PENELITIAN TUBERKULOSIS
BAB 11 PENELITIAN TUBERKULOSIS
Upaya yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dalam mencapai target global maupun nasional penanggulangan tuberkulosis antara lain melaksanakan penelitian di bidang tuberkulosis. Penelitian di bidang TB diperlukan untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan penanggulangan TB. Penelitian di bidang TB dapat meliputi penelitian operasional dan penelitian ilmiah (scientific). Dalam bab ini hanya akan dibahas penelitian yang sifatnya operasional.
Penelitian operasional tuberkulosis didefinisikan sebagai penilaian atau telaah terhadap unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan program atau kegiatan- kegiatan yang berada dalam kendali manajemen program tuberkulosis. Hal-hal yang dapat ditelaah dalam penelitian operasional tuberkulosis antara lain meliputi sumber daya, akses pelayanan kesehatan, pengendalian mutu pelayanan, keluaran dan dampak yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja program penanggulangan nasional tuberkulosis.
Penelitian operasional dapat dibagi atas dua jenis yaitu penelitian observasional dimana tidak ada manipulasi variabel bebas dan penelitian eksperimental yang diikuti dengan tindakan/intervensi terhadap variabel bebas. Penelitian observasional bertujuan menentukan status atau tingkat masalah, tindakan atau intervensi pemecahan masalah serta membuat hipotesis peningkatan kinerja program. Penelitian eksperimental melakukan intervensi terhadap input dan proses guna meningkatkan kinerja program.
Banyak penelitian telah dilaksanakan berbagai pihak, namun kegunaanya jauh dari kepentingan program dan sulit diterapkan. Hal ini terjadi karena aspek yang diteliti tidak searah dengan permasalahan yang dihadapi oleh program. Berdasarkan hal ini maka perlu dibuat pedoman penelitian operasional di bidang TB.
1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian operasional adalah memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pengelola program untuk meningkatkan kinerja program. Penelitian operasional dapat membantu pengelola program memilih alternatif kegiatan, mengenali serta memanfaatkan peluang dan menentukan alternatif pemecahan masalah secara efisien dan efektif dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
2. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN
Proses penelitian operasional dilakukan melalui beberapa langkah, meliputi:
1) penentuan dan penetapan masalah (problem identification),
2) upaya pemecahan masalah (hypothesis),
3) ujicoba pemecahan masalah (research implementation),
4) telaah keberhasilan upaya pemecahan masalah (analysis and discussion), dan
5) penyebarluasan hasil (publication).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian operasional tuberkulosis dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk survei, modeling, eksperimentasi, kuasi eksperimen, focus group discussion, in-depth interview dan lain-lain. Tidak ada metode khusus yang digunakan untuk penelitian operasional. Dalam melakukan penelitian operasional tuberkulosis, keterlibatan manajer dan pelaksana program sangat diperlukan. Keberhasilan dalam penelitian operasional dinilai dari seberapa besar pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan pelaksanaan program. Pengalaman menunjukkan bahwa hasil penelitian operasional akan dimanfaatkan, bila pelaksana program diikutsertakan sejak dari awal.
Penelitian operasional tuberkulosis, dengan demikian mempunyai karakteristik sebagai berikut: • Spesifik terhadap program tuberkulosis
• Membantu pengambil keputusan menemukan solusi yang berbasis lokal • Mengarah kepada kegiatan yang bersifat berkesinambungan (sustainable) • Memperkuat kapasitas manajer kesehatan dan petugas pelaksana program
untuk melaksanakan penelitian operasional guna mengatasi masalah • Melibatkan seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap hasil penelitian operasional, khususnya manajer atau petugas pelaksana program pada tingkat kabupaten kota dan provinsi
• Memberikan akses kepada manajer atau petugas pelaksana program dari
daerah lain untuk menjadikan hasil penelitian sebagai bahan pembelajaran.
4. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Merujuk kepada kegiatan program penanggulangan tuberkulosis, secara umum ruang lingkup penelitian operasional tuberkulosis yang prioritas, antara lain:
1) Memahami pola pencarian pengobatan untuk meningkatkan penemuan kasus dini dan tingkat kepatuhan minum obat.
a. Penemuan kasus berbasis kepada penemuan pasif dengan memberikan penyuluhan kepada berbagai lapisan masyarakat (stakeholder) agar ada kesadaran memeriksakan diri bila mendapatkan gejala tersangka tuberkulosis dan minum dengan teratur bila menderita tuberkulosis.
b. Penemuan kasus berbasis pendekatan pelayanan ke masyarakat, misalnya dengan melibatkan pustu, bidan di desa, dan community based approach.
2) Upaya meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin ketersediaan obat dan sarana lainnya.
a. Peningkatan manajemen manajemen OAT dan sarana lainnya di kab/kota dan UPK.
b. Faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu kerja petugas pelaksana program, termasuk mutu kinerja laboratorium.
c. Faktor-faktor yang menjamin kepuasan pasien dalam memperoleh pelayanan di UPK DOTS.
3) Upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan sumber daya
manusia pada berbagai level unit pelayanan kesehatan melalui perbaikan pola dan metode pelatihan.
4) Mengenali dan memperkuat peran serta stakeholder dalam meningkatkan kinerja program.
5) Pemanfaatan surveilan TB (monitoring dan evaluasi rutin) untuk menjamin kinerja sesuai dengan indikator keberhasilan program.
6) Model pengembangan strategi DOTS yang efektif pada rumah sakit, Dokter Praktek Swasta, dan UPK lainnya.
7) Model kolaborasi program TB dengan program kesehatan lainnya, seperti: TB/HIV, TB-Kusta, dan lain-lain.