METODOLOGI PENELITIAN Prospek budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) studi kasus : Kecamatan Ciampea dan Ciawi, Kabupaten Bogor

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Ciampea dan Ciawi Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan bahwa di wilayah tersebut terdapat petani-petani yang mengusahakan atau memproduksi jamur tiram, baik itu memproduksi bibit maupun yang melakukan budidaya jamur tiram. Jumlah responden yang diteliti di Kecamatan Ciampea dan Ciawi masing-masing sebanyak 1 responden. Penelitian ini diawali dengan observasi atau penjajakan lokasi dan dilanjutkan dengan pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September tahun 2010. Bahan dan Alat Peneletian Objek yang menjadi bahan penelitian adalah usaha budidaya jamur tiram putih. Sedangkan alat yang digunakan yaitu peralatan tulis menulis, papan untuk penyangga tulisan, catatan, kamera untuk dokumentasi, dan bahan berupa kuesioner untuk dijadikan pedoman wawancara kepada responden yang diwawancarai. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan terhadap usaha budidaya jamur tiram ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan layak untuk dikembangkan atau tidak. Studi kelayakan ini dilakukan dengan cara melakukan analisis kelayakan aspek finansial dilihat dari sumber biaya, inflow dan outflow, analisis discounted dengan penilaian terhadap NPV Net Present Value, BC Benefit-Cost Ratio, dan IRR Internal Rate of Return. Pada kelayakan usaha budidaya jamur tiram perlu juga dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kejadian yang berbeda dengan perkiraan-perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Apabila hasil perhitungan studi kelayakan dan uji sensitivitas menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur tiram masih layak diusahakan, maka perlu dilakukan kebijakan dan arah pengembangan usaha agar tercapai tujuan 29 perusahaan untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Apabila usaha pengembangan tersebut tidak layak lagi untuk diusahakan, maka tidak diadakan upaya pengembangan teknologi. Hal lain yang juga akan dibuat dari data-data yang akan diperoleh, yaitu membuat hubungan antara modal, produksi, dan pendapatan dari usaha jamur tiram tersebut. Dimana akan menjelaskan grafik yang menunjukkan hubungan dua dimensi, antara lain hubungan antara modal dengan pendapatan, tingkat produksi dengan biaya produksi, tingkat produksi dengan pendapatan, serta tingkat produksi dengan tenaga kerja. Secara skematis kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran dalam pengolahan data penelitian. Analisis kelayakan aspe k finansial · Sumber Biaya · Inflow dan outflow · Analisis discounted dan undiscounted · Analisis sensitivitas Faktor-faktor yang mempengaruhi modal, biaya, dan pendapatan dalam usaha jamur tiram: Struktur Biaya Besar Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel Produktivitas Pendapatan Budidaya jamur tiram layak atau tidak untuk Wawancara dengan petani jamur tiram Petani-petani jamur tiram Pemilihan lahan yang sesuai syarat tumbuh Pelaksana kegiatan budidaya Peralatan untuk setiap kegiatan budidaya Kebutuhan bangunan Skala usaha Ditinjau dari jumlah produksi Tenaga ahli, teknisi, dan tenaga kasar Sumber bahan baku berlimpah Bibit yang baik dan teruji 30 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber sebagai berikut : · Tinjauan Pustaka Dalam pembahasan permasalahan penelitian ini, memerlukan teori-teori ilmiah yang dilakukan dalam penelaahan informasi dari berbagai sumber seperti buku, tulisan dan literatur yang berisi konsep-konsep teoritis, pendapatpengetahuanpengalaman para ahli dan praktisi. Data sekunder juga didapat dari berbagai informasi data yang dikeluarkan oleh instansi terkait dan internet. · Kajian lapangan Kajian lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data primer sebagai bahan bahasan dalam melakukan perbandingan antara teori dan kenyataan di lapangan. Data primer ini didapatkan dengan cara melakukan kunjungan dan wawancara langsung berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani sebagai responden pada waktu pengumpulan data. Data dan informasi digali dengan menggunakan kuesioner yang lebih bersifat sebagai pedoman umum, yang selanjutnya dikembangkan dalam diskusi dengan responden untuk menangkap informasi yang lebih mendalam. Dalam melakukan pencarian data dan informasi, digunakan kuesioner yang mencakup: - Identitas responden Terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, pendidikan formal, lokasi usaha, lama pengalaman usaha. - Kondisi sosial ekonomi usaha Terdiri dari: modal, lahan, bangunan, input usaha, alat-alat usaha, sumberdaya manusiatenaga kerja. - Kegiatan budidaya Ø Penyiapan bahan 31 Terdiri dari: pengayakan serbuk kayu, penyerbukan serbuk kayu, pencampuran bahan-bahan, pengomposan, pengadukan kompos, pembungkusan, sterilisasi. Ø Inokulasi dan Inkubasi Ø Pemeliharaan Ø Pemanenan Lama waktu pemanenan, pemanenan dilakukan secara total ataukah selektif, cara pemanenan, jumlah benih yang dihasilkan sekali panen, jumlah panen dalam setahun, kapan waktu panennya. Ø Pemasaran Cara pemasaran, harga jual Rpkg, cara pembayaran, siapa pembeli yang dominan. - Penerimaan, pengeluaran, dan pendapatan Ø Penerimaan Bagaimana jumlah penerimaan Ø Pengeluaran Bagaimana jumlah pengeluaran Ø Pendapatan Bagaimana jumlah pendapatan Metode pengumpulan data pada kajian ini menggunakan penggabungan dari sumber data pimer dan data sekunder, sehingga data yang diperoleh lengkap dan aktual tentang segala permasalahan yang berkaitan dengan usahatani jamur tiram. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari: - Interview, yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara secara langsung dengan responden, dalam hal ini adalah petani. - Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung secara sistematis terhadap aktivitas usaha. Disini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan pada usaha jamur tersebut. - Dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mempelajari catatan- catatan yang ada pada usaha yang dianggap perlu. 32 - Studi pustaka, yaitu guna menunjang pengumpulan data di lapangan diperlukan studi kepustakaan dimana digunakan literatur yang berhubungan dengan judul penelitian. Selain itu juga digunakan data praktis yang didapat dari surat kabar, majalah, dan sumber data praktis lainnya. Tabel 1. Jenis data, sumber data, dan cara pengambilan data untuk penelitian. Jenis Data Sumber Data Cara pengambilan data Data primer Investasi Modal tetap 1. Upah dan bahan bangunan 2. Peralatan Sterilizer, Kompor tekan, Sprayer, Peralatan produksi cangkul, skop, ember, dll, Rak bambu Responden Wawancara dan diskusi Modal Kerja 1. Bahan baku 2. Bahan tambahan 3. Tenaga kerja 4. Bibit Jamur 5. BBM 6. Lain-lain Responden Wawancara dan diskusi Kegiatan usaha Proses Produksi Responden Wawancara dan diskusi Data sekunder Bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian Literatur, tulisan, buku, dll Pencarian di perpustakaan dan membaca pustaka 33 Pengolahan Data Data dan informasi yang telah dikumpulkan, diolah dengan bantuan kalkulator dan komputer. Program komputer yang digunakan adalah software Microsoft Word dan Excel. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi yang digunakan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan data yang ada serta untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Kegiatan ini dilakukan untuk menajamkan dan mengkoordinasikan sehingga didapatkan data pokok yang akan menjadi pokok penelitian dan merupakan kesimpulan akhir. Untuk mengetahui kelayakan usaha jamur secara finansial dilakukan analisis biaya pembuatan dan nilai jamur dengan metode analisis kelayakan usaha yang memiliki indikator-indikator seperti tersebut sebelumnya di atas. Analisis Data Analisis Waktu Pengembalian Modal Payback period Analisis payback period adalah analisis suatu jangka waktu periode kembalinya keseluruhan investasi kapital yang ditanamkan, dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto produksi tambahan, sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi kapital yang ditanamkan dengan menggunakan aliran kas Gittinger, 1986. Secara matematis payback period dapat dirumuskan sebagai berikut : PP = x tahun Analisis Break Even Point BEP Menurut Rahardi et al 2005, Break Even Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, pada saat BEP perusahan mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. Perhitungan BEP digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP juga dapat digunakan untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. Untuk menentukan BEP, ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal baik modal tetap atau variabel, harga jual Keuntungan Investasi 34 dan tingkat produksi. BEP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : dimana : TFC = Total Fixed Cost Total Biaya Tetap TVC = Total Variable Cost Total Biaya Variabel TC = Total Cost = TVC + TFC Analisis Kriteria Investasi Untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut diperlukan besar manfaat atau benefit dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Menurut Kadariah, et al 1978, indikator yang digunakan untuk membandingkan manfaat dan biaya pada usaha adalah sebagai berikut : Net Present Value NPV NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut: dimana: Bt = Penerimaan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t t = Umur proyek i = Discount Rate Kriteria kelayakan dalam metode NPV adalah : NPV 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilakukan. NPV = 0, maka proyek tidak menguntungkan tapi juga tidak rugi, jadi tergantung penilaian subyektif pengambilan keputusan. NPV 0, maka proyek merugikan karena keuntungan lebih kecil dari pada biaya. NPV = å = + - 9 1 t t i Ct Bt BEP = TC Harga Jual Per Unit - Biaya Variabel Per Unit 35 Benefit-Cost Ratio BC Benefit-Cost Ratio BC merupakan ratio jumlah keuntungan dari suatu proyek terhadap biaya, yang dalam hal ini dipisahkan antara biaya investasi dengan biaya operasionalnya. Secara matematika dapat dijelaskan sebagai berikut: dimana: Bt = Penerimaan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t t = Umur proyek i = Discount Rate Suatu usaha dinyatakan layak jika BC lebih besar dari satu dan tidak layak jika BC lebih kecil dari satu. Jika BC sama dengan satu, penyerahan keputusan diserahkan kepada pihak manajemen. Kriteria kelayakan pada metode ini adalah : BC 1, proyek dianggap layak BC = 1, merupakan titik impas BC 1, proyek tidak layak Internal Rate of Return IRR IRR merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah nilai sekarang netto NPV sama dengan seluruh ongkos proyek atau NPV = 0 Kadariah, et al, 1978. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan bunga yang berlaku menunjukkan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan. Rumus perhitungannya : IRR = i ’ + i” – i’ dimana : NPV ’ = NPV positif pada suku bunga i 36 i ’ = tingkat bunga dimana NPV bernilai positif i ” = tingkat bunga dimana NPV bernilai negatif Dengan kriteria usaha : IRR i, usaha dapat dilanjutkan IRR i, usaha lebih baik ditolak Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara matematis apa yang terjadi pada kapasitas penerimaan dan biaya suatu proyek apabila terdapat kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dengan merubah suatu unsur atau dengan mengkombinasikan beberapa unsur kemudian menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis Kadariah, et al, 1978. 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN