Pola curah hujan jenis lokal

Ada tiga pola curah hujan di Indonesia, yaitu Tjasyono 2004 : a. Pola curah hujan jenis monsoon Karakteristik dari jenis ini adalah distribusi curah hujan bulanan berbentuk “V” dengan jumlah curah hujan minimum pada bulan Juni, Juli atau Agustus. Saat monsoon barat jumlah curah hujan berlimpah, sebaliknya saat monsoon timur jumlah hujan sangat sedikit. Daerah yang mempunyai curah hujan jenis monsoon sangat luas terdapat di Indonesia. b. Pola curah hujan jenis ekuator Distribusi curah hujan bulanan memiliki dua maksimum. Jumlah curah hujan maksimum terdapat setelah ekuinoks. Tempat di daerah ekuator seperti Pontianak dan Padang mempunyai pola curah hujan jenis ekuator. Pengaruh monsoon di daerah ekuator kurang tegas dibandingkan pengaruh insolasi pada waktu ekuinoks. Ekuinoks adalah kedudukan matahari tepat di atas ekuator terjadi pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Gambar 2 Geometri pergerakan bumi terhadap matahari Linacre Greets 2003

c. Pola curah hujan jenis lokal

Distribusi curah hujan bulanannya kebalikan dari jenis monsoon. Pola curah hujan jenis lokal lebih banyak dipengaruhi oleh sifat lokal. Daerah yang mempunyai jenis lokal sangat sedikit, misalnya daerah Ambon. 2.6 Karakteristik Lokasi pengamatan Lokasi pengamatan adalah tiga wilayah tipe hujan Indonesia Tjasyono 2004. Daerah tipe hujan monsunal diwakili oleh Kota Jakarta, daerah tipe hujan equatorial diwakili oleh kota Padang, sedangkan daerah tipe hujan lokal diwakili oleh kota Ambon. a. Kota Padang Kota Padang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Barat yang berlokasi di pesisir barat Pulau Sumatera. Berdasarkan PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah 69.494 ha dengan jumlah penduduk berjumlah 765.456 jiwa, yang tersebar di 11 kecamatan atau 103 kelurahan. 52,52 dari daerah Kota Padang adalah hutan lindung, 9,01 -nya bangunan dan pekarangan rumah, sedangkan 7,2-nya atau sekitar 52,25 km 2 adalah perairan Badan Pusat Statistik Padang, 2003. Kota Padang terletak pada dataran rendah di pantai barat Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Padang terletak pada 0 54’ – 1 Lintang Selatan LS dan 100 17’ – 100 34 ’ Bujur Timur BT, dengan panjang pantai sepanjang 84 km. Kota Padang berada di sebelah Barat Bukit Barisan dan dengan garis pantai sepanjang 68,126 km. Sebagai kota pantai, Kota Padang terdiri atas dataran rendah yang terletak pada ketinggian 0 – 10 m di atas permukaan laut. Secara umum, Kota Padang terletak pada ketinggian yang berkisar antara 0-1.853 m di atas permukaan laut. Daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan daerah lainnya terletak pada dataran tinggi, yaitu sebelah selatan dan timur. Gambar 3 Peta Sumatera Barat bulekbasandiang 2009 Kota Padang memiliki beberapa aliran sungai, baik yang besar maupun yang kecil anak- anak sungai yang semuanya mengalir ke arah barat menuju Samudera Indonesia. Saat ini terdapat 21 aliran sungai, yang terdiri atas 5 sungai besar dan 16 sungai kecil. Kota Padang termasuk daerah beriklim tropis yang memiliki temperatur 23 C –32 C di siang hari dan 22 C–28 C di malam hari. Berlokasi pada lembah di antara Bukit Barisan dan Samudera Indonesia, Kota Padang sangat dipengaruhi oleh angin musim dan angin laut yang menyebabkan curah hujan yang tinggi, yaitu 405,88 mmbulan. Luas wilayah Kota Padang yang telah terbangun adalah 10 dari luas total Kota Padang, bagian yang tidak terbangun digunakan untuk kegiatan pertanian, kehutanan, perkebunan serta tanah yang tidak diusahakan. b. Kota Jakarta Jakarta terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6°12’ Lintang Selatan dan 106°48’ Bujur Timur. Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1227 Tahun 1989, luas wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah 7.659,02 km 2 , terdiri dari daratan seluas 661,52 km 2 , termasuk 110 pulau di Kepulauan Seribu, dan lautan seluas 6.997,50 km 2 . Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kotamadya dan satu kabupaten administratif, yakni: Kotamadya Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km 2 , Jakarta Utara dengan luas 142,20 km 2 , Jakarta Barat dengan luas 126,15 km 2 , Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km 2 , dan Kotamadya Jakarta Timur dengan luas 187,73 km 2 , serta Kabupaten Administratif Kepulau an Seribu dengan luas 11,81 km 2 . Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa. Secara geologis, seluruh dataran terdiri dari endapan pleistocene yang terdapat pada ±50 m di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 km. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya oleh endapan alluvium . Di wilayah bagian utara bar u terdapat pada kedalaman 10-25 m, makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal 8-15 m. Pada bagian tertentu juga terdapat lapisan permukaan tanah yang keras dengan kedalaman 40 m. Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara maksimum berkisar 32,7 °C – 34 °C pada siang hari, dan suhu udara minimum berkisar 23,8 °C -25,4 °C pada malam hari. Rata-rata curah hujan sepanjang tahun 237,96 mm, selama periode 2002-2006 curah hujan terendah sebesar 122,0 mm terjadi pada tahun 2002 dan tertinggi sebesar 267,4 mm terjadi pada tahun 2005, dengan tingkat kelembaban udara mencapai 73,0 - 78,0 persen dan kecepatan angin rata- rata mencapai 2,2 mdetik - 2,5 mdetik http:www.jakarta.go.id. Gambar 4. Peta Kota Jakarta Dimas 2009

c. Kota ambon Letak Kota Ambon berada sebagian besar