Terkini Majalah Percik Agustus 2012

52 Terkini Majalah Percik Agustus 2012

Memonitor Perkemb angan Akses Sanitasi

Melalui SMS Gateway dan Website STBM

Semenjak diluncurkannya situs STBM oleh Menteri

di Jawa Timur. Saat itu dirasakan terjadinya gap data

Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 13 Oktober

yang dikumpulkan dan dikirim oleh sanitarian ke Dinas

2011 yang lalu, Kementerian Kesehatan melalui

Kesehatan setempat. Hal itu terjadi karena beberapa

sekretariat STBM akan memulai melaksanakan sistem

sebab, di antaranya:

monitoring berbasis SMS (Short Message Service) sebagai alat monitoring via situs STBM. Untuk tahap

• Pengumpulan data yang dilakukan oleh sanitarian

awal di tahun 2012 ini, monitoring berbasis SMS

tidak rutin dan tidak seragam;

akan dilaksanakan di 500 Puskesmas yang tersebar di

• Lamanya waktu melakukan konirmasi/veriikasi

berbagai wilayah Indonesia.

data; • Staf di Dinas Kesehatan lebih banyak melakukan

Alat bantu monitoring ini menggunakan teknologi SMS

entry data dan klariikasi data setiap bulannya

yang dikirim oleh sanitarian/bidan/kader atau seorang

dan tidak memiliki waktu untuk me-review,

yang ditunjuk oleh Puskesmas untuk melakukan

perencanaan yang berbasis perkembangan data.

pemantauan perkembangan akses jamban di wilayah kerja Kecamatan/Puskesmas lalu mengirimkan

Pengiriman data menggunakan SMS dirasakan begitu

perkembangannya ke SMS server di sekretariat STBM.

efektif saat itu, dan tidak terlalu memberatkan para sanitarian, karena terkadang selama ini pelaporan oleh

Sistem ini sebetulnya sudah dimulai sejak pelaksanaan

sanitarian juga dilakukan melalui telepon/handphone

program TSSM (Total Sanitation - Sanitation Marketing)

atau SMS. Sejak saat itu TSSM mulai mengembangkan

Majalah Percik Agustus 2012 Majalah Percik

sistem monitoring berbasis SMS ini, dilakukan uji coba dan kajian secara terus menerus di beberapa wilayah sasaran di Jawa Timur.

Sayangnya saat itu pengembangan sistem ini dilakukan di tahun-tahun terakhir pendampingan TSSM di Jawa Timur, namun manfaat yang diperoleh Dinas Kesehatan ternyata sistem ini cukup membantu. Seperti di Jombang misalnya, saat ini setiap pertemuan sanitarian mereka menganalisa data perkembangan akses walaupun masih dengan cara sederhana. Namun demikian cara ini sudah lebih maju, karena sebelumnya setiap pertemuan sanitarian selalu dilakukan konsolidasi dan klariikasi data.

Di Pacitan, sistem monitoring berbasis SMS ini sudah mulai pula dilaksanakan dengan memberikan contoh pelaksanaannya di tiga kecamatan ODF (open defecation free). Bahkan pada Rakornas STBM pertama Oktober 2011 lalu Kabupaten Pacitan menjadi narasumber dalam video conference dengan Menteri

Kesehatan untuk

pelaporan perkembangan

akses sanitasi di wilayahnya.

Walaupun belum semua kabupaten di Jawa Timur dapat melaksanakan sistem ini, namun sistem ini cukup efektif dalam proses pengiriman data yang cepat, tepat dan mudah melakukan veriikasi. Namun komitmen untuk melakukan monitoring tetap menjadi tumpuan berhasil atau tidaknya sistem monitoring ini. Karena sistem SMS monitoring ini hanyalah merupakan salah satu alat manajemen untuk mendukung mekanisme pelaksanaan monitoring di wilayah sasaran.

Saat ini sistem monitoring berbasis SMS sedang disiapkan untuk dilaksanakan di tingkat pusat, dengan dukungan SMS gateway server berikut aplikasinya. Hal ini untuk mendukung sekretariat STBM dalam melakukan pemantauan perkembangan akses sanitasi di Indonesia. Menjadi keuntungan pula bagi kabupaten yang melaksanakannya, karena saat ini kabupaten tidak perlu menyiapkan aplikasi SMS gateway di kantor

Dinas Kesehatan, karena server yang ada di Sekretariat STBM memang disediakan untuk menampung data SMS yang masuk dari seluruh wilayah di Indonesia. Data hasil monitoring ini akan menjadi satu bagian dalam sistem website STBM, sehingga semua pihak akan dapat memantau perkembangan akses sanitasi di Indonesia.

Sistem ini juga ke depan akan mendukung data untuk keperluan website Kementerian Kesehatan serta mendukung informasi bagi Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Dalam rangka pengembangan Sistem Monitoring Nasional juga sudah mulai dipersiapkan gateway sistem dan pertemuan kordinasi untuk mendukung integrasi dengan sistem pemantauan lainnya seperti NAWASIS di Pokja AMPL dan Pamsimas. Kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka menciptakan integrasi sistem monitoring Nasional sangat diperlukan.

Amin Robianto, Efentrif / WSP-World Bank

Memonitor Perkemb angan Akses Sanitasi

SMS