METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Hutan Lindung Sibayak II, Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2013. Kegiatan identifikasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Position System GPS, parang, perangkat keras hardware yaitu PC Personal Computer,
perangkat lunak software yaitu ArcView GIS 3.3, pita meteran, kamera digital, peta administrasi TAHURA, peta Hutan Lindung Sibayak II dan alat tulis. Bahan
yang digunakan adalah tally sheet dan alkohol.
Prosedur Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan 3 tahap yaitu survei lapangan dan identifikasi jenis, pemetaan sebaran tumbuhan beracun dan analisis sebaran.
Tahapan kegiatannya sebagai berikut :
1. Survei lapangan dan Identifikasi jenis Survei lapangan
-
Metode
Metode yang dilakukan pada survei lapangan adalah dengan mengumpulkan data yaitu data primer dan data sekunder.
Universitas Sumatera Utara
a. Data Primer Data primer diperoleh melalui eksplorasi dan pengamatan secara langsung
di lapangan dan informasi berbagai sumber, termasuk informasi dari masyarakat dan ahli. Data tumbuhan beracun diperoleh dengan cara analisis vegetasi dengan
metode analisis strip sampling jalur berpetak. Dalam setiap petak dilakukan identifikasi tumbuhan beracun tingkat semai atau tumbuhan bawah, dengan
menggunakan kategori pengelompokan yang disarankan Wyatt dan Smith 1963 yaitu petak ukur 2 m x 2 m untuk tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan
bawah dengan jarak antar petak 20 m. Semai atau tumbuhan bawah adalah tumbuhan yang tingginya 1,50 m Wyatt dan Smith, 1963. Untuk tingkat semai
atau tumbuhan bawah dicatat jenis dan jumlahnya. b.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka tentang keberadaan tumbuh-
tumbuhan beracun. -
Analisis Data
Lokasi penelitian dibagi menjadi 5 kategori ketinggianyaitu 1300 mdpl, 1400 mdpl, 1500 mdpl, 1600 mdpl, dan 1700 mdpl. Pada setiap ketinggian
dilakukan analisis vegetasi dengan metode analisis strip sampling jalur berpetak dengan ukuran petak ukur 2 m x 2 m untuk tumbuhan tingkat semai
dan tumbuhan bawah dengan jarak antar petak 20 m. Semai atau tumbuhan bawah adalah tumbuhan yang tingginya 1,50 m. Untuk tingkat semai atau
tumbuhan bawah dicatat jenis dan jumlahnya. Jalur pengamatan tumbuhan beracun adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1700 mdpl 1600 mdpl
1500 mdpl 1400 mdpl
1300 mdpl
2x 2 Gambar 1. Jalur pengamatan tumbuhan beracun.
Intensitas sampling yang digunakan adalah 0,5 dari total kawasan Hutan
Lindung Sibayak II yaitu 6350 ha. Jumlah petak contoh adalah 793 petak yang dibagi dalam 5 kategori ketinggian. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan rumus INP, Indeks Keanekaragaman Jenis, Indeks Dominasi Indrayanto 2006.
-
Indeks Nilai Penting
a. Kerapatan suatu jenis K
contoh petak
Luas jenis
suatu individu
K ∑
=
b. Kerapatan relatif suatu jenis KR
100 jenis
seluruh K
jenis suatu
K KR
x ∑
=
Universitas Sumatera Utara
c. Frekuensi suatu jenis F
petak -
sub Seluruh
jenis suatu
ditemukan petak
- Sub
F ∑
∑ =
d. Frekuensi relative suatu jenis FR
100 x
jenis Seluruh
F jenis
Suatu F
FR ∑
=
e. Indeks Nilai Penting INP
INP = KR + FR
-
Indeks Keanekaragaman Shannon-Winner
Keanekaragaman spesies diukur dengan menghitung persamaan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener sebagai berikut:
H’ = - ∑ niN ln niN.
Keterangan: H’ : Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni : Jumlah INP suatu spesies ln: logaritma natural
N : Jumlah INP seluruh spesies
-
Indeks dominansi
Indeks dominansi merupakan nilai kuantitatif untuk mengetahui suatu spesies yang dominan di dalam komunitasnya dengan persamaan Indrayanto 2006 :
n C =
Ʃ niN
2
i=l
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: C : Indeks dominansi
ni : Jumlah individu suatu spesies N : Jumlah seluruh individu
Identifikasi Jenis
Metode identifikasi jenis diawali dengan pengamatan langsung di lapangan. Tumbuhan beracun diidentifikasi dengan menggunakan nama lokal
supaya memudahkan identifikasi selanjutnya. Proses identifikasi jenis tumbuhan beracun dari lapangan sampai pengklasifikasian adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi jenis dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan.
2. Menanyakan identitas tumbuhan kepada pengenal tumbuhan bawah.
3. Mencocokkan dengan spesimen herbarium yang telah diidentifikasi. Cara ini
merupakan cara yang umum terjadi di seluruh dunia, yang berupa pengiriman spesimen tumbuhan ke herbarium atau lembaga-lembaga penelitian biologi
yang tenar untuk diidentifikasikan. 4.
Mencocokkan gambar-gambar yang ada dengan website yang menyediakan deskripsi tumbuhan yang ditemukan.
5. Mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan urutan taksonomi yaitu Kingdom,
Divisio, Class, Ordo, Famili, Genus, Spesies. 6.
Setiap jenis yang ditemukan dicocokkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemetaan Sebaran Tumbuhan Beracun. Metode Lapangan