KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan dalam Islam ialah suatu akad atau perjanjian yang mengikat antara laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan biologis antara kedua belah pihak dengan sukarela berdasarkan syariat Islam.1

Dalam perkawinan wali itu adalah seseorang yang bertindak atas nama mempelai perempuan dalam suatu akad nikah. Keberadaan seorang wali dalam akad nikah adalah suatu yang mesti dan tidak sah akad perkawinan yang tidak dilakukan oleh wali. Wali itu ditempatkan sebagai rukun dalam perkawinan.2

Memang tidak ada satu ayat Al- Qur’an pun yang jelas secara ibarat al-nash yang menghendaki keberadaan wali dalam akad perkawinan. Namun dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk nash yang ibarat-nya tidak menunjuk kepada keharusan adanya wali, tetapi dari ayat tersebut secara isyarat nash dapat dipahami menghendaki adanya wali.3

Di antara ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan adanya wali adalah sebagai berikut:

1 Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Jawa Timur,

Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia (Surabaya: 2005), hal. 8.

2

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang

Undang Perkawinan (Jakarta: 2007), hal. 69.

3


(2)

Surat Al-Baqarah ayat 232:





























“Dan apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suami mereka”.4

Surat Al-Baqarah ayat 221:































“Dan janganlah kamu mengawinkan anak-anak perempuanmu dengan laki-laki musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba sahaya yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu”.5

Surat An-Nur ayat 32:















































“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (untuk kawin) di antara hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”.6

Ibarat nash ketiga ayat tersebut di atas tidak menunjukkan keharusan adanya wali; karena yang pertama larangan menghalangi perempuan yang habis iddahnya untuk kawin, ayat kedua larangan perkawinan antara perempuan

4

QS. Al-Baqarah [2]: 232 5

QS. Al-Baqarah [2]: 221 6


(3)

muslimah dengan laki-laki musyrik, sedangkan ayat ketiga suruhan untuk mengawinkan orang-orang yang masih bujang. Namun karena dalam ketiga ayat itu khitab Allah berkenaan dengan perkawinan dialamatkan kepada wali, dapat pula dipahami keharusan adanya wali dalam perkawinan. Dari pemahaman ketiga ayat tersebut diatas jumhur ulama menetapkan keharusan adanya wali dalam perkawinan.7

Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, akad nikah dilakukan oleh wali sendiri atau diwakilkan kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau orang lain yang menurut Pegawai Pencatat Nikah (PPN) dianggap memenuhi syarat.8

Dalam Undang-Undang perkawinan tidak disebutkan adanya wali sebagai salah satu persyaratan atau rukun perkawinan. Namun dalam Undang-Undang Perkawinan menyinggung tentang wali nikah dalam pembatalan perkawinan pada pasal 26 yang berbunyi: “Perkawinan yang dilangsungkan di muka pegawai pencatat perkawinan yang tidak berwenang, wali nikah yang tidak sah atau yang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh dua orang saksi dapat dimintakan pembatalannya oleh para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri, jaksa, dan suami atau istri”.9

7 Syarifuddin, Op.Cit., hal. 70. et seq. 8

Mohd.Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam: Suatu analisis dari Undang-Undang No. 1

tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: 2002), hal. 222.

9

Undang-Undang Perkawinan dan Pelaksanaan Pengangkatan Anak, pasal 26, Fokusmedia


(4)

Menurut INPRES No. 1 Tahun 1991 dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 19 dijelaskan bahwa: “Wali nikah dalam perkawinan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita yang bertindak untuk menikahkannya”.10

Sedangkan dalam pasal 20 Kompilasi Hukum Islam (KHI) berisi: “Yang bertindak sebagai wali nikah ialah seorang laki-laki yang memenuhi syarat hukum Islam yakni muslim, akil dan baligh; Wali nikah terdiri dari wali nasab dan wali hakim”.11

Pada pasal 21 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan: “Wali nasab terdiri dari empat kelompok dalam urutan kedudukan, kelompok yang satu didahulukan dari kelompok yang lain sesuai erat tidaknya susunan kekerabatan dengan calon mempelai wanita: Kelompok kerabat laki-laki garis lurus ke atas yakni ayah, kakek dari pihak ayah, dan seterusnya; Kelompok kerabat saudara laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah dan keturunan laki-laki mereka; Kelompok kerabat paman, yakni saudara laki-laki kandung ayah, saudara seayah dan keturunan laki-laki mereka; Kelompok saudara laki-laki kandung kakek, saudara laki-laki seayah kakek, dan keturunan laki-laki mereka; Apabila dalam salah satu kelompok wali nikah terdapat beberapa orang yang sama-sama berhak menjadi wali, maka yang paling berhak menjadi wali ialah yang lebih dekat derajat kekerabatannya dengan calon mempelai wanita; Apabila dalam satu kelompok sama derajat kekerabatannya maka yang paling berhak menjadi wali

10

Kompilasi Hukum Islam, pasal 19, Karya Anda (Surabaya: 1991), hal. 26.

11


(5)

nikah ialah kerabat kandung dari kerabat yang hanya seayah; Apabila dalam satu kelompok, derajat kekerabatannya sama yakni sama-sama derajat kandung atau sama-sama derajat kerabat seayah, mereka sama-sama berhak menjadi wali nikah, dengan mengutamakan yang lebih tua dan memenuhi syarat-syarat wali”.12

Dalam pasal 22 Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga diatur: “Apabila wali nikah yang paling berhak, urutannya tidak memenuhi syarat sebagai wali nikah atau oleh karena wali nikah itu menderita tuna-wicara, tuna-rungu, atau sudah udzur, maka hak menjadi wali bergeser kepada wali nikah yang lain menurut derajat berikutnya”.13

Pada pasal 23 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dijelaskan bahwa: “Wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah apabila wali nasab tidak ada atau tidak mungkin menghadirkannya atau tidak diketahui tempat tinggalnya atau gaib atau adhal atau enggan; Dalam hal wali adhal atau enggan maka wali hakim baru dapat bertindak sebagai wali nikah setelah ada putusan Pengadilan Agama tentang wali tersebut”.14

Hal tersebut diatas bertentangan dengan apa yang terjadi di masyarakat kita. Pada masyarakat Indonesia sebagian besar pasangan mempelai dinikahkan oleh penghulu, sedangkan wali nasabnya masih ada. Sebagian contoh kecil mari kita lihat di kecamatan Klojen kota Malang pada bulan Maret tahun 2010 jumlah

12

Ibid., hal. 27. et seq.

13

Ibid., hal. 28 14


(6)

pasangan mempelai yang menikah ada 104 pasangan. Diantara 104 pasangan tersebut 6 pasangan dinikahkan oleh wali hakim, 18 pasangan dinikahkan oleh wali nasab, dan 80 pasangan dinikahkan oleh penghulu. Hal ini memotifasi peneliti untuk melakukan sebuah penelitian yang mengupas tentang apakah yang menjadi alasan mempelai memilih penghulu sebagai wakil wali nikah, sedangkan wali nasabnya masih ada.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian: “Kajian Terhadap Alasan Mempelai Memilih Penghulu Sebagai Wakil Wali Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Klojen Kota Malang”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian, yaitu:

Apa yang menjadi alasan para mempelai memilih penghulu sebagai wakil wali nikah?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu melebar, maka peneliti melakukan beberapa batasan terhadap penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dibatasi pada:

1. Obyek penelitian merupakan pasangan mempelai yang mencatatkan pernikahannya di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Klojen kota Malang.


(7)

2. Obyek penelitian merupakan pasangan mempelai yang menikah pada bulan Maret tahun 2010.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sebagaimana tercantum dalam perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja alasan para mempelai memilih penghulu sebagai wakil wali nikah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Kantor Urusan Agama (KUA)

- Sebagai masukan untuk Kantor Urusan Agama (KUA) agar mengetahui alasan para mempelai memilih penghulu sebagai wakil wali nikah.

- Sebagai bahan pembinaan hukum bagi masyarakat.

b. Bagi pihak peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis dengan obyek yang berbeda.


(8)

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapang (field research), yaitu sebuah usaha untuk mendapatkan suatu data dengan jalan mengadakan penelitian lapang dan langsung menganalisa dan menilai obyek yang diteliti.

2. Obyek Penelitian dan Informan

Pasangan mempelai yang menjadi obyek penelitian pada penelitian ini adalah seluruh pasangan mempelai yang mendaftarkan perkawinannya di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Klojen pada bulan Maret tahun 2010. Sedangkan pengambilan informan untuk penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik yang digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.15

Adapun kriteria dalam pengambilan informan adalah:

a. Para pasangan mempelai yang mendaftarkan atau mencatatkan perkawinannya di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Klojen kota Malang,

b. Pasangan mempelai merupakan para pasangan mempelai yang menikah pada bulan Maret tahun 2010,

15

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: 2001), hal. 118.


(9)

c. Para mempelai dinikahkan oleh penghulu dan bukan oleh wali nasab.

3. Teknik Pengumpulan Data

Selanjutnya untuk memperoleh data yang diperlukan di atas, peneliti menggunakan teknik wawancara.

Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai.16

Dalam penelitian ini metode wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam atau in-depth interview. In-depth interview adalah suatu bentuk wawancara yang umumnya pedoman wawancaranya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi hanya sekedar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti dapat dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara.

F. Analisa Data / Pengolahan Data

Pada tahap ini data maupun dokumen-dokumen yang berhasil peneliti dapatkan kemudian akan dianalisis secara sistematis sehingga dari data-data tersebut merupakan data yang diperoleh dan akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitif, yaitu menggambarkan hasil studi lapangan dan hasil

16


(10)

pustaka kemudian menganalisa data yang diperoleh untuk membahas permasalahan. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan subjek penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan terdiri dari empat bab, dan masing-masing bab dibagi menjadi sub bab, dengan uraian sebagai berikut:

Bab I: Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian. Disusul dengan analisa data / pengolahan data dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II: Dalam bab ini mengulas tentang kajian teoritis tentang wali; diantaranya yaitu pengertian pernikahan, syarat dan rukun nikah, pengertian perwalian, macam-macam wali, orang-orang yang berhak menjadi wali, syarat-syarat wali, susunan wali, kedudukan wali dalam pernikahan, serta berpindahnya perwalian dari wali nasab kepada wali hakim.

Bab III: Bab hasil dan pembahasan ini berisi gambaran obyek penelitian dan penyajian serta analisa data-data yang telah diperoleh.

Bab IV: Bab penutup ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta data-data yang telah diperoleh serta saran-saran peneliti mengenai hasil


(11)

penelitian untuk pihak yang terkait dalam masalah yang diteliti dalam penelitian ini.


(12)

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI

MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH

DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh:

ARINA

NIM. 07120001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN SYARI’AH

2011


(13)

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI

MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH

DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh:

ARINA

NIM. 07120001

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN SYARI’AH

2011


(14)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

dan diterima untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)

Pada Tanggal: 9 Agustus 2011

Dewan Penguji

Tanda Tangan

1. Drs. Muhammad Sarif, M.Ag

1.

2. Idaul Hasanah, S.Ag

2.

3. Dra. Sunkanah, SH. M.Hum

3.

4. Drs. Syamsurizal Yazid, MA

4.

Mengesahkan,

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,


(15)

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang…

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat,

taufiq,

hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (skripsi) yang berjudul

Kajian terhadap Alasan Mempelai Memilih Penghulu Sebagai Wakil Wali Nikah

di Kantor Urusan Agama Kecamatan Klojen Kota Malang

. Shalawat dan salam

senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, serta orang-orang yang senantiasa di jalan-Nya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy) di Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah

Malang.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penulis melibatkan bantuan berbagai pihak baik berupa masukan, pengarahan,

bimbingan, dukungan, serta dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang atas rahmat

dan ridho-Nya sehingga dapat terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

2. Papa Farit Hendratno dan Mama Ingrid Stoevelaar tercinta dan tersayang,

terima kasih atas kesabaran, dukungan, nasehat, motivasi, dan bimbingan

dalam hidupku serta doa yang selalu menyertai penulis dalam menempuh

studi.

3. Suamiku tercinta, Samin Untung, terima kasih atas semua dukungan,

bantuan dan nasehat yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Thank’s

ya udah antar jemput aku selama kuliah, PKN, KKN, bimbingan skripsi, dan

penelitian untuk skripsiku ini. Tanpa bantuan dan semangat serta perhatian

yang diberikan kepada penulis tidak akan selesai penelitian ini.

4. Calon anakku tersayang, yang selalu memberikan semangatnya melalui

tendangan-tendangannya dalam perutku

I love u…

5. Kakak-kakakku, Conita dan Ruzanna, dan kakak-kakak iparku Andik

Hermawan dan Andri Sapto Nugroho, serta adik iparku, Tunas Saputra.

6. Keponakan-keponakanku Miza Faaizah dan Dilshad Ahnaf.

7. Bapak Drs. Muhammad Sarif, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Idaul Hasanah, S.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing

dan berkenan meluangkan waktu untuk berdiskusi, serta memberikan

motifasi pada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Bapak Ibu Dosen Fakultas Agama Islam yang telah membekali ilmu

pengetahuan selama penulis belajar.

9. Seluruh staf dan karyawan KUA Klojen yang telah banyak membantu dalam

memberikan data-data kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.


(16)

Khususnya sepupuku, Furaidah, yang udah nganterin aku keliling penelitian,

terima kasih banyak.

10. Semua keluarga dan sanak saudara yang sudah memberikan do’a dan

dukungan moril kepada penulis

11. Teman-teman Syari’ah angkatan 2007, thank’s atas dukungan, semangat,

kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis selama ini.

12. Dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan

laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga bantuan, dorongan, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari

Allah SWT. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua,

Amien…

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Hal ini karena

keterbatasan yang ada pada diri penulis dan untuk itu dengan segala kerendahan hati

penulis, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak

demi hasil yang lebih baik dari laporan skripsi ini.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya pada diri penulis sendiri.

Malang, 28 Juli 2011


(17)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

i

LEMBAR PENGESAHAN

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

iv

ABSTRAKSI

v

ABSTRACT

vi

KATA PENGANTAR

vii

DAFTAR ISI

ix

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

BAB I: PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

6

C. Pembatasan Masalah

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

7

1. Tujuan Penelitian

7

2. Manfaat Penelitian

7

E. Metode Penelitian

8

1. Jenis Penelitian

8

2. Obyek penelitian dan Informan

8

3. Teknik Pengumpulan Data

9

F. Analisa Data / Pengolahan Data

9

G. Sistematika Penulisan

10

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

12

A. Pengertian Pernikahan

12

B. Syarat dan Rukun Nikah

14

C. Pengertian Perwalian

16

C.1. Wali Nikah Menurut Fiqh

Islam

18

C.2. Wali Nikah Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI)

19

C.3. Wali Nikah Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

22

C.4. Wali Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 30

Tahun 2005 Tentang Wali Hakim

23

D. Macam-Macam Wali

23

D.1. Wali Nasab

atau Kerabat

24

D.1.a. Wali Mujbir

25

D.1.b. Wali Nasab

Biasa

25


(18)

D.3. Wali Muhakkam

27

D.4. Wali Mu’tiq

27

D.5. Wali Tahkim

27

D.6. Wali Maula

28

E. Orang-Orang yang Berhak Menjadi Wali

28

F. Syarat-Syarat Wali

31

G. Susunan Wali

32

G.1. Menurut Jumhur Ulama

32

G.2. Menurut Imam Mazhab

33

H. Kedudukan Wali dalam Pernikahan

37

I.

Berpindahnya Perwalian dari Wali Nasab

kepada Wali Hakim

39

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN

43

A. Gambaran Obyek Penelitian

47

B. Alasan Mempelai Berwali Penghulu

48

C. Analisis

56

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

62

A. Kesimpulan

62

B. Saran-Saran

63

DAFTAR PUSTAKA

65


(19)

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil wawancara dengan penghulu KUA Klojen

(Bapak Ahmad Imam Muttaqin, S.Ag. M.Ag)

67


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Almath, Muhammad Faiz. (1974). Qabasun Min Nuri Muhammad SAW. (Terj. A.

Aziz Salim Basyarahil). Syria: Daarul Kutub Al Arabiyyah.

Al-Qur’an dan terjemahannya: Al-

Jumānatul ‘Ali

. (2005). Bandung: CV Penerbit J-Art.

Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Jawa

Timur. (2005). Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia. Surabaya: BP4.

Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Basyir, Ahmad Azhar. (2004). Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press.

INPRES No. 1 tahun 1991. (1991). Kompilasi Hukum Islam. Surabaya: Karya

Anda.

Mughniyah, Muhammad Jawad. (2000). Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al- Khamsah

(Terj. Masykur AB, et al). Beirut: Dar Al- Jawad.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 30 tahun 2005 tentang Wali

Hakim.

Ramulyo, Mohd. Idris. (2002). Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta.

Shomad, Abd. (2010). Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia. Jakarta: Kencana.

Soemiyati. (1982). Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Pekawinan:

UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan.

Yogyakarta: Liberty.

Suma, Muhammad Amin. (2004). Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Syarifuddin, Amir. (2007). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana.


(21)

Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Perkawinan dan Pelaksanaan Pengangkatan Anak. (2007).

Bandung: Fokusmedia.


(1)

Khususnya sepupuku, Furaidah, yang udah nganterin aku keliling penelitian, terima kasih banyak.

10. Semua keluarga dan sanak saudara yang sudah memberikan do’a dan dukungan moril kepada penulis

11. Teman-teman Syari’ah angkatan 2007, thank’s atas dukungan, semangat, kebersamaan yang sangat berarti bagi penulis selama ini.

12. Dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan laporan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga bantuan, dorongan, serta motivasi yang diberikan mendapat ridho dari Allah SWT. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua, Amien…

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Hal ini karena keterbatasan yang ada pada diri penulis dan untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi hasil yang lebih baik dari laporan skripsi ini.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya pada diri penulis sendiri.

Malang, 28 Juli 2011


(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN i

LEMBAR PENGESAHAN ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv

ABSTRAKSI v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Pembatasan Masalah 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

1. Tujuan Penelitian 7

2. Manfaat Penelitian 7

E. Metode Penelitian 8

1. Jenis Penelitian 8

2. Obyek penelitian dan Informan 8

3. Teknik Pengumpulan Data 9

F. Analisa Data / Pengolahan Data 9

G. Sistematika Penulisan 10

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 12

A. Pengertian Pernikahan 12

B. Syarat dan Rukun Nikah 14

C. Pengertian Perwalian 16

C.1. Wali Nikah Menurut FiqhIslam 18

C.2. Wali Nikah Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) 19 C.3. Wali Nikah Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan 22

C.4. Wali Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 30

Tahun 2005 Tentang Wali Hakim 23

D. Macam-Macam Wali 23

D.1. Wali Nasabatau Kerabat 24

D.1.a. Wali Mujbir 25

D.1.b. Wali NasabBiasa 25


(3)

D.3. Wali Muhakkam 27

D.4. Wali Mu’tiq 27

D.5. Wali Tahkim 27

D.6. Wali Maula 28

E. Orang-Orang yang Berhak Menjadi Wali 28

F. Syarat-Syarat Wali 31

G. Susunan Wali 32

G.1. Menurut Jumhur Ulama 32

G.2. Menurut Imam Mazhab 33

H. Kedudukan Wali dalam Pernikahan 37

I. Berpindahnya Perwalian dari Wali Nasabkepada Wali Hakim 39

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN 43

A. Gambaran Obyek Penelitian 47

B. Alasan Mempelai Berwali Penghulu 48

C. Analisis 56

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN 62

A. Kesimpulan 62

B. Saran-Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 65


(4)

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil wawancara dengan penghulu KUA Klojen

(Bapak Ahmad Imam Muttaqin, S.Ag. M.Ag) 67 Lampiran 2 Pertanyaan pedoman wawancara untuk para mempelai 69


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Almath, Muhammad Faiz. (1974). Qabasun Min Nuri Muhammad SAW. (Terj. A. Aziz Salim Basyarahil). Syria: Daarul Kutub Al Arabiyyah.

Al-Qur’an dan terjemahannya: Al-Jumānatul ‘Ali. (2005). Bandung: CV Penerbit J-Art. Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Provinsi Jawa

Timur. (2005). Tuntunan Praktis Rumah Tangga Bahagia. Surabaya: BP4. Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Basyir, Ahmad Azhar. (2004). Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press. INPRES No. 1 tahun 1991. (1991). Kompilasi Hukum Islam. Surabaya: Karya

Anda.

Mughniyah, Muhammad Jawad. (2000). Al-Fiqh ‘Ala Al-Madzahib Al- Khamsah (Terj. Masykur AB, et al). Beirut: Dar Al- Jawad.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 30 tahun 2005 tentang Wali Hakim.

Ramulyo, Mohd. Idris. (2002). Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-Undang No. 1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta. Shomad, Abd. (2010). Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum

Indonesia. Jakarta: Kencana.

Soemiyati. (1982). Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Pekawinan: UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan.Yogyakarta: Liberty.

Suma, Muhammad Amin. (2004). Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syarifuddin, Amir. (2007). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana.


(6)

Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Perkawinan dan Pelaksanaan Pengangkatan Anak. (2007). Bandung: Fokusmedia.