Analisis Data Akhir

3.6.2 Analisis Data Akhir

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka dilakukan analisis data akhir. Analisis data akhir ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

: data berdistribusi normal : data tidak berdistribusi normal

Uji stratistika yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Langkah-langkah pengujiannya sama dengan uji normalitas data tahap awal.

3.6.2.2 Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(varians homogen) (varians tidak homogen)

Guna menguji kesamaan dua varians tersebut digunakan uji Bartlett, di mana rumus yang digunakan sama dengan uji homogenitas data awal.

3.6.2.3 Uji Hipotesis 1

Uji ketuntasan belajar dalam penelitian ini meliputi ketuntasan secara individual dan klasikal.

3.6.2.3.1 Uji Ketuntasan Keaktifan Kelas Eksperimen

Uji ketuntasan keaktifan kelas eksperimen pada penelitian ini meliputi ketuntasan secara individual dan klasikal. Ketuntasan secara individual digunakan untuk mengetahui rata-rata data akhir pada kelas sampel memenuhi kriteria ketuntasan individual atau tidak. Uji ketuntasan individual menggunakan uji rata- rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui rata-rata keaktifan siswa kelas eksperimen dapat mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(nilai rata-rata keaktifan belum mencapai KKM) (nilai rata-rata keaktifan mencapai KKM)

Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002: 227) adalah sebagai berikut.

Keterangan: nilai yang dihitung (

̅ rata-rata nilai berpikir kreatif nilai yang dihipotesiskan ̅ rata-rata nilai berpikir kreatif nilai yang dihipotesiskan

. Tolak jika .

Ketuntasan secara klasikal digunakan untuk mengukur keberhasilan kelas dilihat dari sekurang-kurangnya

dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(presentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai

atau belum mencapai KKM klasikal) (presentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai

belum mencapai

atau belum mencapai KKM klasikal) Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

telah mencapai

Keterangan : nilai yang dihitung

: banyaknya siswa yang tuntas secara individual

: nilai yang dihipotesiskan, dengan

: jumlah anggota sampel (Sudjana, 2005:234) Kriteria pengujian dapat ditolak jika didapat dari

daftar normal baku dengan peluang (Sudjana, 2005: 234)

3.6.2.3.2 Uji Ketuntasan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen

Uji ketuntasan kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen pada penelitian ini meliputi ketuntasan secara individual dan klasikal. Ketuntasan secara individual digunakan untuk mengetahui rata-rata data akhir pada kelas sampel memenuhi kriteria ketuntasan individual atau tidak. Uji ketuntasan individual menggunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan. Uji ini digunakan untuk mengetahui rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dapat mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis belum mencapai

KKM) (nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis mencapai KKM)

Langkah pengujiannya sama dengan uji ketuntasan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen. Ketuntasan secara klasikal digunakan untuk mengukur keberhasilan kelas dilihat dari sekurang-kurangnya

dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak

yaitu uji pihak kanan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(presentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai

atau belum mencapai KKM klasikal) (presentase siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai

belum mencapai

telah mencapai

atau belum mencapai KKM klasikal)

3.6.2.4 Uji Hipotesis 2 dan 3

Uji hipotesis 2 dan 3 ini merupakan uji kesamaan rata-rata yang digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kelas yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan kelas yang mendapat pembelajaran ekspositori. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji rata-rata satu pihak yaitu uji pihak kanan.

3.6.2.4.1 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Keaktifan Kelas Eksperimen

Hipotesis yang digunakan pada uji kesamaan dua rata-rata ini adalah sebagai berikut.

(keatifan siswa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas

kontrol) (keatifan siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol) Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut jika data

berdistribusi normal adalah sebagai berikut.

(1) Jika , maka digunakan rumus ̅̅̅ ̅̅̅

Dengan

Keterangan

: ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas eksperimen ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas kontrol : banyaknya siswa kelompok eksperimen : banyaknya siswa kelompok kontrol : varians kelas eksperimen : varians kelas kontrol : simpangan baku gabungan

dengan peluang

Kriteria pengujian dapat diterima jika

dan taraf nyata

(Sudjana, 2005: 239).

(2) Jika , maka digunakan rumus ̅ ̅̅̅

Kriteria pengujiannya

dapat diterima jika

dengan

(Sudjana, 2005: 243).

3.6.2.4.2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen

Hipotesis yang digunakan pada uji kesamaan dua rata-rata ini adalah sebagai berikut.

(kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen tidak

lebih baik daripada kelas kontrol) (kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih

baik daripada kelas kontrol) Langkah-langkah pengujian yang dilakukan sama dengan uji kesamaan dua rata-rata kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen.

3.6.2.5 Uji hipotesis 4

Guna menguji hipotesis penelitian yang ketiga digunakan analisis regresi linier sederhana. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara keaktifan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Keaktifan siswa Guna menguji hipotesis penelitian yang ketiga digunakan analisis regresi linier sederhana. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara keaktifan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Keaktifan siswa

̂ Dengan ∑

Keterangan: ̂: variabel terikat

: variabel bebas : harga ̂ bila (harga konstan) : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau

penurunan variabel terikat yang didasarkan variabel bebas. Bila bernilai positif maka naik dan bila bernilai negative maka terjadi penurunan.

(Sugiyono, 2007: 261) Sebelum menghitung korelasi antara variabel X dan Y, terlebih dahulu perlu dilakukan uji kelinieran dan uji keberartian. Jika persamaan regresi tersebut tidak linier, maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Daftar Analisis Varians Untuk Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi dan Uji Kelinieran Regresi disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Daftar Analisis Varians Untuk Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi

dan Uji Kelinieran Regresi

F Total

Sumber variasi

Tuna cocok

Galat

Keterangan: : jumlah kuadrat koefisien

| : jumlah kuadrat regresi | : jumlah kuadrat sisa : jumlah kuadrat tuna cocok : jumlah kuadrat galat

Hipotesis untuk menguji linearitas persamaan regresi adalah : regresi linear

: regresi tak linier

Pengujiannya menggunakan statistic

yang rumusnya

. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan dengan

pembilang – dan penyebut – , diterima jika . Sedangkan hipotesis untuk menguji keberartian koefisien arah regresi adalah sebagai berikut.

: koefisien arah regresi tidak berarti : koefisien arah regresi berarti Pengujiannya menggunakan statistik yang rumusnya

Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan pembilang

dan penyebut – , diterima jika . Hipotesis untuk menguji ada tidaknya korelasi antara

dan adalah sebagai berikut.

: tidak ada korelasi antara dan : ada korelasi antara dan

Korelasi dapat dihitung dengan rumus berikut (Sugiyono, 2007:274).

∑ ∑ ∑ ∑ Harga kemudian dibandingkan dengan harga dengan

dan taraf kesalahan

baik untuk kesalahan maupun , maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif sebesar

dan . Jika

(Sugiyono, 2007:275). Koefisien determinasinya (dengan mengkuadratkan harga ) menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel

terikat dalam persen (dikalikan

).