Anggaran Biaya Operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

ANNISA PUTRI UTAMI 112101053

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : ANNISA PUTRI UTAMI NIM : 112101053

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

Tanggal : ... 2014 DOSEN PEMBIMBING

Beby Kendida Hsb, SE, M.Si. NIP: 19831008 201012 2 003 Tanggal: ... 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si.

NIP: 19741123 200012 2 001

Tanggal: ... 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA. NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan

tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Anggaran

Biaya Operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusrnya kepada kedua orang tua tercinta M. Joni, SH dan Ida Asrina yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberikan semangat yang sangat berarti serta dengan ikhlas mengasuh, membesarkan, mendidik, serta mencukupi segala keperluan penulis baik secara moril dan materil. Kepada adik tersayang M. Jehansyah Putra yang selalu memberikan dukungan dan semangatnya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ac, Ak, CA. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,

M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

ii

3. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh dosen beserta pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Mustafa Munar, selaku Kasubag. Keuangan dan Bu Elfina

Nasroen, S.Sos. selaku Bendahara Penerimaan. Terima kasih telah bersedia berbagi ilmu dan informasi selama penulis magang.

6. Terima kasih buat para sahabat yang sama-sama berjuang selama magang dan

menyelesaikan Tugas Akhir ini (Minanda Annisa, Tisha Yulandri, Khairunnisa, Sarah Chyntia, dan Indah Siregar). Kepada teman-teman Keuangan group A 2011 Cynthia, Laila, Devi, Putri, Ade, Natasya dan juga kepada para senior dan alumni keuangan.

7. Buat para sahabat yang penulis sayangi, Alda, Azni, Budi, Hazmi, Ayas, Suci

dan Yurike. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya dan terutama bagi penulis.

Medan, Mei 2014 Penulis,

Annisa Putri Utami


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL ...

iv

DAFTAR GAMBAR ...

v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Singkat ... 5

B. Struktur Organisasi ... 7

C. Uraian Pekerjaan ... 10

D. Kinerja Terkini ... 23

BAB III PEMBAHASAN

A. Anggaran Biaya Operasional ... 24

B. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional ... 35

C. Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dengan Realisasi ... 37

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA


(6)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dengan Realisasi ... 37


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(8)

 

1   

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam suatu instansi, biaya operasional merupakan salah satu bagian terpenting demi kelangsungan operasi suatu instansi. Dalam biaya operasional terdapat biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dari instansi tersebut. Biaya operasional ini juga digunakan untuk menunjang suatu kegiatan dalam instansi. Biaya operasional dalam setiap kegiatan biasanya digunakan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Di dalam kegiatan yang telah ada diperlukan adanya perencanaan dan pengendalian dalam hal biaya operasional. Biaya operasi dikelompokkan menjadi biaya tetap (biaya gaji karyawan), biaya semi tetap, biaya variabel (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) dan biaya semi variabel. (Sudarsono dan Edilius, 2001:201)

Dinas Kesehatan Kota Medan selalu mempunyai keterkaitan dengan biaya operasional, karena Dinas Kesehatan Kota Medan adalah salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan. Dalam hal itu, Dinas Kesehatan memerlukan biaya operasional untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh instansi tersebut. Misalnya seperti belanja gaji dan tunjangan pegawai, belanja barang dan jasa, belanja honoranium dan belanja modal pengadaan. Biaya operasional sangat dibutuhkan staff keuangan instansi dalam melaksanakan seluruh fungsinya untuk menjamin kesistematisan dan sebagai alat untuk mengawasi pelaksanaan aktivitas kegiatan yang di rencanakan


(9)

agar operasi kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efisien. Oleh sebab itu, biaya operasional merupakan yang paling esensial menyangkut kesinambungan suatu instansi, maka sangat diperlukan perencanaan dan pengendalian yang akurat terhadap biaya operasional agar tujuan instansi tersebut tercapai.

Dinas Kesehatan Kota Medan harus merencanakan dan mengendalikan seluruh biaya operasionalnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Medan harus tetap melakukan penganggaran biaya-biaya termasuk di dalamnya biaya operasional secara efisien dalam setiap kegiatan operasinya yang merupakan faktor dalam mencapai sasaran yang ditetapkan sebelumnya, agar Dinas Kesehatan Kota Medan bekerja secara efisien dibutuhkan suatu rencana yang baik. Perencanaan dapat dibuat dalam berbagai bidang, salah satunya adalah pada bagian keuangan, yaitu rencana yang dinilai dengan uang atau disebut juga dengan anggaran. Khususnya pada tugas akhir ini penulis menyajikan anggaran

biaya operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan. 

Anggaran biaya operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan sangat penting guna menghindari terjadinya penyimpangan biaya yang tidak diperlukan yang menyebabkan biaya operasional instansi tersebut semakin besar. Setiap tahunnya, anggaran biaya operasional Dinas Kesehatan Kota Medan dinaikkan sebesar 10% dari anggaran tahun sebelumnya untuk mendukung program yang akan dilaksanakan dan memenuhi seluruh kebutuhan dari instansi tersebut. Dengan anggaran operasional yang baik, hal itu dapat mendukung tujuan akhir suatu instansi tersebut.


(10)

3

 

Anggaran merupakan bagian terpenting dari proses perencanaan karena anggaran menuntut keputusan pengalokasian sumber daya menuju pencapaian sasaran. Disamping itu juga anggaran mempunyai fungsi pengawasan yaitu penyelidikan apakah pelaksanaan suatu kegiatan itu dikerjakan sesuai rencana. Apabila terdapat perbedaan antara anggaran dan realisasi, maka hal itu perlu dianalisa. Dari analisa perbedaan tersebut diambil keputusan yang perlu untuk mengatasi kemungkinan yang merugikan pada periode selanjutnya. Hal itu yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui apakah instansi tersebut dapat merealisasikan anggaran yang telah disusun. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui bagaimana prosedur penyusunan anggaran biaya operasional di instansi tersebut. Itulah alasan penulis memilih judul “Anggaran Biaya Operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan.”

B.Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : “Apakah anggaran biaya operasional tahun 2013 yang telah disusun oleh Dinas Kesehatan Kota Medan sesuai dengan yang direncanakan?”

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan penggunaan anggaran biaya operasional yang disusun Dinas Kesehatan Kota Medan.


(11)

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Bagi Penulis

Penulisan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menyusun dan menganalisis anggaran biaya operasional pada suatu instansi pemerintah.

2. Bagi Instansi

Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi dalam melakukan penyusunan anggaran biaya operasional pada suatu instansi.

3. Bagi Pihak lainnya

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan peneliti-penelitian lanjutan di masa yang akan datang.


(12)

 

5   

BAB II

DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

A.Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Medan

Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan untuk menunjang tercapainya usaha kesejahteraan masyarakat di bidang Kesehatan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat DKK Medan terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan. Dinas ini membawahi 39 Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan se Kota Medan.

Disamping itu DKK Medan mempunyai Unit Pelayanan Teknis (UPT) yaitu Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Laboraturium Kesehatan Lingkungan yang terletak di Jalan Ibus Raya dan Klinik Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus Raya Medan.


(13)

Berikut ini akan dijelaskan visi, misi dan fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan.

1. Visi Dinas Kesehatan Kota Medan

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di sama depan yaitu : “Kesehatan Mantap 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional)”

2. Misi Dinas Kesehatan Kota Medan

a. Mendorong kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau.

c. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar hidup produktif

secara optimal.

d. Mendukung pembangunan Kota Medan yang berwawasan kesehatan.

e. Menggalang potensi dan kepedulian masyarakat dalam pembangunan

kesehatan.

f. Menyediakan sistem informasi kesehatan yang baik.

3. Fungsi Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu :

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan, pemberantasan,

pengawasan penyakit menular dan penelitian kemungkinan terjadinya wabah penyakit;

c. Melaksanakan pelayanan umum bidang kesehatan;


(14)

7

 

e. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang

tugasnya;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menunjukkan hubungan pada suatu organisasi atau perusahaan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam melaksanakan fungsi dan tugas-tugas yang dibebankan terhadap suatu posisi/jabatan tertentu untuk menjamin kelancaran kerja. Oleh karena itu, struktur organisasi dilandasi dengan adanya pembagian tugas dari tiap satuan kerja pada organisasi tersebut.

Adapun struktur organisasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Bentuk organisasi garis, pada organisasi ini semua kekuasaan berjalan dari

atas ke bawah menurut garis lurus menuju ke bawah, sebaliknya garis tanggung jawab berjalan dari bawah ke atas.

2. Bentuk organisasi fungsional, pada organisasi ini kekuasaan tidak

langsung, tiap atasan mempunyai bawahan masing-masing, bawahan di sini menunggu perintah atasan dan bertanggung jawab pada atasan tersebut.

3. Bentuk organisasi garis dan staf, pada organisasi ini merupakan golongan

antara garis dan staf, dimana bawahan hanya menerima perintah dari atasan saja sehingga dengan demikian sangat diperlukan struktur organisasi.


(15)

Secara umum, struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah organisasi garis, yaitu kekuasaan mengalir dari atas ke bawah. Para pegawai bertanggung jawab langsung atas suatu kegiatan / pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidangnya masing-masing.


(16)

 

9


(17)

10    C.Uraian Pekerjaan

Berikut ini adalah uraian pekerjaan (job description) dari setiap unit

bagian pada Dinas Kesehatan Kota Medan yang terdiri dari :

1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Sekretaris

Sekretaris berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program. Sekretaris menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan

b) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas

c) Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,

pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan

d) Pelaksanaa monitoring, evaluasi pelaporan kesekretariatan

e) Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi

kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan Dinas

f) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas


(18)

11   

 

h) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum

Dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum. Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum

c) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata

naskah dinas, penataan kearsipan, urusan rumahtangga, hukum, hubungan masyarakat

d) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

e) Pengelolaan administrasi kepegawaian

f) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

g) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

4. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan dan perlengkapan. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan fungsi :


(19)

12   

a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi

b) Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan

c) Penyusunan laporan keuangan Dinas

d) Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

a) Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana

dan program Dinas

b) Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas

c) Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

6. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan kesehatan khusus. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :


(20)

13   

 

a) Penyelenggaraan upaya kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa,

kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut

b) Penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan, kesejahteraan indera,

dan usia lanjut

c) Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan

d) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan kesehatan dasar,

kesehatan rujukan dan kesehatan khusus

e) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup

pelayanan kesehatan

f) Pelaksanaan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana pelayanan

kesehatan

g) Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian lingkup

pelayanan kesehatan

7. Seksi Kesehatan Dasar

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BIdang Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan dasar. Seksi Kesehatan Dasar menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan pembinaan upaya kesehatan dasar perkotaan

b) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Kesehatan Dasar

c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan dasar

d) Penyiapan bahan pembinaan kesehatan dasar dan kesehatan

komunitas


(21)

14   

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

8. Seksi Kesehatan Rujukan

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan rujukan. Seksi Kesehatan Rujukan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup kesehatan rujukan

b) Penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan

rujukan/spesialistik dan sistem rujukan

c) Penyiapan bahan dan data pengelolaan upaya kesehatan rujukan

perkotaan

d) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup

kesehatan rujukan sesuai urusan pemerintahan kota

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

9. Seksi Kesehatan Khusus

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan lingkup kesehatan khusus. Seksi Kesehatan Khusus menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan


(22)

15   

 

kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan indera, dan lanjut usia

b) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan upaya kesehatan pada

daerah perbatasan dan kerjasama lintas batas

c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

10.Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagain tugas Dinas lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit, wabah, bencana dan kesehatan lingkungan. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang pengendalian

masalah kesehatan

b) Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan

pemberantasan penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan

c) Pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi surveilans

epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)

d) Pengendalian wabah dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi

dan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan


(23)

16   

e) Penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan air,

pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan, dan bahan pangan serta pengamanan limbah

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

11.Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup pengendalian dan pemberantasan penyakit. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pengendalian dan

Pemberantasan Penyakit

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan

pemberantasan penyakit

c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian

surveilans epidemiologi, pengendalian penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata, dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai


(24)

17   

 

12.Seksi Wabah dan Bencana

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup wabah dan bencana. Seksi Wabah dan Bencana menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian wabah

dan bencana

b) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi wabah dan

bencana

c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian wabah

dan bencana meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

13.Seksi Kesehatan Lingkungan

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan lingkup kesehatan lingkungan. Seksi Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan pengendalian

kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, pengawasan kualitas


(25)

18    lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat, sanitasi makanan dan bahan pangan serta pengamanan limbah

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengendalian kesehatan

lingkungan

c) Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

14.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup perencanaan dan pendayagunaan. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi perencanaan dan

pendayagunaan

b) Penyiapan bahan dan data pemberian rekomendasi tenaga

kesehatan strategis

c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan dan

pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan

d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

15.Seksi Pendidikan dan Pelatihan

Dipimpin oleh Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan


(26)

19   

 

dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup pendidikan dan pelatihan. Seksi Pendidikan dan Pelatihan menyelenggaran fungsi :

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Seksi Pendidikan dan

Pelatihan

b) Penyiapan bahan dan data pelaksanaan registrasi dan akreditasi,

pendidikan, dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan

c) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

kegiatan

d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

16.Seksi Registrasi dan Akreditasi

Dipimpin oleh Kepala Seksi, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan lingkup registrasi dan akreditasi. Seksi Registrasi dan Akreditasi menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan akreditasi

b) Penyiapan bahan dan data proses penyelenggaraan registrasi dan

skreditas serta perijinan lingkup tenaga medis, tenaga para medis, dan tenaga non medis/ tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota

c) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup registrasi dan akreditas


(27)

20   

d) Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas

17.Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan

Dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kefarmasian, jaminan, sarana dan peralatan kesehatan. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyelenggaraan kefarmasian

b) Penyelenggaraan jaminan kesehatan

c) Pelayanan sarana dan peralatan kesehatan

d) Pelaksanaan proses pelayanan petijinan dan pelayanan lainnya

lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang

kefarmasian jaminan dan sarana kesehatan

18.Seksi Kefarmasian

Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup kefarmasian. Seksei Kefarmasian menyelenggrakan fungsi :

a) Penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat, reagensia, vaksin,


(28)

21   

 

b) Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan, minumam,

NAPZA, kosmetika dan alat kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota

c) Pelaksanaan proses rekomendasi ijin Industri Kecil Obat

Tradisional (IKOT), rekomendasi ijin PBF dan PBF cabang

d) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup

kefarmasian sesuai urusan pemerintah kota

19.Seksi Jaminan Kesehatan

Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup jaminan kesehatan. Seksi Jaminan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi jaminan kesehatan

b) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup jaminan kesehatan

c) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan jaminan kesehatan

meliputi kepersertaan, pemeliharaan kesehatan, dan pembiayaan

20.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

Dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan lingkup sarana dan peralatan kesehatan. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :


(29)

22   

a) Penyiapan bahan dan data penyelenggaraan registrasi, akreditas,

dan peralatan kesehatan

b) Pelaksanaan proses rekomendasi ijin Pedagang Besar Alat

Kesehatan (PBAK)

c) Pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan lainnya lingkup sarana

dan peralatan kesehatan

21.Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

Pembentukan dan tugas pokok Unit Pelaksanaan Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan peraturan Walikota.

22.Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga

fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b) Setiap Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga

Fungsional Senior yang ditunjuk.

c) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja

d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan


(30)

23   

 

D.Kinerja Terkini

Setiap instansi mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua. Begitu juga pada Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai visi menciptakan masyarakat yang sehat mantap (mandiri, tanggap dan professional). Dinas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh dinas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat.

Jadi kinerja terkini yang yang dijalankan dinas sesuai dengan visinya adalah melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pelayanan yang diberikan dinas kepada masyarakat seperti menyelenggarakan program immunisasi, melaksanakan kegiatan pemberantasan dan pengawasan penyakit menular, melakukan penelitian kemungkinan terjadinya wabah penyakit dan lain sebagainya.

 


(31)

 

BAB III

TOPIK PEMBAHASAN

A.Anggaran Biaya Operasional 1. Pengertian Anggaran

Banyak pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian dan definisi anggaran. Walaupun pendapat tersebut berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki konsep dasar yang sama tentang pengertian anggaran tersebut, yaitu suatu rencana yang disusun secara tertulis untuk masa yang akan datang

yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Istilah anggaran atau budget di dalam

dunia usaha sering juga disebut Business Budget, Profit Planning and Control,

Comprehensive Budgeting, Managerial, Business Budgeting and Control.

Menurut Nafarin (2004:12) definisi anggaran adalah suatu rencana keuangan periode yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organsasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam suatu uang untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Supriyono (2001:82) anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Bisnis budget atau anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit


(32)

25   

 

atau kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu yang akan datang. (Munandar, 2001:3)

Welsch, Hilton dan Gordon (2000:5) mengemukakan istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen. Dari kutipan diatas dapat dirumuskan bahwa “anggaran biaya operasional adalah anggaran yang bertujuan untuk pengeluaran-pengeluaran kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diterima dari pihak lain atau atas jasa-jasa yang diterima dari pihak lain untuk menyusun anggaran laba / rugi”. Dan anggaran itu merupakan rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu.

Dari rumus ini ada beberapa segi yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Rencana kerja sistematis yang di nilai dengan uang; ialah rencana yang disusun

mengenai apa-apa yang akan dilaksanakan, selanjutnya rencana kerja tersebut dinilai dengan uang atau dengan kata lain ditentukan beberapa jumlah yang dibutuhkan atau diperoleh untuk merealisasikan pekerjaan tersebut.

b. Periode tertentu; ialah periode berdasarkan pada periode jangka panjang (3-5

tahun) dan periode jangka pendek (1 tahun).


(33)

26   

c. Alat perencanaan; anggaran yang digunakan sebagai alat utuk merumuskan

terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan yang diharapkan dapat memberikan hasil yang baik.

d. Pengkoordinasian yang terpadu; artinya dalam kegiatan perusahaan diperlukan

koordinasi terpadu dalam mengalokasi faktor-faktor produksi dalam rangka mengalihkannya menjadi barang-barang dan jasa-jasa.

e. Pengendalian tanggung jawab; artinya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

harus selalu diawasi dan dikendalikan agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

f. Proses tertentu; artinya proses pembelanjaan atau proses lainnya yang dinilai

setiap kali terjadi suatu operasi perusahaan dan suatu periode anggaran.

2. Jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2004:22) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :

a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang dibuat untuk satu tingkat satu

kegiatan dalam jangka waktu tertentu, dimana pada tingkat kegiatan tersebut direncanakan pendapatan dan biaya. Anggaran ini tidak memungkinkan adanya penyesuaian oleh karena sudah tetap.

2. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun dan berdasarkan

interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu segi anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat – tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.


(34)

27   

 

b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk suatu periodik tertentu umumnya 1 tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

2. Anggaran Kontinue, yaitu anggaran yang dibuat untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat.

c. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Jangka Pendek (anggaran taktis), yaitu anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama 1 tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

2. Anggaran Jangka Panjang (anggaran strategis), yaitu anggaran yang

dibuat untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal (Capital Budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan

anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila diperlukan disebut

“anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan

konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan, anggaran triwulan kemudian dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

1. Anggaran biaya operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran

laporan laba rugi. Anggaran ini terdiri dari : anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran tenaga kerja, anggaran beban usaha.


(35)

28   

2. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

Anggaran keuangan terdiri dari : anggaran kas, anggaran piutang, anggaran persediaan, anggaran utang dan anggaran neraca.

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran Komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam

anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif perpaduan antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2. Anggaran Parsial, adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional.

f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran apresiasi (approsiation budget), adalah anggaran yang

dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

2. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya nilai untuk menilai apakah masing – masing aktivitas tidak melampaui batas.


(36)

29   

 

3. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran

Anggaran dihasilkan oleh proses penyusunan anggaran. Menurut Supriyono (2001:86) pemakaian anggaran memberikan beberapa keunggulan pada organisasi atau unit organisasi yang memakainya sebagai berikut :

a. Menyediakan suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah.

b. Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalah-masalah

yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan manajemen untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum diputuskan.

c. Menyediakan cara-cara untuk memformalisasi usaha perencanaan.

d. Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi.

e. Mengembangkan iklim “sadar laba” dalam perusahaan, mendorong sikap

kesadaran terhadap pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber perusahaan.

f. Membantu mengkoordinasi dan mengintegrasikan penyusunan rencana

operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan komprehensip.

g. Memberikan kesempatan kepada organisasi unutk meninjau kembali

secara sistematis terhadap kebijkasanaan dan pedoman dasar yang sudah ditentukan.

h. Mengkoordinasikan, menghubungkan, dan membantu mengarahkan

investasi dan semua usaha-usaha organisasi ke saluran yang paling menguntungkan.


(37)

30   

i. Mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan

semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna, dan menyediakan perangsang (insentif) untuk pelaksanaan yang efektif.

j. Menyediakan tujuan atau sasaran yang merupakan alat pengukur atau

standar untuk mengukur prestasi dan ukuran pertimbangan manajemen dan sikap eksekutif secara individual.

Meskipun anggaran memiliki banyak keunggulan, namun anggaran juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut :

a. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang

ketepatannya tergantung kepada kemampuan pengestimasi atau pemroyeksi. Ketidaktepatan estimasi mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat dicapai.

b. Perencanaan dan anggaran didasarkan pada kondisi dan asumsi tertentu.

Jika kondisi dan asumsi yang mendasarinya berubah maka perencanaan dan anggaran harus dikoreksi.

c. Anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak,

terutama para manajer, terus bekerja sama secara terkoordinasi dan beruaha mencapai tujuan.

d. Perencanaan dan anggaran tidak dapat menggantikan fungsi manajemen

dan timbangan manajemen.

4. Definisi Biaya

Biaya (cost) merupakan nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk


(38)

31   

 

pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat ini atau dimasa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain. (Carter dan Usry, 2004:29)

Menurut Machfodz (2000:36) definisi biaya adalah jumlah yang diukur dalam bentuk keuangan dari kas yang dikeluarkan atau kekayaan yang dipindahkan, saham yang dikeluarkan atau hutang yang dibentuk dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang diperoleh.

Biaya adalah nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi atau perusahaan. (Handsen dan Mowen, 2000:36)

Dari pengertian biaya yang diberikan oleh para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

5. Klasifikasi Biaya

Menurut Supriono (2001:250), biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Menurut fungsi pokok kegiatan perusahaan, biaya diklasifikasikan

menjadi :

1) Biaya produksi, yang termasuk biaya produksi didalamnya adalah

biaya material, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

2) Biaya administrasi umum, yaitu semua biaya yang berhubungan

dengan fungsi administrasi umum.


(39)

32   

3) Biaya pemasaran, yaitu biaya yang diperlukan dalam rangka penjualan

produksi, yang sudah selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.

4) Biaya keuangan, yaitu semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan

fungsi keuangan.

b. Menurut periode akuntansi, biaya diklasifikasikan menjadi :

1) Capital expenditure, yaitu apabila ada manfaat dari pengeluaran biaya,

baru bisa dinikmati pada periode akuntasi berikutnya. Dan pengeluaran ini akan membebankan pada semua periode akuntasi yang bisa menikmati manfaat pengeluaran tersebut.

2) Revenue expenditure, yaitu pengeluaran dimana manfaat dari adanya

pengeluaran biaya, bisa dinikmati oleh periode akuntansi yang bersangkutan.

c. Menurut tendensi perubahan terhadap aktivitas atau volume produksi,

biaya diklasifikasikan :

1) Biaya variabel, yaitu biaya-biaya yang mempunyai hubungan

langsung dengan produksi atau proposional.

2) Biaya tetap, yaitu biaya-biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh

besarnya volume produksi.

3) Biaya semi variabel, yaitu biaya yang mempunyai hubungan dengan

volume produksi, akan tetapi hubungan tersebut tidak proposional.

d. Menurut objek atau pusat biaya yang dibiayai, diklasifikasikan menjadi :

1) Biaya langsung, yaitu biaya yang terjadi dan manfaatnya


(40)

33   

 

2) Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang terjadi dan manfaatnya tidak

diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu.

e. Menurut tujuan pengendalian biaya, biaya diklasifikasikan menjadi :

1) Biaya terkendali, yaitu biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi

oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2) Biaya tidak terkendali, yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh

seorang pimpinan berdasarkan wewenang yang ia miliki dalam jangka waktu tertentu.

f. Menurut tujuan pengambilan kepeutusan, biaya diklasifikasikan menjadi:

1) Biaya relevan, yaitu biaya yang akan mempengaruhi pengambilan

keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

2) Biaya tidak relevan, yaitu biaya yang tidak mempengaruhi

pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

6. Anggaran Biaya Operasional

Anggaran biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan yang pada hakekatnya dianggap habis dalam masa satu tahun tutup buku. Di dalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaan selalu dihadapkan pada masa yang penuh dengan ketidakpastian, sehingga akan menimbulkan masalah pemilihan dari berbagai alternative kebijakan yang akan ditempuhnya dalam melaksanakan kegiatan usahanya tersebut. di samping itu, dalam pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan tersebut, perlu adanya suatu alat untuk


(41)

34    mengkoordinasikan semua kegiatan agar dapat berjalan secara resmi dan terkendali. Untuk keperluan tersebut banyak sarana manajemen yang dapat dipergunakan dan salah satunya dalam bentuk anggaran. Dengan kata lain, anggaran akan sangat bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya pada suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.

Untuk menyusun anggaran yang lengkap yang akan dapat dipergunakan di dalam perusahaan secara sekaligus tidaklah mungkin. Dengan demikian perlu diketahui bagaimana penyusunan anggaran dalam perusahaan tersebut harus dilaksanakan, ditinjau dari urutan anggaran yang disusun tersebut.

Didalam penyusunan anggaran biaya operasional, biasanya mencakup anggaran berikut ini : (Carter, 2006:68)

a. Anggaran biaya tetap

Anggaran biaya tetap atau konstan adalah anggaran biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Ini berarti jika terjadi peningkatan atau penurunan aktivitas perusahaan, maka biaya tetap tidak mengalami perubahan. Yang termasuk ke dalam biaya tetap

adalah depresiasi (penyusutan), pajak, asuransi, biaya kredit dan

sebagainya. Prosedur penyusunan anggaran biaya tetap dapat dilakukan dengan menganalisis biaya tetap masa yang lalu kemudian biaya ini diteliti dan dibuat sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang.

b. Anggaran biaya variabel

Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara professional dengan berberubah-ubahnya volume produksi. Ini berarti bila terjadi peningkatan aktivitas perusahaan, maka jumlah biaya variabel


(42)

35   

 

akan meningkat pula. Begitu juga sebaliknya, jika aktivitas berkurang maka biaya variabel juga akan menurun. Yang termasuk ke dalam biaya variabel misalnya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan lain-lain. Anggaran biaya variabel dapat disusun dengan berpedoman pada biaya variabel tahun sebelumnya dengan memperhatikan adanya penambahan maupun penurunan aktivitas perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang.

c. Anggaran biaya semi variabel

Anggaran biaya semi variabel merupakan anggaran biaya-biaya yang sebagian mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan dan sebagian lagi mempunyai sifat tetap yang besar kecilnya dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan. Yang termasuk dalam biaya semi variabel antara lain biaya pemelihraan gedung, biaya pemeliharaan mesin dan alat-alat, upah (gaji) , insentif dan lain-lain. Anggaran biaya semi variabel ditentukan dapat ditentukan dengan menganalisa biaya pada tahun-tahun yang sudah lewat dan membuat pertimbangan terhadap biaya-biaya yang mungkin berubah akibat adanya peningkatan dan penurunan aktivitas perusahaan di masa yang akan datang.

B.Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Anggaran biaya operasional pada Dinas Kesehatan Kota Medan disusun untuk satu periode dimulai dari tanggal 1 Januari dan berakhir 31 Desember.


(43)

36    Sumber dana untuk Dinas Kesehatan diperoleh dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan BOK (Biaya Operasional Kesehatan).

Penentuan besarnya anggaran biaya operasional sebelumnya yaitu dengan memperhatikan angka-angka dari anggaran satu tahun terakhir serta usulan-usulan dari setiap seksi bidang. Dalam hal ini setiap seksi bidang mengusulkan kepada kepala bidang berapa besar biaya yang diperlukan bidang tersebut dalam melaksanakan operasinya dalam satu periode. Kemudian Kepala Bidang merangkum seluruh usulan dari setiap seksi bidang dan melaporkannya ke bagian Sekretariat. Sekretariat dibantu oleh sub bagian penyusunan program untuk membuat Rencana Kegiatan Anggaran atau biasa disingkat RKA.

Setelah selesai membuat Rencana Kegiatan Anggaran (RKA), sub bagian penyusunan program mengajukan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) kepada Pemerintah Kota Medan. Di Pemerintah Kota Medan, Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tersebut dievaluasi kembali oleh tim bagian anggaran. Setelah dievaluasi barulah Pemerintah Kota Medan menyerahkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tersebut ke DPRD untuk disahkan.

Apabila DPRD telah mengesahkan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) tersebut, kemudian DPRD menyerahkannya kembali ke Pemerintah Kota Medan bagian anggaran (kas daerah). Keluarlah Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) dari Pemerintah Kota Medan. Lalu Dinas Kesehatan merealisasikan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) tersebut.

Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai dua bendahara yang berada di bawah sub bagian keuangan dan peralatan yaitu bendahara penerimaan dan


(44)

37   

 

bendahara pengeluaran. Setiap pengeluaran yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Medan dilaporkan kepada bendahara pengeluaran. Pencatatan yang dilakukan bendahara pengeluaran Dinas Kesehatan Kota Medan secara perbulan, pertriwulan, persemester dan pertahunan. Setiap pengeluaran yang dicatat oleh bendahara pengeluaran akan dievaluasi oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah.

C.Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dengan Realisasi Tabel 3.1

DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

Perbandingan Anggaran Biaya Operasional dengan Realisasi Periode 2013

Uraian Anggaran Realisasi Sisa

1. Belanja Pegawai 138.496.090.000 123.719.774.439 14.776.315.561

a. Biaya Gaji dan Tunjangan 97.924.600.000 86.055.544.439 11.869.055.561

b. Biaya Tambahan

Penghasilan PNS 32.323.120.000 31.457.245.000 865.875.000

c. Biaya Insentif Pajak dan

Retribusi Daerah 65.000.000 0 65.000.000

d. Biaya Honoranium PNS 5.179.870.000 3.677.210.000 1.502.660.000

e. Biaya Honoranium non PNS 3.003.500.000 2.529.775.000 473.725.000

2. Belanja Barang dan Jasa 73.921.057.600 50.277.360.421 23.643.697.179

a. Biaya Bahan Pakai Habis 1.203.038.244 495.427.470 707.610.774

b. Biaya Bahan/Material 10.237.337.800 5.760.542.000 4.476.795.800

c. Biaya Jasa Kantor 1.528.661.000 964.409.809 564.251.191

d. Biaya Perawatan Kendaraan

Bermotor 283.404.800 107.931.800 175.473.000

e. Biaya Cetak dan

Penggandaan 628.421.000 372.581.000 255.840.000


(45)

38    Lanjutan Tabel 3.1

Uraian Anggaran Realisasi Sisa

f. Biaya Sewa Rumah /

Gedung / Gudang / Parkir 22.100.000 0 22.100.000

g. Biaya Sewa Perlengkapan

dan Peralatan Kantor 44.800.000 0 44.800.000

h. Biaya Makanan dan

Minuman 1.126.015.000 398.513.350 727.501.650

i. Biaya Pakaian Dinas dan

Atributnya 841.500.000 0 841.500.000

j. Biaya Perjalanan Dinas 61.530.000 0 61.530.000

k. Biaya Kursus, Pelatihan,

Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS

22.470.000 0 22.470.000

l. Biaya Pemeliharaan 53.750.500 53.750.500 0

m.Biaya Jasa Konsultasi 614.567.400 468.725.000 145.842.400

n. Biaya Pengganti Transport 3.473.470.000 2.725.850.000 747.620.000

o. Biaya Jasa Pihak Ketiga 53.779.991.856 38.929.629.492 14.850.362.364

3. Belanja Modal Pengadaan 5.976.752.400 1.620.089.500 4.356.662.900

a. Biaya Modal Pengadaan

Peralatan Kantor 219.025.000 219.025.000 0

b. Biaya Modal Pengadaan

Komputer 213.000.000 196.900.000 16.100.000

c. Biaya Modal Pengadaan

Peralatan Dapur 114.785.000 114.785.000 0

d. Biaya Modal Pengadaan

Penghias Ruangan Rumah Tangga

199.000.000 196.043.000 2.957.000

e. Biaya Modal Pengadaan

Alat-alat Ukur 199.600.000 199.600.000 0

f. Biaya Modal Pengadaan

Alat-alat Kedokteran 4.398.978.977 219.959.000 4.179.019.977

g. Biaya Modal Pengadaan

Alat-alat Laboraturium 306.213.423 147.627.500 158.585.923

h. Biaya Modal Pengadaan

Konstruksi/Pembelian Bangunan

326.150.000 326.150.000 0

Total Biaya 218.393.900.000 175.617.224.360 42.776.675.640 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan, 2013


(46)

39   

 

Secara keseluruhan pada tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Medan sudah cukup baik dalam menyusun anggaran biaya operasionalnya. Walaupun mengalami banyak kelebihan dari angka yang telah dianggarkan sebesar Rp. 218.393.900.000,- dan realisasinya hanya sebesar Rp. 175.617.224.360,- sehingga menunjukkan sisa sebesar Rp. 42.776.675.640,- tetapi Dinas Kesehatan Kota Medan tidak mengalami kekurangan anggaran, sehingga tidak ada mata anggaran yang tidak dapat direalisasikan karena kekurangan anggaran.

Setiap tahunnya, Dinas Kesehatan Kota Medan menyusun anggarannya dengan menaikkan 10% dari anggaran tahun sebelumnya guna untuk mendukung program dan seluruh kebutuhan Dinas Kesehatan kota Medan. Selain itu, alasan lainnya adalah untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi karena banyaknya penyimpangan / kekurangan anggaran yang terjadi pada tahun sebelumnya sehingga Dinas Kesehatan tidak dapat merealisasikan anggaran tersebut. Tetapi karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan Kota Medan mengalami banyak kelebihan anggaran maka dampak yang terjadi yaitu Pemerintah Kota akan mengurangi anggaran untuk instansi tersebut kurang dari 10%.

Apabila terjadi kelebihan anggaran, Dinas Kesehatan tidak mempunyai hak dengan sisa anggaran tersebut, karena seluruh anggaran tersebut berada di Kas daerah. Sehingga sisa anggaran yang tidak terealisasi tetap berada di kas daerah. Jika Dinas Kesehatan memerlukan biaya, maka Dinas Kesehatan tinggal mengambil berapa besar biaya yang diperlukan ke Bank yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Kota (Pemko).


(47)

40    Belanja terbagi atas dua jenis yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung.

1. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung terkait dengan produktivitas atau tujuan organisasi. Contohnya : Biaya Gaji dan Tunjangan, Biaya Tambahan Penghasilan PNS dan Biaya Insentif Pajak dan Retribusi Daerah.

a. Biaya Gaji dan Tunjangan

Pada biaya ini jumlah yang terealisasikan sebesar Rp. 86.055.544.439,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 97.924.600.000,- ini memiliki sisa sebesar Rp. 11.869. 055.561,- yang disebabkan karena adanya pegawai yang pindah tugas, pensiun, meninggal dunia serta adanya anak pegawai yang keluar dari tanggungan, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

b. Biaya Tambahan Penghasilan PNS

Pada biaya ini jumlah yang terealisasikan sebesar Rp. 31.457.245.000,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 32.323.120.000,- maka sisanya sebesar Rp. 865.875.000,- yang disebabkan karena adanya pegawai yang pensiun, pindah tugas dan meninggal dunia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

c. Biaya Insentif Pajak dan Retribusi Daerah

Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 65.000.000,- tidak direalisasikan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan belum mencapai target kinerja yang ditentukan, tetapi dibayarkan pada periode berikutnya


(48)

41   

 

apabila telah mencapai target yang ditentukan. (PP No. 65 Tahun 2010 pasal 4 ayat 4)

2. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan produktivitas kegiatan atau terkait langsung dengan tujuan organisasi. Contohnya : Biaya Honoranium PNS dan non PNS, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal Pengadaan.

a. Biaya Honoranium PNS

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Honoranium Panitia Pelaksana Kegiatan, Tim Pengadaan Barang dan Jasa, Pengelola Barang, Pelayanan Medik. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 5.179.870.000,- yang terealisasi sebesar Rp. 3.677.210.000,- sehingga memiliki sisa sebesar Rp. 1.502.660.000,- yang disebabkan karena ada beberapa pegawai yang tidak ikut berpartisipasi menjadi panitia pelaksana kegiatan, tim pengadaan barang dan jasa, dan lainnya. Selain itu karena adanya pegawai yang pindah tugas, pensiun dan meninggal dunia. Sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

b. Biaya Honoranium non PNS

Yang termsuk ke dalam biaya ini seperti Honoranium Tenaga Ahli / Instruktur / Narasumber, Honoranium Pegawai Honorer / Tidak Tetap / Peserta. Pada biaya ini jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 2.529.775.000,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 3.003.500.000,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 473.725.000,- yang disebabkan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak banyak mengundang tenaga ahli


(49)

42    instruktur / narasumber untuk mengisi acara yang diadakan instansi. Selain itu sebab lain karena ada beberapa pegawai honorer yang meninggal dunia dan berhenti bekerja.

c. Biaya Barang dan Jasa

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Belanja Bahan Habis Pakai, Bahan Material, Jasa Kantor, Perawatan Kendaraan Bermotor, Cetak dan Penggandaan, Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, Makanan dan Minuman, Pakaian Dinas dan Atributnya, Perjalanan Dinas, Pemeliharaan, Jasa Konsultasi, Pengganti Transport, Jasa Pihak Ketiga. Pada biaya ini jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 50.277.360.421,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 73.921.057.600,- sehingga memiliki sisa sebesar Rp. 23.643.697.179,-. Pada biaya barang dan jasa biasanya Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan sistem tender, sehingga sisa anggaran tersebut disebabkan karena terjadinya penawaran harga antara instansi dengan pihak ketiga.

Selain itu, ada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak dapat direalisasikan seperti pada pos biaya :

1) Biaya Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, jumlah yang

dianggarkan sebesar Rp. 22.100.000,- sementara anggaran tersebut tidak dapat direalisasikan karena adanya Undang-Undang yang mengatur Dinas Kesehatan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan rapat atau pertemuan di luar gedung instansi tersebut dan hanya menggunakan fasilitas yang tersedia saja, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.


(50)

43   

 

2) Biaya Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, jumlah yang

dianggarkan sebesar Rp. 44.800.000,- sementara anggaran tersebut tidak terealisasikan karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan yang mengharuskan untuk menyewa tenda, meja, kursi, pakaian adat / tradisional maupun menyewa perlengkapan dan peralatan yang lainnya, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

3) Biaya Pakaian Dinas dan Atributnya, jumlah yang dianggarkan sebesar

Rp. 841.500.000,- sementara anggaran tersebut tidak direalisasikan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak membutuhkan pakaian dinas harian yang baru sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

4) Biaya Perjalanan Dinas, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp.

61.530.000,- sementara pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak ada melakukan perjalanan dinas dalam daerah maupun ke luar daerah sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

5) Biaya Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis PNS, jumlah

yang dianggarkan sebesar Rp. 22.470.000,- sementara pegawai Dinas Kesehatan tidak ada mengikuti kursus-kursus singkat / pelatihan, tidak ada mengikuti sosialisasi maupun bimbingan teknis / workshop, sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

d. Biaya Modal Pengadaan

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Biaya Modal Pengadaaan Peralatan Kantor, Pengadaan Komputer, Pengadaan Peralatan Dapur,


(51)

44    Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga, Pengadaan Alat-alat Ukur, Pengadaan Alat-alat Laboraturium, Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan. Pada biaya ini jumlah anggarannya sebesar Rp. 5.976.752.400,- sementara jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 1.620.089.500,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 4.356.662.900,-. Hal ini disebabkan karena pada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak terealisasi seperti:

1) Biaya Modal Pengadaan Komputer, pada rincian ini jumlah yang

dianggarkan sebesar Rp. 198.000.000,- sementara yang terealisasi hanya sebesar Rp. 196.900.000,- dengan sisa sebesar Rp. 1.100.000,- yang disebabkan karena penawaran harga yang terjadi antara Dinas Kesehatan dengan pihak yang mengadakan barang tersebut, sehingga sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah.

2) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran, pada biaya ini jumlah

yang dianggarkan sebesar Rp. 4.398.978.977,- sementara anggaran tersebut hanya digunakan sebesar Rp. 219.959.000,- yaitu pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran umum. Sedangkan pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi jumlah yang telah dianggarkan sebesar Rp. 3.290.935.808,- dan pada biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan sebesar Rp. 40.000.000,- anggaran tersebut sama sekali tidak digunakan karena tidak ada yang perlu dibeli sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Laboraturim, pada biaya ini jumlah


(52)

45   

 

sebesar Rp. 147.627.500,-. Anggaran tersebut hanya direalisasikan untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim lingkungan hidup saja sebesar Rp. 147.627.500,- sementara anggaran untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim kimia sebesar Rp. 106.213.423,- tidak direalisasikan karena tidak ada yang perlu dibeli atau diperbaharui pada laboraturium kimia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

Ada beberapa jenis biaya yang merealisasikan anggarannya sesuai dengan yang telah dianggarkan yaitu :

1) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Kantor

Pada biaya ini jumlah anggarannya sesuai dengan yang direalisasikan yaitu sebesar Rp. 219.025.000,-

2) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Dapur

Pada biaya ini jumlah anggaran yang terealisasi sama dengan jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp. 114.785.000,-

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Ukur

Pada biaya ini jumlah yang direalisasi sebesar Rp. 199.600.000,- sama dengan jumlah yang dianggarkan.

4) Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan

Yang termasuk ke dalam jenis biaya ini adalah Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor dan Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Rumah Dinas. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang terealisasikan yaitu sebesar Rp. 326.150.000,-


(53)

 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan adalah Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyusun anggaran biaya operasional pada tahun 2013 secara keseluruhan sudah cukup baik karena tidak ada kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan kekurangan anggaran. Walaupun begitu, anggaran yang disusun tersebut belum sesuai dengan yang direncanakan karena terdapat banyak kelebihan anggaran dalam penyusunan anggaran biaya operasional yang disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya pada mata anggaran gaji dan tunjangan pegawai, yang disebabkan karena adanya pegawai yang dipindah tugaskan, pegawai pensiun ataupun pegawai yang meninggal dunia. Dampak dari kelebihan anggaran tersebut yaitu pengurangan anggaran biaya operasional untuk penyusunan anggaran tahun yang akan datang.

B.Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyusun anggarannya dapat lebih teliti khususnya pada biaya operasional sehingga anggaran benar-benar dapat direalisasikan dengan baik, tidak kekurangan dan tidak kelebihan. Agar kemudian dapat diterapkan dan dijadikan pedoman oleh instansi untuk menyusun anggaran di masa yang akan datang.


(54)

47   

 

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K, Milton F Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Buku I. Edisi 13.

Salemba Empat: Jakarta

Carter, William K. 2006. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Keempat Belas.

Salemba Empat: Jakarta.

Hansen, Don R, Maryanne M Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Edisi 2.

Erlangga: Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 2000. Akuntansi Manajemen. Buku I. BPFE: Yogyakarta.

Munandar. 2001. Budgeting. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.

Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Salemba Empat:

Jakarta.

Sudarsono, Edilius. 2001. Konsep Ekonomi: Uang dan Bank. Rineka Cipta:

Jakarta.

Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama.

BPFE: Yogyakarta.

Supriyono. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen.

Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran. Edisi Pertama. Salemba Empat:

Jakarta.


(1)

instruktur / narasumber untuk mengisi acara yang diadakan instansi. Selain itu sebab lain karena ada beberapa pegawai honorer yang meninggal dunia dan berhenti bekerja.

c. Biaya Barang dan Jasa

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Belanja Bahan Habis Pakai, Bahan Material, Jasa Kantor, Perawatan Kendaraan Bermotor, Cetak dan Penggandaan, Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, Makanan dan Minuman, Pakaian Dinas dan Atributnya, Perjalanan Dinas, Pemeliharaan, Jasa Konsultasi, Pengganti Transport, Jasa Pihak Ketiga. Pada biaya ini jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 50.277.360.421,- sementara yang dianggarkan sebesar Rp. 73.921.057.600,- sehingga memiliki sisa sebesar Rp. 23.643.697.179,-. Pada biaya barang dan jasa biasanya Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan sistem tender, sehingga sisa anggaran tersebut disebabkan karena terjadinya penawaran harga antara instansi dengan pihak ketiga.

Selain itu, ada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak dapat direalisasikan seperti pada pos biaya :

1) Biaya Sewa Rumah / Gedung / Gudang / Parkir, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 22.100.000,- sementara anggaran tersebut tidak dapat direalisasikan karena adanya Undang-Undang yang mengatur Dinas Kesehatan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan rapat atau pertemuan di luar gedung instansi tersebut dan hanya menggunakan fasilitas yang tersedia saja, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.


(2)

 

 

2) Biaya Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 44.800.000,- sementara anggaran tersebut tidak terealisasikan karena tidak adanya kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan yang mengharuskan untuk menyewa tenda, meja, kursi, pakaian adat / tradisional maupun menyewa perlengkapan dan peralatan yang lainnya, sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah. 3) Biaya Pakaian Dinas dan Atributnya, jumlah yang dianggarkan sebesar

Rp. 841.500.000,- sementara anggaran tersebut tidak direalisasikan karena pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak membutuhkan pakaian dinas harian yang baru sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

4) Biaya Perjalanan Dinas, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 61.530.000,- sementara pada tahun 2013 Dinas Kesehatan tidak ada melakukan perjalanan dinas dalam daerah maupun ke luar daerah sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah.

5) Biaya Kursus, Pelatihan, Sosialisasi, dan Bimbingan Teknis PNS, jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 22.470.000,- sementara pegawai Dinas Kesehatan tidak ada mengikuti kursus-kursus singkat / pelatihan, tidak ada mengikuti sosialisasi maupun bimbingan teknis / workshop, sehingga anggaran tersebut tidak terealisasikan dan dikembalikan ke kas daerah. d. Biaya Modal Pengadaan

Yang termasuk ke dalam biaya ini seperti Biaya Modal Pengadaaan Peralatan Kantor, Pengadaan Komputer, Pengadaan Peralatan Dapur,


(3)

Pengadaan Penghias Ruangan Rumah Tangga, Pengadaan Alat-alat Ukur, Pengadaan Alat-alat Laboraturium, Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan. Pada biaya ini jumlah anggarannya sebesar Rp. 5.976.752.400,- sementara jumlah yang direalisasikan sebesar Rp. 1.620.089.500,- ini menunjukkan sisa sebesar Rp. 4.356.662.900,-. Hal ini disebabkan karena pada beberapa jenis biaya yang anggarannya tidak terealisasi seperti:

1) Biaya Modal Pengadaan Komputer, pada rincian ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 198.000.000,- sementara yang terealisasi hanya sebesar Rp. 196.900.000,- dengan sisa sebesar Rp. 1.100.000,- yang disebabkan karena penawaran harga yang terjadi antara Dinas Kesehatan dengan pihak yang mengadakan barang tersebut, sehingga sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah.

2) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 4.398.978.977,- sementara anggaran tersebut hanya digunakan sebesar Rp. 219.959.000,- yaitu pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran umum. Sedangkan pada uraian biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran gigi jumlah yang telah dianggarkan sebesar Rp. 3.290.935.808,- dan pada biaya modal pengadaan alat-alat kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan sebesar Rp. 40.000.000,- anggaran tersebut sama sekali tidak digunakan karena tidak ada yang perlu dibeli sehingga anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Laboraturim, pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sebesar Rp. 306.213.423,- dan jumlah realisasinya


(4)

 

 

sebesar Rp. 147.627.500,-. Anggaran tersebut hanya direalisasikan untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim lingkungan hidup saja sebesar Rp. 147.627.500,- sementara anggaran untuk uraian biaya modal pengadaan alat-alat laboraturim kimia sebesar Rp. 106.213.423,- tidak direalisasikan karena tidak ada yang perlu dibeli atau diperbaharui pada laboraturium kimia, sehingga sisa anggaran tersebut dikembalikan ke kas daerah.

Ada beberapa jenis biaya yang merealisasikan anggarannya sesuai dengan yang telah dianggarkan yaitu :

1) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Kantor

Pada biaya ini jumlah anggarannya sesuai dengan yang direalisasikan yaitu sebesar Rp. 219.025.000,-

2) Biaya Modal Pengadaan Peralatan Dapur

Pada biaya ini jumlah anggaran yang terealisasi sama dengan jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp. 114.785.000,-

3) Biaya Modal Pengadaan Alat-alat Ukur

Pada biaya ini jumlah yang direalisasi sebesar Rp. 199.600.000,- sama dengan jumlah yang dianggarkan.

4) Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Bangunan

Yang termasuk ke dalam jenis biaya ini adalah Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Gedung Kantor dan Biaya Modal Pengadaan Konstruksi / Pembelian Rumah Dinas. Pada biaya ini jumlah yang dianggarkan sesuai dengan jumlah yang terealisasikan yaitu sebesar Rp. 326.150.000,-


(5)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan adalah Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyusun anggaran biaya operasional pada tahun 2013 secara keseluruhan sudah cukup baik karena tidak ada kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan yang disebabkan kekurangan anggaran. Walaupun begitu, anggaran yang disusun tersebut belum sesuai dengan yang direncanakan karena terdapat banyak kelebihan anggaran dalam penyusunan anggaran biaya operasional yang disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya pada mata anggaran gaji dan tunjangan pegawai, yang disebabkan karena adanya pegawai yang dipindah tugaskan, pegawai pensiun ataupun pegawai yang meninggal dunia. Dampak dari kelebihan anggaran tersebut yaitu pengurangan anggaran biaya operasional untuk penyusunan anggaran tahun yang akan datang.

B.Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya Dinas Kesehatan Kota Medan dalam menyusun anggarannya dapat lebih teliti khususnya pada biaya operasional sehingga anggaran benar-benar dapat direalisasikan dengan baik, tidak kekurangan dan tidak kelebihan. Agar kemudian dapat diterapkan dan dijadikan pedoman oleh instansi untuk menyusun anggaran di masa yang akan datang.


(6)

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K, Milton F Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Buku I. Edisi 13. Salemba Empat: Jakarta

Carter, William K. 2006. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Keempat Belas. Salemba Empat: Jakarta.

Hansen, Don R, Maryanne M Mowen. 2000. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Erlangga: Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 2000. Akuntansi Manajemen. Buku I. BPFE: Yogyakarta. Munandar. 2001. Budgeting. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.

Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Salemba Empat: Jakarta.

Sudarsono, Edilius. 2001. Konsep Ekonomi: Uang dan Bank. Rineka Cipta: Jakarta.

Supriyono. 2001. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.

Supriyono. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. BPFE: Yogyakarta.

Welsch, Hilton, Gordon. 2000. Anggaran. Edisi Pertama. Salemba Empat: Jakarta.