52 activated protein C APC
terdapat dalam cairan bronchoalveolar. Aktivasi protein C terdeteksi dalam paru-paru manusia dan mengalami penurunan selama inflamasi.
Gangguan aktivasi protein C kemungkinan disebabkan oleh downregulation dari thrombomodulin, karena pada pemberian rekombinan thrombomodulin dapat
mencegah cedera pembuluh darah paru pada tikus endotoksemik. APC mencegah cedera paru-paru pada studi eksperimental dan bakteremia endotoksemia pada
berbagai hewan Levi M, dkk 2003. Sitokin berperan penting dalam menghubungkan inflamasi dan perubahan
yang terjadi pada sistem koagulasi dan fibrinolisis bronkoalveolar. Sitokin yang dilepaskan sebagai respon terhadap adanya endotoksin memberikan efek yang
berbeda. Interleukin IL-6 berperan dalam aktivasi koagulasi; tumor necrosis factor TNF-
α berperan menghambat aktivitas fibrinolisis. Makrofag alveolar adalah sumber sitokin proinflamasi di paru-paru. Aktivasi makrofag alveolar dapat secara
langsung menstimulasi terbentuknya TF Levi M, dkk 2003.
2.5. Skor Klinis Pneumonia
Meskipun sistem untuk memeriksa keparahan penyakit dan resiko kematian pada PK telah ada dan dipakai secara luas seperti PSI, PORT sistem CURB 65,
namun sistem tersebut terlalu rumit untuk digunakan dalam praktek sehari-hari sehingga diperlukan biomarker yang potensial dapat memberikan informasi mengenai
prognosis yang setara dengan sistem skoring yang telah ada Mikaeilli H dkk, 2009;
Crain MC dkk, 2010.
Penilaian derajat keparahan pneumonia merupakan komponen penting dalam tatalaksana PK. Hal ini membuat munculnya berbagai sistem skoring PSI, CURB-65,
modified ATS m-ATS dsb. Beberapa studi di Amerika Serikat dan Inggris telah mengeksplorasi berbagai faktor yang dapat memprediksi kematian pada pasien rawat
inap dengan PK, skor CURB-65 dan PSI adalah sistem penilaian yang paling umum digunakan untuk memprediksi mortalitas Mandell LA dkk, 2007.
Universitas Sumatera Utara
53
2.6. Skor CURB-65
CURB-65, juga dikenal sebagai CURB kriteria, merupakan aturan prediksi klinis yang telah divalidasi untuk memprediksi kematian pada pneumonia komunitas
Lim WS dkk,2009. Skor CURB-65 Tabel 2.6.1. diperkenal oleh British Thoracic
Society BTS pada tahun 2003 yang melibatkan 12.000 penderita pneumonia, terdiri
atas 5 kategori yang dihubungkan dengan risiko kematian dalam 30 hari. Skor 0-1 masuk dalam kategori skor kematian rendah dimana skor 0= 0,7 dan skor 1= 3,2.
Skor 2= 13 masuk kategori risiko kematian sedang dan skor 3 masuk dalam skor kematian tinggi 3= 17, 4= 41,5 dan 5= 57. Kemampuan prediksi dari skor ini
hampir sama dengan PSI yaitu dengan AUC: 0,73 -0,83. Keunggulan CURB-65 terletak pada variabel yang digunakan lebih praktis dan mudah diingat. ATS dalam
guideline PK yang terbaru menyadari kompleksitas dari skor PSI dan
merekomendasikan penggunaan CURB-65 Singanayagam A dkk, 2009; Mandell LA
dkk, 2007. Tabel 2.6.1. Skor CURB-65
Clinical Factor Points
C Confusion
1
U
Blood urea nitrogen or = 20 mgdl 1
R Respiratory rate or = 30 breaths min
1
B Systolic BP 90 mm Hg or Diastolic or = 60 mm Hg
1
65 Age or 65
1
Total Score
Mortality Risk Level
Suggested Site-of-Care
0,6 Low
Outpatient
1 2,7
Low Outpatient
2
6,8 Moderate
Short inpatient supervised outpatient
3
14,0 Moderate to High
Inpatient
4 or 5 27,8
High Inpatient ICU
Dikutip dari : QJ Med, 2009; 102:379-388.
Universitas Sumatera Utara
54 Baik skor PSI maupun CURB-65 sama-sama memiliki kelemahan yang sama,
yaitu masih bergantung pada hasil pemeriksaan laboratorium. Keadaan ini melahirkan skor CRB-65 yang menghilangkan unsur ureum. Manfaat dari skor CRB-
65 ini adalah dapat digunakan oleh dokter umum di tingkat layanan primer. Skor ini dikatakan memiliki peforma yang sama dengan PSI dan CURB-65 dengan AUC: 0,69
– 0,78. Sayangnya, penggunaan skor ini belum teruji dengan jumlah sampel yang besar seperti pendahulunya sehingga validasinya masih perlu diuji Singanayagam A
dkk, 2009; Bont J dkk, 2008.
2.7. Sepsis Akibat Pneumonia Komunitas