Pengujian Hipotesis

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa pencahayaan alami di obyek penelitian belum memenuhi persyaratan yang nyaman. Hipotesis ini di uji dengan menggunakan teknik analisis diskriptif. Teknik pengujian ini menyajikan data hasil pengukuran pencahayaan alami dalam bentuk tabel dan dianalisis berdasarkan standar pencahayaan alami yang nyaman. Hasil pengujian hipotesis pertama terdapat pada lampiran V.

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa sistem bukaan yang baik akan menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan analisis diskriptif. Berdasarkan kajian teori, syarat bukaan yang menghasilkan pencahayaan alami yang nyaman adalah sebagai berikut :

a. Luas Bukaan Luasan bukaan ideal untuk mendapatkan pencahayaan alami yang nyaman

adalah 10-20 % dari luas lantai.

b. Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan yang paling baik adalah menghadap utara atau selatan karena

dapat menghindari radiasi sinar matahari. Jika memang terpaksa bukaan menghadap barat atau timur, radiasi cahaya matahari langsung dapat dikurangi

Berdasarkan kajian teori diatas, maka data hasil penelitian ini dapat dianalisis sebagai berikut :

a. Perumahan Griya Prima Timur, Klate n

1. Tipe 54+ Menghadap Timur Laut

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing- masing jenis bukaan tersebut berjumlah 2. Jendela berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur laut sehingga tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhindar dari radiasi matahari secara langsung. Namun hasil pengukuran dengan light meter menunjukkan bahwa pencahayaan tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena adanya teras yang cukup lebar yaitu ± 3 meter dan arah Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhindar dari radiasi matahari secara langsung. Namun hasil pengukuran dengan light meter menunjukkan bahwa pencahayaan tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena adanya teras yang cukup lebar yaitu ± 3 meter dan arah

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini terdapat satu jendela dengan ukuran ± 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 7.200 cm² Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4,5 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur laut sehingga tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan tidak terkena radiasi matahari secara langsung sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena luas bukaan yang tidak memenuhi syarat dan adanya perluasan bangunan (warung) di depannya. Kondisi seperti ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 75 %.

c) Ruang Tidur 2 Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela maupun bovenlight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan disekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 34° C dan kelembaban udara 78 %.

Di ruang makan tidak ada jendela, tapi mendapat pantulan dari jendela yang berada di ruang tamu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan disekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 75 %.

e) Dapur Di dapur tidak ada bukaan. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada ketiga sisi dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan pada satu sisi dinding yaitu dinding yang berbatasan dengan ruang terbuka (tempat jemuran). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 77 %.

2. Tipe 36+ Menghadap Selatan

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing-masing jenis bukaan tersebut berjumlah 6 buah. Jendela berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 40 cm. Luas bukaan = (6 x (60x120) cm) + (6 x (60x30) cm) = 54.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 36 % ( melebihi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Analisis :

Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Berdasarkan teori yang ada, seharusnya cahaya yang masuk juga melebihi syarat, tapi hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena ada vegetasi di depan bukaan dan adanya dinding penghalang di teras. Kondisi ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada skylight yang berupa genteng kaca dan masing- masing berdimensi ± 60 cm x 20 cm, berada di sudut ruangan. Luas bukaan = 60 cm x 20 cm = 1.200 cm² Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi untuk menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena Perbandingan = x 100 % = 1,6 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi untuk menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena

c) Ruang Tidur 2 Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan.

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan ) Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari sistem pencahayaan setempat ) Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (jika ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena kurangnya luas bukaan. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, pengukuran dengan light Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (jika ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena kurangnya luas bukaan. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, pengukuran dengan light

e) Dapur

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan masing- masing berukuran sekitar 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,6 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan setempat) Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 200 cm x 100 cm = 20.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi untuk menghasilkan tingkat pencahayaan yang tinggi, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena luas bukaan kurang. Tapi jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 80 %.

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing- masing jenis bukaan tersebut berjumlah 2 buah. Jendela berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 40 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan terang paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela dan dua bovenlight.

Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 11,25 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (terlalu silau). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 70 %.

c) Ruang Tidur 2 Di ruang ini tidak ada bukaan. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 80 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan ( ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan ) Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,2 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan ( ditinjau dari sistem pencahayaan setempat ) Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 17,7 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini disebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

e) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan ke seluruh ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran ±

30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,2 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 150 cm x 70 cm = 10.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 22,8 % ( melebihi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, sehingga hasil pengukuran Perbandingan = x 100 % = 22,8 % ( melebihi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, sehingga hasil pengukuran

4. Tipe 21+ Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing- masing jenis bukaan tersebut berjumlah dua. Jendela berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat sore hari. Analisis : 2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat sore hari. Analisis :

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi ± 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 60 cm x120 cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % (tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat sore hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di sebelah utara ruang makan. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Luas bukaan

= 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm²

Luas lantai

= 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (baik ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan maupun sistem pencahayaan setempat). Hal ini disebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 75 %.

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di dapur ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing- masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,84 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai

= 200 cm x 60 cm = 12.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran Perbandingan = x 100 % = 20 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan yang tinggi, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran

5. Tipe 45 Menghadap Barat Daya

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing- masing jenis bukaan tersebut berjumlah dua. Jendela berukuran ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight ± 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 250 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat daya sehingga radiasi matahari langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena adanya vegetasi di

32° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1 Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atas. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 75 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu buah jendela dan satu bovenlight. Masing-masing jendela berdimensi ± 60 cm x 120 cm dan bovenlight berdimensi ± 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (60x120) cm + (60x30) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat daya sehingga radiasi sinar matahari dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindarkan radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena ada vegetasi di depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 76 %.

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayan seluruh ruangan) Di ruang makan skylight bukaan berupa satu genteng kaca dengan ukuran ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 30 cm x 20 cm = 600 cm² Luas lantai = 250 cm x 500 cm = 125.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 0,48 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 30 cm x 20 cm = 600 cm² Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, dan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan maupun sistem pencahayaan setempat). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang tidak baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 30 x 20 cm = 600 cm² Luas lantai = 250 cm x 200 cm = 50.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,2 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan

= 30 x 20 cm = 600 cm²

Luas lantai = 100 cm x 60 cm = 6.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan tinggi, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

6. Tipe 21 Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu jendela dan bovenlight. Masing- masing jenis bukaan tersebut berjumlah tiga. Jendela berukuran ± 60 cm x

90 cm dan bovenlight ± 60 cm x 20 cm. Luas bukaan = (3 x (60x90) cm) + (3 x (60x20) cm) = 19.800 cm²

Perbandingan = x 100 % = 11 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat tingkat pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat, bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan untuk satu ruangan) Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu bovenlight yang berdimensi 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = 60 cm x 30 cm = 1.800 cm² Luas Lantai = 250 cm x 300 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan yang paling terang adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan tertinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 72 %.

1) Luas Bukaan Di ruang makan ada bukaan berupa dua buah jendela dengan ukuran sekitar 60 cm x 90 cm dan dua bovenlight dengan ukuran sekitar 60 cm x

20 cm. Luas bukaan = (2x(60 cm x 90)cm) + (2 x(60x20)cm) = 13.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 17,6% ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling baik adalah saat pagi hari.

Analisis : Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

7. Tipe 70 Menghadap Barat

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua buah jendela. Masing-masing jendela berukuran sekitar 30 cm x150 cm. Luas bukaan = 2 x (30x150) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat sore hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan adanya vegetasi di depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi ± 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 1.200 cm² Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 0,75 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin baik, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin baik, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela. Masing-masing jendela berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 2 x (60 x 120) cm = 14.400 cm² Luas lantai = 400 cm x 400 cm = 160.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan alami dalam ruangan paling terang saat sore hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas bukaaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 71 %.

d) Ruang Makan Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu atau membuka pintu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan

Dapur Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atas. Hal ini menyebabkan pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 77 %.

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

1) Tipe 29+ Menghadap Selatan

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada bukaan berupa dua jendela dengan ukuran sekitar 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 150) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghidari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas bukaaan kurang, teras yang lebar (± 3 meter), dan pintu gerbang yang tinggi (± 2 meter). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang ini ada bukaan berupa dua jendela dengan ukuran sekitar 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 2 x (60 cm x 120) cm = 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31°

C dan kelembaban udara 71 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan

Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan. Adanya jendela ini tidak bermanfaat karena di depannya sudah ada bangunan baru yaitu ruang tidur 1. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, tapi pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luas bukaaan kurang dan adanya bangunan tambahan di depannya (ruang tidur 1). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

d) Ruang Tidur 3 Di ruang ini tidak ada bukaan, baik itu jendela, bovenlight, maupun skylight. Kondisi ruangan menjadi gelap sehingga jika beraktivitas di ruang ini saat siang hari, harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 73 %.

e) Ruang Makan

1) Luas Bukaan Di ruang makan tidak ada bukaan, tapi mendapat pantulan cahaya dari pintu warung yang selalu terbuka. Pintu ini dianggap sebagai bukaan karena sepanjang hari (dari pagi sampai malam) selalu terbuka. Luas bukaan = (200 cm x 180) cm = 36.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 30 % ( melebihi syarat) Analisis : Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin baik, sehingga hasil pengukuran dengan light meter melebihi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 34° C dan kelembaban udara 70 %.

f) Dapur Di dapur tidak ada bukaan, tapi mendapat pantulan cahaya dari warung. Analisis :

Adanya pantulan cahaya dari arah pintu warung, maka menyebabkan kondisi dapur sedikit terang. Tapi, hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena cahaya yang masuk ke dapur hanya pantulan saja, sehingga tidak seterang bila pencahayaan langsung dari bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 80 %.

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran sekitar 60 cm x120 cm dan dua bovenlight yang berukuran sekitar 60 cm x

30 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga dapat menghindari radiasi matahari secara langsung. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan terhadap mata angin baik, sehinga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan adanya teras yang lebar (± 3 meter). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara (mengarah ke indoor). Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi untuk menghindari radiasi matahari langsung, tapi hasil pengukuran

(dapur). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 77 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan luas bukaan yang kurang dan adanya peneduh car port di depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat)

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, tapi hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 80 %. e)

Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran ±

30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 100 cm = 30.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 100 cm x 60 cm = 6.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 20 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan tertinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran

3) Tipe 36+ Menghadap Timur

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jendela yang masing-masing berukuran sekitar 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 2 x (60x120) cm = 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 72 %.

b) Rua ng Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm

Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 72 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi tidak syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 73 %.

d) Ruang Makan d) Ruang Makan

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 4 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan untuk satu ruangan) Di ruang makan ada skylight berupa dua genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm yang berada di atas pusat kegiatan. Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 200 cm = 50.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi,sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

4) Tipe 36 Menghadap Barat

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jendela yang berukuran sekitar 60 cm x 120 cm Luas bukaan = 2 x (60x120) cm= 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis : 2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis :

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada skylight berupa dua genteng kaca yang masing- masing ± berdimensi 30 cm x 20 cm, berada di sudut ruangan. Luas bukaan = 2 x (30 x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,7 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan tertinggi, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini disebabkan karena luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 70 %.

c) Ruang Tidur 2

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis : 2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis :

d) Ruang Makan Ruang makan berada di tempat terbuka yaitu teras belakang. Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang berlebihan (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 68 %. e)

Dapur Ruang makan berada di tempat terbuka yaitu teras belakang. Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang berlebihan (silau). Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 68 %.

5) Tipe 36+ Menghadap Utara

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan 1) Luas Bukaan

Perbandingan = x 100 % = 20 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan adanya teras yang lebar ± 5 meter, adanya pagar yang tinggi (± 1,7 meter), dan adanya vegetasi di depan rumah. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 77 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berdimensi

60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berdimensi 30 cm x 60 cm. Luas bukaan = (2 x (60 x 120)cm) + (2 x (30 x 60)cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 24 % (melebihi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari.

Luas bukaan melebihi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras yang lebar ± 3 meter, adanya pagar yang tinggi (± 1,7 meter) dan adanya vegetasi di depan rumah. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 78 %.

c) Ruang Tidur 2 Di ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada dinding, tapi masih memungkinkan adanya bukaan di atap (skylight). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 78 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan Di ruang makan ada dua jenis bukaan yaitu satu jendela dengan ukuran sekitar 60 cm x 120 cm dan satu bovenlight dengan ukuran 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (60 cm x 120) cm + (60 cm x 30) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 14,4 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras yang lebar ± 3 Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras yang lebar ± 3

Dapur

1) Luas Bukaan Di ruang makan ada bukaan berupa dua jendela yang berukuran 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 2 x (60 x 120)cm = 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke barat sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat sore hari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat sore hari, dan hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat (saat sore hari). Di sebelah barat dapur masih terdapat lahan kosong, sehingga cahaya matahari masih dapat masuk ke dapur. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 70 %.

6) Tipe 45 Menghadap Selatan

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada bukaan yaitu dua jendela yang berukuran sekitar 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2 x (30 x 150) cm= 9.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada dua jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan =2 x (60 x 120)cm = 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % ( memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari.

Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara

d) Ruang Makan Di ruang makan tidak ada bukaan sehingga suasana ruangan sangat gelap dan harus menggunakan penerangan lampu saat siang hari. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada ketiga sisi dindingnya, tapi masih memungkinkan adanya bukaan pada atap atau pada sisi dinding sebelah selatan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

e) Dapur Dapur berada di area outdoor yaitu di teras belakang. Analisis :

Kondisi di ruang ini menyebabkan hasil pengukuran dengan light Kondisi di ruang ini menyebabkan hasil pengukuran dengan light

7) T ipe 70 Menghadap Timur

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran sekitar 60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berukuran 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (2 x (60x120) cm) + (2 x (60x30) cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 600 cm = 240.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 7,5 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di karenakan adanya teras ± 2,5 meter dan adanya vegetasi di depan bukaan. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua bovenlight yang masing-masing berdimensi 30 cm x 60 cm. Luas bukaan = 2 x (30 x 60) cm = 3.600 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling terang adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

c) Ruang Tidur 2 Di ruang ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada semua sisi dindingnya, tapi masih memungkinkan adanya bukaan pada atap. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 72 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan dalam satu ruangan) Di ruang makan terdapat skylight yaitu empat genteng kaca dengan ukuran

Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 3,84 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 4 x (30 cm x 20) cm = 2.400 cm² Luas lantai = 150 cm x 100 cm = 15.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 16 % (tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

e) D apur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dengan ukuran 60 cm x 20 cm. Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas Lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat )

Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan baik, tapi hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 80 %.

8) Tipe 29 Menghadap Utara

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu dua jendela yang berukuran sekitar 60 cm x 120 cm dan dua bovenlight yang berukuran 60 cm x 30 cm. Luas bukaan = (2x(60x120)cm) + (2x(60x30)cm) = 18.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 500 cm = 150.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 12 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara

Analisis : Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 72 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada skylight berupa dua jendela yang masing-masing berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 2 x (60 x 120) cm = 14.400 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 19,2 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke utara sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

c) Ruang Tidur 2 Di ruang ini tidak ada bukaan sehingga saat siang hari harus menyalakan lampu. Analisis :

Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Hal ini menyebabkan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada semua sisi dindingnya, tapi masih Posisi ruang berhubungan langsung dengan ruangan di sekitarnya dan bangunan tetangga. Hal ini menyebabkan hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Posisi ruang seperti ini tidak memungkinkan adanya bukaan pada semua sisi dindingnya, tapi masih

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau berdasarkan pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat skylight yaitu genteng dengan ukuran 60 cm x 20 cm. Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau berdasarkan sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara

1) Tipe 21+ Menghadap Selatan

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua jenis bukaan yaitu satu jendela yang berukuran sekitar 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = (60 x 30) cm = 1800 cm² Luas lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung bisa dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal in dikarenakan luas bukaan yang kurang dan adanya teras yang cukup lebar ± 2,5 meter. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan 1) Luas Bukaan

Perbandingan = x 100 % = 2,4 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung bisa dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena luasan bukaan kurang dan adanya teras yang cukup lebar ± 2,5 meter. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 32° C dan kelembaban udara 73 %.

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat skylight berupa genteng kaca dengan ukuran 60 cm x 20 cm. Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = (60 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 120 cm x 100 cm = 12.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran Perbandingan = x 100 % = 10 % ( memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

d) Dapur

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat skylight berupa empat genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 300 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,6 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 150 cm x 60 cm

= 9000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter adalah melebihi syarat (silau). Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara 80 %.

a) Ruang Tamu

1) Luas Bukaan Di ruang tamu ada dua bukaan yaitu jendela yang berukuran sekitar 40 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2 x (40 x 150) cm = 12.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % ( memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung bisa dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30°

C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan satu jendela yang berdimensi 60 x 120 cm. Luas bukaan = (60 x 120) cm = 7.200 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung bisa dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 72 %.

c) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dua genteng kaca dengan masing- masing berukuran 30 cm x 20 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas Lantai = 150 cm x 90 cm = 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter juga kurang memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik, baik di seluruh ruangan maupun pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter juga kurang memenuhi syarat. Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang kurang baik, baik di seluruh ruangan maupun pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat skylight berupa 2 genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm = 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,92 % (tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas Lantai = 150 cm x 60 cm = 9.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 13,3 % (memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat (bila ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan). Hal ini di sebabkan karena adanya luas bukaan kurang. Tapi, jika ditinjau dari sistem pencahayaan setempat, hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual yang baik pada pusat kegiatan. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 33° C dan kelembaban udara

3) Tipe 45+ Menghadap Selatan

1) Luas Bukaan Di ruang tamu bukaan yaitu dua jendela yang berdimensi sekitar 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2x (30 x 150) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 300 cm x 400 cm = 120.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 7,5 % ( tidak memenuhi syarat )

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan dan ke timur. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 71 %.

b) Ruang Tidur 1

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa dua jendela yang masing-masing berdimensi 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2 x (30 x 150) cm = 9.000 cm² Luas Lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 10 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan

1) Luas Bukaan Di ruang tidur ini ada bukaan berupa satu jendela yang berdimensi 60 cm x 120 cm. Luas bukaan = 60 cm x 120 cm = 7.200 cm² Luas Lantai = 300 cm x 250 cm = 75.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 9,6 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke timur sehingga tingkat pencahayaan paling tinggi adalah saat pagi hari. Analisis :

Luas bukaan tidak memenuhi syarat dan arah bukaan menghasilkan tingkat penerangan paling tinggi saat pagi hari, sehingga hasil pengukuran dengan light meter tidak memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual kurang baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 31° C dan kelembaban udara 72 %.

d) Ruang Makan

1) Luas Bukaan (ditinjau dari pencahayaan seluruh ruangan) Di ruang makan terdapat skylight berupa genteng kaca dengan ukuran masing-masing ± 30 cm x 20 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 300 cm x 300 cm = 90.000 cm²

Perbandingan = x 100 % = 1,33 % ( tidak memenuhi syarat)

2) Luas Bukaan (ditinjau dari sistem pencahayaan setempat) Luas bukaan = 2 x (30 cm x 20) cm = 1.200 cm² Luas lantai = 150 cm x 90 cm

= 13.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat peneragan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran Perbandingan = x 100 % = 8,8 % ( tidak memenuhi syarat) Analisis : Luas bukaan tidak memenuhi syarat, posisi bukaan berpotensi menghasilkan tingkat peneragan paling tinggi, sehingga hasil pengukuran

Dapur

1) Luas Bukaan Di ruang makan terdapat bukaan yaitu dua jendela yang masing-masing berdimensi 30 cm x 150 cm. Luas bukaan = 2 x (30 cm x 150) cm = 9.000 cm² Luas lantai = 250 cm x 250 cm

= 62.500 cm²

Perbandingan = x 100 % = 14,4 % (memenuhi syarat)

2) Arah Bukaan Terhadap Mata Angin Arah bukaan menghadap ke selatan sehingga radiasi matahari secara langsung dapat dihindari. Analisis :

Luas bukaan memenuhi syarat dan arah bukaan dapat menghindari radiasi matahari secara langsung, sehingga hasil pengukuran dengan light meter juga memenuhi syarat. Kondisi di ruang ini menyebabkan kenyamanan visual baik. Pengukuran kenyamanan termal menunjukkan suhu udara 30° C dan kelembaban udara 80 %.

3. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa vegetasi berpengaruh pada pencahayaan alami dalam ruangan. Hipotesis ini di uji dengan menggunakan analisis diskriptif.

Berdasarkan kajian teori, vegetasi berfungsi untuk mengendalikan efek radiasi sinar matahari, menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, serta mengontrol temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan.

a. Perumahan Griya Prima Timur, Klate n

1) Tipe 54+ Menghadap Timur Laut

a) Tinggi pohon

= 2,7 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 3 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 1,5 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada sekitar 0,5 meter dari pucuk pohon.

2) Tipe 36+ Menghadap Selatan

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 30 cm

c) Lebar tajuk pohon

= 1 meter

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada sekitar 1 meter dari pucuk pohon.

3) Tipe 54 Menghadap Timur

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

4) Tipe 21+ Menghadap Barat

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 3 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk

5) Tipe 45 Menghadap Barat Daya

a) Tinggi pohon

= 2,5 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 3 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena tinggi pohon yang sebanding dengan tinggi dinding dan rimbunan daun berada tepat di depan jendela.

6) Tipe 21 Menghadap Barat

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 3 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena ada dua pohon besar yang rimbun di daerah depan bukaan.

b. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

1) Tipe 29+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 3,5 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= tidak rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk karena tingginya melebihi dinding rumah dan rimbunan daun berada sekitar 1 meter dari pucuk pohon.

3) Tipe 36+ Menghadap Timur

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 4 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat = rapat

4) Tipe 36 Menghadap Barat

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah

= 3,5 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

5) Tipe 36+ Menghadap Utara 5) Tipe 36+ Menghadap Utara

c) Lebar tajuk pohon

= 2 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

6) Tipe 45 Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

7) Tipe 70 Menghadap Timur

a) Tinggi pohon

= 3 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 4 meter b) Jarak pohon dengan rumah = 4 meter

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini mempengaruhi cahaya yang masuk karena pohonnya cukup tinggi dan rimbun.

8) Tipe 29 Menghadap Utara

a) Tinggi pohon

= 2 meter

b) Jarak pohon dengan rumah = 1 meter

c) Lebar tajuk pohon

= 1 meter

d) Kerapatan daun

= rapat

Analisis : adanya vegetasi ini tidak mempengaruhi cahaya yang masuk karena pohonnya pendek dan rimbunan daunnya tidak lebat.

c. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

1) Tipe 21+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

3) Tipe 45+ Menghadap Selatan

Di rumah ini tidak ada vegetasi yang menghalangi radiasi sinar matahari.

1. Perumahan Griya Prima Timur, Klaten

a. Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V), pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran dengan angket (Lampiran II) di Perumahan Griya Prima Timur, Klaten maka dapat ditabelkan sebagai berikut : Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe Rumah

Orientasi Bangunan

Ruang

Pengukuran Light Meter

Pengukuran

Humidity

Pengukuran Angket 1. 54 +

Timur Laut

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Tidak Nyaman 2. 36 +

Selatan

R. Tamu

V X Nyaman

R. Tidur 1

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

V X Nyaman

Dapur

X X Nyaman

3. 54 Timur

R. Tamu

V X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

V X Nyaman

Dapur

X X Nyaman 4. 21 +

Barat

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

V X Nyaman

5. 45 Barat Daya

R. Tamu

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

V X Nyaman

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pencahayaan alami di Perumahan Griya Prima Timur, Klaten adalah sebagai berikut :

1) Ruang tamu sebesar 42,9 % memenuhi persyaratan dan 57,1 % tidak

memenuhi persyaratan.

2) Ruang tidur sebesar 0 % memenuhi persyaratan dan 100 % tidak

memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 28,6 % memenuhi persyaratan dan 71,4 % tidak

memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 42,9 % memenuhi persyaratan dan 57,1 % tidak

memenuhi persyaratan. Suhu dan kelembaban udara di semua rumah tidak memenuhi persyaratan. Tapi, hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami.

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

V X Nyaman

7. 70 Barat

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Nyaman

Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara dan kelembaban udara menjadi tidak nyaman. Tapi, hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor kebiasaan.

2. Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten

a. Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V), pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran angket (lampiran II) di Perumahan Cipta Griya Bersinar, Klaten maka dapat ditabelkan sebagai berikut : Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe Rumah

Orientasi Bangunan

Ruang

Pengukuran Pencahayaan

Alami

Pengukuran Kenyamanan

Termal

Pengukuran Angket

Timur Laut

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

V X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Tidur 3

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Nyaman 2. 36 +

Selatan

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

V X Nyaman

Dapur

V X Nyaman 3. 36+

Timur

R. Tamu

V X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

V X Nyaman

Dapur

V X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Nyaman 5. 36+

Utara

R. Tamu

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 1

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Tidak Nyaman

6. 45 Selatan

R. Tamu

V X Nyaman

R. Tidur 1

V X Nyaman

R. Tidur 2

X X Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

X X Nyaman

7. 70 Timur

R. Tamu

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 1

X X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

V X Tidak Nyaman

Dapur

V X Nyaman

8. 29 Utara

R. Tamu

V X Tidak Nyaman

R. Tidur 1

V X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

Dapur

V X Tidak Nyaman V X Tidak Nyaman

1) Ruang tamu sebesar 50 % memenuhi persyaratan dan 50 % tidak memenuhi persyaratan.

2) Ruang tidur sebesar 18,8 % memenuhi persyaratan dan 81,2 % tidak memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 25 % memenuhi persyaratan dan 75 % tidak memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 37,5 % memenuhi persyaratan dan 62,5 % tidak memenuhi persyaratan. Suhu dan kelembaban udara di semua rumah tidak memenuhi syarat. Tapi,

hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami. Di lokasi perumahan ini, ada juga beberapa ruang yang menerima pencahayaan alami yang berlebihan, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan di mata (silau). Hal ini disebabkan oleh :

1) Desain ruangan adalah outdoor sehingga tidak ada dinding yang menghalangi cahaya matahari.

2) Posisi ruangan berada di depan pintu lebar yang selalu terbuka dari pagi sampai malam hari. Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara

“nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor kebiasaan.

3. Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali

a. Analisa Data

Berdasarkan hasil analisis data pengukuran light meter (lampiran V), pengukuran humidity (lampiran V), dan pengukuran angket (lampiran II) di Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali maka dapat ditabelkan sebagai berikut : Keterangan : V = Memenuhi syarat

X = Tidak memenuhi syarat

No. Tipe Rumah

Orientasi Bangunan

Ruang

Pengukuran Pencahayaan

Alami

Pengukuran Kenyaman Thermal

Pengukuran Angket

Selatan

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Makan

V X Nyaman

Dapur

X X Nyaman

Selatan

R. Tamu

V X Nyaman

R. Tidur 1

X X Nyaman

R. Makan

X X Tidak Nyaman

Dapur

V X Tidak Nyaman 3. 45+

Selatan

R. Tamu

X X Nyaman

R. Tidur 1

V X Tidak Nyaman

R. Tidur 2

X X Tidak Nyaman

R. Makan

X X Nyaman

Dapur

V X Nyaman

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pencahayaan alami di Perumahan Pesona Sawahan, Boyolali adalah sebagai berikut :

2) Ruang tidur sebesar 25 % memenuhi persyaratan dan 75 % tidak memenuhi persyaratan.

3) Ruang makan sebesar 33,3 % memenuhi persyaratan dan 66,7 % tidak memenuhi persyaratan.

4) Dapur sebesar 66,7 % memenuhi persyaratan dan 33,3 % tidak memenuhi persyaratan. Suhu dan kelembaban udara juga tidak memenuhi syarat. Tapi, hasil

análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti.

b. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya syarat pencahayaan alami dalam ruangan adalah sebagai berikut :

1) Luas bukaan kurang.

2) Vegetasi yang menghalangi cahaya matahari yang masuk dalam ruangan.

3) Lebar teras yang panjang.

4) Berhubungan langsung dengan bangunan sekitarnya.

5) Pengembangan rumah yang kurang memperhatikan pencahayaan alami.

Pencahayaan alami yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suhu udara dan kelembaban udara menjadi tidak nyaman. Tapi, hasil análisis angket (lampiran II) menyatakan bahwa sebesar 72,2 % responden memilih jawaban “nyaman” dan 27,8 % memilih jawaban “cukup nyaman” dengan kondisi pencahayaan di sampel rumah yang diteliti. Hal ini karena adanya faktor kebiasaan.

Dokumen yang terkait

KECEMASAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA PASIEN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SEHAT GRIYA BALUR MURIA KUDUS SKRIPSI

0 2 19

USAHA PEMBESARAN ITIK PEDAGING SKALA KECIL RUMAH TANGGA Dewi Hastuti1 , Endah Subekti2

1 2 8

BAB IV RUMPUN ETNIK MBAHAM MATTA: TUAN RUMAH SOSIAL-BUDAYA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Budaya Rumpun Etnik Mbaham Matta Kabupaten Fakfak dalam Perjumpaan dengan Agama-Agama dan Otoritas Politik-Ekonomi: Penelus

1 1 82

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN GAJI, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH KUDUS

0 1 16

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

PELAYANAN KESEHATAN DAN MISI KEAGAMAAN RUMAH SAKIT ZENDING JEBRES SURAKARTA TAHUN 1912-1942

0 0 118

ANALISA DAN DESAIN DATA CENTER BUILDING FACILITIES BERDASARKAN TEMPERATURE MONITORING SYSTEM DI RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH SUMBERREJO MENGGUNAKAN STANDAR TIA-942 DENGAN METODE PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ANALYSIS AND DESIGN OF DATA CENTER BUILDING FACI

0 0 9

ANALISA DAN DESAIN DATA CENTER BUILDING FACILITIES BERDASARKAN HUMIDITY MONITORING SYSTEM DI RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH SUMBERREJO MENGGUNAKAN STANDAR TIA-942 DENGAN METODE PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ANALYSIS AND DESIGN OF DATA CENTER BUILDING FACILIT

0 0 12

STRATEGI KELANGSUNGAN HIDUP RUMAH TANGGA PETANI MISKIN DESA SERUT SADANG KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI JAWA TENGAH

0 5 157

PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL

0 0 50