PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL
PROPOSAL SKRIPSI PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL
Di Ajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: ISTIQOMAH K 1508037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL SKRIPSI
Oleh: ISTIQOMAH
K1508037
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Juli 2012
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Istiqomah NIM : K1508037 Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Sipil
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Istiqomah
commit to user
iii
PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL
Oleh: ISTIQOMAH K1508037
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Kejuruan, Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ir. Chundakus Habsya, M.S.Arc Drs. Bambang Sulistyo B. NIP. 19570414 198603 1 002
NIP. 19501004197501 1 001
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
Tanggal
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan Ketua : Abdul Haris S., S.Pd, M.Pd.
_______________ Sekretaris : Budi Siswanto, S.Pd., M.Arc.
_______________ Anggota I : Ir. Chundakus Habsya, M.S.Arc
_______________ Anggota II : Drs. Bambang Sulistyo B.
_______________
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n. Dekan Pembantu Dekan,
Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si. NIP 196604151991031002
commit to user
vi
ABSTRAK
Istiqomah. PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan penghawaan alami di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal, sistem ventilasi di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal, dan sistem ventilasi yang kurang baik di masing-masing dalam rumah tinggal.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif diskriptif. Penelitian dilaksanakan dengan mengukur kecepatan udara, kelembaban udara dan temperatur udara di masing- masing ruangan dalam rumah tinggal serta penghuni rumah menjawab kuesioner yang disediakan. Subjek penelitian adalah perumahan Taman Anggrek dengan 7 rumah tinggal dan perumahan Griya Prima dengan 5 rumah tinggal. Sumber data berasal dari Kuesioner dan pengukuran alat. Teknik pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, Hot Wire Anemometer, Humidity dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif komparatif. Prosedur penelitian adalah tahapan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kecepatan udara di dalam rumah sesuai dengan SNI 03-6572-2001, kelembaban udara dan temperatur udara dalam rumah tidak sesuai dengan SNI 03-6572-2001.
Simpulan sebagian kecepatan udara dalam rumah sesuai dengan SNI 03-6572- 2001, sistem ventilasi yang baik menghasilkan tingkat penghawaan alami yang memenuhi persyaratan kenyamanan, sistem ventilasi yang kurang baik menghasilkan tingkat penghawaan alami yang tidak memenuhi persyaratan.
Kata kunci: penghawaan alami, kecepatan udara, kelembaban udara, temperatur udara
commit to user
vii
MOTTO
# Jalan yang mulus tidak akan melahirkan sopir yang andal Langit yang terang tidak akan melahirkan pilot yang gesit Dan, laut yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh Maka, jadilah orang yang kuat dan cerdas dalam menghadapi hambatan (Watik M.) #
# Pada saat sebuah pintu sukses tertutup, pintu sukses yang lain akan segera terbuka. Maka, jangalah terlampau lama terpaku di depan pintu yang tertutup sehingga lupa melihat pintu sukses yang telah terbuka (Watik M.) #
# Kompromi bukanlah sesuatu untuk mencari kesamaan, tetapi untuk menghargai segala perbedaan. Kebersamaan bukan didasari oleh sifat yang sama, melainkan dilandasi toleransi terhadap hal yang berbeda (Watik M.) #
# Jika kita saling bertukar uang satu lembar seribuan, masing masing mendapat satu lembar seribuan Jika kita saling bertukar satu pemikiran, masing masing mendapat dua pemikiran (Watik M.) #
# Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga merubah pada
keadaan yang ada pada diri mereka (QS. AR. Ra’d: 11) #
# Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(QS. Al Baqarah: 286)
# Lurukan niat, kuatkan tekat, tetap semangat (Penulis) #
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
v ”Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
v “ Sunarno”
Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun saat kujatuh dan terluka.
v ”Rekan-rekan PTB 2008” Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini sesuai dengan waktu yang diharapkan. Proposal skripsi ini berjudul “PENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL”
Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Sutrisno, ST.M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ida Nugroho Saputro, ST. M.Eng selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Sipil/Banguan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Abdul Haris S. S.Pd., M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Ir. Chundakus Habsya, M.S.Arc. selaku Dosen pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.
6. Bapak Drs. Bambang Sulistyo Budhi selaku Dosen pembimbing II, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.
7. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan angkatan tahun 2008.
8. Semua pihak yang ikut membantu hingga terselesaikannya proposal skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
belum sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki kekurangan skripsi ini.
commit to user
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai acuan pelaksanaan penelitian dan semua pihak yang memerlukannya
Surakarta, Maret 2011
Penulis
commit to user
xii
D. Teknik Pengumpulan Data .............. .............................................. 27
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 29
F. Rancangan Penelitian ...................... .............................................. 31
G. Teknik Analisa Data ........................ .............................................. 34 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data Penelitian................. .............................................. 36
B. Diskripsi Lokasi Penelitian ............. .............................................. 36
C. Pengujian Hipotesis ......................... .............................................. 69
D. Analisa dan Pembahasan ................. .............................................. 80 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan .......................................... .............................................. 84
B. Implikasi ........................................... .............................................. 87
C. Saran ................................................ .............................................. 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89 LAMPIRAN ...................................................................................................... 92
commit to user
xvi
17. Hasil pengukuran kecepatan udara, kelembaban udara dan temperatur udara rumah PMK ....................................................................................... 68
18. Tabel Tinggi Plafon dan Bukaan Perumahan Taman Anggrek ............... 82
19. Tabel Tinggi Plafon dan Bukaan Perumahan Griya Prima ...................... 83
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi Kuesioner .................................................................................... 92
2. Kuesioner .................................................................................................... 93
3. Data hasil kuesuoner sebelum validitas dan reliabilitas .......................... 95
4. Data hasil kuesuoner setelah validitas dan reliabilitas ............................ 96
5. Tabel kritikan selebaran r product moment .............................................. 97
6. Hasil uji validitas kuesioner ...................................................................... 98
7. Hasil uji reliabilitas kuesioner ................................................................... 99
8. Data Hasil Pengukuran .............................................................................. 100
9. Analisa Luas Bukaan ................................................................................. 104
10. Data hasil analisa fisik ............................................................................... 105
11. Hasil observasi ........................................................................................... 114
12. Foto-foto hasil penelitian ........................................................................... 115
13. Surat Perijinan ............................................................................................ 119
commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam berbagai lini kehidupan manusia dapat kita rasakan secara nyata sekarang ini dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya Pemanasan Global akibat efek Rumah Kaca yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim secara global. Fenomena ini, yang dipopulerkan oleh kaum intelektual dan pers, sebetulnya sudah menunjukkan gejalanya semenjak menginjak era millennium. Momentum awalnya mungkin dapat kita saksikan pada beberapa dekade sebelumnya pada saat revolusi industri sedang gencar-gencarnya seraya dengan makin cepatnya tingkat perkembangan ilmu pengetahuan saat itu. Sungguh sangat disayangkan dan disesalkan bila kemapanan dalam bidang sains justru merusak bumi yang menjadi pijakan manusia selama ini dan bukannya makin menjaga kelestariannya. Bukankah bumi ini diwariskan kepada kita untuk dijaga dan dilestarikannya, bukan malah mengeksplotasinya seenak hati tanpa memikirkan dampak negatif yang akan terjadi.
Pemanasanglobal (global warming) sebagai bentuk ketidakseimbangan ekosistem bumi merupakan kondisi meningkatnya suhu rata-rata global permukaan bumi yang terjadi akibat meningkatnya emisi Gas Rumah Kaca (karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, sulfur heksafluorida) di atmosfer. Emisi ini dihasilkan terutama dari pembakaran bahan-bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta penggundulan dan pembakaran hutan. EfekRumahKaca sebagai suatu bentuk sistem ekosistem di bumi justru sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Tanpanya bumi akan menjadi lebih dingin. Akan tetapi, sistem tersebut akan bersifat merusak jika berlebihan dalam artian efek Rumah Kaca telah menghasilkan sejumlah panas yang berlebih dibandingkan dengan kondisi normalnya.
Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari melintasi ekuator sebanyak dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap tanggal 23 Maret dan 22 September.
commit to user
Sekitar April-September, matahari berada di utara ekuator dan pada Oktober- Maret matahari berada di selatan. Pergeseran posisi matahari setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau, sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia mengalami musim penghujan.
Berdasarkan informasi http://www.forumsains.com/artikel/pemanasan- global/ , pergeseran iklim yang terjadi di Indonesia, seharusnya bulan September sudah memasuki musim penghujan bergeser ke bulan November, merupakan salah satu bukti makin seriusnya dampak yang disebabkan oleh pemanasan global. Belum lagi kenaikan permukaan laut Indonesia sebesar 0,8 cm per tahun merupakan ancaman bagi pulau-pulau kecil di nusantara. Telah diberitakan pula bahwa sebuah danau di Cile tiba-tiba hilang akibat melelehnya dinding es yang menjadi pembendung danau. Para pakar menyatakan setelah melakukan inspeksi bahwa hal ini disebabkan oleh pemanasan global. Kasus-kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari sejumlah kasus yang ada. Pada intinya, pemanasan global memberikan nuansa baru yang mengerikan bagi kehidupan manusia di masa sekarang terlebih lagi untuk jangka waktu ke depannya bila tidak segera diatasi sedini mungkin. Oleh karena itu, walaupun boleh dikata sudah terlambat, sepatutnya kita membuat langkah-langkah strategis dalam mengatasi persoalan ini.
Permasalahan keterbatasan lahan dalam membangun rumah menjadi semakin kompleks. Pada saat sekarang ini sangat sulit untuk membangun rumah yang berukuran besar dengan pekarangan yang luas pula. Setiap rumah yang dibangun berukuran minimalis dengan pekarangan yang sempit. Sehingga sulit untuk ditanami pepohonan. Dalam hal ini pepohonan sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu mengurangi polusi dan menjadikan udara disekitarnya menjadi sejuk. Sering ditemukan dalam kompleks perumahan sangat sedikit sekali pepohonan yang ditanam sehingga suasana dalam kompleks perumahan tersebut terasa panas.
commit to user
Selain itu, harga bahan bangunan yang semakin mahal terutama kayu maka untuk menghemat biaya bukaan/ventilasi dalam rumah tinggal dibuat kecil. Dengan ventilasi yang kecil maka sirkulasi udara tidak akan lancar sehingga udara dalam ruangan menjadi lebih panas.
Untuk mengatasi masalah ini biasanya di ruangan tertentu dalam rumah dipasang AC untuk mengurangi udara yang panas. Harga setiap unit AC pada saat sekarang ini juga mahal. Namun penggunaan AC menjadi hal yang wajib dalam kehidupan sehari-hari. Padahal jika ditinjau dari kesehatan, berada dalam ruangan yang ber-AC akan mengganggu kesehatan. Selain itu juga akan terjadi pemborosan dalam penggunaan listrik. Sehingga diperlukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini.
Oleh karena itu penulis merancang sebuah penelitian yang berjudulPENGHAWAAN ALAMI RUMAH TINGGAL
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pemanasan global yang terjadi pada masa sekarang ini belum ada cara untuk mengatasinya.
2. Indonesia dilalui garis khatulistiwa sehingga udara menjadi serba panas.
3. Di sebagian besar perumahan memiliki keterbatasan lahan untuk menanam pepohonan yang besar sehingga udara terasa panas.
4. Sirkulasi penghawaan alami yang sangat kurang karena harga bahan kusen dan
jendela per m 2 lebih mahal dari dinding batu bata.
5. Terjadinya pemborosan listrik dalam penggunaan penghawaan dan pencahayaan setiap hari.
6. Belum diketahui besarnya penghawaan alami yang terjadi di setiap ruangan dalam rumah tinggal.
7. Sistem ventilasi mempengaruhi kenyamanan.
commit to user
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh maka dibuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Sirkulasi penghawaan alami dalam setiap ruangan di dalam rumah tinggal.
2. Pengukuran penghawaan alami yang terjadi di dalam rumah tinggal.
3. Pengukuran penghawaan alami secara fisikmenurut kondisi ruangan di dalam rumah tinggal.
4. Pengukuran penghawaan alami secara adaptif menurut persepsi penghuni rumah tinggal.
5. Pengukuran penghawaan alami dilakukan pada tipe rumah tinggalkecil (36/75 dan 45/80).
6. Pengukuran penghawaan alami dilakukan pada tipe rumah tinggal menengah (60/125).
7. Pengukuran penghawaan alami dilakukan pada ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur dan kamar mandi/WC.
8. Standar penghawaan alami ditetapkan dalam SNI 03-6572-2001.
9. Alat ukurkecepatan udara dan temperatur udara menggunakan Hot Wire Anemometer.
10. Alat ukur kelembaban udara menggunakan Humidity.
11. Pengukuran penghawaan alami dilakukan di perumahan Griya Prima Klaten yang merupakan perumahan sudah lama dibangun.
12. Pengukuran penghawaan alami dilakukan di perumahan Taman Anggrek Klaten yang merupakan perumahan baru dibangun.
commit to user
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat kenyamanan penghawaan alami di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal?
2. Bagaimana sistem ventilasi di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal?
3. Bagaimana sistem ventilasi yang kurang baik di masing-masing dalam rumah tinggal?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahuitingkat kenyamanan penghawaan alami di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal.
2. Untuk mengetahuisistem ventilasi di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal.
3. Untuk sistem ventilasi yang kurang baik di masing-masing dalam rumah tinggal.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini begitu penting karena dapat menghasilkan informasi yang dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan arsitek tentang penghawaan alami yang terjadi di setiap ruangan dalam rumah tinggal.
b. Memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan arsitek penghawaan alami yang sesuai dengan standar nasional.
c. Sebagai penelitian pengembang untuk penelitian lain yang relevan.
commit to user
d. Sebagai pendukung teori-teori penelitian sebelumnya.
2. ManfaatPraktis
a. Memberikan informasi tentang penghawaan alami di masing-masing ruang dalam bangunan rumah tinggal.
b. Memberikan informasi tentang penghawaan alami yang baik sesuai dengan standar nasional.
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Rumah Tinggal
a. Pengertian Rumah Tinggal
Menurut Probo Hindarto (2007), rumah atau hunian adalah tempat dimana seseorang tinggal beserta keluarganya, memiliki hubungan sosial dengan masyarakat sekitarnya, dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka mempersiapkan diri untuk aktivitas di luar ruangan.
Berdasarkan Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman:
1) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga.
2) Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
3) Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kapwasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.
b. Tipe-tipe Rumah Tinggal
Menurut Suparno Sastra M. (2005:23), rumah tinggal dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
1) Perumahan tipe kecil, antara lain : 36/75, 45/80, 54/120.
2) Perumahan tipe sedang dan menengah, antara lain : 60/125, 60/126,
70/130, 74/140, 110/254, 116/254, 120/195.
3) Perumahan tipe besar dan mewah, antara lain : 150/255, 255/375, 264/443, 277/240, 278/240, 300/450, 300/550, 308/440, 315/462, 422/420.
commit to user
c. Ketentuan Pembangunan Perumahan
Dalam suatu bersama tiga menteri yang terdiri dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan rakyat No. 643-348
tahun 1992, No. 739/KPTS/1992, No. 09/KPTS/1992, kriteria perumahan adalah sebagai berikut:
1) Rumah sederhana adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 54 m² sampai 200 m² dan biaya pembangunan per m² tidak melebihi dari harga satuan per m² tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintan kelas C yang berlaku.
2) Rumah menengah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 200 m² sampai 600 m² dan/atau biaya pembangunan per m² antara harga satuan per m² tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerinah kelas C sampai A yang berlaku.
3) Rumah mewah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 600 m² sampai dengan 2000 m² dan/ atau biaya pembangunan per m² di atas harga satuan per m² tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku
2. Penghawaan Alami
a. Pengertian Penghawaan alami
Menurut Probo Hindarto (2007:3), penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan bersih. Menurut
PalinoArienday
dalam Bella
Selviana(2010),Pengertianpenghawaanalamiadalahpergantianudarasecaraalami(tid ak melibatkan peralatan mekanis seperti mesin penyejuk udara atau yang lebih dikenal dengan Air conditioner atau AC).Sedangkan pengertian dari alami adalah secara alamiah, tidak menggunakanalat, berjalan berdasarkan sifat alam.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penghawaan alami adalah sirkulasi udara dalam rumah secara alami tanpa menggunakan alat penyejuk udara (AC).
commit to user
b. Arah Angin
Penghawaan alami merupakan penghawaan yang memanfaatkan datangnya arah angin. Aliran angin yang masuk ke dalam rumah melalui bukaan
akan menciptakan kenyamanan bagi penghuni rumah tersebut. Menurut Rakyan Tantular (2009:25), menggambarkan aliran angin dalam rumah tinggal sebagai berikut:
1) Aliran angin dalam gambar denah
a) Aliran angin yang menabrak dinding bangunan tanpa bukaan. Dinding bangunan tidak terdapat bukaan sehingga aliran udara tidak dapat masuk kedalam bangunan.
Gambar 1. Gerakan angin yang tidak bisa masuk ruangan Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
b) Aliran angin yang masuk melalui bukaan dari samping dan keluar melalui bukaan yang lainnya. Sehingga ada pergerakan udara dalam ruangan.
Gambar 2. Gerakan angin yang masuk ke dalam ruangan Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
commit to user
10
c) Aliran angin masuk melalui bukaan dari samping tetapi tidak ada bukaan yang lain sehingga udara dalam ruangan tidak dapat bergerak.
Gambar 3. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan samping saja Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
d) Aliran angin masuk melalui bukaan yang menyebar di satu dinding dan keluar melalui bukaan yang besar di tengah. Sehingga udara dalam ruangan dapat menyebar ke seluruh ruangan.
Gambar 4. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan yang menyebar Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
e) Aliran angin masuk melalui beberapa bukaan yang besar di tengah dan keluar melalui bukaan yang menyebar di satu dinding. Udara dapat menyebar ke seluruh ruangan tetapi sisi samping arah masuknya udara tidak dilewati udara.
Gambar 5. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan di tengah Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
commit to user
11
f) Aliran angin yang dibelokkan oleh pohon sebagai kanopi
sehingga udara dapat masuk ke dalam ruangan.
Gambar 6. Gerakan angin yang masuk karena dibelokkan pohon Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
g) Aliran udara melewati samping kanan dan kiri bangunan dan
masuk melalui bukaan samping.
Gambar 7. Gerakan angin yang masuk melalui kedua bukaan Sumber. Rakyan Tantukar (2009:25), Rumah Irit Energi
2) Aliran angin dalam gambar potongan
a) Aliran angin masuk melalui bukaan yang berada di atas dan di bawah kemudian keluar melalui bukaan yang lain. Sehingga bagian atas dan bawah ruangan dilewati udara.
Gambar 8. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan atas dan bawah Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
commit to user
12
b) Aliran angin masuk melalui bukaan yang berada dibawah dan keluar melalui bukaan lainyang berada di atas. Sehingga udara bergerak di tengah-tengah ruangan dan di pojok ruangan tidak dilewati udara.
Gambar9. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan bawah Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
c) Aliran angin masuk melalui bukaan yang lebih besar yang berada di bawah dan keluar melalui bukaan yang lain. Hal ini menyebabkan udara lebih menyebar ke dalam ruangan.
Gambar10. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan bawahyang lebih besar Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
d) Aliran angin masuk melalui bukaan yang berada di sisi bawah dan keluar melali dinding yang terdapat bukaan pada sisi atas dan bawah dinding. Dalam hal ini udara melewati sisi atas dan tengah pada ruangan.
Gambar 11. Gerakan angin yang keluar melalui bukaan atas dan bawah Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
commit to user
13
e) Aliran angin masuk melalui bukaan yang berada di bawah dan keluar pada bukaan yang lain yang juga berada dibawa. Sehingga udara hanya melewati sisi aras pada ruangan.
Gambar 12. Gerakan angin yang masuk dan keluar melalui bukaan bawah Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
f) Aliran udara dibelokkan oleh sebuah pohon dan terdapat sebuah benda di depan bukaan. Sehingga udara tidak dapat masuk dalam ruangn.
Gambar 13. Gerakan angin yang tidak dapat masuk karena terdapat penghalang Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
g) Aliran udara ditahan oleh sebuah dinding dan dibelokkan oleh pohon, sehingga udara dapat masuk ke dalam ruangan.
Gambar 14. Gerakan angin yang masuk karena dibelokkan angin Sumber. Rakyan Tantukar (2009:26), Rumah Irit Energi
commit to user
14
c. Arah Hadap Rumah Tinggal
Arah hadap rumah tinggal sangat berpengaruh penting terhadap penghawaan alami. arah hadap rumah tinggal hubungannya dengan arah angin
yang datang dan melewati rumah tinggal tersebut. Dengan arah hadap rumah tinggal dan arah angin datangnya angin yang dapat dipadukan akan menciptakan penghawaan alami bagi penghuni di dalamnya. Sebelum menentukan arah hadap rumah tinggal sebaiknya diperhatikan besarnya kecepatan angin yang datang. Dalam penghawaan alami tentu saja kecepatan angin yang datang dan masuk ke dalam ruangan bervariasi besarnya.
Menurut Setyo Soetiadji (1986:39) mengatakan bahwa: “Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di
dalam bangunan kita adalah dengan membuka diri ke arah angin datang. Dalam keadaan demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan kita sehingga bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan keinginan kita.”
Gambar 15. Gerakan angin yang masuk melalui bukaan dan keluar melalui bukaan
yang lainnya.
Sumber. Setyo Soetiadji (1986:27), Anatomi Utilitas
Jadi arah hadap rumah tinggal yang baik yakni adanya bukaan pada arah datangnya angin. Sehingga angin dapat masuk melalui bukaan tersebut dan keluar melalui bukaan yang lain. Dengan bukaan yang baik maka sirkulasi udara dalam ruangan akan baik pula.
Menurut Probo Hindarto.(2007:30), Udara dalam ruangan rumahtinggal dapat diusahakan untuk tetap mengalir dengan berbagai cara, antara lain:
1) Membuat bukaan-bukaan yang diperlukan. Yang dimaksud bukaan adalah lubang-lubang pada dinding yang dapat mengalirkan udara, antara
lain
commit to user
15
jendela,lubangventilasi,atapterbukadansebagainya.Minimallebarbuka an untukpenghawaanadalah5%dariluaslantaisebuahruangan.Padadasarn ya luas penghawaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin
baik
penghawaansuatu ruangmakasemakinsehatlahruangtersebut.Perhatikan pula lebar bukaan agar tidak memasukkan debu jalanan dan polusi udara terlalu banyak.
Gambar 16.Ruangan dengan ventilasi yang cukup Sumber: Probo Hindarto.(2007:30), InspirasiRumahSehatdi Perkotaan.
2) Menggunakanpenghawaansilang.Udaramengalirdarisatubukaankebu
kaan lainnya.Carainiadalahcarayangsangatmudahdandapatdirencanakansej ak perencanaanrumah.
d. Sistem Ventilasi yang Baik
Sistem ventilasi dalam rumah perlu diperhatikan dengan baik agar sirkulasi udara ruangan dalam rumah dapat berlangsung lancar. Menurut http://bambino.blogdetik.com/2010/09/19/pentingnya-ventilasi-dalam- rumah/terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem ventilasiyang baik, antara lain:
1) Buat sirkulasi udara terus mengalir di setiap ruang
commit to user
16
Udara yang masuk ke dalam ruangan harus dapat keluar dengan mudah. Udara yang terjebak dalam ruangan, membuat ruangan menjadi lembab.
2) Ventilasi silang
Pergerakan udara mengalir secara horisontal dalam ruangan, melalui dua dinding yang saling berhadapan. Dibutuhkan jendela atau bukaan yang saling berhadapan dalam sebuah ruangan, untuk dapat menghasilkan ventilasi silang. Sehingga, udara yang masuk dari satu jendela akan langsung dialirkan keluar oleh jendela yang ada dihadapannya.
3) Sirkulasi Udara secara horisontal
Udara panas yang ada dalam ruangan biasanya naik ke bagian teratas, sehingga perlu dikeluarkan agar ruangan tidak menjadi panas. Jika ruangan tidak memiliki jendela atau tidak berbatasan langsung dengan udara luar, maka udara panas perlu dikeluarkan melalui plafon. Caranya, buat lubang bukaan di area plafon, di bawah atap atau genteng, agar udara panas dapat keluar.
4) Sirkulasi udara mengalir
Buat ruangan atau area terbuka berupa taman atau innercourt, yang menghubungkan antar ruang. Sehingga, udara dapat mengalir dengan bebas baik secara horisontal maupun vertikal. Ruangan berplafon tinggi, akan meminimalisir panas dalam ruangan. Tinggi plafon minimal tiga meter, agar ruangan terasa lega dan memudahkan sirkulasi udara. Void, juga menjadi sarana udara mengalir antar ruang secara vertikal.
5) Buat kolam
Adanya kolam dengan air yang bergerak, akan membantu menurunkan suhu ruangan dan menciptakan kesejukan di dalam rumah.
commit to user
17
e. Plafon
Menuruthttp://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/konstruksi-plafon.html, berikut dijelaskan beberapa penjelasan tentang plafon:
1) Pengertian Plafon
Plafon atau langit-langit adalah bagian konstruksi merupakan lapis pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya, sehingga bisa sebagai atau dapat dikatakan tinggi bangunan dibawah rangka atapnya.
2) Fungsi Plafon
Plafon memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai
berikut: (a) Plafon merupakan bagian dari interior yang harus didesain
sehingga ruangan menjadi sejuk dan enak dipandang (artistik). (b) Plafon sebagai batas tinggi suatu ruangan tentunya ketinggian dapat diatur sesuaikan dengan fungsinya ruangan yang ada. Umpamanya; untuk ruang tamu pada sebuah rumah tinggal cenderung tinggi plafon direndahkan, begitu juga ruang keluarga atau ruang makan, agar mempunyai kesan lebih familier dan bersahabat.
(c) Plafon berfungsi juga sebagai isolasi panas yang datang dari atap atau sebagai penahan perambatan panas dari atap (aluminium foil).
(d) Plafon dapat juga sebagai meredam suara air hujan yang jatuh diatas atap, terutama pada penutup atap dari bahan logam. (e) Plafon sebagai finishing (elemen keindahan), mempunyai tempat untuk menggantungkan bola lampu, sedang bagian atasnya untuk meletakkan kabel - kabel listriknya (sparing instalasi).
commit to user
18
3) Bahan Penutup Plafon
Seiring perkembangan jaman, bahan untuk penutup plafon bermacam-macam. Berikut merupakan bahan penutup plafon yang biasa digunakan dalam pembangunan: (a) Tripleksdengan tebal 4 mm (b) Asbes3 mm (c) Akustic tile atau soft board 15 mm (d) Gypsum board (e) Aluminium (f) Papan / kayu (g) Hard board (h) Bahan g.r.c., dan lain-lain
4) Tinggi Plafon
Daerah tropis merupakan daerah yang cenderung terasa panas. Dalam hal ini plafon yang tinggi memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik. Telah diketahui bahwa udara panas akan bergerak ke atas. Dengan demikian plafon yang tinggi memungkinkan udara di ruangan menjadi tetap sejuk. Selain itu, dengan plafon yang tinggi dimungkinkan cahaya matahari dapat masuk lebih dalam ke semua bagian rumah. Dan dengan demikian ruangan tidak terasa lembab. Maka di daerah tropis dengan udara yang cenderung panas sebaiknya tinggi plafon tidak kurang dari 280cm, atau antara 2,8 – 3,2 m.http://annahape.com/2010/09/18/tip- 98-berapa-tinggi-plafon-rumah-yang-ideal/,
5) Lubang Plafon
Udara panas akan bergerak ke atas sehingga diperlukan lubang pada plafon. Lubang plafon yang dibuat diharapkan mampu
commit to user
19
mengalirkan udara panas keluar ruangan. Sehingga membuat ruangan tidak terasa panas.
3. Persyaratan kenyamanan
MenurutLippsmeier (1997:36-37), faktor-faktor terpenting yang mempengaruhi kenyaman di dalam ruangan tertutup adalah:
1) Temperatur udara
2) Kelembaban udara
3) Temperatur radiasi rata-rata dinding dan atap
4) Kecepatan gerakan udara
5) Tingkat pencahayaan dan distribusi cahaya pada dinding pandangan Menuruthttp://archzal.blogspot.com/2011/05/standar-kenyaman-termal- visual-dan.html, Standar kenyamanan termal untuk kecepatan udara yang digunakan ada tiga yaitu :
1) Lippsmeier (1997:38) menyatakan bahwa patokan untuk kecepatan
angin ialah : (a) 0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara (b) 0.25 – 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa (c) 1.0 – 1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan (d) Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan.
2) Lechner (2001:70) menyatakan “jangkauan yang nyaman untuk kecepatan angin berkisar antara 20 hingga 60 kaki/menit (fpm) kurang lebih 0.6 mph-2 mph”
3) Menurut MENKES NO.261/MENKES/SK/11/1998, laju angin
ruangan yaitu 0.15 sampai 0.25 m/s.
4) SNI 03-6572-2001, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih kecil dari 0,15 m/detik dan tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik. Kelembaban udara berkisar antara 40% - 50%.
5) SNI 03-6572-2001, daerah kenyamanan temperatur untuk daerah
tropis dapat dibagi menjadi:
commit to user
20
a) Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5ºC ~ 22,8ºC.
b) Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8ºC ~ 25,8ºC.
c) hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8ºC ~ 27,1ºC
B. Penelitian yang Relevan
Berapa penelitian yang relevan dan dijadikan referensi pada penelitian ini diantaranya: No.
1. Pencahayaan dan Penghawaan Alami Kost Putri Studi Kasus Wisma Dirgantara dan Dormitory Kelapa Dua, Depok
Kost Wisma Dirgantara dan Dirmatory
Universitas Gunadarma, Kelapa Dua Depok. Untuk memenuhi kriteria kos yang sehat maka diperlukan
pencahayaan
dan
penghawaan alami yang baik.
Bella Selviana,
12 Juli 2010, Universitas Gunadarma, Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencana.
2. Simulasi Natural Ventilation Pada
Bangunan Rumah Tipe 36 Dengan Menggunakan CFD
Tipe rumah tropis pada umumnya adalah memiliki bukaan cukup untuk menghasilkan debit ventilasi untuk
mencapai
tingkat
kenyamanan dan kesehatan ruang. Penelitian
ini
adalah untuk
menganalisa sisitem penghawaan alami pada tipe rumah tropis yaitu tipe 36 yang berada di kota Semarang. Dengan tujuan untuk mengetahui nilai pergantian udara tiap jam atau ai change per hour pada tipe rumah tersebut, juga untuk mengetahui pola pergerakan udara alami yang terjadi di dalam ruangan.
Findra Agustian Ardhi, Juni 2010, Teknik Mesin Universitas Diponegoro Semarang.
3. Penghawaan Pada Interior
Rumah Sakit: Studi Kasus Ruang Rawat Inap Utama Gedung Lukas, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta
Penghawaan rumah sakit penting dicermati, sebab terkait langsung dengan kenyamanan tubuh manusia. Disamping menyuplai udara segar untuk pernapasan dan metabolisme tubuh, penghawaan yang baik juga berhubungan dengan terciptanya suhu ruang yang kondusif bagi tubuh, sehingga energi dalam tubuh tidak
Adi Santosa, Desember 2007, Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Petra, Surabaya.
commit to user
21
beradaptasi dengan perbedaan suhu.
4. Kajian Ventilasi Atap Rumah
Berbasis Rumah Joglo Mangkurat
Kenyamanan termal adalah masalah yang spesifik di daerah beriklim tropis lembab. Masalah yang timbul pada daerah ini adalah kondisi kelembaban
dan
temperatur.
Penghawaan alami adalah salah satu strategi
passing
cooling.
Penghawaan alami pada bangunan tradisional di daerah tropis, bergunan
untuk
mencapai
kenyamanan termal. Permasalahan yang timbul pada penelitian ini adalah sejauh mana peran ventilasi atap pada penghawaan alami, serta terbentuknya performa angin di dalam ruangan
Mohammad Pranoto S., Juli 2007, Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur, UPN Veteran Jatim
5. Pengaruh tata letak masa dan
kepadatan bangunan terhadap penghawaan alami pada permukiman nelayan
Permukiman nelayan mempunyai tata letak masa yang berpedoman pada kedudukan jalan pencapaian dan garis pantai serta menempatkan bangunan secara berderet rapat menghadap Utara dan Selatan, dengan posisi laut di sebelah Timur permukiman, untuk lokasi Cumat dan Utara pemukiman, untuk lokasi Greges Barat. Dengan tata masa tersebut perilaku angin mempunyai pola aliran kecepatan bervariasi yang dalam
hal ini dapat
penghawaan alami permukiman maupun
kenyaman
fisiologis
penghuni permukiman.
Krisna Dwi Handayani, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencana, Institut Sepuluh November Surabaya
commit to user
22
C. Kerangka Berpikir
Pemanasan global yang terjadi pada saat ini merupakan dampak buruk yang timbul akibat perbuatan manusia. Pemanasan global yaitu meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Dampak yang dapat dirasakan salah satunya yaitu udara panas pada siang dan malam hari. Dampak seperti ini sangat dirasakan pada penghuni perumahan. Sebagian besar di perumahan merasakan udara panas yang tidak nyaman baik siang maupun malam.Wilayah Indonesiaberada di sekitargariskhatulistiwaotomatisakanmengalamiiklimtropis
yang
bersifatpanas.Sehingga sebagian besar wilayah Indonesia terasa panas. Tanpa adanya penanganan yang baik maka akan menimbulkan dampak yang kurang baik.
Pada umumnya keterbatasan lahan terjadi di daerah perumahan. Keterbatasan lahan dapat mengakibatkan suasana yang kurang nyaman. Misalnya suasana panas pada siang dan malam. Hal ini disebabkan karena kurangnya penghijauan di daerah perumahan. Sehingga umumnya suasana di daerah perumahan sangat panas.
Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal menyebabkan harga bangunan semakin mahal. Mahanya harga bangunan berakibat pada pembangunan yaitu meningkatnya harga per unit rumah tinggal. Harga kayu per meter kubik lebih mahal dari pada harga per meter pasangan batu bata. Untuk mengatasi hal ini maka para arsitektur membuat bukaan/ventilasi dibuat kecil. Bukaan yang kecil maka akan berdampak pada sirkulasi udara dalam rumah tinggal. Salah satunya yaitu udara dalam rumah menjadi lebih panas. Untuk mengatasi udara panas tersebut ada dua macam cara. Tipe rumah menengah dan mewah menggunakan penghawaan alami dan buatan (AC). Sedangkan tipe rumah kecil dan menengah menggunakan penghawaan alami.
commit to user
23
Penghawaan alami yang terjadi di masing-masing ruang dalam rumah tinggal akan di ukur secara adaptif dan fisik. Adaptif yaitu sesuai persepsi penghuni sedangkan fisik yaitu diukur dengan menggunakan Hot Wire Anemometer dan Humidity. Hasil pengukuran yang diperoleh akan dianalisa sesuai dengan SNI 03-6572-2001. Dari hasil analisa akan diperoleh pengukuran yang sesuai dengan SNI 03-6572-2001.
“Penghawaan Alami Rumah Tinggal” yaitupenghawaan alami yang terjadi di rumah tinggal. Maka kerangka berpikir dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Pemanasan Global
Iklim Tropis
Keterbatasan Lahan Harga Bahan Bangunan Mahal
Bukaan Dibuat Kecil
Udara Panas
commit to user
24
Gambar 17. Paradigma Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Tingkat kenyamanan penghawaan alami interior rumah tinggal memenuhi persyaratan kenyamanan.
2. Sistem ventilasi yang baik akan menghasilkan tingkat penghawaan alami yang memenuhi persyaratan.
3. Sistem ventilasi yang kurang baik akan menghasilkan tiangkat penghawaan alami yang tidak memenuhi persyaratan.
Tipe Rumah Menengah Tipe Rumah Mewah
Tipe Rumah Kecil Tipe Rumah Menengah
Penghawaan Buatan/AC
Penghawaan
Alami
Penghawaan Alami
Adaptif
Fisik
Standar Penghawaan Alami
Sesuai Standar
Tidak Sesuai standar
commit to user
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan tempat penelitian untuk memperoleh data-data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian tentang penghawaan alami rumah tinggal dilakukan di beberapa perumahan yang berada di kabupaten Klaten, antara lain:
a. Perumahan Griya Prima di Klaten
b. Perumahan Taman Anggrek di Klaten
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April tahun 2012. Berikut tabel alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis lakukan:
Gambar18. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Tahun 2011-2012
Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul Pembuatan Proposal
Seminar Proposal Revisi Proposal Perijinan Penelitian Pelaksanaan
Penelitian
Analisis Data Penulisan Laporan Penelitian
commit to user
26
B. Populasi danSampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 80) Pengertian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perumahan Griya Prima Klaten berjumlah 38 unit rumah dan Perumahan Taman Anggrek Klaten berjumlah 540 unit rumah.
2. Sampel
Sampel yaitu sebagian dari populasi yang sifat dan cirinya akan diselidiki dan dianggap mewakili seluruh populasi (Sugiyono, 2010:81) Adapunjumlahsampel yang digunakandalampenelitianini12 rumah tinggal sebagaibendauji. Rinciansampelsebagaiberikut :
1. Perumahan Griya Prima di Klaten
a) Perumahan Tipe Kecil (a) Tipe rumah 36/75 : 3 rumah (b) Tipe rumah 45/80 : 2 rumah
2. Perumahan Taman Anggrek di Klaten
a) Perumahan Tipe Kecil (a) Tipe rumah 36/75 : 3 rumah (b) Tipe rumah 45/80 : 2 rumah
b) Perumahan Tipe Menengah (a) Tipe rumah 60/125 : 2 rumah
C. Teknik Pengambilan Data
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, diperlukan suatu teknik pengambilan sampel yang tepat. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan atau purposive sample .
commit to user
27
Menurut Suharsimi Arikuntoro, sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Jumlah keseluruhan sampel ada 12 sampel. Berikut ini rincian sampel per lokasi perumahan yang akan digunakan sebagai objek penelitian :
a. Perumahan Taman Anggrek Klaten = 7 sampel
b. Perumahan Griya Prima Klaten
= 5 sampel
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat maka diperlukan teknik yang tepat dan akurat dalam proses pengumpulan data, dalam penelitiaan ini data akan di peroleh dari:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2009:145) dalam Sutrisno Hadi (1986), “Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagi proses biologis dan psikhologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingatan”.
Observasimerupakanlangkahpengumpulan data
denganpengamatansecaralangsungterhadapobyek yang diamatiatauobyek yang diteliti.Hasil
a. Perumahan
b. Tipe rumah tinggal
c. Ruangan dalam rumah tinggal
2. Instrumen
a. Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2009), “Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala pengukuran Rating
commit to user
28
Scale yaitu responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Kuesioner diberikan kepada setiap penghuni rumah sebagai sumber data secara adaptif. Data ini diperoleh sesuai dengan persepsi
penghuni rumah tinggal terhadap penghawaan alami di masing-masing ruangan. Angket diberikan kepada setiap penghuni rumah yang dijadikan tempat penelitian.
Pengembangan Isi Instrumen Kuesioner disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kisi-kisi Kuesioner No.
Aspek
Indikator
Nomor Item Jumlah
1. Kenyamanandi masing-masing ruang dalam rumah tinggal
- Penghawaan alami
rumah tinggal
- Ventilasi
- Plafon
- Kenyamanan ruang
- Udara panas
2. Kenyamanankondisi di sekitar rumah
- Pemanasan global
- Iklim tropis
- Keterbatasan lahan
- Tanaman sekitar
b. Hot Wire Anemometer Hot Wire Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan udara dan temperatur udara. Hot Wire Anemometer yang digunakan dalam penelitian dengan tipe AM 4204.
commit to user
29
c. Humidity Humidity digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Humidity yang digunakan dalam penelitian dengan tipe HT-3003.
3. Dokumen
Pengumpulan data denganmenganalisisdokumendanarsipdigunakanuntukmelengkapi
data yang
diperolehdarihasilobservasi, angket dan instrumen agar data yang diperolehmenjadibenar-benar
valid,
karenasumber
data yang berupadokumenmerupakansumber
data
yang
stabil, kaya danbersifatalamiahkarenasesuaidengankontekslahiriah. Dokumentasi
yang
digunakandalampenelitianiniadalahdokumentasiberupagambar (foto) maupun data tertulisdariperumahan yang meliputidokumententang:
a. Perumahan
b. Rumah Tinggal
c. Ruangan dalam rumah tinggal
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Dari beberapa instrumen yang ada yaitu kuesioner, Hot Wire Anemometer , dan Humidity yang akan diuji validitas dan reliabilitas adalah kuesioner sebagai berikut.
1. Uji Validitas Kuesioner
Suatu item dikatakan valid jika mendukung terhadap skor total. Hal itu penambahan skor pada item menyebabkan kenaikan pada skor total. Pada program SPSS 19 untuk uji Validitas menggunakan Korelasi Bivariate Pearson (Product Momen Pearson Correlation) dengan rumus:
r xy =
ĠmǴhv(mǴ)(mh) ĠmǴ²v(mǴ) Ġmh²v(mh)
keterangan: r xy
: koefisien korelasi
: skor item
commit to user