Spesifikasi Penelitian Jenis Data

pertanggung-jawaban atas segala urusan yang sudah diserahkan kepada daerah. Visi untuk memujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik melalui otonomi luas belum sama di antara semua pelaku pembangunan. Koordinasi antar-instansi di daerah masih kurang terselenggara sebagaimana yang diharapkan, apalagi menghadapi perkembangan global yang semakin tajam. Kelembagaan organisasi otonomi daerah belum tertata dengan baik akibat kurangnya pengalaman dan ketergantungan dari pusat yang amat besar.

F. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Masalah

a. Metode Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat yuridis empiris karena penelitian ini menitikberatkan pada penelitian lapangan secara menyeluruh, sistematis dan akurat, serta ditunjang dengan penelitian kepustakaan yang dimaksudkan untuk melengkapi data-data yang diperoleh melalui penelitian.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deskriptif analistis. Bersifat deskriptif karena dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran secara menyeluruh dan sistematis mengenai peraturan perundang-undangan tentang pemerintah daerah dan otonomi daerah yang berkaitan dengan peraturan perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan dengan didasarkan pula kepada peraturan perundang-undangan tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan daerah. Bersifat analistis karena kemudian dari hasil penelitian dilakukan suatu analisis terhadap pelaksanaan Pajak Bumi dan Bangunan yang selama ini berlaku di Indonesia untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan otonomi daerah.

3. Jenis Data

1. Data Primer Yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber dan melakukan pencatatan terhadap hasil dari wawancara tersebut. Penulis mengadakan wawancara atau tanya jawab dengan wajib pajak dan pegawai kantor pelayanan pajak pratama temanggung. Data yang dikumpulkan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari nara sumber dan responden yang ada kaitannya dengan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan tehnik wawancara langsung dengan narasumber menggunakan daftar pertanyaan terbuka dan terstruktur sehingga dapat memberikan jawaban sesuai dan terarah yang berkaitan dengan data yang dicari. Pengumpulan data dari responden melalui penyebaran angket kuisioner dengan kombinasi sistem terbuka dan tertutup. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu dimana pada bagian ini penulis akan berusaha mempelajari berbagai teori melalui buku-buku, peraturan perundang- undangan, majalah-majalah, surat kabar, bulletin maupun makalah- makalah yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan dalam tulisan ini. Bahan hukum pada tipe penelitian hukum normatif berupa bahan hukum primer primary sources or authorities, sekunder secondary sources or authorities dan tersier. 1. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mempunyai kekuatan hukum mengikat sebagai hukum positip yang terdiri dari : a. Norma dasar Pancasila b. UUD 1945 serta perubahan-perubahannya c. Ketetapan-ketetapan MPR RI d. Rancangan peraturan Perundang-undangan e. Peraturan Perundang-undangan yang terkait 2. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari literatur yang berkaitan dengan topik penelitian, seperti : artikel, makalah, dan hasil seminar. Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer yang terdiri dari : a. Konstitusi RIS dan UUD 1945 b. Buku-buku yang membahas dengan permasalahan yang diteliti c. Hasil karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini, makalah, hasil penelitian dan lain-lain. d. Data Sekunder, diperoleh dari bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, terdiri dari : 1 Undang-Undang Dasar 1945 dan hasil amandemennya. 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. 3 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 6 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 7 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82KMK.042000 tanggal 21 Maret 2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 3. Bahan Hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa : a. Kamus-kamus bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, dan lain-lain. b. Kamus-kamus yang memuat peristilahan hukum c. Ensiklopedia hukum d. Situs di internet dan bahan lain yang menunjang penelitian ini

4. Metode Pengumpulan Data