Adaptasi S. cerevisiae TINJAUAN PUSTAKA 1 Ubi Kayu

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Ubi Kayu Ubi kayu yang dipergunakan dalam penelitian ini mempunyai ciri-ciri fisik antara lain umbinya berbentuk silinder memanjang, kulit berwarna coklat tua dengan daging umbi berwarna putih. Bubur ubi kayu mengandung banyak air dan pati dengan sedikit lemak, protein dan serat Tabel 4. Tabel. 4 Komposisi kimia ubi kayu segar Komposisi Parameter bb bk Air Abu Lemak Protein Pati karbohidrat by difference Serat Kasar Selulosa Hemiselulosa Lignin 66,74 0,67 0,36 1,05 30,42 0,77 0,94 3,11 0,18 2,52 1,33 3,94 89,35 2,87 3,51 11,67 0,67 Keterangan : bb = berat basah, bk = berat kering Hasil analisis menunjukkan kadar air ubi kayu segar adalah 66,74. Hasil tersebut lebih tinggi dari yang didapatkan Susmiati 2010 yaitu sebesar 57 dan dari Pandanou et al. 2005 sebesar 60,30. Menurut Priadi 2009, beberapa jenis ubi kayu di Indonesia memiliki kandungan air sebesar 58 sampai 66. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi perbedaan jenis ubi kayu, daerah penanaman dan waktu panen Hartadi et al.1986. Pengukuran kadar air penting dilakukan karena hasil pengukuran akan digunakan dalam perhitungan pengenceran asam dan kadar padatan dalam proses hidrolisis. Kadar air pada ubi kayu diharapkan dapat mengurangi penggunaan air. Selain menghemat air juga menghemat biaya untuk proses pengeringan, namun ubi kayu segar memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat disimpan terlalu lama. Kadar abu dalam bahan menggambarkan kandungan mineral-mineral anorganik sisa pembakaran bahan organik pada suhu 550 o C Apriyantono et al. 1988. Pada penelitian ini kadar abu ubi kayu sebesar 0,67 pada berat basah dan 2,52 pada bobot kering. Hasil yang didapat tidak jauh berbeda dengan yang dilaporkan Arnata 2009 yaitu sebesar 2,55 pada bobot keringnya. Kadar lemak dan protein bahan berturut-turut 1,33 bk dan 3,94 bk Kadar Lemak lebih rendah dari yang dilaporkan Arnata 2009 yaitu sebesar 6,54 bk sedangkan kadar proteinnya lebih tinggi dari yang dilaporkan Arnata 2009 yaitu sebesar 1,81 bk Polisakarida yang penting dalam ubi kayu adalah pati dan serat. Monomer keduanya digunakan oleh agen fermentasi sebagai sumber energi untuk mensintesis ATP dalam proses fermentasi. Pati merupakan bagian terpenting yang dapat digunakan menjadi bahan dasar pembuatan etanol. Pati akan terhidrolisis menjadi monomer glukosa dan manosa. Pada hidrolisis asam, glukosa dapat terdegradasi lebih lanjut manjadi HMF yang dapat mengambat pembentukan etanol pada proses fermentasi Gambar 1. Kadar pati yang didapat pada penelitian ini adalah sebesar 30,42 bb dan 89,35 bk Tabel 2. Hasil tersebut lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh Tokuari 2004 sebesar 24 bb dan Arnata 2009 sebesar 62,54 bk. Kadar serat kasar yang didapat dalam penelitian ini adalah sebesar 0,77. Kadar serat yang kecil berpengaruh terhadap proses hidrolisis. Serat lebih sulit terdegradasi dibanding pati karena mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Subagio 2006 melaporkan serat ubi kayu adalah sebesar 0,60 sedangkan pada keadaan kering serat yang didapat adalah sebesar 2,87. Keadaan ini lebih besar dari yang dilaporkan Arnata 2009 yaitu sebesar 2,69 Kadar selulosa, hemiselulosa dan lignin dianalisa dengan menentukan nilai Acid Detergent Fiber ADF dan Neutral Detergen Fiber NDF Van Soetst 1963. Pada penelitian ini komponen yang terbesar dari ubi kayu adalah hemiselulosa sebesar 11,67 diikuti selulosa sebesar 3,15 dan lignin 0,67. Kadar hemiselulosa yang tinggi berpotensi menjadi monomer gula yang tinggi pula. Namun, hemiselulosa juga berpotensi terdegradasi menjadi menjadi senyawa penghambat berupa furfural dan HMF Almeida 2007.