STRATEGI TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 MALANG

(1)

i

STRATEGI TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 MALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

ISNENI RIWAYATI 201210080311080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Isneni Riwayati

Nim : 201210080311080

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul:

Strategi Tuturan Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu PerguruanTinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka

2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 02 Mei 2016 Yang menyatakan,


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Strategi Tuturan Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang” ini dengan tepat waktu. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis sadar, bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan berupa moral maupun spiritual. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang telah diberikan kepada penulis, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. Fauzan, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Drs. Gigit Mujianto M.Si., selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi dan dukungan moril dalam penyusunan skripsi.


(6)

vi

5. Dr Hari Windu Asrini M.Si., selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membagi ilmu yang sangat bermanfaat dan memberikan sumbangan saran serta materi selama perkuliahan kepada penulis.

7. Drs. H. Mardjono M.Si, selaku kepala SMP Muhammadiyah 2 Malang yang telah memberikan izin dan waktunya untuk melaksanakan penelitian.

8. Mariadi, S.Pd, selaku guru bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang yang telah memberikan waktunya untuk membimbing selama pengambilan data.

9. Teman-teman Angkatan 2012 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan motivasi, saran,dan meluangkan waktu untuk kebersamaan kita selama pengerjaan skripsi ini.

Penulis berharap hasil skripsi ini masih dapat bermanfaat bagi pembaca. Namun karena keterbatasan penulis berharap saran dan kritik untuk penyempurnaannya.

Malang, 02 Mei 2016


(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Jika kamu sudah berazzam/ bertekad bulat, maka bertawakallah pada Allah” (QS. 3:159)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah:286)

Dengan mengucapkan Syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang tersayang:

1. Ytc. Ayahanda Suyanto, Ibunda Minarti, Mbak Dian Restina, Erisma Putra yang sangat aku sayangi, yang selalu membimbing, mendoakan, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Berkat kerja kerasnya telah menghantarkan langkahku menuju pendidikan yang lebih tinggi dan selalu memberi semangat untuk terus berjuang.

2. Teman-teman jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2012, yang telah menjadi bagian hidup saya untuk berbagi ilmu, pengetahuan, maupun pengalaman selama menjalani perkuliahan.

3. Sahabat seperjuangan Ernik Apriyanti, Faidatul Himah, Ana Fadrianah, Arinal Jannah, Hanna Jatnika, Andik Purnomo yang selalu memberikan semangat, motivasi dan menjadi teman untuk berbagi pada saat pengerjaan skripsi, semoga dipermudah jalan kita untuk menggapai masa depan kita dan semoga sillaturahmi kita tidak akan terputus sampai disini. Kejarlah yang menjadikanmu lebih baik dan tinggalkan yang tidak memberikanmu makna dalam kehidupanmu kawan.


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian a. Teoretis ... 8

b. Praktis ... 9

1.5Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pragmatik ... 10

2.2 Pengertian Tindak Tutur ... 11

2.3 Jenis Tindak Tutur ... 11

2.4 Tindak Tutur Direktif ... 15

2.5 Strategi Bertutur ... 18

a. Tindak Tutur Langsung ... 19

b. Tindak Tutur Tidak Langsung ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 22


(9)

ix

3.2 Data dan Sumber Data ... 23

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4 Instrumen Penelitian ... 25

3.5 Indikator Penelitian ... 27

3.6 Teknik Analisis Data ... 28

3.7 Prosedur Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 32

4.1.1 Strategi Tuturan direktif pada Kegiatan Awal Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 32

4.1.2 Strategi Tuturan Direktif Pada Kegiatan Inti Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 34

4.1.3 Strategi Tuturan Direktif Pada Kegiatan Akhir Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 46

4.2 Pembahasan ... 50

4.2.1 Strategi Tuturan Direktif pada Kegiatan Awal Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 50

4.2.2 Strategi Tuturan Direktif pada Kegiatan Inti Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 51

4.2.3 Strategi Tuturan Direktif pada Kegiatan Akhir Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 53

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 55


(10)

x

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Transkripsi Data ... 60

Lampiran 2 Tabel Analisis Data ... 66

Lampiran 3 Lembar Pengambilan Data ... 77

Lampiran 4 Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) ... 78

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian... 91

Lampiran 6 Lembar Surat Keterangan Penelitian ... 92

Lampiran 7 Dokumentasi Pembelajaran ... 93


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.4.1 : lnstrumen Pengambilan Data ... 25 Tabel 3.5.1 : Indikator Penelitian Strategi Tuturan Direktif Guru

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang ... 27


(13)

xiii Daftar Pustaka

Chaer, A dan Leoni A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ibrahim, A.S. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Muhammad. 2014. Metode penelitian bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mujianto, Gigit. 2015. Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Menulis dengan Komposisi Terarah Berdasarkan Tingkat Kognisi Siswa. Jurnal KEMBARA, 1 (2): 173-197.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan: Referensi GP Press Group.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Nababan. P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya).

Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Perkembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Nadar. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu Putrayasa, I. B. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ratnasari, M. A. 2015. Telaah Tindak Tutur direktif guru dalam pengembangan karakter anak usia dini di Pendidikan anak usia dini (PAUD) CITRA ADI BANGSA KABUPATEN Banyuwangi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sari. R.I. 2014. Analisis Tuturan direktif guru dalam situasi pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X MAN Malang .Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

Suharsimi, A. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(14)

xiv

Syamsudin & Damianti. 2011. Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Online), (Http://sindiker.dikti.go.id), diakses10 Nopember 2015.

Wijana, I D. P. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Yule, G. 2006. Pragmatik. Terjemahan Indah Fajar Wahyuni. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri. Pada saat mengadakan hubungan atau interaksi dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun pendapat. Alat komunikasi yang digunakan adalah bahasa. Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh manusia untuk saling berhubungan dan berinteraksi dengan sesamanya ( Chaer & Agustina, 2010: 11).

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Setiap anggota masyarakat terlibat dalam komunikasi di satu pihak bertindak sebagai pembicara dan dipihak lain sebagai penyimak. Komunikasi dapat dikatakan baik apabila antara pembicara dan penyimak saling memahami isi atau pesan yang disampaikan. Diharapkan dari komunikasi itu bisa menimbulkan hubungan timbal balik atau adanya respon dari kedua belah pihak.

Komunikasi dapat dilakukan di berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu komunikasi yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran di kelas. Melalui kegiatan berkomunikasi yang baik akan menciptakan interaksi belajar-mengajar yang berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peran bahasa dalam pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena


(16)

2

interaksi belajar mengajar tidak bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya fungsi bahasa.

Pada proses pembelajaran di kelas terjadi peristiwa komunikasi antara peserta didik dengan guru. Pada saat proses komunikasi tersebut guru lebih sering menggunakan ujaran direktif. Dalam interaksi kelas, guru dan siswa memanfaatkan bentuk, fungsi dan strategi penyampaian tindak tutur sebagai sarana terciptanya interaksi di kelas. Guru sebagai ujung tombak dari proses pembelajaran di kelas harus memiliki kompetensi supaya pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan guru dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik.

Menurut Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 tentang guru dan dosen menjelaskan bahawa guru harus mempunyai empat kompetensi. Kompetensi yang dimaksud yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan professional. Guru dalam kegiatan belajar-mengajar akan dituntut untuk bisa menguasai kompetensi yang harus dikuasai oleh guru, salah satunya yaitu kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang harus dimiliki guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif (Depdiknas, 2004: 9). Seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan kondusif. Di antara beberapa komponen dalam kompetensi pedagogik, salah satunya guru dapat berkomunikasi dan dapat memotivasi peserta didiknya agar tercipta kegiatan belajar yang aktif. Guru harus mempunyai strategi tuturan


(17)

3

supaya peserta didik dapat memahami tuturan yang disampaikan guru dengan jelas.

Strategi bertutur adalah cara bertutur agar menghasilkan suatu tuturan yang menarik dan dapat dimengerti oleh lawan tuturnya (Yule, 2006: 114). Faktor yang berpengaruh dalam komunikasi pembelajaran bahasa Indonesia adalah karakteristik kemampuan pengetahuan kebahasaan yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik. Sebagai seorang yang menjadi pembimbing dan bertanggung jawab atas kegiatan belajar mengajar, seorang guru mempunyai wewenang untuk memberikan perintah, nasihat, petunjuk kerja, maupun larangan pada siswa dalam rangka menjalankan kegiatan belajar mengajar. Perintah, nasihat, atau larangan tersebut umumnya diwujudkan dalam tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu (Yule, 2006: 92).

Tindak tutur direktif pada saat membuka pelajaran berbeda dengan tindak tutur direktif yang digunakan pada saat melaksanakan aktivitas inti pembelajaran. Tuturan guru pada saat awal pembelajaran berfungsi untuk menyiapkan siswa secara langsung yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan pada kegiatan akhir digunakan guru untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut.Selain itu, faktor mata pelajaran atau materi ajar juga membedakan jenis tindak tutur direktif yang digunakan. Guru mengajar mata pelajaran yang bersifat praktik misalnya bahasa Inggris (untuk keterampilan berbicara) atau fisika (pada saat praktikum) lebih banyak menggunakan tuturan direktif dibandingkan dengan guru yang memberikan ceramah pada mata pelajaran agama atau


(18)

4

kewarganegaraan. Begitu pula tuturan yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang menggunakan kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 (K-13). Pada saat diadakan observasi oleh peneliti pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang terlihat guru sudah menerapkan K-13, yang dalam hal ini pembelajaran berpusat pada siswa. Guru merangsang siswanya untuk bisa aktif dalam pembelajaran. Ketika guru memancing siswa agar lebih aktif berkomunikasi dalam pembelajaran, guru menggunakan tuturan direktif. Tuturan direktif dalam pembelajaran digunakan seperti untuk bertanya, perintah, izin, nasihat, dan menyarankan. Melihat kondisi seperti itu, memungkinkan peneliti untuk memperoleh data mengenai percakapan guru dalam pembelajaran baik kegiatan awal, inti dan penutup secara maksimal.

SMP Muhammadiyah 2 Malang terletak di Jalan Letjen Sutoyo nomor 68 Malang. Sekolah ini menerapkan pendidikan full day school, walaupun di sekolah tersebut terdapat anak berkebutuhan khusus sekolah ini tetap menerapkan pendidikan full day school. Sekolah ini menjadi tempat penelitian karena sekolah ini salah satu Sekolah Menengah Pertama di kota Malang yang menerapkan pendidikan inklusi dan menggunakan kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang pada proses pembelajaran dirancang berpusat pada peserta didik, tidak lagi berpusat pada guru. Setiap kelas terdapat peserta didik yang normal dan berkebutuhan khusus. Pada proses pembelajaran peserta didik yang normal dan peserta didik yang berkebutuhan khusus dijadikan dalam satu kelas. Oleh karena itu guru akan menggunakan strategi tuturan tertentu dalam


(19)

5

menyampaikan materi ajar, agar dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik.

Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kesulitan untuk berkomunikasi. Komunikasi dan bahasa anak berkebutuhan khusus sangat berbeda dari kebanyakan anak seusianya. Mereka kesulitan dalam memahami komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Anak-anak tersebut sulit untuk merespons tugas yang diperintahkan kepadanya, karena mereka kesulitan untuk memahami konsep yang diperintahkan. Demikian juga ketika anak tersebut menginginkan sesuatu. Mereka kesulitan merespons pesan kepada orang lain. Biasanya mereka merespons keinginannya melalui perilaku atau gayanya sendiri. Dalam hal ini proses komunikasi atau tindak tutur yang berlangsung tidak dapat tersampaikan dengan baik sehingga lawan komunikasi harus memahami pola atau kebiasaan dari anak tersebut agar komunikasi yang berusaha dilakukan dapat tersampaikan dengan baik.

Penelitian ini memfokuskan strategi tuturan direktif guru pada kegiatan pendahuluan, inti dan akhir dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang. Kelas VIII dijadikan objek penelitian karena siswa kelas VIII secara psikomotorik sudah lebih matang dibandingkan dengan siswa kelas VII. Dikatakan lebih matang karena pada saat kelas VII sudah terbiasa diterapkan pembelajaran yang berbasis K-13, sehingga siswa sudah bisa beradaptasi menggunakan pembelajaran K-13. Selain itu cara bertutur dengan guru sudah lebih baik. Di sinilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada kelas VIII tersebut.


(20)

6

Penelitian lain tentang tindak direktif juga pernah dilakukan oleh Sari (2014) dalam penelitian “Analisis Tuturan Direktif Guru dalam Situasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Man Malang 1”. Penelitian tersebut membahas tentang bentuk, fungsi dan jenis - jenis tindak tutur pada guru dalam situasi pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X MAN MALANG 1. Hasil penelitian tersebut menggambarkan adanya enam macam bentuk tindak direktif, tiga fungsi tindak direktif dan tiga jenis tindak tutur direktif dalam pembelajaran.

Penelitian kedua tentang tindak tutur direktif dilakukan oleh Wijayanti (2010) dengan judul “Tindak Direktif Koreografer dalam Kegiatan Melatih Menari di Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma (STK-AK) Universitas Negeri Malang (UM). Penelitian tersebut mendeskripsikan (1) bentuk tindak direktif koreografer dalam melatih menari di sanggar tari karawitan “Asri Kusuma (STK -AK), (2) strategi penggunaan tindak direktif koreografer dalam melatih menari di sanggar tari karawitan Asri Kusuma (STK-AK) Universitas Negeri Malang (UM), dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan tindak direktif koreografer dalam melatih tari di sanggar tari karawitan Asri Kusuma (STK-AK). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil adanya 23 bentuk tindak tutur, strategi yang digunakan yaitu strategi langsung dan strategi tidak langsung dan faktor yang mempengaruhi yaitu berasal dari aspek kebahasaan.

Penelitian terkait tentang tindak direktif lainnya juga dilakukan oleh Etikasari (2012) yang berjudul “Tindak tutur direktif dalam wacana kelas (kajian mikroetnografi terhadap bahasa guru)”. Penelitian tersebut membahas tentang bentuk, fungsi, dan konteks tindak tutur direktif guru dalam wacana kelas. Dari


(21)

7

penelitian tersebut dapat diketahui adanya delapan bentuk tindak direktif yang digunakan oleh guru. Selain itu fungsi dari tindak direktif dalam wacana kelas teridentifikasi adanya delapan macam dan konteks tindak tutur direktif dalam wacana kelas baik yang digunakan pada kegiatan pendahuluan, inti dan akhir. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jenis tindak ilokusi yang dikaji yaitu tindak ilokusi tindak direktif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut selain dari segi tempat pelaksanaan, penelitian ini berfokus pada strategi tuturan yang terkandung pada tuturan direktif yang digunakan oleh guru, sedangkan pada penelitian tentang tindak direktif sebelumnya hanya berfokus dari segi makna, dan bentuk. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka penelitian ini mengambil judul ”Strategi Tuturan Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas maka dapat dijadikan rumusan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan awal pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?

b. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan inti pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?


(22)

8

c. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan akhir pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan awal pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

b. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan inti pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

c. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan akhir pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penulisan yang baik, harus dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu maupun untuk khalayak umum. Manfaat dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu, (1) teoretis dan (2) praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam penelitian ini:

a. Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu. Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini mencakup dua hal. Hal ini akan dijabarkan sebagai berikut. (1) memberikan gambaran tentang


(23)

9

kompetensi guru dalam penggunaan strategi tuturan direktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang. (2) dapat menambah pengetahuan tentang penelitian di bidang linguistik khususnya di bidang pragmatik, yang berkaitan dengan tindak tutur pada khususnya strategi tuturan direktif.

b. Praktis

Manfaat secara praktis dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemahaman terhadap pemakaian bahasa dan pengkoreksian kembali tuturan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Selain itu pembaca bisa mengetahui strategi tuturan direktif guru yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Malang.

1.5 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca terdapat beberapa istilah dalam penelitian yang perlu dijelaskan. Untuk itu definisi istilah tersebut ditegaskan berikut ini.

a. Strategi tuturan adalah cara bertutur agar menghasilkan suatu tuturan yang menarik dan dapat dimengerti oleh lawan tuturnya (Yule, 2006: 114).

b. Tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu (Chaer dan Agustina, 2010: 50).

c. Tindak tutur direktif merupakan jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu atau agar lawan tutur melakukan tindakan sesuai dengan tuturan yang disebutkan (Yule, 2006: 92).


(1)

kewarganegaraan. Begitu pula tuturan yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang menggunakan kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 (K-13). Pada saat diadakan observasi oleh peneliti pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang terlihat guru sudah menerapkan K-13, yang dalam hal ini pembelajaran berpusat pada siswa. Guru merangsang siswanya untuk bisa aktif dalam pembelajaran. Ketika guru memancing siswa agar lebih aktif berkomunikasi dalam pembelajaran, guru menggunakan tuturan direktif. Tuturan direktif dalam pembelajaran digunakan seperti untuk bertanya, perintah, izin, nasihat, dan menyarankan. Melihat kondisi seperti itu, memungkinkan peneliti untuk memperoleh data mengenai percakapan guru dalam pembelajaran baik kegiatan awal, inti dan penutup secara maksimal.

SMP Muhammadiyah 2 Malang terletak di Jalan Letjen Sutoyo nomor 68 Malang. Sekolah ini menerapkan pendidikan full day school, walaupun di sekolah tersebut terdapat anak berkebutuhan khusus sekolah ini tetap menerapkan pendidikan full day school. Sekolah ini menjadi tempat penelitian karena sekolah ini salah satu Sekolah Menengah Pertama di kota Malang yang menerapkan pendidikan inklusi dan menggunakan kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang pada proses pembelajaran dirancang berpusat pada peserta didik, tidak lagi berpusat pada guru. Setiap kelas terdapat peserta didik yang normal dan berkebutuhan khusus. Pada proses pembelajaran peserta didik yang normal dan peserta didik yang berkebutuhan khusus dijadikan dalam satu kelas. Oleh karena itu guru akan menggunakan strategi tuturan tertentu dalam


(2)

menyampaikan materi ajar, agar dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik.

Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki kesulitan untuk berkomunikasi. Komunikasi dan bahasa anak berkebutuhan khusus sangat berbeda dari kebanyakan anak seusianya. Mereka kesulitan dalam memahami komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Anak-anak tersebut sulit untuk merespons tugas yang diperintahkan kepadanya, karena mereka kesulitan untuk memahami konsep yang diperintahkan. Demikian juga ketika anak tersebut menginginkan sesuatu. Mereka kesulitan merespons pesan kepada orang lain. Biasanya mereka merespons keinginannya melalui perilaku atau gayanya sendiri. Dalam hal ini proses komunikasi atau tindak tutur yang berlangsung tidak dapat tersampaikan dengan baik sehingga lawan komunikasi harus memahami pola atau kebiasaan dari anak tersebut agar komunikasi yang berusaha dilakukan dapat tersampaikan dengan baik.

Penelitian ini memfokuskan strategi tuturan direktif guru pada kegiatan pendahuluan, inti dan akhir dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Malang. Kelas VIII dijadikan objek penelitian karena siswa kelas VIII secara psikomotorik sudah lebih matang dibandingkan dengan siswa kelas VII. Dikatakan lebih matang karena pada saat kelas VII sudah terbiasa diterapkan pembelajaran yang berbasis K-13, sehingga siswa sudah bisa beradaptasi menggunakan pembelajaran K-13. Selain itu cara bertutur dengan guru sudah lebih baik. Di sinilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pada kelas VIII tersebut.


(3)

Penelitian lain tentang tindak direktif juga pernah dilakukan oleh Sari (2014) dalam penelitian “Analisis Tuturan Direktif Guru dalam Situasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X Man Malang 1”. Penelitian tersebut membahas tentang bentuk, fungsi dan jenis - jenis tindak tutur pada guru dalam situasi pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas X MAN MALANG 1. Hasil penelitian tersebut menggambarkan adanya enam macam bentuk tindak direktif, tiga fungsi tindak direktif dan tiga jenis tindak tutur direktif dalam pembelajaran.

Penelitian kedua tentang tindak tutur direktif dilakukan oleh Wijayanti (2010) dengan judul “Tindak Direktif Koreografer dalam Kegiatan Melatih Menari di Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma (STK-AK) Universitas Negeri Malang (UM). Penelitian tersebut mendeskripsikan (1) bentuk tindak direktif

koreografer dalam melatih menari di sanggar tari karawitan “Asri Kusuma (STK

-AK), (2) strategi penggunaan tindak direktif koreografer dalam melatih menari di sanggar tari karawitan Asri Kusuma (STK-AK) Universitas Negeri Malang (UM), dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan tindak direktif koreografer dalam melatih tari di sanggar tari karawitan Asri Kusuma (STK-AK). Dari penelitian tersebut diperoleh hasil adanya 23 bentuk tindak tutur, strategi yang digunakan yaitu strategi langsung dan strategi tidak langsung dan faktor yang mempengaruhi yaitu berasal dari aspek kebahasaan.

Penelitian terkait tentang tindak direktif lainnya juga dilakukan oleh Etikasari (2012) yang berjudul “Tindak tutur direktif dalam wacana kelas (kajian

mikroetnografi terhadap bahasa guru)”. Penelitian tersebut membahas tentang


(4)

penelitian tersebut dapat diketahui adanya delapan bentuk tindak direktif yang digunakan oleh guru. Selain itu fungsi dari tindak direktif dalam wacana kelas teridentifikasi adanya delapan macam dan konteks tindak tutur direktif dalam wacana kelas baik yang digunakan pada kegiatan pendahuluan, inti dan akhir. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jenis tindak ilokusi yang dikaji yaitu tindak ilokusi tindak direktif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut selain dari segi tempat pelaksanaan, penelitian ini berfokus pada strategi tuturan yang terkandung pada tuturan direktif yang digunakan oleh guru, sedangkan pada penelitian tentang tindak direktif sebelumnya hanya berfokus dari segi makna, dan bentuk. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka penelitian ini mengambil judul ”Strategi Tuturan Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas maka dapat dijadikan rumusan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan awal pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?

b. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan inti pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?


(5)

c. Bagaimana strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan akhir pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan awal pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

b. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan inti pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

c. Mendeskripsikan strategi tuturan direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kegiatan akhir pembelajaran kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Suatu penulisan yang baik, harus dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu maupun untuk khalayak umum. Manfaat dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu, (1) teoretis dan (2) praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam penelitian ini:

a. Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu. Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini mencakup dua


(6)

kompetensi guru dalam penggunaan strategi tuturan direktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Malang. (2) dapat menambah pengetahuan tentang penelitian di bidang linguistik khususnya di bidang pragmatik, yang berkaitan dengan tindak tutur pada khususnya strategi tuturan direktif.

b. Praktis

Manfaat secara praktis dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemahaman terhadap pemakaian bahasa dan pengkoreksian kembali tuturan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Selain itu pembaca bisa mengetahui strategi tuturan direktif guru yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Malang.

1.5 Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman pembaca terdapat beberapa istilah dalam penelitian yang perlu dijelaskan. Untuk itu definisi istilah tersebut ditegaskan berikut ini.

a. Strategi tuturan adalah cara bertutur agar menghasilkan suatu tuturan yang menarik dan dapat dimengerti oleh lawan tuturnya (Yule, 2006: 114).

b. Tindak tutur adalah gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu (Chaer dan Agustina, 2010: 50).

c. Tindak tutur direktif merupakan jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu atau agar lawan tutur melakukan tindakan sesuai dengan tuturan yang disebutkan (Yule, 2006: 92).


Dokumen yang terkait

TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

2 29 23

Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Negeri 1 Malang

0 29 26

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII BSMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 13

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII BSMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 13

PENDAHULUAN Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia Kelas VII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Dalam Proses Pembelajaran.

0 3 5

TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA Tindak Tutur Direktif Di Kalangan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Di SMP Negeri 1 Jatisrono Kabupaten Wonogiri.

0 1 11

TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA Tindak Tutur Direktif Di Kalangan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Pembelajaran Di SMP Negeri 1 Jatisrono Kabupaten Wonogiri.

0 4 13

STRATEGI PENYAMPAIAN TUTURAN DIREKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS

0 0 9

TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 3 KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

0 0 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan - TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 3 KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017 - repository perpustakaan

0 1 23