MANFAAT WATER BALANCE UNTUK OPERASIONAL WADUK

17 yang digunakan dan dipergunakn faktor koreksi mendekati kenyataan dan dapat diterima untuk penyusunan model selanjutnya. Perhitungan kalibrasi model neraca air waduk ini ditampilkan pada lampiran 1. c. Uji Keabsahan Model Model yang telah disusun perlu diuji keabsahannya validasi agar benar-benar representatif terhadap kondisi aktual. Pengujian keabsahan dilakukan dengan menggunkan data tahun 2007. Hasil uji ini ditampakkan pada gambar berikut ini, sedangkan perhitungan disajikan dalam lampiran 2. Gambar 8. Grafik hasil Validasi model dengan data tahun 2007 Hasil validasi model yang dilakukan menunjukkan koefisien determinasi untuk tahun 2007 sebesar 0,91. Hal ini berarti model yang disusun cukup representatif dan dapat diterapkan untuk perhitungan neraca air waduk.

4.3 MANFAAT WATER BALANCE UNTUK OPERASIONAL WADUK

A. Tipe Basah Kering Hujan Tahunan Penyusunan model aturan operasi waduk yang akan digunakan dalam aturan pengeluaran operasi waduk dikenakan pada 3 jenis Tipe hujan yang secara berulang kali terjadi di tiap tahunnya. Perubahan tipe hujan yang sering terjadi pada tiap tahunnya mengakibatkan pemerataan penggunaan air sangat tidak menentu sehingga dibutuhkan sebuah pola yang tepat agar air masih dapat terpenuhi. Tipe hujan tahunan sangat diperlukan untuk dikeketahui dalam penyusunan sebuah operasi waduk. Agar dapat dilakukan antisipasi dalam pola air yang akan disusun dan dilaksanakan. Berikut contoh penentuan tipe hujan tahunan dengan memanfaatkan prinsip water balance. 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 50 100 150 200 250 300 350 400 Vol u m e m 3 Hari aktual model 18 Tabel 1. Curah hujan tahunan di Waduk Bili-Bili .Tahun curah hujan mm Keterangan 2005 2718 Tahun Kering 2006 3572 2007 2977 2009 3568 2010 4669 Tahun Basah 2011 3609 Tahun Normal Dari contoh Tabel 1 diatas yang diatas dapat diketahui bahwa tahun 2010 memiliki curah hujan tersebsar sebesar 4669 mmtahun dan tahun 2005 memiliki curah hujan terkecil sebesar 2718 mmtahun. Sehingga tahun 2010 dipakai sebagai tipe tahun basah dan tahun 2005 sebagai tahun kering.sedangkan tahun 2011 dengan curah hujan sebesar 3609 mmtahun dipilih sebagai tipe tahun normal. Dengan diketahuinya tipe hujan tahunan yang terjadi maka dapat diprediksi untuk tahun kedepan tahun hujan yang akan terjadi seperti apa nantinya, sehingga dapat menerapkan pola yang tepat dalam penegeluaran air dari waduk B. Rule Curve Rule Curve pengoprasian waduk adalah kurva grafik yang menunjukkan hubungan antara elevasi muka air waduk, debit outflow dan waktu dalam satu tahun Indra Karya, 1993. Pada pengoprasian waduk, rule curve digunakan sebagai pedoman batas kedudukan waduk dalam menentukan pelepasan yang diizinkan dan sebagai harapan untuk memenuhi kebutuhan. Tapi pada kenyataannya elevasi muka air waduk tidak pasti akan sama dengan fluktuasi muka air waduk yang ditunjukkan pada rule curve, sehingga pengaturannyaharus diupayakan sama dengan elevasi muka air waduk rule curve. Biasanya besar pelepasan sama dengan kebutuhan suplai, namun waktu muka air waduk mencapai di bawah muka air waduk rencana atau karena suatu pertimbangan tertentu maka hanya sebagian dari kebutuhan suplai yang dapat dipenuhi. Jika elevasi muka air berada diatas muka air rencana maka pelepasan waduk boleh diperbesar dengan nilai tertentu sehingga muka air waduk kenyataan sama dengan dengan elevasi muka air waduk rencana. Dalam penerapan pengoprasian dalam pemenuhan kebutuhan untuk irigasi, air baku , dan PLTA add beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan suplai tersebut, antara lain: 1 Dalam target pemenuhan untuk PLTA tidak lebih kecil dari target irigasi maka kapasitas waduk akhirnya ditentukan berdasarkan release waduk unutk PLTA. 2 Jika kapasitas akhir ternyata melebihi kapasitas maksimum maka kapasitas kelebihannya akan dilimpahkan. 3 Kebutuhan irigasi dan air baku dipenuhi melalui katup untuk pemenuhan keperluan PLTA. 19 Gambar 9. Contoh Rule Curve acuan Dalam arti yang lebih sederhana rule curve adalah sebuah aturan yang digunakan dalam mengoperasikan pengeluaran air untuk memenuhi kebutuhan. Adanya rule curve sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan akan air, karena pola ini bersifat tetap sehingga air yang dikeluarkan akan tetap memenuhi kebutuhan disetiap tahunnya. Yang akan menjadi pembeda hanya besarnya besarnya air yang dikeluarkan disetiap tipe hujan tahunan yang terjadi. C. Penetapan Model Aturan Operasi Waduk Model aturan operasi waduk ditetapkan berdasarkan keadaan aktual yang sedang terjadi di Waduk, dalam penetapan model aturan operasi waduk yang dimaksud adalah pola yang berdasarkan prinsip water balance ,yang sebelumnya telah dilakukan pengolahan dengan melakukan kalibrasi dan validasi water balance lalu disesukan dengan tipe hujan tahunan yang terjadi. Pola yang telah ditetapkan sebagai rule dari pengeluaran air selanjutnya digunakan dalam pengoperasian bukaan pintu, ketersediaan air yang ada dalam waduk harus sesuai dengan pola yang telah diterapkan sehingga dalam pelaksanaan pengeluaran air waduk harus cermat antara operator pintu jaga dengan operator level air agar air yang dikeluarkan sesuai dengan rule curve yang ditetapkan sebagai pedoman. D. Simulasi Pengujian Rule Curve Dalam permasalahan pendayagunaan sumber daya air, simulasi merupakan suatu teknik permodelan untuk menirukan perilaku suatu sistem kedalam model. Model simulasi digunakan untuk mengevaluasi apa yang terjadi di dalam sistem jika diberikan masukan-masukan tertentu. Dengan demikian pola pengelolaan sistem dapat dievaluasi dengan mempelajari prilaku sistem terhadap masukan berbagai skenario pada sistem. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa simulasi bukan merupakan prosedur optimal, namun untuk menentukan tingkat keandalan.kegagalan terhadap prilaku pengoperasian. Simulasi pengujian rule curve digunakan untuk meninjau sejauh mana tingkat keandalan dari rule curve tersebut dalam memenuhi kebutuhan pelayanan dalam simulasi akan dianalisis ketersediaan air yang telah dikeluarkan terhadap ketersediaan air dalam waduk. 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 15 31 15 29 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 15 31 jan feb mar apr mei juni juli agustus sep oktob nov des Vol u m e m 3 Rule Curve Acuan 20 Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa rule curve menggunakan prinsip water balance keseimbangan air pada waduk. Data curah hujan ,inflow dan outflow merupakan data aktualisasi lapangan, sedangkan rembesan dan evaporasi merupakan data hasil kalibrasi yang selanjutnya telah di validasi pada model neraca air. Simulasi pengujian rule curve ini dimaksudkan untuk menguji pola yang telah ditetapkan apakah dapat memenuhi kebutuhan baik saat tahun hujan kering, normal, basah. Dalam simulasi yang telah ditetapkan akan dilakukan berbagai macam besar pengeluaran yang disesuaikan dengan ketersedian air di dalam waduk. Pada umumnya simulasi akan lebih ditekankan pada tahun hujan kering dan normal karena diperkirakan akan ada penurunan kapasitas air waduk akibat musim kemarau. Dalam uji rule curve ini digunakan kebutuhan air KA yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola Waduk yakni sebesar pada pengeluaran yang terjatat pada data aktual harian operasional waduk. Pengujian akan dilakukan pada dua tahun yakni tahun normal, dan tahun kering pada masing – masing rule curve. 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN