kotak haemocytometer yang dihitung, d = faktor pengencer, n = jumlah kotak bujur sangkar yang diamati, 0.25 = konstanta. Setelah kerapatan konidia mencapai
10
7
per gram media jagung, maka jamur entomopatogen telah dapat diaplikasikan untuk mengendalikan larva O. rhinoceros. Konsentrasi konidia dalam biakan M.
anisopliae yang baik adalah mengandung 500 juta 5 x 10
8
konidia atau lebih dalam setiap gram jagung Mahmud, 1989.
Sedangkan jamur C.militaris yang digunakan diperoleh dari PPKS Lonsum. Dimana jamur tersebut telah tersedia dalam bentuk biakan murni, yang
kemudian akan dibiakkan lagi guna perbanyakan. Setelah itu diperlakuan sama dengan jamur M.anisopliae, seperti dibiakkan lagi pada media jagung dan
dihitung kerapatan konidianya sebelum aplikasi.
d. Persiapan Media Perlakuan
Wadah media perlakuan yang digunakan berupa stoples, dimana tinggi stoples tersebut adalah 12.5 cm, diameter 13.5 cm dan volume stoples 1788.32
cm
3
π r
2
x t. Stoples kemudian diisi dengan makanan larva O. rhinoceros yang berupa tandan kosong kelapa sawit yang diambil dari lapangan. Dimana
sebelumnya media makanan tandan kosong kelapa sawit tersebut telah disterilkan dengan cara di rebus selama satu jam. Setelah itu media makanan
tandan kosong kelapa sawit yang telah steril dimasukkan kedalam stoples, dengan tinggi media makanan dalam stoples adalah 5 cm dan volume media
makanan adalah 715.33 cm
3
π r
2
x t. Media tersebut disediakan sebanyak 28 stoples. Bersama dengan stoples disediakan juga kain kasa dan karet gelang yang
digunakan untuk menutup bagian atas stoples.
Universitas Sumatera Utara
e. Penyediaan Larva Serangga Uji
Larva O. rhinoceros diambil dari lapangan sebanyak 140 larva instar ke-3 yang sehat. Kemudian larva dimasukkan ke dalam stoples, dimana tiap stoples
berisi 5 larva. Sebagai makanannya dimasukkan juga tandan kosong kelapa sawit yang telah disterilkan sebelumnya, dimasukkan ke stoples 1 hari sebelum larva
dimasukkan ke dalam stoples. Setelah itu stoples ditutup dengan kain kasa.
Pengaplikasian
Pengaplikasian jamur M. anisopliae dan C.militaris dilakukan dengan cara
menaburkan jamur yang telah tumbuh pada media jagung kemudian dicampurkan dengan media makan larva O.rhinoceros, dimana dosis yang digunakan sesuai
dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi jamur entomopatogen ini dilakukan hanya satu kali saja pada media makan larva O. rhinoceros yaitu satu hari
sebelum larva dimasukkan ke dalam media yang telah disediakan. Pengeplikasian jamur pada media makan dikarenakan cara jamur entomopatogen memasuki tubuh
serangga inang lalu menginfeksinya melalui dua cara, yaitu yang pertama ketika serangga inang menelan individual patogen selama proses makan passive entry,
dan yang kedua ketika patogen melakukan penetrasi langsung ke kutikula
serangga active entry Priyanti, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Peubah Pengamatan
a. Persentase Mortalitas Larva
Pengamatan mortalitas larva dilakukan setiap hari setelah aplikasi. Pengamatan tersebut dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang mati dan
kemudian dihitung mortalitas larva. Persentase mortalitas larva dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =
100 x
b a
a +
Keterangan: P = Persentase mortalitas larva
a = Jumlah larva yang mati b = Jumlah larva yang masih hidup
b. Persentase Waktu Munculnya Koloni Jamur Uji Pada Larva O. rhinoceros Yang Terinfeksi