Materi Layanan “Memperagakan public speaking”

Materi Layanan “Memperagakan public speaking”

A. Memperagakan Keefektifan Public Speaking

Public Speaking merupakan bagian dari keterampilan berbahasa, khususnya berbicara. Sebagai sebuah keterampilan, tidak akan pernah datang begitu saja kepada pelakunya, akan tetapi, butuh sebuah proses. Dengan kata lain, keterampilan berbicara di depan umum ini akan semakin lancar dan sukses manakala yang bersangkutan selalu berlatih untuk mengasahnya.

Menurut Arsjad (1991: 17) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam berbicara di depan umum yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor-faktor kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata ( diksi ), Ketepatan kata. Sedangkan faktor-faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku, Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara juga sangat menetukan, kelancaran, relevansi/ penalaran, penguasaan topik. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

e) Ketepatan Ucapan Dalam berbicara dihadapan umum seseorang harus dapat membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bahasa yang kurang tepat, dapat mengalihkan perhatian si pendengar. Sudah tentu pola ucapan dan arti yang kita gunakan tidak selalu sama. Pengucapan bunyi- bunyi bahasa yang tidak tepat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi, atau pembicara dianggap aneh.

f) Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai. Kesesuaian tekanan nada, sendi, dan durasi akan merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara di depan umum (public speaking). Bahkan kadang- kadang faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai, akan menyebabkan menarik. Sebaliknya jika penyampaian data saja, hampir dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan keefektifan berbicara tentu berkurang.

g) Pilihan kata ( Diksi ) Dalam berbicara pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar.

h) Ketepatan kata Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraanya. Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaiakan tergambar lengkap dalam pikiran pendengar persis seperti apa yang dimaksud oleh si pembicara.

Keefektifan dalam berbicara di hadapan umum tidak hanya didukung oleh faktor-faktor kebahasaan yang sudah diuraikan di atas, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan, faktor nonkebahasaan ini sangat mempengaruhi keefektifan berbicara. Dalam kegiatan belajar-mengajar berbicara, sebaiknya faktornon kebahasaan ini ditanamkan terlebih dahulu, sehingga apabila faktor nonkebahsaan sudah dikuasi akan memudahkan penerapan faktor kebahasaan. Menurut Arsjad (1991: 20) Adapun penjelasan dari faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan berbicara didepan umum sebagai berikut:

i) Sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku. Pembicara yang tidak tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar. Dari sikap wajar sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukan otoritas dan integritas dirinya. Tentu sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. Penguasaan materi yang baik, setidaknya akan menguarangi kegugupan. Namun bagaimana pun, sikap ini memerlukan latihan. Kalau sudah biasa, lama kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar. Sebaiknya dalam latihan sikap ini yang ditanamkan lebih awal, karena sikap ini merupakan modal utama untuk kesuksesan berbicara.

j) Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara. Agar pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Hal ini sangat di hiraukan oleh pembicara. Pandangan yang tertuju pada satu arah, akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau ke atas. Akibatnya perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.

k) Kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dalam menyampaikan pembicaraan, seorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka dalam menerima pendapat orang lain, bersedia menerima kritik, tidak berarti si pembicara begitu saja mengikuti pendapat orang lain, tetapi juga harus dapat mempertahankan pendapat dan meyakinkan orang lain. Tentu saja kalau pendapatnya itu mengundang argumentasi yang kuat dan betul-betul diyakini kebenaranya.

l) Gerak gerik dan mimik yang tepat. Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat pula menunjang keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat tekanan, biasanya dibantu dengan gerak tangan atau mimik. Hal ini dapat menghidupkan suasana agar tidak kaku. Tetapi gerak-gerik yang berlebihan akan menggangu keefektififan berbicara. Mungkin perhatian pendengar akan terarah pada gerak-gerik dan mimik yang berlebihan ini, sehingga pesan kurang dipahami.

m) Kenyaringan suara juga sangat menetukan. Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar dan akustik. Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Kita aturlah kenyaringan suara kita supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas.

n) Kelancaran Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Sering kali kita dengar pembicara berbicara terputus-putus itu akan menggangu penangkapan pendengar menangkap isi pembicaraan. Dan sebaliknya pembicara yang terrlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.

o) Relevansi/ penalaran Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis. Proses berfikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok pembicaraan.

p) Penguasaan topik Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuanya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasi. Penguasan topik baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.

Dari papara di atas, dapat diketahui bahwa Faktor-faktor yang menunjang Keefektifan Public Speaking yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

Faktor-faktor kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata ( diksi ), Ketepatan kata. Sedangkan faktor- faktor non kebahasaan dalam menunjang keefektifan dalam berbicara didepan umum antara lain sikap yang jawar, tenang, dan tidak kaku, Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara juga sangat menetukan, kelancaran, relevansi/ penalaran, penguasaan topik.

Dalam meningkatkan keterampilan public speaking peneliti berupaya memberikan layanan yang disajikan secara klasikal dengan konten isi layanan tekait dengan faktor kebahasaan dan nonkebahsaan yang menunjang keterampilan public speaking , dengan harapan setelah dilakukannya layanan tersebut siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dalam lingkungan disekitarnya.

B. Memperagakan Fungsi Keterampilan Public Speaking dalam kehidupan sehari-hari

Pada hakikatnya fungsi publik speaking adalah sebagai alat komunikasi. Seorang individu yang ingin menyampaikan pesan kepada individu lain pasti menggunakan lambang-lambang yang berarti itulah komunikasi dengan segala prosesnya. Ada unsur yang menyampaikan, ada isi pesan dan ada yang alat bantu atau media yang dipakai untuk menyampaikannya.

Kehidupan manusia umumnya diliputi oleh proses komunikasi. Publik speaking sebagai alat dan metode komunikasi sudah mulai dikenal dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Santoso (2009: 6.35) Fungsi berbicara di depan umum (Publik speaking) yakni:

1. Menyampaikan informasi (to inform) Yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya.

2. Pendidikan (to educate) Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan secara formal di sekolah maupun diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

3. Menghibur (to intertaint) Media massa telah banyak menyita waktu luang semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.

4. Mempengaruhi orang lain. Mendorong orang lain untuk mengikuti keinginan komunikator.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa fungsi yang diperoleh dari public speaking yaitu: Menyampaikan informasi (to inform), Pendidikan (to educate), Menghibur (to intertaint), Mempengaruhi orang lain. Agar siswa dapat meningkatkan keterampilan dan mengasah kemampuan public speaking, disini peneliti berusaha memberikan gambaran mengenai fungsi dari public speaking sendiri. Oleh karena itu untuk melakukan layanan bantun kepada siswa, dalam isi layanan materi konten yang akan disampaikan oleh peneliti disertakan pula hal- hal yang terkait dengan fungsi public speaking agar siswa memahami pentingnya public speaking dalam kehidupan sehari-hari khusunya dalam kegiatan belajar mengajar dilingkungan sekolah, dengan harapan setelah diberikan layanan, anak lebih termotivasi meningkatkan keterampilan public speaking dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungannya, khususnya dalam proses kegiatan belajar di kelas.

C. Memperagakan Rambu-rambu Dalam Berbicara Di Depan Umum (public speaking)

Dalam berbicara di umum khusunya di depan kelas ataupun dilingkuangan sekolah. suksesnya sebuah pembicaraan sangat tergantung kepada pembicara dan pendengar. Untuk itu dituntut beberapa persyaratan kepada seorang pembicara dan pendengar. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara. Menurut Arsjad (1991: 31 ) rambu-rambu dalam berbicara di hadapan umum antara lain :

1. Menguasai masalah yang dibicarakan. Penguasaan masalah ini akan menumbuhkan keyakinan pada diri pembicara, sehingga akan tumbuh keberaniaan. Keberanian ini merupakan modal pokok bagi pembicara. Hal ini dapat mencapai dengan giat 1. Menguasai masalah yang dibicarakan. Penguasaan masalah ini akan menumbuhkan keyakinan pada diri pembicara, sehingga akan tumbuh keberaniaan. Keberanian ini merupakan modal pokok bagi pembicara. Hal ini dapat mencapai dengan giat

2. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan. Sebelum mulai pembicaraan, hendaknya pembicara memperhatikan

situasi seluruhnya, terutama pendengar. Kalau pendengar sudah siap, barulah mulai berbicara.

3. Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar. Sesudah memberikan kata salam dalam membuka pembicaraan, seorang

pembicara yang baik akan menginformasikan tujuan ia berbicara dan menjelaskan pentingnya pokok pembicaraan itu bagi pendengar. Dalam hal ini walaupun topik pembicaraan kurang menarik, tetapi karena pendengar mengetahui manfaatnya bagi mereka, maka pengengar pun akan bersedia mendengar.

5. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat Bunyi-bunyi bahasa harus diucapkan secara tepat dan jelas. Kalimat harus

efektif dan pilihan kata pun harus tepat. Janganlah berbicara terlalu cepat dan hal-hal yang penting diberi tekanan sehingga pendengar dengan mudah dapat menangkapnya.

6. Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu. Hendaknya terjadi kontak mata antara sipembicara dan pendengar. Pendengar merasa diajak berbicara dan merasa diperhatikan. Pandangan mata dalam hal ini sangat membantu. Pandangan mata yang menyeluruh dan menyebabkan pendengar merasa diperhatikan. Demikian juga dengan gerak- gerik atau mimik yang sesuai merupakan daya pikat tersendiri.

7. Berbicara sopan, hormat, dan melihatkan rasa persaudaraan. Pembicara yang cangkak dan memandang rendah pendengar dengan sikap dan kata-kata kasar, akan menghilangkan rasa simpati pendengar. Siapa pun pendengarnya dan bagaimana pun tingkat pendidikanya, pembicara harus menghargainya. Jauhkan sifat emosional. Pembicara tidak boleh mudah terangsang emosinya sehingga mudah terpancing amarahnya.

8. Kenyaringan Suara Suara hendaknya dapat didengar oleh semua pendengar dalam ruang itu. Volume suara jangan terlalu lemah dan jangan pula terlalu keras, apalagi berteriak.

Dari paparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam berbicara di depan umum ada rambu-rambu yang harus dipahami dan diperhatikan antara lain: Menguasai masalah yang dibicarakan, mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan, berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat, pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu dan kenyaringan Suara, dikarenakan sukses tidaknya dalam berbicara di depan umum (public speaking) sangat tergantung kepada pembicara dan pendengar, dari keduanya saling berperan diharapkan saling melengkapi, demi tercapainya tujuan layanan yang diberikan oleh peneliti maka dibutuhkan kerja sama konselor, guru dan siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum tersebut. Oleh sebab itu sebelum berbicara dihadapan umum pembicara kita harus memperhatikan rambu-rambu tersebut agar dapat sempurna saat tampil berbicara di depan umum.

Dokumen yang terkait

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY PADA PRODUK KARTU SELULER PRABAYAR SIMPATI, IM3, DAN JEMPOL (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember)

2 69 20

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

PENGARUH PENILAIAN dan PENGETAHUAN GAYA BUSANA PRESENTER TELEVISI TERHADAP PERILAKU IMITASI BERBUSANA (Studi Tayangan Ceriwis Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Komunikasi Angkatan 2004)

0 51 2

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

KONSTRUKSI BERITA MENJELANG PEMILU PRESIDEN TAHUN 2009 (Analisis Framing Pada Headline Koran Kompas Edisi 2 juni - 6 juli 2009)

1 104 3

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

The Effectiveness of Computer-Assisted Language Learning in Teaching Past Tense to the Tenth Grade Students of SMAN 5 Tangerang Selatan

4 116 138

Sistem Informasi Pendaftaran Mahasiswa Baru Program Beasiswa Unggulan Berbasis Web Pada Universitas Komputer Indonesia

7 101 1