Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, dan Perpustakaan pusat Jakarta serta Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI.
c. Wawancara interview
Wawancara atau interview adalah dialog atau percakapan tanya jawab secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi atau pandangan secara lisan yang langsung ataupun tidak langsung terhadap informan yang mengetahui dan berpartisipasi dalam suatu
peristiwa. Dalam wawancara penulis menggunakan teknik wawancara tidak berstruktur. Wawancara ini tidak terkait dengan ruang dan waktu dengan tujuan
agar terjalin hubungan yang baik antara peneliti dengan informan, sehingga validitas data dapat diperoleh.
2. Kritik Sumber
Dalam hal kritik, sejarawan harus memikirkan unsur-unsur yang relevan dalam sebuah dokumen. Mengenai tingkat kredibilitas sumber data, tidak hanya
terbatas pada apa yang sungguh terjadi tetapi juga memperhatikan unsur-unsur yang paling dekat dengan apa yang sesungguhnya terjadi sejauh dapat diketahui
berdasarkan penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber yang ada. Berhubung penelitian ini mengutamakan sumber dokumen, maka perlu ditegaskan mengenai
tingkat kredibilitas sumber melalui kritik sumber. Untuk mengetahui keaslian sumber yang diperoleh, penulis melakukan kritik sumber yang meliputi kritik
intern dan kritik ekstern. Kritik intern dilakukan untuk mengetahui kredibilitas informasi yang diperoleh, sedangkan kritik ekstern dilakukan untuk mengetahui
otentisitas informasi yang diperoleh.
Sumber dokumen yang dapat memberikan informasi bagi penelitian ini antara lain, dokumen proklamasi Balibo tanggal 30 November 1975. Proklamasi Balibo
mengawali peristiwa-peristiwa yang terjadi selanjutnya berhubungan dengan sejarah Timor Timur dan selanjutnya diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain.
Proklamasi Balibo kemudian diikuti dengan Deklarasi Pemerintah Sementara Timor Timur PSTT tanggal 17 Desember 1975. Kedua peristiwa itu mendorong
dikeluarkannya Petisi Rakyat Timor Timur tanggal 31 Mei 1976 yang berisi desakan rakyat terhadap Pemerintah Republik Indonesia berkaitan dengan
perwujudan dari kehendak rakyat yang tertuang dalam proklamasi integrasi Timor Timur di Balibo tanggal 30 November 1975 agar dalam waktu sesingkat-
singkatnya pemerintah RI menerima dan mengesahkan integrasi rakyat Timor Timur kedalam Negara Kesatuan Repuiblik Indonesia sepenuhnya tanpa
referendum. Atas keluarnya petisi tersebut, maka Presiden RI pada waktu itu Soeharto
kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden RI No.113LN tahun 1976 dan UU No.71976 tentang pengesahan penyatuan Timor Timur kedalam Negara Kesatuan
RI dan pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur sebagai Propinsi ke- 27.
3. Teknik Analisa Data