Penilaian Resiko

5.4.1 Penilaian Resiko

Dalam penilaian resiko program ini ditanyakan tentang identifikasi dan monitoring bahaya, sistem evaluasi bahaya serta analisis dampaknya. Dari 9 informan, semua menyatakan ada identifikasi dan monitoring bahaya . Berikut ini pernyataan informan tentang identifikasi dan monitoring bahaya, sistem evaluasi serta analisis dampaknya tersebut :

“Ada identifikasi dan monitoring bahaya, jadi istilahnya itu setiap posisi setiap departemen itu kan ada penilaian ada asesment ya, jadi kategori apa bahaya ini terus di-list terus nanti kita sosialisasikan kepada departemen yang bersangkutan dengan seperti itu saya harapkan bisa lebih hati-hati ya...posisi ada bahaya di departemen masing-masing. Sistem evaluasinya bagaimana…….ya minimal kalau dari material kita pakai MSDS…….terus dari manusianya kita patrol gitu ya, kita lakukan evaluasi, patrol, itu bisa mulai dari cara penggunaan safety atau yang bersangkutan, juga dari potensi bahaya mungkin ada peralatan yang kurang normal, mungkin kurang memenuhi syarat ya kita evaluasi di situ pak. Dari faktor alam…….Dari alam…karena kita latihan… jadi misalnya keadaan bahaya atau faktor dari tsunami dan sebagainya dan juga seperti gempa bumi ya… kita pernah lakukan… eee...setahun sekali… cuma bergantian. Ada enam kategori pak yang termasuk bencana alam, yang pertama kebakaran, kebocoran bahan kimia, tumpahan bahan kimia dalam skala besar, terus bencana alam, ini termasuk gempa bumi atau tsunami, huru hara demonstrasi dan satu lagi ledakan. Nah kategori itu yang kita anggap sebagai bencana. Cara analisa dampaknya…….ya kita buatkan di work instruction-nya pak...dan ada prosedurnya secara global terus diturunkan ke work instruction-nya, runtutan masalahnya seperti apa sampai dengan pengendaliannya seperti apa, jadi di work instruction itu ada, “Ada identifikasi dan monitoring bahaya, jadi istilahnya itu setiap posisi setiap departemen itu kan ada penilaian ada asesment ya, jadi kategori apa bahaya ini terus di-list terus nanti kita sosialisasikan kepada departemen yang bersangkutan dengan seperti itu saya harapkan bisa lebih hati-hati ya...posisi ada bahaya di departemen masing-masing. Sistem evaluasinya bagaimana…….ya minimal kalau dari material kita pakai MSDS…….terus dari manusianya kita patrol gitu ya, kita lakukan evaluasi, patrol, itu bisa mulai dari cara penggunaan safety atau yang bersangkutan, juga dari potensi bahaya mungkin ada peralatan yang kurang normal, mungkin kurang memenuhi syarat ya kita evaluasi di situ pak. Dari faktor alam…….Dari alam…karena kita latihan… jadi misalnya keadaan bahaya atau faktor dari tsunami dan sebagainya dan juga seperti gempa bumi ya… kita pernah lakukan… eee...setahun sekali… cuma bergantian. Ada enam kategori pak yang termasuk bencana alam, yang pertama kebakaran, kebocoran bahan kimia, tumpahan bahan kimia dalam skala besar, terus bencana alam, ini termasuk gempa bumi atau tsunami, huru hara demonstrasi dan satu lagi ledakan. Nah kategori itu yang kita anggap sebagai bencana. Cara analisa dampaknya…….ya kita buatkan di work instruction-nya pak...dan ada prosedurnya secara global terus diturunkan ke work instruction-nya, runtutan masalahnya seperti apa sampai dengan pengendaliannya seperti apa, jadi di work instruction itu ada,

“Kita sudah mengadopsi sistem OHSAS di situ kan ada cara mengurangi resiko bahayanya, kita punya cara yang khusus mengidentifikasi bahaya dan evaluasi resiko... eee... IBER...jadi semua section kita lakukan IBER dan kita lakukan pengendalian dan juga peringkat resikonya... dan untuk operasional kita gunakan hazop jadi setiap operasional kita usahakan menggunakan hazop di setiap proses” (Informan 2).

” Ya, jadi penilaian resiko di kita ada yang namanya IBER, identifikasi bahaya, dan penilaian resiko... mungkin bahasa lainnya HIRA, jadi setiap departemen itu melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja masing-masing dan kemudian dilakukan penilaian dan ditentukan apakah itu beresiko tinggi, sedang atau rendah... nanti yang kita tindak lanjuti adalah resiko tertinggi, yang masuk ke dalam resiko tertinggi masuk ke dalam TUSAPRO ” (Informan 3).

” Biasanya kalau identifikasi bahaya awal itu departemen terkait yang membikin pak, kemudian kita serahkan ke SHE nanti SHE yang memberi nilainya kemudian kita meeting bersama-sama, akhirnya matriknya sudah ketemu nah dijadikan satu nanti hasilnya mau diapakan bekerjasama dengan teman-teman SHE. Semua bahaya diidentifikasi pak, ya dari bahaya katakanlah orang berjalan atau secara kimiawi, bencana alam juga, ada juga bahaya dari faktor alam kemudian orangnya, alat dan juga produk pak ” (Informan 4).

” Identifikasi bahaya kita ada semua sih pak…dibuat di semua department dalam bentuk list “ (Informan 5).

” Kalau untuk IBER, itu kita masing-masing departemen membuat identifikasi bahaya dari aktivitas yang mereka lakukan, dari situ kita nilai sisi bahayanya dimana terus untuk me-reduce bahayanya seperti apa, tindakan yang kita lakukan. Kalau yang terkait dengan alat, kita ada sistem patrol... sistem patrol dari maintenance, dari maintenance sendiri ada patrol yang terkait dengan alat... terus dari SHE juga ada, kita patrol yang terkait dengan....eee... alat-alat ” Kalau untuk IBER, itu kita masing-masing departemen membuat identifikasi bahaya dari aktivitas yang mereka lakukan, dari situ kita nilai sisi bahayanya dimana terus untuk me-reduce bahayanya seperti apa, tindakan yang kita lakukan. Kalau yang terkait dengan alat, kita ada sistem patrol... sistem patrol dari maintenance, dari maintenance sendiri ada patrol yang terkait dengan alat... terus dari SHE juga ada, kita patrol yang terkait dengan....eee... alat-alat

” Ada yang namanya IBER, identifikasi bahaya dan evaluasi resiko ini dipakai di kita untuk pekerjaan yang rutin, yang dilakukan pekerja kita misal menuangkan bahan kimia, menuangkan urea ke tangki, nah itu termasuk identifikasi bahaya dan evaluasi resiko “ (Informan 7).

“ Kita punya sistem yang namanya identifikasi bahaya evaluasi resiko. Jadi semua aktivitas, kita lakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Jadi setiap aktivitas, potensi-potensi bahaya apa saja kita cantumkan di situ kemudian seberapa besar potensinya kemudian kita lakukan pengendaliannya untuk menurunkan resiko-resiko yang akan timbul. Kalau untuk kebakaran, kita lakukan assessment di beberapa tempat, kemudian untuk pencegahannya kita coba siapkan alat proteksi kebakaran dan sarana pendukung lainnya “ (Informan 8).

“ Kalau dari security tentang pengaturan lalu lintas pak “ (Informan 9). Dari hasil wawancara, penelusuran dokumen dan observasi lapangan

yang penulis lakukan ditemukan adanya identifikasi dan monitoring bahaya, sistem evaluasi bahaya faktor alam, faktor manusia, faktor teknologi serta analisis dampaknya.

Hal tersebut tercantum dalam SOP-SHE.003 Identifikasi Bahaya dan Evaluasi Resiko sebagai berikut: