Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII di SMP Negeri 1 Malang

(1)

i

ANALISIS PEMAKAIAN PRINSIP KESOPANAN PADA TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI KELAS VIII SMP NEGERI 11 MALANG SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Ernik Apriyanti 201210080311055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini. Nama : Ernik Apriyanti

NIM : 201210080311055

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 11 Malang” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di stau Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan data sumber kutipan atau daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam anskah skripsi ini dapat dibuktikan tedapat unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSLUSIF.

3. Tugas akhir ini dapat dijelaskan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 02 Mei 2016 Yang menyatakan,


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.

(Q.S. An Najm: 39)

“Kita hidup dalam masa sekarang, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar kebenaran abadi dari masa lalu”

(Soong May-Ling)

“Bermimpilah untuk hidup

Karena hidup berawal dari sebuah mimpi” (Penulis)

Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat-Nya, Nikmat-Nya dan Hidayah-Nikmat-Nya dan Rasulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan benar sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Ku persembahkan skripsi ini untuk:

1. Abah dan Umik yang aku sayangi dan aku patuhi, terima kasih atas semua yang telah beliau berikan dengan tulus ikhlas membesarkan, menyayangi, membimbing, selalu mendoakan serta mendukung dan berkorban untuk masa depanku. Kalian selalu hadir dalam setiap doaku.

2. Mbak Veni Rokmawati yang selalu memberi dukungan dan semangat. Terima kasih telah menyayangiku dan mengajarkanku apa artinya pantang menyerah dan selalu memberikan dukungan serta doa.

3. Terima kasih juga kepada teman seperjuangan Isneni Riwayati, Ana Fadrianah, Arinal Jannah, Faidatul Himah, Devi Mulyani yang juga berjuang skripsinya, terima kasih banyak atas nasihat, motivasi yang tak pernah


(6)

berhenti-vi

berhentinya dicurahkan kepadaku selama ini. Tanpa kamu aku tidak melangkah sejauh ini.

4. Sahabat-sahabatku Elvira Rizky Ramadhani, Dini Alfiani Maisya, Atika Dewi Pujiatin, Dian Hamidah, Septia Dwi Fatmasari, Wigih Laksono Putra, Rudy Ardiyanto, Rivendy Primadia, Ajeng Wulan Pambayun, Astrid Azarina, Chika Puspa Ningrum, Imania Yessy, Dy Retta Merslythalia yang menjadi saksi atas segala perjuanganku. Terima kasih atas segala bantuan dan kebersamaannya serta selalu menghibur di kala suka maupun duka.

5. Teman seperjuangan Muhammad Nurul Khakim yang juga berjuang skripsinya di Universitas Airlangga Surabaya semangat buat kamu semoga segera menyusul sidangnya, terima kasih tak henti-hentinya memberi motivasi dan selalu sabar memberikan semangat dalam setiap perjuanganku.

6. Terima kasih teman-teman serta adik-adikku kos Bu Mulik kakak Abar, kakak Dyah, Noviana, Elok, Iyun, Diana, Dindah terima kasih atas keceriaan yang selalu kalian tebarkan di kala jenuh melandaku.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT penulis panjatkan karena hanya berkat Rahmat serta Hidayah-Nya lah skripsi dengan judul “Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 11 Malang” dapat terselesaikan denghan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dengan adanya agama Islam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan fasilitas untuk dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

2. Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

4. Drs. Gigit Mujianto, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam memibimbing penulis.

5. Drs. Sudjalil, M.Si. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan, masukan dan bimbingan dalam membimbing penulis.


(8)

viii

6. Ibu Paula Hermin Rusnani, S.Pd dan Dyah Pancaning Palupi, S.Pd yang berkenan meluangkan waktu untuk menjustifikasi prosedur pelaksanaan tes pada penelitian ini.

7. Bapak Sutikno, S.Pd. MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 11 Malang yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Ayahanda H. Sabar dan Ibuhanda Hj. Partiyah, Kakak tercinta Veny Rokmawati S.E, S.Pd serta adikku tersayang yang senantiasa mendoakan penulis dalam menuntut ilmu.

10. Mahasiswa angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan skritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini atau kemudian hari.

Malang, 26 April 2016


(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul...,,.i

Lembar Persetujuan...ii

Lembar Pengesahan...iii

Lembar Pernyataan...iv

Motto dan Persembahan...v

Abstrak...vii

Abstract...viii

Kata Pengantar ...ix

Daftar Isi ...xi

Daftar Tabel...xiv

Daftar Lampiran ...xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian a. Teoretis ... 9

b. Praktis ... 9


(10)

x BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pragmatik ... 12

2.2 Pengertian Prinsip Kesopanan ... 13

2.2.1 Maksim Kebijaksanaan (tact maxim) ... 14

2.2.2 Maksim Kemurahan (generosity maxim) ... 15

2.2.3 Maksim Penerimaan (approbation maxim) ... 16

2.2.4 Maksim Kerendahan Hati (modesty maxim) ... 17

2.2.5 Maksim Kecocokan (agreement maxim) ... 18

2.2.6 Maksim Kesimpatian (sympathy maxim) ... 19

2.3 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 21

2.3.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.3 Data dan Sumber Data ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.4 Instrumen Penelitian ... 28

3.5 Indikator Penelitian ... 29

3.6 Teknik Analisis Data ... 30

3.7 Prosedur Penelitian... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN ... 34

4.1.1 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengorientasi Masalah ... 34 4.1.2 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengorganisasikan


(11)

xi

Peserta Didik Untuk Belajar...37 4.1.3 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Membimbing Penyelidikan

Individu atau Kelompok ...39 4.1.4 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengembangkan dan

Menyajikan Hasil Karya...45 4.1.5 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Menganalisis dan

Mengevaluasi Proses Pemecah Masalah...51 4.2 PEMBAHASAN...53 4.2.1 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengorientasi Masala...53

4.2.2 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengorganisasikan

Peserta Didik Untuk Belajar...54 4.2.3 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Membimbing

Penyelidikan Individu atau Kelompok...55 4.2.4 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Mengembangkan dan

Menyajikan Hasil Karya...58 4.2.5 Prinsip Kesopanan Guru pada Kegiatan Menganalisis dan

Mengevaluasi Proses Pemecah Masalah...59 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...61 5.2 Saran...62 DAFTAR PUSTAKA...64


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah ... 22 3.1 Instrumen Data Penelitian ... 28 3.2 Indikator Pemakaian Prinsip Kesopanan ... 29


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Korpus Data Pemakaian Prinsip Kesopanan Guru ...66

Lampiran 2 Transkip Data...77

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...89

Lampiran 4 Foto Kegiatan Pembelajaran ...97

Lampiran 5 Lembar Pengambilan Data...100

Lampiran 6 Surat Izin dari Dina...101

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Fakultas...102

Lampiran 8 Materi Teks Prosedur...103

Lampiran 9 Surat Keterangan SMP Negeri 11 Malang...105


(14)

xiv Daftar Pustaka

Aslinda. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT: Rosdakarya. Chaer. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif (Analisis Data). Jakarta: Rajawali Press.

Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

Joan, Cutting. 2002. Pragmatics and Discource. London and New York. Routledge.

Leech. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. (Terjemahan M.D.D Oka). Jakarta: UI. Press.

Mahmudah. 2014. Analisis Pelanggaran Prinsip Kesopanan pada Tuturan

Pengisi Acara Talk Show @Show_Imah. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Fakultas Kguruan dan Ilmu Pendidikan.

Mujianto, Gigit. 2015. Tindak Tutur Guru dalam Pembelajaran Menulis dengan Komposisi Terarah Berdasarkan Tingkat Kognisi Siswa. Jurnal

KEMBARA, 1 (2): 173-197.

Margono. S. 2003. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bineka Cipta. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Putrayasa.2015. Pragmatik. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Permatasari, Mega. 2009. Telaah Prinsip Tindak Tutur Sopan Santun dalam

Peristiwa Belajar-Mengajar di Kelas V SDN Jelbuk 1 Jember. Malang:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Rahardi, 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Rosdakarya.


(15)

xv

Rozalia, Pita. 2015. Analisis Prinsip Kesopanan pada Buku Humor Sehat Karya

Puji Raharjo. Malang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:Kencana.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Tarigan. 1994. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung.

Trianto. 2001. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.

Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Rosdakarya.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyarakarta: Andi Yogyakarta.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain, baik untuk menyatakan pendapatnya, maupun untuk mempengaruhi orang lain demi kepentingannya sendiri maupun kelompok dalam kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda, 2010: 06). Bahasa sebagai sebuah gejala dan kekayaan sosial yang akan terus melaju sejalan dengan perkembangan pemakainnya. Melalui bahasa manusia dengan mudah mengungkapkan pikiran, gagasan, konsep, perasaan, dan berbagai pengalaman kepada sesamanya. Begitu juga sebaliknya, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep dan perasaan apabila tidak ada bahasa sebagai alat komunikasinya.

Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga sebagai alat interaksi atau alat komunikasi dalam masyarakat oleh kelompok sosial yang bekerjasama yang bersifat arbitrer (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: 32). Sebagai alat komunikasi, pengetahuan mengenai bahasa saja belumlah cukup untuk dapat menciptakan peristiwa komunikasi yang baik dan bermakna. Faktor situasi dan konteks juga merupakan faktor penting dalam pemakaian bahasa. Kenyataan inilah yang menyebabkan pragmatik memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan berbahasa, karena dengan mempelajari dan menguasainya seseorang


(17)

2

tidak hanya akan memiliki pengetahuan tentang bahasa, seluk-beluk struktur sebuah bahasa, dan cara bahasa (ujaran) itu dipergunakan berdasarkan situasi yang dihadapi pada saat berkomunikasi.

Komunikasi digunakan untuk mengungkapkan perasaan, kemauan, permintaan, harapan, atau keinginan dengan anggota masyarakat lainnya. Pengungkapan pesan atau maksud dilakukan secara variatif oleh masyarakat pemakai bahasa. Penyampaian pesan dalam komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk perintah, berita atau pertanyaan. Pemakai bahasa (penutur atau mitratutur) tidak selalu menggunakan satu variasi untuk mengungkapkan pesan. Bentuk tuturan tersebut dapat difungsikan pemakai bahasa sesuai dengan situasi, sehingga sering terjadi perubahan bentuk tuturan dalam situasi tertentu. Bentuk tuturan ini terdapat dalam komunikasi pembelajaran.

Komunikasi dalam pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang menjadi pemegang peranan utama adalah seorang guru. Peranan guru tersebut, tercipta pada serangkaian tingkah laku yang saling mempengaruhi dengan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berkaitan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan kemampuan peserta didik yang menjadi tujuannya (Wrightman dalam Uzer, 1999: 04). Hal ini dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran di kelas guru harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.

Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran merupakan peran yang strategis, karena sepandai apapun seseorang, jika dia tidak mampu berkomunikasi dengan baik kepada peserta didiknya maka proses pembelajaran akan kurang optimal. Komunikasi yang edukatif pada peserta didik akan mampu menciptakan


(18)

3

hubungan yang harmonis. Dalam peristiwa bertutur ini biasanya dijumpai pada situasi percakapan antara kedua belah pihak yang berbeda status sosialnya, misalnya, antara guru dan peserta didik. Adanya tuturan penghormatan ini terlihat adanya rasa hormat antara penutur yang satu terhadap penutur yang lain. Dengan demikian, maka kemampuan peserta didik dalam berlatih dapat berkembang secara optimal dan tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, pengajaran dianggap berhasil jika peserta didik mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh peserta didik menjadi indikator keberhasilan sistem pembelajaran (Hamalik, 2008: 75).

Di dalam pengajaran, bahasa diajarkan seperti pada saat digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini yang dituju bukanlah pencapaian pengetahuan mengenai tata bahasa atau penguasaan terhadap kosakata, melainkan kemampuan guru berbahasa untuk tujuan komunikasi, baik itu dengan peserta didik maupun dengan teman dan masyarakat sekitar. Pelaksanaan ini mempunyai nilai penting bagi pengajar dan pelajar, bagi guru dan peserta didik dalam interaksi pembelajaran. Guru sebagai ujung tombak dari proses pembelajaran di kelas harus memiliki kompetensi supaya pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar dan materi yang disampaikan guru dapat dipahami oleh peserta didik dengan baik.

Kompetensi guru dalam bertutur dengan peserta didik memegang peranan penting bagi keberhasilan pembelajaran di kelas. Jika tuturan guru tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai sarana pengatur pesan sesuai dengan yang diharapkan guru, maka tuturan tersebut tidak mampu mengkomunikasikan isi pesan yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Itulah sebabnya dalam proses pembelajaran guru harus senantiasa memperhatikan ciri-ciri atau


(19)

4

karakteristik tuturan bahasa yang digunakan sebagai sarana penyalur pesan yang hendak disampaikan. Dalam hal ini guru harus mengembangkan kemampuan dirinya untuk memperoleh hasil yang baik dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran.

Kemampuan tersebut menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 merupakan bagian dari kompetensi sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan dan kecakapan seorang guru (kecerdasan sosial yang dimiliki) dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni peserta didik secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan bagaimana guru melakukan pendekatan dengan peserta didik yang harus memperhatikan tata cara berkomunikasi dan berinteraksi, sehingga guru dapat diteladani peserta didik. Karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial adalah berkomunikasi secara sopan dan bergaul secara efektif. Oleh karena itu, melalui kompetensi sosial guru dapat menggunakan prinsip kesopanan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik.

Prinsip kesopanan harus diterapkan di dalam kelas ataupun di luar kelas. Guru diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan peserta didik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat mengurangi ketidaksesuaian antara guru dan peserta didik (Tarigan, 1994: 40). Prinsip kesopanan harus menjaga keseimbangan keramahan hubungan karena hanya dengan hubungan-hubungan yang demikian dapat diharapkan bahwa peserta didik akan kooperatif selama proses pembelajaran. Sehubungan dengan itu, diharapkan guru memperhatikan prinsip-prinsip kesopanan yang meliputi 6 kategori yakni maksim kebijaksanaan, maksim


(20)

5

penerimaan, maksim kemurahan. Maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.

Pemakaian prinsip kesopanan ini baik mentaati maupun melanggarnya tentu membawa dampak terhadap pembelajaran di kelas. Dampak yang dimaksud dapat berupa keefektifan, kenyamanan dan berkembangnya peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penelitian tentang prinsip kesopanan guru layak dilakukan.

Dalam Penelitian ini sekolah yang akan dijadikan sasaran penelitian adallah di SMP Negeri 11 Malang. Prinsip kesopanan penting dilakukan dalam penelitian hal ini dikarenakan bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi, pada hakikatnya setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, bersosialisasi dengan manusia yang lain adalah sebuah keharusan dan sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia. Hadirnya fenomena ini maka akan muncul sebuah pertanyaan, bagaimana seorang manusia hidup bersosialisasi dengan manusia yang lain, ketika seseorang melakukan tindak ujar yang baik dan benar, yakni tindak ujar yang tidak melukai lawan bicara. Maka dari itu, dalam melakukan tindak ujar dengan lawan bicara, penting sekali memahami dan mempelajari bagaimana tindak ujar yang santun untuk melakukan komunikasi dalam rangka bersosialisasi.

Penelitian tentang prinsip kesopanan pernah dilakukan oleh Mahmudah (2014) dengan judul “Analisis Pelanggaran Prinsip Kesopanan pada Tuturan

Pengisi Acara Talk Show @Show_Imah”. Penelitian ini bertujuan (1)

mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesopanan mencakup beberapa maksim yang dilanggar yaitu, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati,


(21)

6

maksim kebijaksanaan, maksim kecocokan dan maksim kerendahan hati mengandung humor superioritas degradasi dan meremehkan serta penyimpangan frustasi dalam harapan dan bisosiasi, (2) mendeskripsikan fungsi tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip kesopanan terbagi atas fungsi menyatakan informasi dan menyatakan keputusan. Fungsi mengkritik, fungsi memerintah, fungsi menanyakan, fungsi menanyakan terdiri dari menanyakan meminta alasan, dan menanyakan meminta pengakuan.

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Permatasari (2009) dengan judul “Telaah Prinsip Tindak Tutur Sopan Santun dalam Peristiwa Belajar -Mengajar di Kelas V SDN Jelbuk 1 Jember”. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan wujud verbal penerapan prinsip tindak tutur sopan santun peristiwa belajar-mengajar di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember, (2) mendeskripsikan fungsi penerapan tindak tutur sopan santun peristiwa belajar mengajar di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember, (3) mendeskripsikan strategi penerapan prinsip tindak tutur sopan santun di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember.

Selain itu, juga pernah dilakukan oleh Rozalia (2015) dengan judul “Analisis Prinsip Kesopanan pada buku Humor Sehat Karya Puji Raharjo”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran prinsip kesopanan dalam setiap kelompok humor pada buku Humor Sehat karya Pujo Raharjo, pematuhan dan pelanggaran prinsip kesopanan meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Perbedaan itu dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Penelitian ini lebih


(22)

7

memfokuskan pada pemakaian prinsip kesopanan guru dalam interaksi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia baik di kegiatan mengorientasi masalah, mengorganisasikan, membimbing individu atau kelompok, mengembangkan hasil karya dan mengevaluasi proses pemecah masalah di SMP Negeri 11 Malang. Dengan demikian, penelitian ini diberi judul “Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Negeri 11 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorientasi masalah dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

2) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorganisasikan peserta didik dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

3) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan membimbing penyelidikan individual atau kelompok dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

4) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?


(23)

8

5) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorientasi masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

2) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorganisasikan peserta didik dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

3) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan membimbing penyelidikan individual atau kelompok dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

4) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

5) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengevaluasi proses pemecah masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.


(24)

9

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan manfaat penelitian sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian pemakaian prinsip kesopanan dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP negeri 11 Malang diharapkan dapat memperluas kajian pragmatik khususnya pemakaian prinsip kesopanan, serta dapat memberikan gambaran objektif tentang pelaksanaan maksim, maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian dan pada tuturan guru dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang. b. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yang didasarkan pada pemakaian prinsip kesopanan sebagai manifestasi dari kompetensi sosial seorang guru.

1.5 Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah dalam penelitian ini, maka ada istilah penting yang perlu ditegaskan yaitu sebagai berikut.

a. Prinsip kesopanan adalah aturan yang menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan karena hanya dengan hubungan yang demikian dapat mengharapkan bahwa peserta akan bekerja sama (Leech, 1993: 124).


(25)

10

b. Maksim adalah kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya (Tarigan, 1990: 41).

c. Maksim kebijaksanaan adalah maksim yang dilakukan seseorang untuk mengurangi kerugian orang lain tetapi menguntungkan orang lain (Leech, 1993: 206).

d. Maksim penerimaan adalah maksim yang dilakukan dengan cara mengorbankan diri sendiri dan kepentingan orang lain (Leech, 1993: 206). e. Maksim kemurahan adalah maksim yang dilakukan oleh seseorang untuk

mengecam orang lain sedikit, mungkin memuji orang l;ain lain dengan sebanyak mungkin (Leech, 1993: 206).

f. Maksim kerendahan hati adalah maksim yang kurang memperhatikan diri sendiri dalam arti mengurangi pujian dari diri sendiri tetapi lebih mengutamakan orang lain (Leech, 1993: 206).

g. Maksim kecocokan adalah maksim yang dilakukan oleh seseorang untuk mengurangi ketidaksepakatan dengan orang lain tetapi mengutamakan agar terjadi kesepakatan (Leech, 1993: 206).

h. Maksim kesimpatian adalah maksim yang dilakukan seseorang untuk memaksimalkan rasa simpati terhadap orang lain dengan mengurangi rasa antipati (Leech, 1993: 206).

i. Problem based learning adalah model pembelajaran yang bertujuan


(26)

11

dalam kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang dipelajarinya (Mulyasa, 2014: 144).

j. Mengorientasi peserta didik pada masalah adalah memfokuskan peserta didik (mengamati) masalah yang menjadi objek pembelajaran (Mulyasa, 2014: 145). k. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar adalah salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanayaan (menanya) terhadap masalah yang disajikan (Mulyasa, 2014: 145).

l. Membimbing penyelidikan individual atau kelompok adalah peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji (Mulyasa, 2014: 145). m. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya adalah peserta didik

menghubungkan data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber (mengomunikasikan) (Mulyasa, 2014:145).

n. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah adalah peserta didik menjawab jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi (menalar) (Mulyasa, 2014: 145).


(1)

maksim kebijaksanaan, maksim kecocokan dan maksim kerendahan hati mengandung humor superioritas degradasi dan meremehkan serta penyimpangan frustasi dalam harapan dan bisosiasi, (2) mendeskripsikan fungsi tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip kesopanan terbagi atas fungsi menyatakan informasi dan menyatakan keputusan. Fungsi mengkritik, fungsi memerintah, fungsi menanyakan, fungsi menanyakan terdiri dari menanyakan meminta alasan, dan menanyakan meminta pengakuan.

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Permatasari (2009) dengan judul “Telaah Prinsip Tindak Tutur Sopan Santun dalam Peristiwa Belajar -Mengajar di Kelas V SDN Jelbuk 1 Jember”. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan wujud verbal penerapan prinsip tindak tutur sopan santun peristiwa belajar-mengajar di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember, (2) mendeskripsikan fungsi penerapan tindak tutur sopan santun peristiwa belajar mengajar di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember, (3) mendeskripsikan strategi penerapan prinsip tindak tutur sopan santun di kelas V SDN Jelbuk 1 Jember.

Selain itu, juga pernah dilakukan oleh Rozalia (2015) dengan judul “Analisis Prinsip Kesopanan pada buku Humor Sehat Karya Puji Raharjo”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pematuhan dan pelanggaran prinsip kesopanan dalam setiap kelompok humor pada buku Humor Sehat karya Pujo Raharjo, pematuhan dan pelanggaran prinsip kesopanan meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut. Perbedaan itu dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Penelitian ini lebih


(2)

memfokuskan pada pemakaian prinsip kesopanan guru dalam interaksi pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada interaksi pembelajaran bahasa Indonesia baik di kegiatan mengorientasi masalah, mengorganisasikan, membimbing individu atau kelompok, mengembangkan hasil karya dan mengevaluasi proses pemecah masalah di SMP Negeri 11 Malang. Dengan demikian, penelitian ini diberi judul “Analisis Pemakaian Prinsip Kesopanan pada Tuturan Guru dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Negeri 11 Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorientasi masalah dalam interaksi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

2) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorganisasikan peserta didik dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

3) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan membimbing penyelidikan individual atau kelompok dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

4) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?


(3)

5) Bagaimana pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorientasi masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

2) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengorganisasikan peserta didik dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

3) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan membimbing penyelidikan individual atau kelompok dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

4) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.

5) Mendeskripsikan pemakaian prinsip kesopanan guru pada kegiatan mengevaluasi proses pemecah masalah dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang.


(4)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan manfaat penelitian sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Penelitian pemakaian prinsip kesopanan dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP negeri 11 Malang diharapkan dapat memperluas kajian pragmatik khususnya pemakaian prinsip kesopanan, serta dapat memberikan gambaran objektif tentang pelaksanaan maksim, maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian dan pada tuturan guru dalam interaksi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 11 Malang. b. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yang didasarkan pada pemakaian prinsip kesopanan sebagai manifestasi dari kompetensi sosial seorang guru.

1.5 Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pemaknaan istilah dalam penelitian ini, maka ada istilah penting yang perlu ditegaskan yaitu sebagai berikut.

a. Prinsip kesopanan adalah aturan yang menjaga keseimbangan sosial dan keramahan hubungan karena hanya dengan hubungan yang demikian dapat mengharapkan bahwa peserta akan bekerja sama (Leech, 1993: 124).


(5)

b. Maksim adalah kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual; kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya (Tarigan, 1990: 41).

c. Maksim kebijaksanaan adalah maksim yang dilakukan seseorang untuk mengurangi kerugian orang lain tetapi menguntungkan orang lain (Leech, 1993: 206).

d. Maksim penerimaan adalah maksim yang dilakukan dengan cara mengorbankan diri sendiri dan kepentingan orang lain (Leech, 1993: 206). e. Maksim kemurahan adalah maksim yang dilakukan oleh seseorang untuk

mengecam orang lain sedikit, mungkin memuji orang l;ain lain dengan sebanyak mungkin (Leech, 1993: 206).

f. Maksim kerendahan hati adalah maksim yang kurang memperhatikan diri sendiri dalam arti mengurangi pujian dari diri sendiri tetapi lebih mengutamakan orang lain (Leech, 1993: 206).

g. Maksim kecocokan adalah maksim yang dilakukan oleh seseorang untuk mengurangi ketidaksepakatan dengan orang lain tetapi mengutamakan agar terjadi kesepakatan (Leech, 1993: 206).

h. Maksim kesimpatian adalah maksim yang dilakukan seseorang untuk memaksimalkan rasa simpati terhadap orang lain dengan mengurangi rasa antipati (Leech, 1993: 206).

i. Problem based learning adalah model pembelajaran yang bertujuan


(6)

dalam kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan yang dipelajarinya (Mulyasa, 2014: 144).

j. Mengorientasi peserta didik pada masalah adalah memfokuskan peserta didik (mengamati) masalah yang menjadi objek pembelajaran (Mulyasa, 2014: 145). k. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar adalah salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanayaan (menanya) terhadap masalah yang disajikan (Mulyasa, 2014: 145).

l. Membimbing penyelidikan individual atau kelompok adalah peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji (Mulyasa, 2014: 145). m. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya adalah peserta didik

menghubungkan data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber (mengomunikasikan) (Mulyasa, 2014:145).

n. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecah masalah adalah peserta didik menjawab jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi (menalar) (Mulyasa, 2014: 145).


Dokumen yang terkait

TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

2 29 23

Analisis Tuturan Guru dalam Struktur Pertukaran Percakapan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI SMA Neger

2 38 26

STRATEGI TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 MALANG

0 8 23

ANALISIS ALIH TUTUR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERAN GURU DALAM WACANA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 MALANG

8 21 23

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN ANTARA GURU DAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

0 8 97

ANALISIS KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP Analisis Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 12

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU Jenis Kalimat Imperatif Pada Tuturan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Kegiatan Pembelajaran Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Kabupaten.

0 5 15

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN Jenis Kalimat Imperatif Pada Tuturan Guru Bahasa Indonesia Dalam Proses Kegiatan Pembelajaran Di SMK Negeri 1 Sawit Boyolali Kabupaten.

0 2 13

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA Perwujudan Tindak Kesantunan Pragmatik Tuturan Imperatif Guru Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas XI SMK Negeri 8 Surakarta.

0 1 12

TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII SMP NEGERI 3 KEDUNGREJA KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

0 0 18