56 biasanya dapat dideteksi dengan membanding sesama musik atas
pelanggaran atas lirik tersebut
35
Pelanggaran tidak langsung dapat terjadi atas impor barang yang dilindungi hak cipta tanpa seijin pemegang lisensi atas barang yang
bersangkutan, termasuk menjual, menyewakan atau menyediakan barang tersebut sebagai objek perdagangan.
Undang-undang hak cipta membolehkan pelanggaran atas hak cipta membolehkan pelanggaran atas hak cipta dalam batas-batas tertentu yang
dianggap adil dan beralasan tanpa sepengetahuan pemilik atau pemegang hak atas cipta. Hal ini dinamakan “fair dealing” yang dianggap tidak
merugikan pemilik hak demi kepentingan umum, yaitu untuk keperluan: a.
Bahan pembuktian untuk persidangan suatu perkara di pengadilan b.
Kepentingan pendidikan khususnya untuk peragaan pendidikan c.
Kepentingan pemberitaan d.
Kepentingan umum dan sosial lainnya
36
G. Pendaftaran Hak Cipta
Pendaftaran ciptaan bukan suatu keharusan, artinya boleh didaftar dan boleh juga tidak didaftar. Pendaftaran ciptaan bukan untuk memperoleh hak
cipta, melainkan semata-mata untuk memudahkan pembuktian hak dalam hal
35
Ibid Sulaiman Robintan halaman 278
36
Widyo Pramono Orientasi Hukum Acara Pidana, Jogjakarta Amarta Buku 1984 halaman 11
57 terjadinya sengketa mengenai hak cipta. Apabila ciptaan didaftarkan, maka
orang yang mendaftarkannya itu dianggap sebagai penciptanya
37
. Selama tidak ada gugatan dan gugatan tersebut belum terbukti, orang
yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan tetap dianggap sebagai pencipta atau pemegang hak milik atas karya cipta ciptaan tersebut.
Sebaliknya, jika orang yang mengajukan gugatan itu dapat membuktikan dirinya sebagai pencipta atau pemegang hak cipta, pencipta yang namanya
terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan tersebut menjadi gugur dan ia menjadi pencipta atau pemegang hak milik atas karya cipta atau ciptaan tersebut,
setelah dibuktikan melalui pengadilan
38
. Pembuktian kebenaran harus dilakukan dimuka Pengadilan Niaga, bukan dimuka pejabat pendaftaran.
Sistem pendaftaran seperti ini disebut sistem deklaratif, dan Undang-undang hak cipta Indonesia menganut sistem ini.
Pendaftaran ciptaan dilakukan secara pasif artinya semua pendaftaran ciptaan diterima dengan tidak selalu mengadakan penelitian yang mendalam
atas permohonan, kecuali jika sudah jelas ternyata ada pelanggaran hak cipta
39
melihat beberapa faktor positif dari adanya pendaftaran hak cipta, yaitu: 1.
Si pencipta atau pemegang hak cipta, setelah pendaftaran hak ciptanya diterima baik atau disahkan oleh pejabat yang berwenang, mendapatkan
semacam kepastian hukum mengenai hak ciptanya.
37
Dirjo Sisworo Soedjono, Hukum Perusahaan Mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual,
Bandung CV Mandar Maju, 2000 halaman 62
38
OP. CIT Rochmadi halaman 138
39
Simorangkir JCT Melindungi Hak Pencipta yang berfungsi Sosial ,Jakarta , Suara
Pembaharuan 1991 halaman 5
58 2.
Apabila terjadi sengketa mengenai hak cipta, maka pada umumnya ciptaan yang telah terdaftar mempunyai kedudukan yang lebih kuat daripada
ciptaan yang belum terdaftar, minimal pembuktiannya lebih mudah. 3.
Pengalihan hak cipta atau pewarisan dan sebagainya prosedur tertulisnya akan lebih mudah dan lebih mantap apabila telah terdaftar daripada belum
terdaftar. Menurut Pasal 36 UUHC 2002, pendaftaran ciptaan dalam Daftar
Umum Ciptaan tidak mengandung arti sebagai pengesahan asas isi, arti atau bentuk ciptaan yang didaftarkan. Dalam penjelasan Pasal 36 UUHC 2002
ditambahkan, bahwa pejabat yang bertugas mengadakan pendaftaran hak cipta tidak bertanggung jawab atas isi, arti atau bentuk ciptaan yang didaftarkan itu.
Pendaftaran ciptaan itu diatur secara lengkap dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 43 UUHC 2002 dan Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
Nomor M.01-HC.03.01 tahun 1987 tentang Pendaftaran Ciptaan. Sedangkan dalam Pasal 38 UUHC 2002, permohonan pendaftaran
ciptaan yang dilakukan atas nama lebih dari seorang atau badan hukum, diperkenankan jika orang atau badan itu bersama-sama berhak atau
menyatakan persetujuan secara tertulis bahwa mereka akan bersama-sama berhak atas ciptaan tersebut dan kepada Departemen Kehakiman yang
melakukan pendaftaran diserahkan suatu turunan resmi dari akta keterangan tertulis yang membuktikan hal tersebut.
Pendaftaran ciptaan menurut Pasal 40 UUHC 2002 dianggap telah dilakukan pada saat diterimanya permohonan pendaftaran di Departemen
59 Kehakiman Direktorat Hak Cipta apabila semua persyaratan telah dipenuhi.
Apabila pendaftaran telah diterima, maka ciptaan tersebut dimuat di dalam Daftar Umum Ciptaan yang kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia oleh Direktorat Hak Cipta.
H. Perlindungan Hak Cipta