8
dimana: q
= laju limpasan terbesar m
3
dtk q
u
= satuan limpasan terbesar m
3
dtkhamm limpasan
A = luas daerah tangkapan air ha
Q = kedalaman limpasan mm.
c.
Metode Analisis Frekunsi Banjir Metode ini tergantung pada adanya sejumlah tahun pencatatan dari daerah cekungan air yang
diamati. Catatan ini kemudian akan membentuk lajur-lajur statistik yang menerangkan frekuensi kemungkinan tentang kejadian ulang besarnya banjir tertentu. Ekstrapolasi kurva frekuensi
memungkinkan pendugaan banjir terbesar untuk suati kisaran periode ulang Scwab et al, 1981.
2.5 PENGGUNAAN AIR WADUK
2.5.1 Air Baku
Air baku adalah air yang digunakan sebagai sumberbahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air permukaan air
sungai, air danaurawa, air tanah air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air Linsley, 1982. Pemenuhan kebutuhan melalui air baku yang berasal dari waduk pada umumnya diperuntukan untuk
Industri, Rumah tangga, dan perkantoran.
2.5.2 Air Irigasi
Kebutuhan pangan terutama beras terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Di sisi lain ketersediaan pangan terbatas sehubungan dengan
terbatasnya lahan yang ada untuk bercocok tanam, teknologi, modal dan tenaga kerja, sehingga defisit penyediaan bahan pangan masih sering terjadi di negeri ini. Untuk itu berbagai pihak tidak henti-
hentinya berupaya untuk mengatasi masalah tersebut diatas melalui berbagai kebijaksanaan dan program Sudjarwadi, 1990.
Sudjarwadi 1990 mendefinisikan irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam produksi bahan pangan. Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian.
2.5.3 Pembangkit Tenaga Listrik
Penggunaan air waduk sebagai pembangkit tenanga listrik memiliki peran penting dalam pemenuhana kebutuhan masyarakat. Dalam kajian penggunaan air Waduk Bili- Bili alokasi untuk
pembangkit tenang listrik ini sendiri berasal dari penggeluaran air waduk yang diperuntukkan untuk pemenuhan kebeutuhan air baku. Pengeluaran air dari Waduk Bili-Bili ini sendiri akan melalui turbin
yang dibangun pada pintu keluaran air yang akan membangkitkan listrik sebesar 16 MW. Aliran air yang masuk ke dalam waduk akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan seperti
yang diuraikan di atas, adapun debit air yang masuk ke waduk baik itu yang berasal dari sungai maupun hujan akan dikeluarkan melalui outlet irigasi yang akan menggerakan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik, ketika volume air yang masuk ke bendungan berada pada posisi high water lavel maka air akan dilimpaskan melalui spilway untuk menjaga agar volume air tetap berada
9
dalam keadaan normal. Selanjutnya air yang dikeluarkan untuk membangkitkan listrik akan digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan air dan air baku. Selanjutnya akan dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 2
.
Skema Penggunaan Air Waduk Bili-Bili
2.6 MODEL SIMULASI