Spektrometri massa sebagai detektor

18 kualitatif, sedangkan luas puncak dalam kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GCMS atau yang disebut Kromatografi Gas–Spektrometri Massa, kromatogram disajikan dalam bentuk lain Gandjar dan Rohman, 2007.

2.7.3.5.1 Spektrometri massa sebagai detektor

Sumber: Lee, 2005. Menurut Lee 2005, terdapat delapan jenis sumber ionisasi yang digunakan dalam intrumen MS. Pada analisis yang divariasikan dengan GC, umumnya dan pada penelitian ini yang digunakan adalah elektron impact EI. Proses ionisasi dalam elektron impact EI yaitu, elektron dilewatkan melalui sampel fase gas dan bertubrukan dengan molekul analit M yang kemudian menghasilkan ion-ion bermuatan positif atau fragmentasi ion. Umumnya elektron memiliki energi sebesar 70 eV. Metode ini digunakan untuk semua senyawa- senyawa yang bersifat volatil. Sumber: Lee, 2005. 19

2.8 Derivatisasi pada Kromatografi Gas

Derivatisasi pada KG merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas menjadi lebih mudah menguap. Menurut Rohman 2009, alasan dilakukannya derivatisasi adalah: - Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis dengan KG terkait dengan volatilitas dan stabilitasnya. - Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa senyawa tidak menghasilkan bentuk kromatogram yang bagus misal puncak kromatogram saling tumpang tindih atau sampel yang dituju tidak terdeteksi, karenanya diperlukan derivatisasi sebelum dilakukan analisis dengan KG. - Meningkatkan volatilitas, misal senyawa gula. Tujuan utama derivatisasi adalah untuk meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap non-volatil. Senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah biasanya tidak mudah menguap, karena adanya gaya tarik-menarik inter molekuler antara gugus-gugus polar karenanya jika gugus-gugus polar ini ditutup dengan cara derivatisasi akan mampu meningkatkan volatilitas senyawa tersebut secara dramatis. - Meningkatkan deteksi, misal untuk kolesterol dan senyawa-senyawa steroid. - Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami dekomposisi parsial karena panas sehingga diperlukan derivatisasi untuk meningkatkan stabilitasnya. - Meningkatkan batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron ECD. 20 Beberapa cara derivatisasi yang dilakukan pada kromatografi gas yaitu esterfikasi, asilasi, alkilasi, sililasi, kondensasi, dan siklisasi Gandjar dan Rohman, 2007. • Sililasi Derivat silil digunakan untuk menggantikan eter alkil untuk analisis komponen sampel yang bersifat polar dan tidak mudah menguap. Salah satu contoh sampel yang menggunakan derivat ini adalah Propolis. Derivat yang paling sering dibuat adalah trimetilsilil. Urutan reaktifitas pereaksi sililasi berdasarkan pada kemampuan penyumbang silil adalah sebagai berikut: TrimetilsililimidazolTMSIMN,O-bis-trimetilsilil-trifluoroasetamid BSTFA N,O-bis-trimetilsilil-asetamidBSAN-metil-N-trimetilsililtrifluoroasetamid MSTFA Trimetilklorosilan TMCS Heksametildisilazan HMDS Gandjar dan Rohman, 2007. Urutan reaktivitas gugus-gugus penerima silil adalah sebagai berikut: alkoholfenolasam karboksilataminaamida. Faktor sterik sangat penting dalam hal penentuan kecepatan reaksi derivatisasi. Untuk setiap gugus fungsi, urutan reaktifitasnya adalah: primersekundertersier Gandjar dan Rohman, 2007. Derivatisasi dengan gugus fungsional yang sukar diderivatisasi seperti amina sekunder, alkohol tersier, dan amida perlu dilakukan pemanasan pada suhu antara 60 o C-150 o C. Laju reaksi derivatisasi juga dapat ditingkatkan dengan penambahan katalis asam seperti dengan trimetilklorosilan atau dengan katalis basa seperti piridin. Dilaporkan bahwa 95 derivat trimetilsilil TMS dapat dibuat dengan menggunakan trimetilsililimidazol TMSIM atau dengan N,O-bis- 21 trimetilsilil-trifluoroasetamidBSTFA yang kadang-kadang ditambah dengan trimetilklorosilanTMCS sebagai katalis. Kedua pereaksi ini menunjukkan selektifitas. TMSIM tidak bereaksi dengan gugus amino, sedangkan BSTFA merupakan pereaksi terpilih untuk gugus amino. Pembuatan pereaksi ini pun lebih reaktif dengan media bebas air Gandjar dan Rohman, 2007. Gambar 2.2 Struktur BSTFA dan reaksi Sililasi : Struktur BSTFA: Reaksi Sililasi : For BSTFA : For TMCS: X = Cl Sumber: Sigma-Aldrich, 1997. 22

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif yaitu untuk menentukan komponen propolis dengan membandingkan beberapa propolis bermerek dan propolis mentah serta analisis komponennya. Penelitian ini meliputi ekstraksi propolis dengan alkohol 70, analisis komponen sampel secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan menggunakan GC-MS Gas Chromatography- Mass Spectrometry . Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian LP Fakultas Farmasi USU dan di Laboratorium Penelitian PPKS MEDAN.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium untuk persiapan ekstraksi beaker glass, gelas ukur, erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, cawan penguap, mortir dan alu, gelas arloji kertas whatmann no.1, corong, neraca analitik, rotavapor vakum, freeze dryer, freezer, syringe perfection 100µl, mikropipet, botol berwarna gelap, vial kaca 5 ml berwarna gelap, vial 2 ml, karet ptfe, plastik parafilm M, oven, GC-MS Gas Chromatography-Mass Spectrometry model Shimadzu QP 2010 S untuk analisis.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah propolis mentah yang berasal dari daerah Sragen Jawa tengah, propolis bermerek dagang Melia Propolis, Propolis Platinum, HDI Propoelix ® , HDI Propoelix ® Plus, HD Bee 23 Propolis, Akuades, Alkohol 70 etanol, Pyridine , bis- trimethylsilyltrifluoroacetamide BSTFA termasuk 1 trimethylchlorosilane TMCS digunakan sebagai pereaksi sililasi derivatisasi.

3.3 Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah propolis mentah yang diambil dari daerah Sragen Jawa tengah dan propolis yang dikumpulkan dari berbagai merek dagang yang ada dipasaran. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Produk propolis yang diuji dalam penelitian ini adalah Sediaan cair Melia Propolis, Propolis Platinum dan sediaan padat dalam bentuk kapsul dan tablet HDI Propoelix ® , HDI Propoelix ® Plus, HD Bee Propolis.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan Ekstraksi Propolis Mentah

Dokumen yang terkait

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 71 80

Sintesis Butil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 48 82

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 51 80

Super sorben kitosan pada rokok sebagai penangkal paparan nikotin dan tar bagi perokok aktif dan pasif dengan metode analisis gas chromatography mass spectrometry (gc-ms)

1 9 15

Verifikasi Metode Analisis Senyawa Kontaminan 3- Mcpd Ester Dalam Minyak Sawit Dengan Teknik Gas Chromatography-Mass Spectrometry (Gc-Ms)

3 30 44

PENDAHULUAN Analisis Chromatographic Fingerprint Ekstrak Dan Produk Temulawak (Curcuma Xantorrhiza Roxb) Menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).

1 3 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Chromatographic Fingerprint Ekstrak Dan Produk Temulawak (Curcuma Xantorrhiza Roxb) Menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).

0 1 4

Aplikasi Teknologi Ekstraksi Fasa Padat-gc/Ms (Gas Chromatography-mass Spectrometry) Pada Preparasi Analisis Senyawa Atsiri Dalam Darah Mencit.

0 1 10

Aplikasi Teknologi Ekstraksi Fasa Padat-gc/ms (gas Chromatography-mass Spectrometry) Pada Preparasi Analisis Senyawa Atsiri Dalam Darah Mencit.

0 0 10

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 0 14