11 Dengan menggunakan teknik ini dapat diketahui masuk atau tidaknya sel donor
yang telah disuntikkan pada resipien, yaitu dengan melihat visualisasi UV dari elektroforesis DNA sampel yang telah di PCR menggunakan primer spesifik yang
hanya mendeteksi adanya DNA gurame donor dalam sampel resipien Gambar 8.
Gambar 8. A Analisis PCR DNA larva 1 hari setelah penyuntikan sel donor menggunakan
marka molekular
spesifik GH-Gurame
konfirmasi keberhasilan penyuntikan. M, marker; 1-5, DNA sampel larva; G, DNA ikan gurame sebagai kontrol positif; N,
DNA ikan nila sebagai kontrol negatif; - Kontrol bahan pada proses PCR. B PCR menggunakan primer Ti β-actin sebagai
kontrol internal
Semua sampel yaitu 1-5 yang diperiksa dengan PCR menggunakan marka molekular spesifik GH-gurame memperlihatkan pita DNA di atas garis merah
yang sejajar dengan pita kontrol positif DNA ikan gurame G dengan target sekuen 340 bp. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyuntikan sel donor ke ikan
resipien berhasil dilakukan.
3.1.3 Tingkat Kelangsungan Hidup Resipien
Tingkat kelangsungan hidup resipien 7 hari setelah penyuntikan menunjukkan kecenderungan peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya
umur resipien pada saat penyuntikan dilakukan Gambar 9. Resipien yang disuntik pada umur 1-2 hari setelah menetas memiliki tingkat kelangsungan hidup
12 yang lebih rendah 89,34 dibandingkan dengan resipien umur 3-4 hari setelah
menetas 98,96 dan kontrol 100.
Gambar 9. Survival rate SR larva hingga 7 hari setelah penyuntikan. Hari 3-4, resipien yang disuntik saat berumur 3-4 hari setelah
menetas; hari 1-2, resipien yang disuntik saat berumur 1-2 hari setelah menetas.
3.1.4 Kuantifikasi DNA Gonad Resipien 2 Bulan setelah Penyuntikan
Berdasarkan perhitungan konsentrasi DNA gonad menggunakan GeneQuant diperoleh data bahwa konsentrasi DNA gonad resipien hasil ekstraksi terendah
adalah sebesar 1,1 ngµl dan tertinggi adalah 10,5 ngµl Tabel 2. Ini menunjukkan bahwa DNA resipien sudah berhasil diekstraksi dan siap digunakan
untuk keperluan PCR dalam mendeteksi kolonisasi sel donor pada gonad resipien.
Tabel 2. Data kuantifikasi DNA gonad resipien menggunakan Gene Quant
No sampel
Rasio Konsentrasi DNA
ngµl 1
1,784 7,3
2 1,854
3,0 3
1,896 1,4
4 1,909
2,5 5
1,856 5,9
6 1,949
1,7 7
1,764 4,1
8 1,687
10,5 9
1,777 9,8
10 1,881
1,1 Keterangan: : sampel no 1-6, resipien yang disuntik saat umur 1-2 hari setelah menetas; no. 7-10: resipien
yang disuntik saat umur 3-4 hari setelah menetas. Rasio merupakan nilai perbandingan antara absorbansi pada
panjang gelombang 260 dan 280 nm.
20 40
60 80
100
Kontrol tanpa penyuntikan
Hari Ke 1-2 Hari Ke 3-4
S R
Umur resipien saat penyuntikan
13
3.1.5 Analisis PCR Gonad Resipien
Resipien yang membawa atau tidak membawa sel donor pada saat umur 2 bulan dibedakan menggunakan teknik PCR dengan marka molekular tertentu yang
mampu mendeteksi ada tidaknya sel gurame dalam gonad ikan nila. Tampak 6 a- f dari 6 sampel ikan nila resipien disuntik pada umur 1-2 hari setelah menetas
yang diperiksa gonadnya melalui PCR memperlihatkan adanya pita DNA penyandi spesifik GH-gurame Gambar 10 yang sejajar dengan G pita DNA
gurame sebagai kontrol positif, hal ini menunjukkan bahwa semua sampel 100 yang diperiksa membawa sel donor sel testikular dari gonad ikan gurame yang
berarti sel donor mampu berkolonisasi di dalam gonad ikan resipien. Berbeda dengan hasil PCR terhadap resipien yang disuntik pada umur 1-2 hari setelah
menetas, hasil deteksi terhadap larva resipien yang disuntik pada umur 3-4 hari Gambar 11 menunjukkan adanya resipien yang tidak membawa sel donor
sampel ke-4 dalam gonadnya yang berarti sel donor gagal berkembang dan
terkolonisasi di dalam gonad resipien.
Gambar 10. A Analisis PCR DNA sampel resipien yang disuntik pada umur 1-2 hari setelah menetas 2 bulan setelah penyuntikan
menggunakan marka molekular spesifik GH-Gurame. M, marker; -, kontrol negatif bahan PCR, N, DNA ikan nila; G,
DNA ikan gurame; a-f, DNA sampel resipien yang berumur 2 bulan setelah
penyuntikan. B PCR menggunakan primer Ti β- aktin sebagai kontrol internal.
14 Gambar 11.
A Analisis PCR DNA sampel resipien yang disuntik pada umur 3-4 hari setelah menetas 2 bulan setelah penyuntikan
menggunakan marka molekular spesifik GH-Gurame. M, marker; 1-4, DNA sampel resipien yang berumur 2 bulan
setelah penyuntikan; G, DNA ikan gurame; N, DNA ikan nila; -, kontrol negatif bahan PCR. B PCR menggunakan primer
Ti β-aktin sebagai kontrol internal.
3.2 Pembahasan