RESTITUSI DAN IMBALAN BUNGA
X. RESTITUSI DAN IMBALAN BUNGA
Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai restitusi dan Imbalan Bunga
10.1. Restitusi
Kelebihan pembayaran pajak terjadi apabila dalam berdasarkan pemeriksaan pajak terdapat jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang tidak seharusnya terutang, maka atas hal tersebut Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Berdasarkan permohonan Wajib Pajak, Direktur Jenderal Pajak, setelah meneliti kebenaran pembayaran pajak, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar apabila terdapat pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar masih dapat diterbitkan lagi apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan/atau data baru ternyata pajak yang lebih dibayar jumlahnya lebih besar daripada kelebihan pembayaran pajak yang telah ditetapkan.
Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, Pasal 17C, atau Pasal 17D dikembalikan, dengan ketentuan bahwa apabila ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut.
a. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sesuai dengan pasal 17B
Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tidak dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan sampai dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
B. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sesuai dengan Pasal 17C
1. Direktorat Jenderal Pajak cukup melakukan penelitian dan produk hukum yang dikeluarkan bukan SKPLB tetapi Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (karena hasil dari penelitian tetapi fungsinya sama dengan SKPLB).
2. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas SPT Lebih Bayar dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak 2. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas SPT Lebih Bayar dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
a. 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Penghasilan
b. 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Pertambahan Nilai. sejak permohonan diterima secara lengkap. Permohonan disampaikan dengan cara mengisi kolom dalam Surat Pemberitahuan atau dengan surat tersendiri. Apabila setelah jangka waktu tersebut terlewati SKPPKP belum diterbitkan, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus menerbitkan SKPPKP paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah jangka waktu tersebut berakhir. Kemudian dalam satu bulan setelah SKPPKP diterbitkan, aparat pajak harus menerbitkan SPMKP setelah diperhitungkan jumlah utang pajaknya. Keterlambatan penerbitan SPMKP juga menyebabkan Wajib Pajak berhak menerima imbalan bunga sebesar 2% sebulan.
3. Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Kriteria Tertentu dan menerbitkan surat ketetapan pajak (dapat berupa SKPKB, SKPLB maupun SKPN), setelah melakukan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
4. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
Kriteria Wajib Pajak yang Diberikan Pengembalian Pendahuluan
Wajib Pajak dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak dalam hal memenuhi persyaratan/kriteria sebagai berikut:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk semua jenis pajak dalam 2 tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telah memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir.
4. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pendapat wajar dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. Syarat laporan yang diaudit : * Disusun dalam bentuk panjang (long form report) * Menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.
Wajib Pajak yang memiliki kriteria-kriteria tersebut diatas disebut sebagai Wajib Pajak Patuh dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP atas nama Direktur Jenderal Pajak pada setiap bulan Januari.
C. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sesuai dengan pasal 17D
1. Direktorat Jenderal Pajak cukup melakukan penelitian dan produk hukum yang dikeluarkan bukan SKPLB tetapi Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (karena hasil dari penelitian tetapi fungsinya sama dengan SKPLB).
2. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas SPT Lebih Bayar dengan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu (Wajib Pajak Patuh), menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat :
a. 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Penghasilan
b. 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima untuk Pajak Pertambahan Nilai.
3. Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Kriteria Tertentu dan menerbitkan surat ketetapan pajak (dapat 3. Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Kriteria Tertentu dan menerbitkan surat ketetapan pajak (dapat
4. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
Kriteria Wajib Pajak yang Diberikan Pengembalian Pendahuluan Wajib Pajak yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak adalah:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu;
c. Wajib Pajak badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu; atau
d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah tertentu.
Alur restitusi pasal 17C dan 17D
Jangka Waktu Penerbitan SKPPKP
D. Pengembalian kelebihan pembayaran pajak sesuai dengan pasal 17E
Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri yang melakukan pembelian Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang tidak dikonsumsi di daerah pabean dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar. Ketentuan mengenai ini berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai beserta peraturan pelaksanaannya.
10.2. Imbalan Bunga
Atas kelebihan pembayaran pajak selain yang dimaksud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, Pasal 17C, atau Pasal 17D juga atas Kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat adanya Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, dan Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, serta Surat Keputusan Pemberian Imbalan
Bunga dikembalikan kepada Wajib Pajak dengan ketentuan jika ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut.
RANGKUMAN
1. Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 17B, Pasal 17C, atau Pasal 17D dikembalikan, dengan ketentuan bahwa apabila ternyata Wajib Pajak mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang pajak tersebut.
2. Orang pribadi yang bukan subjek pajak dalam negeri yang melakukan pembelian Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang tidak dikonsumsi di daerah pabean dapat diberikan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai yang telah dibayar.
LATIHAN
1. Jelaskan jangka waktu penyelesaian kelebihan pembayaran pajak sesuai dengan pasal 17B!
2. Jelaskan kaitan antara pengembalian kelebihan pembayaran pajak dengan utang pajak!