stasioner, begitu pula sebaliknya.
b. Rumus Dickey Fuller Test adalah sebagai berikut Gujarati, 2003: k
D
2
X
t
= g
+ g
1
T
+ g2
BDX
t
+ Σ hkB
k
D
2
X
t
3.4 t
di mana: D
2
X
t
= 1-B
DX
t
BDX
t
= DX
t-1
X
t
= variabel yang diamati pada periode t Jika g
1
= 1 maka Xt dikatakan terintegrasi dengan derajat satu atai I1 atau X
t
akan stasioner pada derivasi pertama. Pengambilan keputusannya adalah apabila DF hitung
dari suatu variabel lebih besar dari nilai kritis MacKinnon, berarti variabel tersebut stasioner, begitu pula sebaliknya.
3.3.1.2. Uji Kointegrasi Cointegration approach
Uji kointegrasi merupakan lanjutan dari uji akar-akar unit dan uji derajat integrasi. Uji kointegrasi dimaksudkan untuk mengetahui perilaku data dalam jangka panjang antar
variabel terkait apakah berkointegrasi atau tidak seperti yang dikehendaki oleh teori ekonomi. Untuk dapat melakukan uji kointegrasi, harus yakin terlebih dahulu bahwa
variabel-variabel yang terkait dalam pendekatan ini mempunyai derajat integrasi yang sama atau tidak. Implikasi pentingnya jika dua variabel atau lebih mempunyai derajat
integrasi yang berbeda, misal: X = 11 dan Y = 1 2, maka kedua variabel tersebut tidak dapat berkointegrasi. Cara pengujiannya adalah dengan menguji residualnya berintegrasi
atau tidak. Apabila residualnya berintegrasi, berarti data tersebut sudah memenuhi
prasyarat dalam pembentukan dan estimasi model dinamis. Untuk melakukan uji kointegrasi dilakukan dengan beberapa macam uji, yaitu: Engle-Granger test EG,
Augmented Engle-Granger AEG test , dan Cointegrating Regression Durbin Watson CRDW. Namun, pada penelitian ini, penulis hanya akan menggunakan Cointegrating
Regression Durbin-Watson CRDW Caranya adalah dengan meregres variabel dependen dengan variabel independen,
setelah nilai DW diketahui, maka DW dibandingkan. Apabila nilai DW hitung lebih besar dari DW tabel maka variabel tersebut telah berkointegrasi, yang artinya antar variabel-
variabel tersebut dalam jangka panjang terjadi hubungan yang equilibrium Gujarati, 2003.
3.3.2. Model Koreksi Kesalahan
Error Correction Model
Hubungan antara laju inflasi dengan uang primer dan Pendapatan Domestik Bruto Riil dirumuskan sebagai berikut:
LINF
t
= fLM0
t
, LGDPR
t
Di mana: LINF
t
= Laju
Inflasi LM0
t
= Uang
Primer LGDPR
t
= Produk Domestik Bruto Riil Selanjutnya dengan mengikuti pendekatan yang dikembangkan oleh Domowitz dan
Elbadawi 1987 dapat dirumuskan fungsi biaya kuadrat periode tunggal single period quadratic cost function sebagai berikut:
Ce
t
= e
1
DLINF
t
–DLINF
t
+ e
2
[1-B DLINF
t
-f
t
1-BZ
t
]
2
3.5 Dimana komponen pertama persamaan di atas mencerminkan biaya ketidakseimbangan