Konsep Elastisitas Kerangka Pemikiran

constant atau decreasing return to scale. Jumlah dari setiap koefisien dari suatu model, memberikan informasi mengenai pengaruh skala terhadap hasil return to scale , yaitu tanggapan output terhadap perubahan proporsional dalam input. Jika b = 1, maka terdapat pengaruh skala terhadap hasil yang konstan constant return to scale , yaitu jika terjadi kenaikan input sebesar dua kali lipat, maka output akan meningkat sebesar dua kali lipat pula. Jika jumlahnya lebih kecil daripada satu, maka ada pengaruh skala yang menurun terhadap tingkat hasil decreasing return to scale, yaitu adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan menyebabkan penurunan output yang kurang dari dua kali lipat. Jika jumlahnya lebih besar daripada satu, maka ada pengaruh skala yang meningkat terhadap tingkat hasil, artinya adanya kenaikan input sebesar dua kali lipat akan meningkatkan output sebesar lebih dari dua kali lipat Gujarati, 1995.

2.5. Konsep Elastisitas

Dalam proses produksi, jumlah faktor produksi urea yang digunakan cenderung berubah-ubah. Perubahan tersebut disebabkan adanya elastisitas produksi dari faktor produksi urea yang digunakan. Elastisitas produksi adalah ɛ p adalah perubahan produk yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan faktor produksi yang dipakai. Elastisitas produksi merupakan persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Perubahan jumlah output yang disebabkan oleh faktor input yang digunakan dapat dinyatakan dalam elastisitas produksi. Menurut Nicholson 1994, hubungan lain juga membuktikan bahwa koefisien pangkat dari fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan nilai elastisitasnya dengan menggunakan rumus dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Nilai koefisien dari masing-masing input yaitu modal,bahan baku, tenaga kerja, dan stream days mencerminkan elastisitas hasil terhadap modal, bahan baku, tenaga kerja, dan stream days.

2.6. Kerangka Pemikiran

Permintaan pupuk khususnya pupuk urea adalah salah satu faktor penting dalam pencapaian ketahanan pangan nasional di Indonesia. Pertumbuhan industri pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang dapat terlihat dari pertumbuhan total produksi. Fluktuatif produksi dan terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pupuk di Jawa Barat dan sekitarnya. Dalam sebuah proses produksi dibutuhkan faktor-faktor produksi, karena besarnya produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi tersebut. Karena pentingnya peran PT. Pupuk Kujang dalam memproduksi pupuk urea,oleh karena itu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi produksi pupuk urea pada PT. Pupuk Kujang sehingga dapat dianalisis pula faktor mana saja yang dapat berpengaruh nyata dalam peningkatan produksi urea. Dalam menganalisis permasalahan ini digunakan fungsi produksi Cobb Douglas dengan metode OLS Ordinary Least Square untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap produksi pupuk urea. Hasil analisis fungsi ini juga dapat menunjukkan elastisitas produksi dan skala usaha dari PT. Pupuk Kujang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan perusahaan terkait untuk mengevaluasi kinerja produksi pupuk urea . Disisi lain, pemerintah sebagai pengendali dan pembuat kebijakan yang mendukung kinerja industri pupuk nasional diharapkan dapat merumuskan sebuah program yang baik sehingga produsen dan pemerintah dapat bersinergi untuk dapat mencapai swasembada pangan. Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Produksi pupuk urea Permasalahan: 1. Tingkat produksi yang berfluktuatif 2. Pemanfaatan faktor-faktor produksi yang belum optimal 3. Terjadi kerusakan mesin yang menghambat produksi Analisis faktor-faktor produksi pupuk urea Rekomendasi Kebijakan Model Fungsi Produksi Cobb Douglas dengan Metode penduga OLS Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang dengan variabel: 1. Modal 2. Jumlah Tenaga Kerja 3. Penggunaan Bahan Baku 4. Stream Days Elastisitas dan Skala Usaha PT. Pupuk Kujang

2.7. Hipotesis Penelitian