Beberapa Penambahan Undang-Undang No. 12 tahun 1997 tentang perubahan atas UU No. 6

35 c Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta. Hak dan wewenang menggugat. UUHC 1997 Pasal 42, jika dibandingkan dengan Pasal yang sama dalam UUHC 1987, mengatur secara lebih tegas hak-hak membela dan kewenangan menggugat untuk melindungi kepentingan ekonomi pencipta sekaligus menjelaskan peranan memegang hak cipta dan peranan pengadilan negeri.

b. Beberapa Penambahan

1. Lingkup berlakunya hak cipta. Berkenaan dengan persoalan lingkup berlakunya hak cipta. UUHC 1997 menambah Pasal 48 UUHC 1987 dengan ketentuan mengenai kewajiban memberikan perlindungan hukum hak cipta terhadpa ciptaan-ciptaan yang dimiliki oleh pencipta yang bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia dan bukan badan hukum Indonesia. Perlindungan hukum hak cipta diberikan bukan saja terhadap semua ciptaan dan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta dari warga negara Indonesia, penduduk, dan badan hukum Indonesia, namun juga mencakup bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk Indonesia dan bukan badan hukum Indonesia, dengan ketentuan : 36 a Negaranya mempunyai perjanjian bilateral mengenai perlindungan hak cipta dan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta dengan negara RI. b Negaranya dan negara RI merupakanpihak atau peserta dalam suatu perjanjian miltilateral yang sama mengenai perlindungan hak cipta dan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta Pasal 48 C 2. Hak penyewaan Rental Right UUHC 1997 menyempurnakan dengan cara menambah pasal 2 UUHC 1987 dengan ketentuan baru dalam satu ayat baru yaitu ayat 2 tentang hak penyewaan Rental Right. Penambahan ini dilakukan untuk menindaklanjuti keiukutsertaan Indonesia pada persetujuan TRIPs. 3. Hak memberi lisensi UUHC 1997 menambah pasal 38 UUHC 1987 dengan satu pasal baru yaitu Pasal 1997. dengan maksud seperti diuraikan dalam penjelaan atas UUHC 1997. secara garis besar suatu perjanjian lisensi berlaku untuk seluruh wilayah RI dan lazimnya tidak dibuat secara khsusu atau dengan perkataan lain dibuat secara tidak eksklusif, kecuali diperjanjikan lain. Suatu perjanjian lisensi yang umumnya dibuat secara tidak eksklusif mengandung arti bahwa pencipta atau pemegang hak cipta amsih dapat mengalihkan hak ciptanya dengan memberi lisensi yang sama kepada pihak ketigas. Kecuali jika diperjanjikan lain yaitu dengan perjanjian lisensi yang dibuat secara eksklusif, pemegang hak cipta tidak boleh melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya Pasal 38 B. 37 Menurut pasal tambahan yaitu pasal 38 C 2 bahwa suatu perjanjian lisensi untuk dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga wajib dicatat di Kantor Hak Cipta, untuk dapat dicatat secara sah, ditetapkan bahwa perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung mapun tidak langsung dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia Pasal 38 C 1 4. Hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta UUHC 1997 menambah pada Bab V UUHC 1987 dengan satu bab baru yaitu V A berjudul : Hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta dalam satu pasal 43 C. Dalam penjelasan UUHC 1997 disebutkan bahwa penambahan. Bab baru ini dimaksud untuk memberikan landasan pengaturan bagi hak- hak yang berkaitan dengan Hak Cipta atau lazim dikenal sebagai “Neighboring Rights”. Pemilik hak tersebut meliputi pelaku yang menghasilkan karya pertujukkan, proseduser rekaman suara yang menghasilkan karya siaran 5. Hak cipta atas ciptaan pesanan UUHC 1997 merubah ketentuan Pasal 8 UUHC 1987 dengan menyisipkan ketentuan baru yang dijadikan ayat 1a dan ketentuan ayat 2. Penambahan ketentuan-ketentuan baru ini dimaksudkan untuk memberi landasan yuridis mengenai masalah ciptaan yang dibuat atas dasar pesanan. 38

5. Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta