31
4 Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu kunci dalam pariwisata, karena
sesungguhnya merekalah yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata, seperti upacara adat,
kerajinan tangan dan kebersihan daerah tujuan wisata. Selain itu, masyarakat lokal merupakan pemilik langsung atraksi yang dikunjungi
serta dikonsumsi wisatawan. Kesenian menjadi salah satu daya tarik wisata juga hampir
sepenuhnya milik mereka. Tidak jarang masyarakat lokal ini sudah lebih dulu terlibat dalam pengelolaan aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan
pengembangan dan perencanaan. Masyarakat lokal biasanya mempunyai tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata.
5 Lembaga Swadaya Masyarakat
Banyak LSM baik lokal, regional maupun internasional yang melakukan kegiatan dikawasan wisata. Organisasi non-pemerintah ini sudah
melakukan aktivitasnya baik secara partikuler maupun bekerjasama dengan masyarakat.
2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung
untuk datang ke suatu daerah tempat tertentu . Menurut Undang-Undang Nomor
Universitas Sumatera Utara
32
10 Tahun 2009, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatwan. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya
daya tarik di suatu tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan lebih berkembang atau dikembangkan jika di suatu
daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:
1.Objek dan daya tarik wisata alam Objek dan daya tarik wisata alam terdiri dari pantai, wisata bahari
wisata laut, danau dan sungai, pegunungan, daerah liar dan terpencil, taman dan daerah konservasi. Soekadijo dalam Warpani mengelompokkan
jenis pariwisata aktif maupun pasif alam, yaitu
12
a Melakukan kegiatan-kegiatan di alam terbuka misalnya berjemur
dipantai, menyelam, berburu, dan panjat tebing. :
b Menikmati suasana alam seperti menikmati keindahan alam,
kesegaran iklim pegunungan dan ketenangan alam pedesaan. c
Mencari ketenangan, melepaskan diri dari kesibukan rutin sehari hari dan beristirahat.
12
Warpani, Suwardjoko dan Indira Warpani. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: Penerbit ITB, hal 50
Universitas Sumatera Utara
33
d Menikmati “rumah kedua”, menikmati tempat tertentu, tinggal di
pesanggrahan, atau mendirikan tempat berteduh sementara berupa tenda.
e Melakukan widiawisata, alam menjadi objek studi, mempelajari
flora atau fauna tertentu. 2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya
Kekayaan budaya daerah, upacara adat, busana daerah dan kesenian daerah adalah daya tarik wisata. Budaya bukan hanya mengenai
kesenian tetapi juga adat istiadat masyarakat, kebiasaan yang tidak ditemui di daerah atau Negara asal wisatawan. Selain itu, keberadaan bangunan
bersejarah dapat pula menjadi daya tarik wisata, misalnya keratin, gedung bersejarah, rumah adat, candi, makam tua dan bersejarah, dan lain-lain.
2.4 Elemen –Elemen Pariwisata