaman bagi keamanan pasokan energi Iran. Sehingga dapat dipahami bahwa progam nuklirnya memiliki posisi penting bagi upaya pembangunan dan perkembangan Iran dalam jangka panjang.

Iran terus melanjutkan program nuklirnya meskipun tidak lagi mendapat bantuan dari negara-negara barat seperti Amerika Serikat , Prancis maupun


(10)

Jerman. Iran melakukan serangkaian kerjasama dengan China dan Rusia terkait pengadaan program nuklirnya. Selanjutnya Tide Aji menjelaskan bahwa dalam mempertahankan Nuklir sebagai kepentingan nasionalnya, Iran secara aktif menggunakan upaya diplomasi pada tingkat PBB dan IAEA sebagai instrumen politik luar negerinya.

Tulisan kedua adalah penelitian dalam bentuk jurnal yang ditulis oleh Moch. Zulfikar Fauzi yang berjudul Strategi Pemerintahan Ahmadinejad dalam Penolakan Penghentian Program Nuklir Iran yang Berdampak terhadap Semakin Memburuknya Hubungan Iran dengan Amerika Serikat Tahunn 2005-2009.10Penelitian diatas menjelaskan tentang keberadaan energi nuklir Iran yang masih tetap menjadi isu perdebatan antara Iran dan Amerika Serikat hingga saat ini, dimana keberadaan nuklir tersebut telah menimbulkan keadaan dilematis yakni sebagai sumber energi alternatif yang dinilai lebih murah, lebih luas dan lebih efektif dalam hal perjalanan daripada sumber energi lain, namun disisi yang berbeda nuklir juga telah mampu menciptakan ketakutan akan munculnya senjata pemusnah massal. Hubungan kedua negara semakin memburuk terkait masalah nuklir ketika Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad yang bertekad untuk melanjutkan program nuklirnya.

Kemudian keterkaitan strategi Ahmadinejad untuk mempengaruhi kebijakan program nuklir Iran dalam menolak usaha penghentian yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Menurut Zulfikar dalam penelitiannyaStrategi yang digunakan dalam pemerintahan Ahmadinejad yakni framing , Strategi framing

10


(11)

secara sederhana dapat diartikanbagaimana pandangan seseorang atau kelompok terhadap suatu hal atau kasus yang dapat mempengaruhi pandangan orang lain dalam melihat hal atau kasus yang sama.

Strategi framing sangat berkaitan dengan opini publik sehingga dapat digunakan senjata yang ampuh dalam menarik perhatian publik. Kemampuan dalam membingkai pemahaman khalayak sangat berguna agar khalayak dapat digerakkan dan dimobilisasi. Pemerintahan Ahmadinejad berusaha untuk meyakinkan bahwa program nuklir Iran bertujuan untuk kepentingan sipil. Untuk melancarkan tujuan tersebut, Pemerintahan Ahmadinejad dituntut untuk dapat membentuk opini publik, baik itu masyarakat domestik Iran maupun masyarakat internasional.

Lebih lanjut Zulfikar menjelaskansalah satu ciri dari Strategi framing adalahdengan penciptaan masalah bersama, musuh bersama dan pahlawan bersama. Dengan strategi tersebut, Pemerintahan Ahmadinejad menjadikan penolakan terhadap usaha penghentian program nuklir Iran yang dilakukan oleh Barat khususnyaAmerika Serikat sebagai masalah bersama bangsa Iran. Dalam strategi framing, pembentukan sebuah pandangan pada suatu isu tertentu banyak dipengaruhi oleh 3 prinsip berikut; prinsip kontras, komitmen dan kelangkaan.

Prinsip yang pertama yakni Prinsip kontras merupakan pembentukan pandangan yang didasari oleh pengalaman di masa lalu dimana pandangan saat ini yang berseberangan atau kontras dengan pengalaman masa lalu. Dalam kasus ini pemerintahan Ahmadinejad mencoba membingkai kebijakan program nuklir Iran menggunakan strategi yang berbeda dengan Pemerintah Iran sebelumnya yaitu


(12)

Pemerintahan Khatami. Perbedaan strategi tersebut terkait hubungannya dengan Barat khususnya Amerika Serikat. Strategi kooperatif yang digunakan oleh pemerintahan Khatami kontras dengan strategi yang digunakan oleh pemerintahan Ahmadinejad yang cendrung konfrontatif terhadap Barat.

Prinsip kedua yakni prinsip komitmen yang menekankan pada prinsip dimana seseorang akan terikat dengan pilihan yang telah dibuatnya. Peraturan dalam prinsip ini menyatakan bahwa sekali seseorang membuat keputusan, maka orang tersebut akan mengalami tekanan dari orang lain dan dirinya sendiri untuk berperilaku konsisten dengan keputusan tersebut. Prinsip komitmen disini terkait dengan konsistensi pemerintahan Iran di era Ahmadinejad terkait dengan program nuklir damai. Konsistensi terlihat dari pernyataan Presiden Ahmadinejad dalam pidatonya pada sidang umum Majelis Umum PBB ke 60, dalam pidato tersebut menyebutkan bahwa senjata nuklir dilarang dalam agama Islam yang mana Islam merupakan dasar negara Iran.

Prinsip ketiga adalah prinsip kelangkaan didasari oleh bagaimana orang melihat suatu hal karena kelangkaan hal tersebut. Harga yang mahal seringkali menandakan kelangkaan suatu hal dan sebagai konsekuensinya, hal tersebut akan semakin dibutuhkan. Iran mencoba membangun prinsip kelangkaan melalui sikappemerintahan Ahmadinejad yang selalu melawan dengan keras sikap Barat khususnya Amerika Serikat.Hal ini dikarenakan tidak banyak pemerintahan negara di dunia ini yang berani melawan.


(13)

Tulisan ketiga adalah penelitian dalam bentuk jurnal yang ditulis oleh LIU jun dan WU lei yang berjudul Key Issues in China – Iran Relations.11 Penelitian itu menganalisa kepentingan China dan Iran di balik hubungan baik yang terjalin antara keduanya. Adapun Liu dan Wu membingkai hubungan kedua negara dalam 3 aspek penting yaitu ekonomi, nuklir dan isu-isu strategis.

Dalam aspek ekonomi, kerjasama perdagangan terjalin dalam dua area yakni general trade dan oil-gas trade. Hubungan perdagangan terus meningkat secara signifikan dari sebesar 400 juta dolar AS di tahun 1994 menjadi 29 milyar dolar AS pada tahun 2008. Peningkatan tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan kedua negara untuk mengeksploitasi potensi ekonomi mereka diantaranyapenandatanganan beberapa perjanjian, menyelaraskan peraturan impor-ekspor melalui serangkaian koordinasi yang dilakukan kedua negara, menghilangkan hambatan keuangan dan perbankan dalam aktifitas perdagangan kedua negara, menetapkan arbitrase legal. Iran merupakan pasar penting bagi produk-produk dan teknologi China begitu sebaliknya China juga menjadi pasar yang menguntungkan bagi komoditas minyak mentah Iran.

Lebih lanjut dalam isu nuklir, China mendukung program nuklir Iran yang bertujuan untuk kepentingan sipil, Beijing percaya bahwa negara berdaulat seperti Iran memiliki hak secara legal untuk mendapatkan teknologi nuklir secara damai.terlebih lagi Iran adalah negara yang menandatangani perjanjian NPT dan

11

LIU jun and WU lei, 2010, Key Issues in China – Iran Relations dalam Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol 4, No 1, 2010, Institute for International Studies, Yunnan University dalam

http://mideast.shisu.edu.cn/picture/article/33/f6/91/1c67de2f4f80bc2016e87091b9f3/2eb09457-0465-4db0-9793-1609849e1087.pdf (diakses 4 Desember 2012)


(14)

usaha perlindungan dengan IAEA yang mendapatkan hak untuk mengembangkan nuklir. Lebih dari itu, China secara konsisten percaya bahwa solusi damai dengan jalan diplomasi dan dialog berkelanjutan adalah pilihan terbaik dalam penyelesaian kontroversi nuklir Iran.

Selanjutnya dalam isu-isu strategis, Liu dan Wu mengidentifikasi selain minyak, letak geografi Iran yang berdekatan dengan selat hormuz memiliki nilai strategis terlebih dalam hal energi mampu mengundang perhatian yang signifikan bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, China, Uni Eropa dan beberapa negara besar lainnya di Asia. Sebagian besar minyak dari timur tengah ke beberapa negara di Asia dan Eropa mewelati selat hormuz. China melihat Iran muncul sebagai kekuatan baru di kawasan sebagai produsen minyak dan mengontrol selat hormuz oleh karenanya memperkuat hubungan dengan Iran memudahkan China mencapai sumber energi di kawasan laut kaspia. Sebaliknya bagi Iran, membangun hubungan baik dengan China memberikan keuntungan bagi perekonomian Iran.

Tulisan keempat adalah penelitian dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Faturrachman Alputra Sudirman mahasiswa FISIP jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang yang berjudulRasionalitas Karimov Dalam Kebijakan Luar Negeri Uzbekistan Untuk Bergabung Kembali Dalam Collective Security Treaty Organization (CSTO) Tahun 2006.12

Pergerakan kelompok Islam ekstrimis di Uzbekistan dengan aksi-aksi resis dengan gerakan subversive telah mampu menciptakan instabilitas dalam rezim

12Skripsi Faturrachman Alputra Sudirman, 2008, judul “Rasionalitas Karimov Dalam Kebijakan Luar Negeri Uzbekistan Untuk Bergabung Kembali Dalam Collective Security Treaty


(15)

Karimov. Adapun tujuan dari kelompok tersebut adalah untuk menggulingkan rezim Karimov yang kemudian menggantinya dengan mendirikan negara Islam di Uzbekistan. Guna membendung dan menekan Islamic Political Insurgency, Karimov membuat kebijakan mencari security guarantor melalui masuk dalam keanggotaan CIS CST, GUUAM, SCO, bekerjasama dengan AS dan Rusia.

Lebih lanjut, menggabungkan logika perlindungan dan kelangsungan politik rezim menjadi dasar pokok dari kebijakan luar negeri Karimov, sehingga kebijakan mencari security guarantor dalam menekan ancaman kelompok ekstrim harus relevan dengan landasar 2 dasar pokok kebijakan luar negeri Karimov. usaha tersebut dapat dilihat ketika Uzbekistan mulai merapatkan hubungannya dengan Amerika Serikat terutama dalam hal memerangi terorisme. intensitas hubungan kedua negara terlihat ketika Uzbekistan memberikan izin kepada Amerika Serikat untuk menggunakan wilayahnya sebagai pangkalan militer dan sebagai balasannya Amerika Serikat menjanjikan akan melenyapkan ancaman kelompok Islam ekstrimis. Namun sejak tahun 2004, hubungan kedua negara berjalan kurang baik karena kritik Amerika Serikat terhadap pemerintahan Karimov yang dinilai tidak demokratis serta banyaknya pelanggaran HAM sehingga Karimov menilai kerjasama dengan Amerika Serikat dapat mengancam kekuasaan politik rezimnya. lebuh lanjut pada tahun 2005, Uzbekistan meminta pangkalan militer Amerika Serikat untuk meninggalkan wilayahnya.

Memburuknya hubungan Uzbekistan dengan Amerika Serikat, membuat Uzbekistan kembali memilih Rusia sebagai security guarantor dengan bergabung kembali dengan CSTO.Meskipun dengan konsekuensi Uzbekistan harus menunda


(16)

ambisi untuk menjadi regional leadership. Dalam hal ini Karimov melihat bahwa CSTO hanya sebagai wadah kepentingan Rusia terhadap negara-negara bekas Uni Soviet.

Karimov dihadapkan pada dua pilihan dengan masing-masing untung rugi yakni ketika memilih AS sebagai security guarantor, Karimov mendapatkan keuntungan yaitu ambisi regional leadership dan menekan Islamic politic insurgency dengan biaya high politic yang tinggi terkait pelanggaran HAM, disisi lain Karimov tidak mendapatkan independensi rezimnya karena AS selalu menuntut pemerintahannyayang belom demokratis. Sedangkan ketika memilih masuk kembali dalam CSTO, keuntungan yang di dapat adalah independensi rezim dan menekan islamic politic insurgency dengan biaya politik yang lebih rendah karena Rusia tidak mempermasalahkan tentang isu HAM, namun sebagai konsekuensinya, Karimov harus menunda ambisinya untuk menjadikan Uzbekistan sebagai regional leadership.

Peneliti pertama secara umum juga membahas ketegangan hubungan Iran-Amerika Serikat terkait pengayaan nuklir Iran hanya saja penelitian ini lebih menekankan pada kebijakan Iran untuk tetap mempertahankan program nuklirnya ditengah respon negatif dari Barat ( AS dan sekutunya ) adalah untuk kepentingan nasionalnya. Program nuklir Iran merupakan prioritas dalam kepentingan nasional Iran pada era Mahmoud Ahmadinejad. Peneliti kedua lebih menekankan pada strategi yang digunakan dalam kepemimpinan Ahmadinejad yakni strategi framing sebagai upaya untuk membentuk opini publik tentang tujuan damai dari


(17)

nuklir Iran. Strategi ini juga sebagai reaksi dari penolakan Iran untuk menghentikan pengayaan uraniumnya ditengah embargo ekonomi AS.

Lebih lanjut, peneliti ketiga mendeskripsikan bagaimana hubungan Iran dan China yang terbagi dalam 3 Aspek yakni ekonomi, nuklir serta isu-isu strategis.Sedangkan peneliti keempat memiliki persamaan dalam pendekatan teoritis yakni menggunakan teori pilihan rasional meskipun dengan tema bahasan negara yang berbeda.Sementara penelitian ini lebih menekankan pada rasionalisasi Iran dalam meningkatkan kerjasama dengan China.Iran mendapatkan dua keuntungan yakni keuntungan secara ekonomi dan politik.

Tabel 1.1 Posisi Penulisan

Nama / Jenis /Judul Metodelogi/pendekat an

Hasil Analisa Tide Aji Pratama /

Kebijakan Nuklir Iran Dalam Menghadapi Respon Barat Pada Masa Pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad / Tesis

Kualitatif/ deskriptif/ Konsep kepentingan nasional.

Program nuklir Iran memiliki posisi penting dalam kepentingan nasionalnya yang memiliki tujuan pembangunan dan perkembangan Iran jangka panjang yakni sebagai sumber energy alternatif untuk memenuhi pasokan listrik selain minyak dan gas .

Moch. Zulfikar Fauz/i Strategi Pemerintahan Ahmadinejad dalam Penolakan

Penghentian Program Nuklir Iran yang Berdampak Terhadap Semakin

Memburuknya

Hubungan Iran dengan Amerika Serikat Tahunn

2005-Strategi Framing Strategi Framing

digunakan untuk

membentuk opini publik yakni masyarakat domestik Iran maupun masyarakat internasional bahwa nuklir Iran bertujuan damai, strategi ini digunakan dalam upaya menolak penghentian program nuklir Iran yang dimotori oleh AS.


(18)

2009/ Jurnal

LIU jun dan WU lei/Key Issues in China

Iran

Relations/Jurnal/2010

Mendeskripsikan hubungan strategis China dan Iran yang dibagi dalam 3 aspek yaitu ekonomi, nuklir dan isu-isu strategis.

Kedekatan hubungan bilateral China dan Iran di tengah semakin masifnya tekanan dari Amerika Serikat dapat di lihat dari 3 Aspek penting yaitu ekonomi, nuklir dan isu-isu strategis. Adapun bagi China menjaga hubungan baik dengan Iran akan mempermudahkannya untuk mendapatkan akses minyak ke Timur Tengah. sebaliknya bagi Iran, China adalah mitra penting

pembeli minyak

mentahnya. Faturrachman Alputra

Sudirman/

Rasionalitas Karimov Dalam Kebijakan Luar Negeri Uzbekistan Untuk Bergabung Kembali Dalam Collective Security Treaty Organization (CSTO) Tahun 2006/ Skripsi

Kualitatif/

Eksplanatif / Rational Choice theory

Rasionalitas Karimov untuk bergabung kembali dalam CSTO adalah membantu Karimov untuk menekan political Insurgencydengan biaya politik yang lebih rendah namun Karimov harus menunda ambisi menjadi regional leadership.

Rasionalitas Iran dalam meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China ditengah embargo ekonomi AS terkait isu nuklir Iran

Kualitatif/

Eksplanatif / Rational Choice theory

Rasionalitas Iran untuk terus meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China yang terdiri dari duakeuntungan yakni secara ekonomi dan politik.

1.5Landasan Teori

1.5.1Rational Choice Theory

Politik luar negeri dilihat sebagai akibat dari tindakan-tindakan aktor rasional dimana dalam pembuatan keputusannya melalui serangkaian proses


(19)

intelektual. Dalam hal ini perilaku negara dianalogikan dengan perilaku individu yang rasional, bernalar dan terkoordinasi. Melalui tahapan-tahapan intelektual, individu berusaha menetapkan pilihan tunggal atas alternatif -alternatif yang ada, sehingga unit analisis model pembuatan keputusan ini adalah pilihan-pilihan yang diambil oleh pemerintah.13 Pemerintah dianggap sebagai aktor utama yang meneliti seperangkat tujuan-tujuan dan mengevaluasinya berdasarkan perhitungan untung dan rugi yang kemudian akan memilih alternatif tunggal yang dianggap dapat memberikan keuntungan yang besar dan kerugian yang sangat sedikit.14

Logika umum dari teori pilihan rasional telah dirumuskan dalam ekonomi mikro kontemporer, teori keputusan dan teori permainan. Menurut Graham Allison15:

In economics, to choose rationally is to select the most efficient alternative,that is, the alternative that maximizes output for a given input or minimize input for a given output. In modern statistical decision theory and game theory, the rational decision problem is reduced to a simple matter of selecting among a set of given alternatives, each of which has a given set of consequences: the agent selects the alternative

whose consequences are preferred in terms of the agen‟s

utility function which ranks each set of consequences in order af preferences.

Donald Green and Ian Shapiro mengidentifikasi asumsi-asumsi secara umum dari teoritisi pilihan rasional yaitu 16:

13Mohtar Mas’oed. 1990.Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodelogi

. Jakarta.LP3ES, hal : 234

14

Baca Abubakar Eby hara. 2011. PengantarAnalisa Politik Luar Negeri,Dari Realisme sampai Kontrativisme. Bandung: Nuansa Cendikia. Hal : 94

15

Baca Freyberg-Inan, Annette.2004.What Moves Man; The Realist Theory of Internasional Relation and Its Judgment of Human Nature. Albany:State University of New York Press. hal :82

16


(20)

Pertama, Perilaku rasional melibatkan maksimalisasi tujuan aktor, dimana aktor diasumsikan memilih tindakan yang mereka percaya akan mengarah pada hasil yang paling diinginkan.

Kedua,Rasionalitas mengharuskan aktor mengejar tujuan mereka secara konsisten. Minimal ada dua kondisi yang harus dipenuhi untuk menjamin konsistensi, pertama teori pilihan rasional mengasumsikan keterhubungan dari berbagai pilihan aktor, dimana pada dasarnya aktor dilihat mampu menyusun peringkat dari berbagai banyak pilihan. Ketika membandingkan berbagai pilihan, aktor harus dapat memilih satu pilihan atas pilihan yang lain. Keduateori pilihan rasional mengasumsikan bahwa berbagai pilihan aktor adalah transitif. Dengan kata lain adalah apabila aktor memilih pilihan A daripada B dan B daripada C, maka aktor juga akan memilih pilihan A daripada C.

Ketiga,karena membuat keputusan biasanya berlangsung dibawah kondisi ketidakpastian sehingga aktor akan memaksimalkan apa yang mereka harapkan dibandingkan dengan manfaatnya. Biasanya aktor akan melampirkan beberapa kemungkinan dari berbagai pilihan alternatif dan mempertimbangkan kemungkinannya ketika memilih tindakan.

Keempat, Asumsi dari teori pilihan rasional adalah mengidentifikasi individu sebagai agen yang relevan. Secara umum pilihan rasional menjelaskan hasil bersama (collective outcomes) dengan mengacu pada maksimalisasi tindakan individu.


(21)

Sementara itu kajian teori pilihan rasional yang lebih sederhana ditulis oleh Charles W.Kegley JR dan Shannon L.Blanton dalam bukunya world politic trend and transformation menjelaskan rasionalitas sebagai rangkaian aktifitas membuat keputusan meliputi yang langkah intelektual sebagai berikut Problem Recognation and Definition, Goal Selection, Identification of Alternatives, Choice.17 Adapun tahapan-tahapan tersebut akan dijabarkan secara rinci dibawah ini :

1. Problem Recognation and Definition, kebutuhan untuk memutuskan kebijakan luar negeri dimulai ketika negara (pembuat kebijakan) dihadapkan pada permasalahan eksternal yang kemudian berusaha untuk mendefinisikan permasalahan secara objektif. Untuk mencapai keobjektifan dibutuhkan informasi lengkap tentang aksi, motivasi, dan kemampuan dari aktor lain maupun karakter dari lingkungan global serta kecendrungan didalamnya. Pencarian informasi harus mendalam dan lengkap serta semua fakta yang relevan dengan masalah harus kumpulkan.

2. Goal Selection, setelah mengidentifikasi permasalahan pada tahapan pertama, selanjutnya pada tahapan kedua negara bertanggung jawab untuk membuat pilihan kebijakan luar negeri dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh negara atau yang biasa disebut sebagai kepentingan nasional. Adapun kepentingan nasional merupakan landasan penting

17

Charles W.Kegley and Shannon L.Blanton, World Politics Trend and transformation, 2010-2011 edition, The University of Memphis hal : 196


(22)

untuk menjelaskan politik luar negeri suatu negara bangsa.18 Untuk menentukan kepentingan nasionalnya, negara membutuhkan identifikasi dan menyusun peringkat dari semua nilai seperti keamanan dan kesejahteraan ekonomi dari nilai yang paling disukai sampai terburuk. 3. Identification of Alternatives, rasionalitas membutuhkan daftar

penyelesaian masalah, lengkap dari semua pilihan kebijakan yang tersedia dan perkiraan keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan setiap alternatif. Lebih lanjut dalam situasi ini negara diharuskan untuk menganalisa untung rugi dari setiap pilihan alternatif yang ada kemudian menyusunnya dari pilihan yang paling disukai sampai terburuk.

4. Choice, tahapan terakhir Rasionalitas membutuhkan seleksi alternatif tunggal dengan kesempatan terbaik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk tujuan ini, pembuat kebijakan harus bertindak dengan teliti.Menganalisa untung rugi dengan prediksi yang akurat dari kemungkinan keberhasilan masing-masing pilihan.

Teori pilihan rasional melihat tingkah laku individu sebagai aktor dalam lingkungan internasional. Individu akan mempertimbangkan kemungkinan dari setiap alternatif pilihan yang ada dan memilih pilihan yang paling menguntungkan untuk mencapai kepentingannya. Sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan analisis level negara mengenai kebijakan yang diambil suatu negara. Negara akan dihadapkan pada beragam alternatif kebijakan sehingga pada akhirnya negara

18


(23)

harus memilih dan menetapkan satu pilihan yang paling rasional dan menguntungkan.

Lebih lanjut dalam konteks Iran, teori pilihan rasional digunakan untuk menjelaskan rasionalitas Iran meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China ditengah semakin meningkatnya embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap negaranya. Penulis memilih menggunakan teori pilihan rasional yang ditulis oleh Charles W.Kegley JR dan Shannon L.Blanton.

Mengaplikasikan Rational Choice Theory untuk memahami kebijakan luar negeri Iran yang semakin mendekat ke China melalui serangkaian kerjasama ekonomi khususnya di sektor energi. Adapun faktor utama yang mendasari kebijakan tersebut adalah Iran merasa terancam akan dampak yang semakin merugikan Iran atas pemberlakuan embargo ekonomi sepihak Amerika Serikat terhadap Iran dimana pemberlakuan embargo telah berdampak pada memburuknya kerjasama ekonomi Iran dengan Negara-negara mitranya yang sebagian besar merupakan Negara sekutu Amerika Serikat. Di tengah keadaan yang kurang menguntungkan ini, Iran berada pada posisi dimana harus membuat keputusan yang paling tepat yang salah satunya strateginya dengan meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara yang dianggap musuh Amerika Serikat seperti China. Sekalipun China adalah Negara komunis namun untuk menjamin keberlangsungan bagi negaranya, Iran tanpa ragu untuk mendekat ke China. Meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China merupakan suatu kesempatan bagi Iran untuk mengurangi ketergantungannya dengan Barat.


(24)

1.6Metodologi Penelitian 1.6.1. Level Analisis

Terdapat tiga tingkat analisa yang bisa dilihat dari tiga kemungkinan yang dapat digunakan untuk melihat tingkat analisa, pertama analisa reduksionis yakni apabila unit eksplanasinya memiliki tingkatan yang lebih rendah dari unit analisanya. Kedua analisa induksionis yakni apabila unit eksplanasinya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari unit analisanya. Ketiga analisa korelasionis yakni apabila unit eksplanasi dan unit analisa berada pada tingkatan yang sama.19

Variable dependen atau unit analisa dalam penelitian ini adalahrasionalitas Iran dalammeningkatkan kerjasama ekonomi dengan China yang dapat digolongkan sebagai analisis level negara. Sedangkan variable independen atau unit eksplanasi adalah embargo ekonomi Amerika Serikat.Adapunembargo ekonomi Amerika Serikat dapat digolongkan sebagai analisis level sistem internasional. Hubungan antar variable dalam penelitian ini bersifat induksionis. Karena unit eksplanasinya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari unit analisanya.

1.6.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanasi yang berupaya

menjawab pertanyaan “mengapa”.20

jenis penelitian ini bertujuan menjelaskan

19Ibid

.hal : 39

20


(25)

mengapa orang, kelompok orang, negara, kelompok negara di dalam sistem internasional berada dalam keadaan atau bertingkah laku seperti itu.21

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah studi pustaka, yang kemudian akan dimaksimalkan dengan pengumpulan data-data dari berbagai sumber yang dipercaya dari beberapa sumber bersifatsekunder yang diperoleh dari studi pustaka seperti buku, tulisan, artikel, ebook, dan data-data dari internet.Hal ini dilakukan untuk lebih mengakuratkan data yang diperoleh dalam penelitian nantinya.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kualitatif yang merupakan data berbentuk non angka yang dikumpulkan melalui sumber-sumber terkait. Data yang diperoleh dikategorikan dalam beberapa variable kemudian mengidentifikasi hubungan antar variable yang terdiri dari unit analisa dan unit eksplanasi.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Batasan Materi

Batasan materi digunakan dengan tujuan agar peneliti dapat tetap fokus sehingga menghasilkan tulisan yang linear. Penelitian ini difokuskan pada sanksi

21


(26)

ekonomi AS dalam sektor energiyang diberlakukan kepada Iran, serta peningkatan kerjasama ekonomi Iran-China sebagai langkah Iran dalam merespon embargo ekonomi AS yang semakin massif di era Mahmoud Ahmadinejad. Adapun indikator peningkatan kerjasama ekonomi Iran-China dalam penelitian ini difokuskan pada kerjasama dalam sektor energy minyak dan gas.

1.7.2 Batasan Waktu

Kerjasama ekonomi Iran-China telah terjalin sejak tahun 1990-an yang terus berkelanjutan sampai sekarang namun peneliti menggunakan batasan waktu kerjasama kedua negara ketika Iran dibawah pimpinan Mahmoud Ahmadinejad.

1.8 Hipotesis

Hubungan Iran dan Amerika Serikat yang semakin buruk pada era Mahmoud Ahmadinejad setelah kebuntuhan negosiasi terkait program nuklir sehingga berujung pada pemberlakuan embargo ekonomi Amerika Serikat yang semakin massif.Adapun embargo ekonomi telah dampak buruk bagi perekonomian Iran khususnya perkembangan industri minyak dan gas alam Iran karena banyak perusahaan asing yang mengakhiri kerjasamanya dengan Iran yang dianggap terlalu beresiko dibawah tekanan Amerika Serikat.Keadaan tidak menguntungkan tersebut mengharuskan Iran memainkan strateginya untuk tetap bisa bertahan di tengah embargo ekonomi. Salah satunya dengan meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara yang dianggap memiliki kepentingan berlawanan dengan arah politik luar negeri Amerika Serikat seperti China.


(27)

1.9 Sistematika Penulisan

Bab Bahasan Pokok

Bab 1: Pendahuluan 1.1.Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah

1.3.Tujuandan Manfaat Penelitian 1.4. Literatur Terdahulu

1.5.Landasan Teori

1.5.1Rational Choice Theory 1.6.Metode Penelitian

1.6.1 Level Analisis 1.6.2 Tipe Penelitian

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data 1.6.4 Teknik Analisa Data

1.7. Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Batasan Materi 1.7.2 Batasan Waktu

1.8. Hipotesis

1.9. Sistematika Penulisan Bab II

Embargo Ekonomi Amerika Serikat dan Dampaknya terhadap Ekonomi Domestik Iran

2.1 Embargo ekonomi Amerika Serikat

2.2 Alasan Embargo Ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran

2.3 Dampak Ekonomi Amerika Serikat 2.3.1 Ekonomi Domestik Iran 2.3.2 Proyek Nuklir Iran Bab III

China sebagai

Alternatif Peningkatan Kerjasama Ekonomi Iran

3.1 Faktor Strategis China bagi Iran 3.2 Sejarah Singkat Hubungan Iran-China 3.3 Kerjasama di Sektor Energi

1. Investasi di Sektor Energi 2. Perdagangan Minyak Mentah 3. Perdagangan Bensin

3.4 Polemik yang Muncul dalam Internal Iran Bab IV

Rasionalitas Iran Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China

Rasionalitas Iran Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China


(28)

(29)

ii

ERA MAHMUD AHMADINEJAD

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata -1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh :

RAMZATUL WIDAT NIM. 09260013

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(30)

iii Nama : Ramzatul Widat

NIM : 09260013

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Rasionalitas Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ditengah Embargo Ekonomi Amerika Serikat pada Era Mahmud Ahmadinejad

Disetujui Dosen Pembimbing, Pembimbing I

Tonny Dian Effendi, M.Si

Pembimbing II

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Mengetahui,

Dekan

FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Ketua Jurusan HI UMM


(31)

iv NIM : 09260013

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Rasionalitas Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ditengah Embargo Ekonomi Amerika Serikat pada Era Mahmud Ahmadinejad

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan Dinyatakan LULUS Pada Hari : Jum’at

Tanggal : 11 Oktober 2013

Tempat : Laboraturium Hubungan Internasional UMM

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Dewan Penguji :

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )

2. Helmia Asyathri, S.IP ( )

3. Tonny Dian Effendi, M.Si ( )


(32)

v Nama : Ramzatul Widat

NIM : 09260013

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JudulSkripsi :Rasionalitas Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ditengah Embargo Ekonomi Amerika Serikat pada Era Mahmoud Ahmadinejad.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian ini tidak terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah dibuat oleh orang lain, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah dicantumkan sumbernya dengan benar. Apabila di kemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak tertentu, maka saya bersedia untuk diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Malang, 4 Oktober 2013 Yang menyatakan,


(33)

vi NIM : 09260013

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JudulSkripsi : Rasionalitas Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ditengah Embargo Ekonomi Amerika Serikat pada Era Mahmud Ahmadinejad

Pembimbing : 1. Tonny Dian Effendi, M.Si 2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf

Pembimbing I Keterangan Tanggal

Paraf Pembimbing II Keterangan 5 September 2012 Pengajuan Judul Skripsi 5 September 2012 Pengajuan Judul Skripsi 17 Oktober 2012 ACC Judul Skripsi 17 Oktober 2012 ACC Judul Skripsi 27 Maret 2013 ACC Ujian Proposal Skripsi 27 Maret 2013 ACC Ujian Proposal Skripsi


(34)

vii

20 September ACC Bab III 20

September

ACC Bab III 20 September

2013 ACC Bab IV

20 September

2013

ACC Bab IV

20 September 2013

ACC UjianSkripsi

20 September

2013

ACC UjianSkripsi


(35)

viii

Serikat pada Era Mahmud Ahmadinejad. Skipsi, Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Tonny Dian Effendi, M.Si.; (II) Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Kebijakan Iran untuk kembali melanjutkan program nuklirnya pada Agustus 2005 telah memicu reaksi negatif dari barat khususnya Amerika Serikat yang berujung pada peningkatan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran pada era Mahmoud Ahmadinejad. Keadaan yang tidak mengguntungkan karena embargo ekonomi mengharuskan para pengambil keputusan luar negeri Iran meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara lain yang dianggap memiliki kepentingan berlawanan dengan arah politik luar negeri Amerika Serikat seperti China untuk memperlambat atau memperkecil dampak embargo ekonomi

Tipe penelitian ini adalah penelitian eksplanatif, dengan menggunakan rational choice theory yang menjelaskan bahwa pilihan rasional suatu negara lebih didasarkan pada maksimalisasi keuntungan dan minimalisasi kerugian dengan perhitungan untung rugi dari setiap alternatif yang ada. Resistensi China terkait embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran, kebangkitan ekonomi China serta China sebagai negara pengembang nuklir menjadikannya menarik bagi Iran. Adapun menurut hasil analisa untung rugi menunjukkan bahwa meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China di nilai lebih memaksimalkan keuntungan baik secara ekonomi maupun politik.

Kata Kunci: Teori Pilihan Rasional, kerjasama ekonomi, embargo ekonomi Malang, 3 Oktober2013 Penulis,

RamzatulWidat Menyetujui,

Pembimbing I

Tonny Dian Effendi, M.Si

Pembimbing II


(36)

ix

Cooperation with China in the Middle of U.S. Economic Embargo in Mahmoud Ahmadinejad Era, Thesis, Department of International Relations Faculty of Social and Political Science University of Muhammadiyah Malang, Advisor: (I) Tonny Dian Effendi, M.Si.; (II) Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Iran policy to resume its nuclear program in August 2005 have triggered negative reaction from the West especially the United States which resulted an increase U.S.economic embargo against Iran in Mahmud Ahmadinejad era. Unfavorable circumstances because of the economic embargo, requires foreign policy makers Iran to increase economic cooperation with other countries that are considered to have opposite interest with U.S foreign policy like China to slow or minimize the impact of the economic embargo

This type of research is explanatory research, using rational choice theory which explains that rational choice of country based on maximizing of profits and minimizing of losses by calculation of costs and benefits of each alternatives. China stance resistance to U.S economic embargo against Iran, China’s growing economic, and China as developer nuclear country create its interested for Iran. As according to the analysis of the costs and benefits from economic cooperation of Iran with China, show that increasing economic cooperation with China is assessed more maximize the benefits both economically and politically.

Keyword : Rational Choice Theory, Economic Cooperation, Economic Embargo Malang, October 3rd,2013 Researcher,

RamzatulWidat Approval,

Advisor I,

Tonny Dian Effendi, M.Si

Advisor II


(37)

x

Dengan rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikanpenelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Rasionalitas Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ditengah Embargo Ekonomi Amerika Serikat pada Era Mahmoud Ahmadinejad”

Sampai saat ini Kawasan Timur Tengah tetap selalu menarik untuk dikaji dan diteliti yang muncul dinamika konflik tentang proses demokratisasi, isu nuklir, sampai intervensi kekuatan asing yang memiliki kepentingan langsung khususnya dengan negara-negara yang kaya akan sumber daya minyak. Salah satu negara Islam seperti Iran yang hingga saat ini tetap menjadi permasalahan bagi kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut. Konflik yang hingga saat ini masih berlangsung antara keduanya adalah krisis nuklir Iran. Disisi yang berbeda keterlibatan Negara besar lainnya seperti China, Rusia dan Uni Eropa di tengah konflik Iran-Amerika Serikat menjadisemakin menarik untuk dikaji dan diteliti.

Di tengah semakin memburuknya hubungan Iran dan Amerika Serikat, terlihat Iran masih mampu untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan China ketika banyak negara yang mulai meninggalkan Iran yang dianggap terlalu beresiko sebagai Negara yang melanggar ketentuan embargo yang ditetapkan Amerika Serikat terhadap perusahaan asing yang masih melakukan bisnis dengan industry minyak Iran.


(38)

xi

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari nilai sempurna karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah S.W.T , Adapun dalam tulisan ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan, oleh karenanya penulis berharap untuk nantinya terdapat tulisan lainnya dengan tema yang sama sebagai bahan pembanding maupun melengkapi kekurangan dalam tulisan ini.

Malang, 4 Oktober 2013 Peneliti,


(39)

xii

bantuan, instruksi dalam proses penyelesaian tugas akhir ini, maka dengan segenap kerendahan hati penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

“Bapak Tonny Dian Effendi, M.Si dan Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dosen pembimbing I dan II atas segala bimbingan, arahan,informasi serta kritik yang telah banyak membantu penulis dalam proses penyelesaiaan tugas akhir ini”

“Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan ibu Helmia Asyathri, S.IP selaku dewan

penguji atas segala masukan, kritikan serta ide-ide yang sangat bermanfaat untuk meng-islah tulisan ini menjadi lebih baik”

“Seluruh dosen pengajar di jurusan Hubungan Internasional yang telah memberikan

wawasan keilmuan yang secara langsung maupun tidak menjadi bekal untuk

menyelesaikan tugas akhir ini”

“Sunarto & Sunarti selaku bapak dan Ibuku yang berperan penting dalam seluruh

hidupku, sosok yang memiliki arti penting dalam kehidupanku yang tidak akan tergantikan oleh sosok apapun, yang selalu mendoakanku dalam setiap hembusan nafasnya, yang selalu menyayangi dan memperhatiakanku serta memotivasiku ketika aku dalam masa keterpurukan, ribuan terimakasih aku ucapkan dengan ketulusan

hati untuk Ayah dan Ibukuku”

“Bogi Febrianto& Zainud Tauhid selaku Kakak-Adikku yang sepenuh hati menyayangiku, serta sosok yang aku sayang dalam hidupku, yang selalu memotivasiku, ribuan terimakasih aku ucapkan dengan ketulusan hati untuk Kakak

dan Adikku”

“Seluruh keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu, keluarga yang menjadi motivasiku atas segala hal, terimakasih banyak aku ucapkan dengan


(40)

xiii

terdekatku”

“Seluruh teman-teman Jurusan Hubungan Internasional angkatan 2009 Universitas

Muhammadiyah Malang yang selalu memberi dukungan motivasi serta doa, dan menjadi motivasi bagi diriku pribadi, terimakasih banyak atas segala hal yang telah

diberikan kepadaku,”

“seluruh teman-teman dan kerabat terdekatku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi serta doa untuk diriku, terimakasih banyak atas segalanya”


(41)

xiv

Lembar Orisinalitas ... iv

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... v

Absraksi ... vii

Kata Pengantar ... ix

Kata Persembahan ... xi

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Grafik ... xvii

Daftar Gambar ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.Literatur Terdahulu ... 8

1.5. Landasan Teori ... 18

1.5.1 Rational Choice Theory ... 18

1.6. Metode Penelitian ... 23

1.6.1 Level Analisis ... 23

1.6.2 Tipe Penelitian ... 24

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 24

1.6.4 Teknik Analisa Data ... 24


(42)

xv

BAB II EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP EKONOMI DOMESTIK IRAN

2.1 Embargo Ekonomi Amerika Serikat ... 28

2.2 Alasan Embargo Ekonomi Amerika Serikat terhadap Iran ... 32

2.3 Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat ... 33

2.3.1 Ekonomi Domestik Iran ... 33

2.3.2 Proyek Nuklir Iran ... 40

BAB III CHINA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KERJASAMA EKONOMI IRAN 3.1 Sejarah Singkat Hubungan Iran-China ... 43

3.2 Kerjasama di Sektor Energi ... 45

1. Investasi di Sektor Energi ... 47

2. Perdagangan Minyak Mentah ... 54

3. Perdagangan Bensin ... 56

3.3 Polemik yang Muncul dalam Internal Iran ... 59

BAB IV RASIONALITAS IRAN MENINGKATKAN KERJASAMA EKONOMI DENGAN CHINA 4.1 Faktor Strategis China bagi Iran ... 66

1. Sikap Resistensi China ... 67

2. Kemajuan Ekonomi China ... 69


(43)

xvi BAB V PENUTUP


(44)

xvii

Tabel 2.2: Perusahaan yang Menghentikan Penjualan Bensin ke Iran ... 39

Tabel 3.1: Investasi China di Sektor Energi Iran ... 54

Tabel 3.2: Impor Minyak Mentah China ... 55

Tabel 3.3: Perusahan yang mengimpor bensin ke Iran 2009-2010 ... 58

Tabel 4.1: Keuntungan dan Kerugian Iran dalam Meningkatkan Kerjasama Ekonomi dengan China ... 77


(45)

(46)

(47)

xx Muhammad, Ardison.2010, IRAN, Surabaya, Liris

Cipto, Bambang.2011, Dunia Islam dan masa depan Hubungan Internasional di Abad 21,LP3M UMY

Mas’oed, Mohtar. 1990.Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan

Metodologi.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Eby hara, Abubakar. 2011, Pengantar Analisa Politik Luar Negeri,Dari Realisme sampai Kontrativisme. Bandung, Nuansa Cendikia

Annette, Freyberg-Inan.2004,What Moves Man; The Realist Theory of Internasional Relation and Its Judgment of Human Nature. Albany, State University of New York Press

Kegley W, Charles dan Blanton L, Shannon.2010-2011, World Politics Trend and Transformation, The University of Memphis

Sutopo, FX. China sejarah singkat. Jakarta, Garasi

Widyahartono, Bob,Bangkitnya Naga Besar Asia; Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial China menuju China Baru, Yogjakarta, ANDI

Chow C, Gregory.2011,Memahami Dahsyatnya Ekonomi China, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Kusuma, Dwijaya,China Mencari Minyak; China ke Seluruh Dunia 1990-2007 , Depok, Centre for Chinese Studies-UI

Kynge, James,2007, Rahasia Sukses Ekonomi Cina; Kebangkitan Cina Menggeser Amerika Serikat sebagai Superpower Ekonomi Dunia, Bandung, Mizan Meredith, Robyn,2010, Menjadi Raksasa Dunia;Fenomena Kebangkitan India dan

Cina yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita, Bandung, NUANSA

Cipto, Bambang.2004, Dinamika Politik Iran; Puritanisme, Proses Demokratisasi, dan Fenomena Khatami, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Ansari, Ali M,2008, Supremasi Iran; Poros Setan atau Superpower Baru? Edisi Terjemahan, Jakarta, Zahra


(48)

xxi 72639.html

SemiraN.Nikou, Timeline of Iran‟s Nuclear

Activitiesdiaksesdarihttp://iranprimer.usip.org/resource/timeline-irans-nuclear-activities

China tolaksanksi AS terhadap Iran diakses dari http://www.islamtimes.org/vdcg7u9qyak9xu4.1ira.html

LIU jun and WU lei, 2010, Key Issues in China – Iran Relationsdalam Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol 4, No 1, 2010, Institute for International Studies, Yunnan University dalam http://mideast.shisu.edu.cn/picture/article/33/f6/91/1c67de2f4f80bc2016e8 7091b9f3/2eb09457-0465-4db0-9793-1609849e1087.pdf

Arti Selat Hormuz bagi Dunia, diakses dari

http://news.liputan6.com/read/372858/arti-selat-hormuz-bagi-dunia

Kenneth Katzman ,The Iran sanctions Act (ISA )diakses dari http://fpc.state.gov/documents/organization/125939.pdf

Iran‟s Chinese Energy Partners diakses dari

http://www.defenddemocracy.org/stuff/uploads/publications/China_Report _September_2010_for_Website.pdf

new U.S extraterritorial sanctions against Iran diakses dari http://www.freshfields.com/uploadedFiles/SiteWide/Knowledge/New%20 US%20extraterritorial%20sanctions%20against%20Iran.pdf

Tom Doggett,House passes Iran gasoline sanctions bill, dalam

http://www.reuters.com/article/2009/12/16/us-usa-iran-sanctions-idUSTRE5BE61K20091216

Simon Webb, Iran relies on friendly powers for fuel supplies diakses dari http://in.reuters.com/article/2010/07/08/idINIndia-49985820100708

Turkey to Ship Gasoline to Iran diakses dari

http://www.intelligencequarterly.com/2010/05/turkey-to-ship-gasoline-to-iran/

Mark Dubowitz dan Laura Grossman “Iran‟s Energy Partners ; Companies


(49)

xxii

http://www.fas.org/pubs/_docs/IssueBrief-Sanctions.pdf

The Lengthening List of Iran Sanctions dalam http://www.cfr.org/iran/lengthening-list-iran-sanctions/p20258

Sanksi AS terhadap Bank Sentral Iran, berdampak kecil diakses dari http://www.intelijen.co.id/warta/1682-sanksi-as-terhadap-bank-sentral-iran-miliki-dampak-kecil

UPDATE 2-Japan's Inpex quits IranAzadegan oilfield project diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/10/15/japan-iran-inpex-idUSTOE69E04E20101015

Shell pulls out of Iran gas deal diakses dari http://royaldutchshellplc.com/2008/05/14/shell-pulls-out-of-iran-gas-deal-2/

Spain's Repsol pulls out of Iran gas project diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/06/28/iran-repsol-idAFLDE65R0JE20100628

Statoil to stop investing in Iran diakses dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/7537132.stm

S.Korea GS E&C says scraps $1.2 bln Iran gas deal diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/07/01/gsec-iran-idAFTOE66007020100701?sp=true

Spencer Swartz, LyondellBasell Will Quit Iran diakses dari http://online.wsj.com/article/SB20001424052748703447004575449463727 514380.html

Eni says hands over Iran oilfield to local partners diakses dari

http://in.reuters.com/article/2010/04/29/eni-iran-idINLDE63S0XT20100429?sp=true

Iran diakses dari http://www.eia.gov/countries/cab.cfm?fips=ir

Spencer Swartz, LyondellBasell Will Quit

Irandiaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB2000142405274870344700 4575449463727514380.html

India's Reliance halts petrol sales to

Iran- reportdiaksesdarihttp://www.reuters.com/article/2009/06/04/reliance-iran-gasoline-idUSDEL47243620090604


(50)

xxiii

petronas-iran-idUSTRE63E18120100415

Spencer Swartz dan Benoit Faucon, Total Halts Gas Sales to Iran diaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB10001424052748703964104575 334253514493096.html?mod=googlenews_wsj&mg=com-wsj

Luke Pachymuthu, Royal Dutch Shell stops gasoline sales to Iran-trade diaksesdarihttp://www.reuters.com/article/2010/03/10/iran-shell-gasoline idUSLDE62918C20100310?type=marketsNews

Luke Pachymuthu dan Simon Webb , UPDATE 4-Trafigura, Vitol stopping Iran

gasoline sales-sources diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/03/08/traders-iran-gasoline-idUSLDE62712920100308

Iran, Negeri Sejuta Embargo (3-habis) diakses dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/11/ma1og3-iran-negeri-sejuta-embargo-3habis

Swiss Firm Halts Its Sales of Gas to

Irandiaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB126300336665822669.html Iran truns to China, barter to survive sanctions diakses dari

http://www.acus.org/files/publication_pdfs/403/111011_ACUS_IranChina. PDF

Peter Mackenzie, A Closer Look at China-Iran Relations, Rountable Report diaksesdarihttp://www.cna.org/sites/default/files/research/d0023622%20a %20closer%20look%20at%20china-iran%20relations.pdf

John S.Park , Iran Primer: Iran and China diakses dari http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/tehranbureau/2010/10/iran-primer-iran-and-china.html

John W.GarverChina‟s Iran Policies

diaksesdarihttp://www.uscc.gov/sites/default/files/4.13.11Garver.pdf EIA , Iran Energy Profile: Still OPEC‟s Second-Largest Oil Producer-Analysis

dalam http://www.eurasiareview.com/22112011-iran-energy-profile-still-opecs-second-largest-oil-producer-analysis/

John Garver, Flynt dan Mann Leverett, Moving (Slightly) Closer to Iran: China‟s

shifting calculus for managing its „Persian Gulf Dilemma diakses dari http://legacy2.sais-jhu.edu/centers/reischauer/moving_slightly_closer.pdf


(51)

xxiv

http://www.piie.com/publications/chapters_preview/5126/03iie5126.pdf

Malaysia, China to develop Iran‟s Resalat

oilfielddiaksesdarihttp://en.trend.az/regions/iran/1496396.html

Chen Aizhu, Update 2- CNPC in Iran gas deal, beefs up Tehran team –source diakses dari http://in.reuters.com/article/2010/02/10/cnpc-iran-gas-idINTOE61909U20100210

Hasshem Kalantari, Thai, Chinese firms sign deals to develop Iran oil fields diakses dari http://www.rigzone.com/news/article.asp?a_id=23151

Xiao Wan,CNPC to develop Azadegan oilfield,

diaksesdarihttp://www.chinadaily.com.cn/business/2009-01/16/content_7403699.htm

CNPC signs pact to develop South Azadegan oilfield diakses dari http://www.china.org.cn/business/2009-08/01/content_18247178.htm Sinopec in deal to explore Iran oil block diakses dari

http://www.chinadaily.com.cn/china/2006-06/22/content_622958.htm Wang Ying dan Dinakar Sethuraman,China, Iran Sign $2 Billion Oil Production

Agreement (Update2) diakses dari

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=akJh5.VK0 poU

Jonas Ramos, Iran tries to deal with its gasoline addiction diakses dari http://m.arabianbusiness.com/iran-tries-deal-with-its-gasoline-addiction-214787.html

Nikolay A. Kozhanov , U.S Economic Sanctions against Iran: Undermined by External Factors diakses dari http://www.mepc.org/journal/middle-east- policy-archives/us-economic-sanctions-against-iran-undermined-external-factors?print

Luke Pachymuthu dan Seng Li Peng, Exclusive:China's top oil firms sell gasoline to Iran-trade diakases dari http://www.reuters.com/article/2010/04/14/us-china-iran-gasoline-idUSTRE63D1CY20100414

U.S and Iranian Strategic competition:The Impact of China and Russia diakses dari http://csis.org/files/publication/121129_srf_chapter_11_china_russia.pdf


(52)

xxv

http://www.uscc.gov/sites/default/files/4.13.11Garver.pdf

China-Iran Foreign Relations dalam http://www.irantracker.org/foreign-relations/china-iran-foreign-relations

China’s Growing Role In the Middle East:Implications for the Region and Beyond Gulf Research dalam http://cftni.org/full-monograph-chinas-growing-role-in-me.pdf

Iran and China to expand trade relations dalam

http://www.payvand.com/news/12/apr/1001.html

Iran Invites Big Trade Partner China to Visit Its Nuclear Sites dalam http://www.payvand.com/news/11/may/1244.html


(1)

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku, jurnal dan E-Book

El-gogary, Adel.2007.Ahmadinejad The Nuclear Savior of Tehran; Sang Nuklir Membidas Hegemoni AS & Zionis Depok. Pustaka IIMAN

Muhammad, Ardison.2010, IRAN, Surabaya, Liris

Cipto, Bambang.2011, Dunia Islam dan masa depan Hubungan Internasional di Abad 21,LP3M UMY

Mas’oed, Mohtar. 1990.Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Eby hara, Abubakar. 2011, Pengantar Analisa Politik Luar Negeri,Dari Realisme sampai Kontrativisme. Bandung, Nuansa Cendikia

Annette, Freyberg-Inan.2004,What Moves Man; The Realist Theory of Internasional Relation and Its Judgment of Human Nature. Albany, State University of New York Press

Kegley W, Charles dan Blanton L, Shannon.2010-2011, World Politics Trend and Transformation, The University of Memphis

Sutopo, FX. China sejarah singkat. Jakarta, Garasi

Widyahartono, Bob,Bangkitnya Naga Besar Asia; Peta Politik, Ekonomi, dan Sosial China menuju China Baru, Yogjakarta, ANDI

Chow C, Gregory.2011,Memahami Dahsyatnya Ekonomi China, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Kusuma, Dwijaya,China Mencari Minyak; China ke Seluruh Dunia 1990-2007 , Depok, Centre for Chinese Studies-UI

Kynge, James,2007, Rahasia Sukses Ekonomi Cina; Kebangkitan Cina Menggeser Amerika Serikat sebagai Superpower Ekonomi Dunia, Bandung, Mizan Meredith, Robyn,2010, Menjadi Raksasa Dunia;Fenomena Kebangkitan India dan

Cina yang Luar Biasa dan Pengaruhnya terhadap kita, Bandung, NUANSA

Cipto, Bambang.2004, Dinamika Politik Iran; Puritanisme, Proses Demokratisasi, dan Fenomena Khatami, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Ansari, Ali M,2008, Supremasi Iran; Poros Setan atau Superpower Baru? Edisi Terjemahan, Jakarta, Zahra


(2)

Sumberdari Internet

Iran-EU Agreement on Nuclear Programme diakses dari http://www.iaea.org/newscenter/focus/iaeairan/eu_iran14112004.shtml

Iran’s nuclear timeline diakses dari

http://www.aljazeera.com/programmes/empire/2011/11/201111301119549 72639.html

SemiraN.Nikou, Timeline of Iran‟s Nuclear

Activitiesdiaksesdarihttp://iranprimer.usip.org/resource/timeline-irans-nuclear-activities

China tolaksanksi AS terhadap Iran diakses dari http://www.islamtimes.org/vdcg7u9qyak9xu4.1ira.html

LIU jun and WU lei, 2010, Key Issues in China – Iran Relationsdalam Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol 4, No 1, 2010, Institute for International Studies, Yunnan University dalam http://mideast.shisu.edu.cn/picture/article/33/f6/91/1c67de2f4f80bc2016e8 7091b9f3/2eb09457-0465-4db0-9793-1609849e1087.pdf

Arti Selat Hormuz bagi Dunia, diakses dari

http://news.liputan6.com/read/372858/arti-selat-hormuz-bagi-dunia

Kenneth Katzman ,The Iran sanctions Act (ISA )diakses dari http://fpc.state.gov/documents/organization/125939.pdf

Iran‟s Chinese Energy Partners diakses dari

http://www.defenddemocracy.org/stuff/uploads/publications/China_Report _September_2010_for_Website.pdf

new U.S extraterritorial sanctions against Iran diakses dari http://www.freshfields.com/uploadedFiles/SiteWide/Knowledge/New%20 US%20extraterritorial%20sanctions%20against%20Iran.pdf

Tom Doggett,House passes Iran gasoline sanctions bill, dalam

http://www.reuters.com/article/2009/12/16/us-usa-iran-sanctions-idUSTRE5BE61K20091216

Simon Webb, Iran relies on friendly powers for fuel supplies diakses dari http://in.reuters.com/article/2010/07/08/idINIndia-49985820100708

Turkey to Ship Gasoline to Iran diakses dari

http://www.intelligencequarterly.com/2010/05/turkey-to-ship-gasoline-to-iran/

Mark Dubowitz dan Laura Grossman “Iran‟s Energy Partners ; Companies Requiring Investigation Under U.S Sanctions Law” diakses dari


(3)

http://www.defenddemocracy.org/stuff/uploads/documents/IEP_Report_A ugust_2010_for_Website_PDF.pdf

Daniel Wertz and Ali Vaez, Sanctions and Nonproliferation in North Korea and Iran:

A Comperative Analysis diakses dari

http://www.fas.org/pubs/_docs/IssueBrief-Sanctions.pdf

The Lengthening List of Iran Sanctions dalam http://www.cfr.org/iran/lengthening-list-iran-sanctions/p20258

Sanksi AS terhadap Bank Sentral Iran, berdampak kecil diakses dari http://www.intelijen.co.id/warta/1682-sanksi-as-terhadap-bank-sentral-iran-miliki-dampak-kecil

UPDATE 2-Japan's Inpex quits IranAzadegan oilfield project diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/10/15/japan-iran-inpex-idUSTOE69E04E20101015

Shell pulls out of Iran gas deal diakses dari http://royaldutchshellplc.com/2008/05/14/shell-pulls-out-of-iran-gas-deal-2/

Spain's Repsol pulls out of Iran gas project diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/06/28/iran-repsol-idAFLDE65R0JE20100628

Statoil to stop investing in Iran diakses dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/7537132.stm

S.Korea GS E&C says scraps $1.2 bln Iran gas deal diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/07/01/gsec-iran-idAFTOE66007020100701?sp=true

Spencer Swartz, LyondellBasell Will Quit Iran diakses dari http://online.wsj.com/article/SB20001424052748703447004575449463727 514380.html

Eni says hands over Iran oilfield to local partners diakses dari

http://in.reuters.com/article/2010/04/29/eni-iran-idINLDE63S0XT20100429?sp=true

Iran diakses dari http://www.eia.gov/countries/cab.cfm?fips=ir

Spencer Swartz, LyondellBasell Will Quit

Irandiaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB2000142405274870344700 4575449463727514380.html

India's Reliance halts petrol sales to

Iran- reportdiaksesdarihttp://www.reuters.com/article/2009/06/04/reliance-iran-gasoline-idUSDEL47243620090604


(4)

Spencer Swartz, Swiss Firm Halts Its Sales of Gas to Iran diakses dari http://online.wsj.com/article/SB126300336665822669.html

Niluksi Koswanage dan Luke Pachymuthu, Petronas Halts Fuel sales to Iran as Sanctions Loom diakses dari http://www.reuters.com/article/2010/04/15/us-petronas-iran-idUSTRE63E18120100415

Spencer Swartz dan Benoit Faucon, Total Halts Gas Sales to Iran diaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB10001424052748703964104575 334253514493096.html?mod=googlenews_wsj&mg=com-wsj

Luke Pachymuthu, Royal Dutch Shell stops gasoline sales to Iran-trade diaksesdarihttp://www.reuters.com/article/2010/03/10/iran-shell-gasoline idUSLDE62918C20100310?type=marketsNews

Luke Pachymuthu dan Simon Webb , UPDATE 4-Trafigura, Vitol stopping Iran

gasoline sales-sources diakses dari

http://www.reuters.com/article/2010/03/08/traders-iran-gasoline-idUSLDE62712920100308

Iran, Negeri Sejuta Embargo (3-habis) diakses dari

http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/09/11/ma1og3-iran-negeri-sejuta-embargo-3habis

Swiss Firm Halts Its Sales of Gas to

Irandiaksesdarihttp://online.wsj.com/article/SB126300336665822669.html Iran truns to China, barter to survive sanctions diakses dari

http://www.acus.org/files/publication_pdfs/403/111011_ACUS_IranChina. PDF

Peter Mackenzie, A Closer Look at China-Iran Relations, Rountable Report diaksesdarihttp://www.cna.org/sites/default/files/research/d0023622%20a %20closer%20look%20at%20china-iran%20relations.pdf

John S.Park , Iran Primer: Iran and China diakses dari http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/tehranbureau/2010/10/iran-primer-iran-and-china.html

John W.GarverChina‟s Iran Policies

diaksesdarihttp://www.uscc.gov/sites/default/files/4.13.11Garver.pdf EIA , Iran Energy Profile: Still OPEC‟s Second-Largest Oil Producer-Analysis

dalam http://www.eurasiareview.com/22112011-iran-energy-profile-still-opecs-second-largest-oil-producer-analysis/

John Garver, Flynt dan Mann Leverett, Moving (Slightly) Closer to Iran: China‟s shifting calculus for managing its „Persian Gulf Dilemma diakses dari http://legacy2.sais-jhu.edu/centers/reischauer/moving_slightly_closer.pdf


(5)

sanction again Iran drive up china trade tenfold in decade diakses dari http://www.scmp.com/article/739481/sanctions-against-iran-drive-china-trade-tenfold-decade

Chinese investments to secure natural resource supplies, diaksesdari http http://www.piie.com/publications/chapters_preview/5126/03iie5126.pdf

Malaysia, China to develop Iran‟s Resalat

oilfielddiaksesdarihttp://en.trend.az/regions/iran/1496396.html

Chen Aizhu, Update 2- CNPC in Iran gas deal, beefs up Tehran team –source diakses dari http://in.reuters.com/article/2010/02/10/cnpc-iran-gas-idINTOE61909U20100210

Hasshem Kalantari, Thai, Chinese firms sign deals to develop Iran oil fields diakses dari http://www.rigzone.com/news/article.asp?a_id=23151

Xiao Wan,CNPC to develop Azadegan oilfield,

diaksesdarihttp://www.chinadaily.com.cn/business/2009-01/16/content_7403699.htm

CNPC signs pact to develop South Azadegan oilfield diakses dari http://www.china.org.cn/business/2009-08/01/content_18247178.htm Sinopec in deal to explore Iran oil block diakses dari

http://www.chinadaily.com.cn/china/2006-06/22/content_622958.htm Wang Ying dan Dinakar Sethuraman,China, Iran Sign $2 Billion Oil Production

Agreement (Update2) diakses dari

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive&sid=akJh5.VK0 poU

Jonas Ramos, Iran tries to deal with its gasoline addiction diakses dari http://m.arabianbusiness.com/iran-tries-deal-with-its-gasoline-addiction-214787.html

Nikolay A. Kozhanov , U.S Economic Sanctions against Iran: Undermined by External Factors diakses dari http://www.mepc.org/journal/middle-east- policy-archives/us-economic-sanctions-against-iran-undermined-external-factors?print

Luke Pachymuthu dan Seng Li Peng, Exclusive:China's top oil firms sell gasoline to Iran-trade diakases dari http://www.reuters.com/article/2010/04/14/us-china-iran-gasoline-idUSTRE63D1CY20100414

U.S and Iranian Strategic competition:The Impact of China and Russia diakses dari http://csis.org/files/publication/121129_srf_chapter_11_china_russia.pdf


(6)

Venezuela setuju pasok bensin ke Iran diakases dari

http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/88339-venezuela_setuju_pasok_bensin_ke_iran

John W.Garver China‟s Iran Policies diakases dari http://www.uscc.gov/sites/default/files/4.13.11Garver.pdf

China-Iran Foreign Relations dalam http://www.irantracker.org/foreign-relations/china-iran-foreign-relations

China’s Growing Role In the Middle East:Implications for the Region and Beyond Gulf Research dalam http://cftni.org/full-monograph-chinas-growing-role-in-me.pdf

Iran and China to expand trade relations dalam

http://www.payvand.com/news/12/apr/1001.html

Iran Invites Big Trade Partner China to Visit Its Nuclear Sites dalam http://www.payvand.com/news/11/may/1244.html