Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

(1)

i

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI

PER USAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Helmy Fahrizal NIM. 108082000058

JURUSAN AKUN TANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI

PER USAHAAN

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Helmy Fahrizal NIM. 108082000058

JURUSAN AKUN TANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Helmy Fahrizal

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Desember 1989

Alamat : Jl. Lurah Disah No.55 Rt.002/01 Pisangan-Ciputat

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia Telepon/Hp : 08568145046

E- mail : helmyone_whitefang@yahoo.co.id

Pendidikan

2008-2013 : UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2005-2008 : SMA NEGERI 1 CIPUTAT

2002-2005 : SMP NEGERI 2 CIPUTAT 1996-2002 : SD NEGERI PISANGAN I

Pengalaman Organisasi

1. Ketua Sekbid 1 OSIS SMA Negeri 1 Ciputat Bidang Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.


(8)

vii

INFLUENCE OF RETUN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET TO VALUE OF THE COMPANY

ABSTRACT

This research purposes is to analyze the influence of retun on assets, return on equity, and investment opportunity set on value of the company. This research uses sample of consumer goods manufacturing company in Indonesian Stock Exchanges during 2002-2011 period. The number of consumer goods manufacturing company uses for sample is 12 companies with 10 year observation. Based on method purposive sampling, the total of research sample is 120 financial statements. Hypothesis in this research uses multiplier regression.

Result of this research is indicates that return on assets and investment opportunity set have positive influence and significantly on value of the company. On the other hand, return on equity have negative influence and significantly on value of the company.

Keyword : retun on assets, return on equity, investment opportunity set, and value of the company


(9)

viii

PENGARUH RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHAD AP NILAI PERUSAHAAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh retun on assets, return on equity, and investment opportunity set terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur jenis consumer goods di Bursa Efek Indonesia selama periode 2002-2011. Jumlah perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 12 perusahaan dengan pengamatan selama 10 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 120 laporan keuangan, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets dan investment opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan return om equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : retun on assets, return on equity, investment opportunity set, dan nilai perusahaan


(10)

ix

KATA PENGAN TAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha segalanya, syukur alhamdulillah atas karunia-Mu ya Rabb, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Retun On Assets, Return On Equity, and Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Pe rusahaan, semata-mata bukanlah hasil usaha penulis melainkan dari berbagai pihak yang memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucap rasa syukur sebagai wujud dari rasa terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua ku yang selalu dirahmati Allah SWT, Bapak Jono dan Mamah Sugiyanti yang selalu mendoakan, memberi semangat, kasih sayang, dan dukungannya baik secara moril maupun materil, sebagai teladan dalam menjalani kehidupan ini, semoga diberikan umur panjang dalam iman dan islam serta selalu diberikan kesehatan. Amin.

2. Kakak dan Adik-adikku tercinta, Gunawan, Yuliana dan Novi yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan semangat.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Rini, Dr., SE., Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja sebagai dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktunya dan tak pernah lelah dalam membimbing dan memberi semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.

6. Ibu Atiqah, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dan tak pernah lelah dalam membimbing dan memberi semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah sabar dan ikhlas mendidik dan memberikan ilmu yang Insya Allah dapat bermanfaat.


(11)

x

8. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain- lain.

9. Special thank for my dear Yusra Erwita, thanks for your love, spirit, and best smile :)

10. Sahabatku Rangga, Aba, Putra, Azi, Aryo, Iqbal dan juga teman-teman Akuntansi ―AKB‖. Terima kasih atas doa, semangat dan motivasi yang telah kalian berikan, bersyukur bisa kenal dan dekat dengan kalian.

11. Teman–teman seperjuangan angkatan 2008, semoga kita dapat menjadi pionir dalam mengembangkan profesi di bidang ekonomi akuntansi yang berbasis islami dan dapat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitar kita.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi inspirasi bagi penulis, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca umumnya.

Jakarta, Agustus 2013


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan Skripsi ...ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ...iii

Lembar Pengesahan Uji Skripsi ... iv

Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ... v

Daftar Riwayat Hidup ... vi

Abstract ...vii

Abstrak ...viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A. Tinjauan Literatur ... 11


(13)

xii

2. Kinerja Keuangan ... 12

3. Return On Assets (ROA) ... 14

4. Return On Equity (ROE) ... 15

5. Investment Opportunity Set (IOS) ... 17

6. Nilai Perusahaan ... 21

B. Hipotesis ... 22

1. Rerutn On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan... 22

2. Rerutn On Asset (ROA) dengan Nilai Perusahaan ... 23

3. Return On Equity (ROE) dengan Nilai Perusahaan ... 24

4. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan ... 24

C. Hasil- hasil Penelitian Terdahulu ... 25

D. Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 34

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 34

B. Metode Penentuan Sampel ... 34

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Analisis Data ... 35

1. Statistik Deskriptif ... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 36


(14)

xiii

E. Operasional Variabel Penelitian ... 40

1. Variabel Independen ... 40

2. Variabel Dependen ... 42

BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 47

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 47

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 49

3. Hasil Uji Hipotesis ... 56

BAB V. PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Implikasi ... 62

C. Keterbatasan dan Saran ... 64

1. Keterbatasan ... 64

2. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 26

3.1 Operasional Variabel 44

4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 46

4.2 Sampel Perusahaan Manufaktur 47

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif 48

4.4 Hasil Uji Multikolonieritas 50

4.5 Hasil Uji Autokorelasi 51

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi 56

4.7 Hasil Uji Statistik F 57


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 33

4.1 Grafik Scatterplot 53

4.2 Grafik Histogram 54


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi dikenal sebagai bahasa. Hal ini dikarenakan fungsi akuntansi yang merupakan media komunikasi di antara para pelaku bisnis dan ekonomi. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan perusahaan memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, prestasi operasi dalam suatu rentang waktu, serta informasi-informasi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan yang bersangkutan (Warsidi dan Bambang, 2000:2).

Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance keuangan perusahaan yang dikelolanya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai, informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.

Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek adalah mendapatkan keunt ungan. Tujuan perusahaan jangka panjang adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik usaha. Pemaksimalan kesejahteraan pemilik usaha dapat dideteksi dari meningkatnya harga saham. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan


(19)

2 moneter. Secara khusus lagi, menurut Tandelilin (2001) ada beberapa alasan mengapa investor melakukan investasi, antara lain adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan menghemat pajak. Apabila investor memiliki jumla h saham yang tetap tetapi harga saham tersebut meningkat maka, kekayaan pemilik perusahaan tersebut akan meningkat. Kekayaan pemilik saham dihitung dari jumlah saham yang dimiliki dikalikan dengan harga pasar saham saat itu. Harga saham mencerminkan indikator adanya keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Pergerakan harga saham akan bergerak searah, karena harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan saat ini dan kinerja yang mereka harapkan di masa mendatang. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah investor akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham, karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Maksimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan para pemangku kepentingan (stake holder). Keseimbangan pencapaian tujuan stake holder perusahaan, dapat menjadikan perusahaan berpeluangmendapatkan keuntungan optimal sehingga kinerja perusahaan akan dinilai baik oleh investor. Kinerja perusahaan yang baik akan direspon positif oleh investor. Respon positif ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan saham perusahaan. Apabila permintaan saham


(20)

3 sedang meningkat, yang sudah memiliki saham tersebut juga tidak ingin menjual (karena kinerja perusahaan bagus), maka harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan salah satunya diukur dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham.

Jenis pengeluaran modal tampaknya besar pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, karena jenis informasi tersebut akan membawa informasi tentang pertumbuhan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Mc Connel dan Muscarella (1984) dalam Hasnawati (2005:118) menguji gagasan dalam kaitannya dengan tingkat pengeluaran research dan development perusahaan. Ternyata kenaikan dalam pengeluaran modal, relatif terhadap harapan-harapan sebelumnya, mengakibatkan kenaikan return atas saham sekitar waktu pengumuman, dan sebaliknya return negatif atas perusahaan melakukan penurunan pengeluaran modal. Temuan tersebut telah membawa kepada suatu hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan mengandung informasi yang berisi sinyal-sinyal akan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:117) memperkenalkan set peluang investasi (investment opportunity set) dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurutnya Investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang


(21)

4 dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.

Kebijakan investasi menyangkut tentang keputusan alokasi dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Manajemen keuangan memutuskan penggunaan dana yang diperoleh perusahaan baik bank maupun dari pasar modal atau dari pihak lain untuk dita namkan pada aktiva tetap maupun aktiva lancar. Investasi merupakan suatu tindakan mengeluarkan dana saat sekarang yang diharapkan untuk memperoleh arus kas masuk pada waktu-waktu yang akan datang, selama umur proyek itu (Awat dan Mulyadi, 1989:6). Pengorbanan terjadi saat sekarang ini dan memiliki kepastian, hasilnya baru diperoleh kemudian dan besarnya tidak pasti. Investasi membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda untuk dihaslkan menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang. Jadi dengan kata lain, investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama waktu periode tertentu (Hartono, 2008:8). Menurut Tandelilin (2001:67) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Secara umum investasi bisa dalam bentuk investasi nyata (real assets), misalnya tanah, emas, mesin, bangunan dan lain- lain, serta bisa pula investasi dalam aktiva keuangan (financial assets) seperti deposito maupun pembelian surat-surat berharga berupa saham maupun obligasi.


(22)

5 Tolak ukur lain yang digunakan untuk mengkur kinerja perusahaan selain set peluang investasi (investment opportunity set) adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity). Keuntungan yang layak dibagkan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Oleh karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya Deviden Payout Rasio. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Kinerja perusahaan terlihat dari tampilan laporan keuangan yang meningkat. Sehingga kondisi dan posisi keuangan akan mengalami perubahan. Dengan perubahan posisi keua ngan, hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati oleh para investor. Prestasi yang dicapai perusahaan, dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel- variabel dari laporan keuangan. Dengan laporan keuangan


(23)

6 perusahaan tersebut dapat memperoleh data mengenai Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Financial Leverage (FL), Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA).

Ulupui (2007:15) menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earning power maka semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Hal ini berdampak terhadap peningkatan nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Sasongko dan Wulandari (2006:67) yang memeriksa pengaruh EVA dan rasio profitabilitas antara lain: ROA, ROE, ROS, EPS, BEP terhadap harga saham. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham sehingga variabel- variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan manufaktur.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang tercermin melalui investment opportunity set terhadap nilai perusahaan publik di Bursa


(24)

7 Efek Indonesia. Disamping itu masih ada ketidakkonsistenan hasil penelitian yang meneliti pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai perusahaan, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan” dengan menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar di BEI pada periode pelaporan keuangan 2002 hingga 2011.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebe lumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati dan Triatmoko (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Periode penelitian ini meliputi periode pelaporan keuangan pada periode tahun 2002 hingga 2011 sedangkan pada penelitian sebelumnya, Rachmawati dan Triatmoko (2007) menggunakan data pada periode tahun 2001 hingga 2005.

2. Pada penelitian ini objek yang digunakan peneliti lebih berfokus pada perusahaan manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2011. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, Rachmawati dan Triatmoko (2007) menggunakan objek penelitian perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2001-2005. Alasan penelitian dilakukan pada perusahaan consumer goods adalah ingin melakukan penelitian yang mendalam terhadap return on asset, return on equity dan investment opportuniy set


(25)

8 pada industri barang-barang konsumsi (consumer goods). Selain itu, penelitian ini ingin melihat sejauh mana pengaruh return on asset, return on equity dan investment opportuniy set dalam perusahaan consumer goods. Perusahaan consumer goods memiliki memiliki kedekatan yang cukup erat dengan para konsumen karena produk-produknya hampir selalu digunakan oleh para konsumen. Persaingan yang cukup ketat antar perusahaan dalam memasarkan produk mereka kepada konsumen juga menjadi karakteristik dari perusahaan ini. Para investor juga memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap perusahaan ini sebab jika ada masalah dengan perusahaan ini, misalnya kualitas produk menurun, penurunan penjualan, masalah limbah lingkungan, dan lain sebagainya, akan berpengaruh terhadap perubahan harga saham.

3. Mengganti variabel independen mekanisme corporate governance dengan retun on assets (ROA) dan return on equity (ROE) . Hal ini dilakukan karena return on asset (ROA) dapat mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu perusahaan.


(26)

9 Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan?

2. Apakah return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan?


(27)

10 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal- hal sebagai berikut:

a. Menganalisis pengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) secara simultan terhadap nilai perusahaan.

b. Menganalisis pengaruh return on assets (ROA), return on equity (ROE), investment opportunity set (IOS) secara parsial terhadap nilai perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi manajemen perusahaan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk pengambilan keputusan keuangan sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal. b. Bagi investor dapat menjadi bahan masukan atau informasi dalam


(28)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur 1. Teori Agensi

Menurut Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan teori keagenan (agency theory) sebagai suatu hubungan dimana para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik saham. Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:

a. Asumsi tentang sifat manusia

Menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion).

b. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktifitas, dan adanya asimetri informasi antara principal dan agen.

c. Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual belikan. Sehingga untuk mendapatkan informasi dibutuhkan pengorbanan biaya yang harus dikeluarkan. Manajer dalam mengelo la perusahaan cenderung


(29)

12 mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2. Kinerja Keuangan

Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi- fungsi atau indikator- indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dala m menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada (Wirawan: 2009). Tujuan manajemen adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan harus memanfaatkan keunggulan dari kekuatan perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. Salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa laporan keuangan mengunakan rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusa haan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan ya ng telah dicapai perusahaan dan manghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk


(30)

13 pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stake holder.

Rasio profitabilitas atau rentabilitas (profitability ratio) digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaan (Maulida dan Ashadi, 2008:82). Efektivitas yang dimaksud adalah meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasio nal. Efektivitas pada faktor tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah: (1) Net Profit Margin (NPM), (2) Return on Assets, (3) Return on Equity (ROE). Penurunan laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan. Ukuran yang banyak digunakan adalah return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

Tingkat profitibilitas masa lalu disuatu perusahaan harus merupakan penentu atau determinan penting atas struktur modal perusahaan yang bersangkutan dengan besarnya jumlah laba ditahan, suatu perusahaan mungkin cenderung memilih pendanaan dari sumber tersebut daripada peminjaman.


(31)

14 3. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2004:83) adalah:

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut”.

ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba.

Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suat u perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:


(32)

15 1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.

3. Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.

4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif (rugi) pula. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan aktiva belum mampu menghasilkan laba. Rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut:

4. Return On Equity (ROE)

Menurut Mursidah (2011:46) ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (The Common Stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.


(33)

16 Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham.

Rasio ini berguna untuk mengetahui efisiensi manajemen dalam menjalankan modalnya, semakin tinggi ROE berarti semakin efisien dan efektif perusahaan menggunakan ekuitasnya, dan akhirnya kepercayaan investor atas modal yang diinvestasikannya terhadap perusahaan lebih baik serta dapat member pengaruh positif bagi harga sahamnya di pasar. Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2001:267). Return on Equity merupakan alat analisis keuangan untuk mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham (Hanafi dan Halim, 1996:85). Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.


(34)

17 5. Investment Opportunity Set (IOS)

Investasi menurut Martono dan Agus (2005) merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Fama (1978) dalam Hasnawati (2005:118) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata- mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui ke giatan investasi perusahaan.

Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) dalam Hasnawati (2005:118) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai per usahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat dapat ditaksir dari investment opportunity set (IOS), yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa akan datang dengan net present value positif. Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Hasnawati (2005:118) Investment Opportunity Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran


(35)

18 yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat observasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan, dan lain- lain:

1. Proksi IOS berdasarkan harga (price-based proxies)

2. Proksi IOS berdasarkan investasi (investment-based proxies) 3. Proksi IOS berdasarkan pada varian (variance measures)

Kallapur dan Tombley (1999) dalam Hasnawati (2005:117) menjelaskan proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Proksi IOS berbasis pada harga

Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk


(36)

aktiva-19 aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan.

Proksi IOS yang merupakan proksi berbasis harga adalah: market value of equity plus book value of debt, ratio of book to market value of asset, ratio of book to market value of equity, ratio of book value of property, plant, and equipment to firm value, ratio of replacement value of assets to market value, ratio of depreciation expense to value dan earning price ratio.

2. Proksi IOS berbasis pada investasi

Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan.

Proksi IOS yang merupakan proksi IOS berbasis investasi adalah: ratio R&D expense to firm value, ratio of R&D expense to total assets, ratio of R&D expense to sales, ratio of capital addition to firm value, dan ratio of capital addition to asset book value.

3. Proksi IOS berbasis pada varian

Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return


(37)

20 yang mendasari peningkatan aktiva. Proksi IOS yang berbasis varian adalah: VARRET (variance of total return), dan Market model Beta. IOS berdasar harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga saham. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Menurut Nurcahyo dan Putriani (2009:7) menyebutkan bahwa investment opportunity dapat diukur melalui rasio nilai buku ekuitas (market to book value of equity). Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat dan pada akhirnya semak in meningkat pula nilai suatu perusahaan. Secara sistematis variabel investment opportunity diformulasikan sebagai berikut:


(38)

21 6. Nilai Perusahaan

Menurut Christiawan dan Josua (2007:3), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual dipasar saham.

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

e. Nilai likuidasi, adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.


(39)

22 Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pe ngukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar.

B. Hipotesis

1. Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan

Menurut Carningsih (2009:5) return on assets (ROA) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2010:15-16) yang menyatakan bahwa return on assets (ROA), return on equity (ROE) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Adapun Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa secara simultan investment opportunity, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa investment opportunity set (IOS) berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan o leh Carningsih (2009), Kusumawardani (2010), Rachmawati dan Triatmoko (2007) dapat


(40)

23 disimpulkan bahwa secara simultan return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara faktor- faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut:

H1: return on assets (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) berpengaruh simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

2. Return On Assets (ROA) dengan Nilai Pe rusahaan

Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menemukan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara ROA dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:


(41)

24 3. Return On Equity (ROE) dengan N ilai Perusahaan

ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Profitabilitas perusahaan yang diwakili oleh rasio-rasio ROA dan ROE, secara langsung dapat mempengaruhi return pemegang saham. Dengan asumsi bahwa jika ROA dan ROE besar hal ini menunjukkan kinerja perusahaan bagus sehingga perusahaan memiliki tingkat efisiensi yang baik pula, maka harga saham akan mengalami kenaikan pula, dan akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Mursidah (2011) menemukan hubungan postif dari return on equity terhadap return saham yang bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan dividen yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara ROE dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

H3: ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4. Investment Opportunity Set (IOS) dengan Nilai Perusahaan

Dalam teori manajemen keuangan, ada trade-off antara risiko dan return. Jika risiko suatu investasi lebih tinggi, return yang diharapkan juga tinggi dan banyak para manajer mengetahui risiko untuk dipertimbangkan dalam menilai dan mangambil keputusan investasi. Penilaian dan


(42)

25 pemahaman trade-off antara risiko dan return membentuk landasan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Secara umum investor enggan terhadap risiko (overse risk). Jika risiko lebih besar, investor mengharapkan return yang lebih besar. Return yang tinggi tidak selalu disertai investasi berisiko. Investasi yang berisiko tidak akan dilakukan oleh investor jika investasi tersebut tidak memberi harapan tingkat return yang tinggi atau nilai perusahaan yang baik.

Dengan demikian banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam mencapai profitabilitas yang nantinya jika profitabilitas tercapai akan dapat membagikan deviden yang besar, dan secara tidak langsung harga saham naik, dan tentunya berpengaruh pada naiknya nilai perusahaan. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati (2005:123) yang menyatakan investment opportunity set berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian keterkaitan antara investment opportunity set (IOS) dengan nilai perusahaan dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut:

H4: IOS berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Berikut adalah hasil penelitian serta persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1 di halaman berikutnya


(43)

26 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Sri

Hasnawati Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta/2005

1. Menggunakan variabel independen set peluang investasi

1. Menambahkan variabel independen berupa return on asset dan return on equity

1. Set peluang invesasi

berpengaruh positif (+) pada nilai perusahaan

2. Menggunakan variabel dependen nilai

perusahaan

2. Mengganti periode penelitian dari tahun 2001 menjadi tahun 2002-2011

3. Menggunakan data sekunder

3. Mengganti variabel dependen nilai perusahaan yang diukur dengan SEM menjadi Tobin’s Q Bersambung pada halaman berikutnya


(44)

27 Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

2 Andri

Rachmawati dan Hanung Triatmoko Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan

Nilai Perusahaan/2007

1. Menggunakan variabel independen investment opportunity set (IOS)

1. Mengganti variabel independen

mekanisme corporate governance dengan ROA dan ROE.

1. Kepemilikan manajerial berpengaruh (+)

terhadap nilai perusahaan

2. Menggunakan variabel dependen nilai

perusahaan

2. Mengganti periode penelitian dari tahun 2001-2005 menjadi tahun 2002-2011

2. Investment opportunity set (IOS) berpengaruh (+) terhadap nilai perusahaan 3. Menggunakan data

sekunder Bersambung pada halaman berikutnya


(45)

28 Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Balachandran Muniandy, John Hillier, dan Suvan Naidu Internal Corporate Governance, Investment Opportunity Set and Firm Performance in South Africal/2009

1. Menggunakan variabel indepen den set peluang investasi

1. Mengganti variabel independen internal corporate governance dengan return on assets dan return on equity

1. Internal corporate governance berpengaruh positif (+) terhadap nilai saham

2. Menggunakan variabel dependen nilai

perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q

2. Investment opportunity berpengaruh positif (+) terhadap nilai saham 3. Menggunakan data

sekunder Bersambung pada halaman berikutnya


(46)

29 Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4 I. G. K. A. Ulupui Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi

di Bursa Efek Jakarta)/2007

1. Menggunakan variabel independen ROA

1. Mengganti periode penelitian dari tahun1999-2005 menjadi tahun 2002-2011

1. Current ratio dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

2. Menggunakan data sekunder

2. Mengganti variabel dependen return saham menjadi nilai perusahaan

2. total asset turn over berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham

3. Mengganti variabel independen total asset turn over menjadi ROE


(47)

30 Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Carningsih Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Property dan Real

Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia/2009

1. Menggunakan variabel independen ROA dan ROE

1. Mengganti objek penelitian dari perusahaan property dan real estate menjadi perusahaan manufaktur jenis consumer goods 2002-2011 yang ada di BEI

1. Return on Assets (ROA) berpengaruh negatif (-) terhadap nilai perusahaan

2. Menggunakan variabel dependen nilai

perusahaan

2. Mengganti variabel independen good corporate governance dengan investment opportunity set

2. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan


(48)

31 Tabel 2.1 Lanjutan

No Peneliti Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3. Menggunakan data sekunder

3. Mengubah variabel dependen kinerja keuangan berupa ROA dan ROE menjadi variabel independen

3. Komisaris Independen sebagai variabel pemoderasi dari GCG tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan


(49)

32 D. Kerangka Pe mikiran

Berdasarkan uraian sebelumnya, gambaran menyeluruh yang merupakan kerangka konseptual mengenai pengaruh return on assets, return on equity dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2. 1 di halaman berikutnya.


(50)

33 Gambar 2. 1

Kerangka Pe mikiran

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) Te rhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Listing Periode 2002-2011

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas 2. Multikolonieritas 3. Autokorelasi 4. Heterokedastisitas

Regresi Berganda

Uji Hipotesis 1. Uji R2

2. Uji F 3. Uji t

Kesimpulan dan Saran

Variabel Dependen Nilai Perusahaan Variabel Independen

Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE) Investment Opportunity Set (IOS)


(51)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti bermaksud untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel independen yakni return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan juga investment opportunity set (IOS) terhadap variabel dependen yakni nilai perusahaan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini termasuk ke dalam kelompok data time series dengan periode penelitian selama sepuluh tahun yaitu dari tahun 2002 sampai 2011.

B.Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive (Judgement) Sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan berdasarkan kriteria atau ertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang, 2002:120). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya adalah:

1) Seluruh perusahaan Manufaktur jenis Consumer Goods yang terdaftar di BEI selama periode penelitian.

2) Perusahaan tidak berubah sektor industrinya selama periode penelitian. 3) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah.


(52)

35 4) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhr

pada 31 Desember selama periode penelitian.

5) Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap. 6) Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana

saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.

C.Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan dari Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan download melalui situs www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.

Selain itu peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang diteliti melalui berbagai literatur seperti buku, jurnal, skripsi maupun situs dari internet. Ini dikarenakan kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder.

D.Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences).


(53)

36 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas.

a. Uji Multikoloniearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:95).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2006:95-96).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan


(54)

37 pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:99).

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson. c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2006:125).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisita s (Ghozali, 2006:125-127).


(55)

38 d. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2006:147).

Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis grafik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot (P-P Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2006:147).

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.

Persamaan regresi yang diinterprestasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(56)

39 Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

= Intercept atau konstanta = Koefisien regresi ROA = Return on assets ROE = Return on equity

IOS = Investment opportunity set = Error term

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan Adjusted R Square (Adj R2), uji F, dan uji t.

a. Uji Adj R2

Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel- variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing- masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2006:87).


(57)

40 b. Uji F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2006:62). Menurut Ghazali (2006:62) jika nilai F hitung lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

c. Uji t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:59).

Menurut Ghozali (2006:59) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

E.Ope rasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan juga investment opportunity set (IOS).


(58)

41 a. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA diperoleh dengan cara membandingan antara net income after tax (NIAT) terhadap average total asset (Kusumawardani, 2010:6).

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut (Kusumawardani, 2010:6).

c. Investment Opportunity Set (IOS)

Menurut Hasnawati (2005:120) dalam penelitiannya menyebutkan investment opportunity dapat diukur melalui:

1. Total Assets Growth

2. Market to book value of equity 3. Earning to price ratio


(59)

42 5. Current assets to total assets

Dari kelima pengukuran diatas, pengukuran menggunakan market to book value of equity dan ratio capital expenditure to BVA yang memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai perusahaan. Rasio market to book value of equity merupakan proksi berdasarkan harga. Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Maksud pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Rasio ini dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas (N urcahyo dan Putriani, 2009:9).

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen, yaitu Variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Tobin Q). Tobins Q adalah perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book value of equity ditambah dengan hutang (debt). Indikator Tobin’s Q yang dikembangkan oleh Professor James Tobin (1967) dikarenakan rasio-q (Q) merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya


(60)

43 (Vinola, 2008:100). Rasio ini merupakan konsep yang berharga yang menunjukkan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini diukur melalui rumus:

Keterangan:

Tobins Q = Nilai Perusahaan

MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Market Value of Equity) D = Nilai buku dari total hutang

BVE = Nilai buku dari equitas (Book Value of Equity)

MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun, sedangkan BVE diperoleh dari hasil selisih total assets perusahaan dengan total kewajibannya (Vinola, 2008:103).

Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi. Namun jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Vinola, 2008:100).

Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di halaman berikutnya.


(61)

44 Tabel 3.1

Ope rasional Variabel

Variabel Jenis

Variabel Indikator Skala

Return On Assets

(ROA) Independen Rasio

Return On Equity

(ROE) Independen Rasio

Investment Opportunity Set

(IOS)

Independen Rasio

Nilai Perusahaan Dependen Rasio


(62)

45 BAB IV

PEN EMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Perusahaan manufaktur merupakan satu dari tiga macam perusahaan—selain perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Manufaktur adalah suatu cabang industri yang me mproses bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur jenis consumer goods tersebut memiliki beberapa sub bagian, yaitu food and beverage, tobacco manufacturers, pharmaceuticals, cosmetics and household, dan houseware.

Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahun 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 melalui akses di Indonesia Capital Market Electronic Library (ICaMEL) dan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Berikut ini adalah rincian perolehan sampel


(63)

46 perusahaan manufaktur jenis consumer goods dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

Krite ria Jumlah

Perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011

33 Perusahaan manufaktur yang tidak berhasil diperoleh dan tidak

menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011

(8) Perusahaan manufaktur yang menjadi outlier (13) Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel 12 Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan dalam penelitan ini berjumlah 12 perusahaan, dengan tahun pengamatan 10 tahun berturut-turut. Maka 10 tahun observasi x 12 sampel = 120 observasi.

Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah tabel sampel perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini.


(64)

47 Tabel 4.2

Sampel Pe rusahaan Manufaktur

No Kode Emiten

1 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 2 STTP PT. Siantar Top Tbk 3 GGRM PT. Gudang Garam Tbk

4 RMBA PT. Bentoel International Investama Tbk 5 DVLA PT. Darya Varia Laboratoria Tbk

6 INAF PT. Indofarma Tbk 7 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 8 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 9 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk 10 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk

11 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk 12 KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk Sumber: Data sekunder yang diolah

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, makimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS) sebagai variabel independen, serta nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 dibawah ini:


(65)

48 Tabel 4.3

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Ma ximum Mean Std. Deviation

ROA 120 -,2037398777 ,1967373092 5,912721179667E-2 6,8920943331249E-2

ROE 120 -,4966946322 ,5448528834 8,849554456917E-2 1,2543773578225E-1

IOS 120 ,1660152737 4,8629388022E0 1,065149270403E0 7,7000761332484E-1

NILAI_PER

USAHAAN

120 ,3275657538 3,4262439086E0 1,033965771248E0 4,7330377926488E-1

Valid N

(listwise)

120

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa nilai minimum variabel return on assets (ROA) adalah sebesar -0,20 dan nilai maksimum sebesar 0,19 dengan nilai rata-rata sebesar 0,059 dan standar deviasinya sebesar 0,068. Nilai minimum variabel return on equity (ROE) adalah sebesar -0,49 dan nilai maksimum sebesar 0,54 dengan nilai rata-rata sebesar 8,84 dan standar deviasinya sebesar 0,125. Variabel investment opportunity set (IOS) memiliki nilai minimum sebesar 0,16 dan maksimum sebesar 4,86 dengan nilai rata-rata sebesar 1,06 dan standar deviasinya sebesar 0,770. Sedangkan pada variabel nilai perusahaan nilai minimum sebesar 0,32 dan maksimum sebesar 3,42 dengan nilai rata-rata sebesar 1,03 dan standar deviasinya sebesar 0,473.


(66)

49 2. Hasil Uji As umsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunaka n adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS), sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji multikolonieritas.


(67)

50 Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROA .181 5.522

ROE .181 5.517

IOS .937 1.067

a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya autokorelasi dalam analisis regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah autokorelasi.


(68)

51 Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .968a .937 .935 1,202950588682

5E-1

.838

a. Predictors: (Constant), IOS, ROE, ROA b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAH AAN Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 0,838. Dengan jumlah predictor sebanyak 3 buah (k-3) dan sampel sebanyak 120 (n=120), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,613 dan (du) adalah sebesar 1,736. Dengan demikian nilai D-W < (dl) yang menandakan bahwa terdapat autokorelasi positif dalam model regresi, atau dengan kata lain, penelitian ini masih belum terbebas dari masalah autokorelasi. Namun menurut Santoso (2010:215), untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson. Regresi yang bebas dari autokorelasi memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai +2. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 0,838. Nilai yang dihasilkan tersebut berada diantara angka -2 dan +2 sehingga dapat


(69)

52 disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastis. Sebaliknya jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.


(70)

53 Gambar 4.1

Grafik Scatterplot

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi nilai perusahaan berdasarkan masukan variabel independen return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan investment opportunity set (IOS).


(1)

70

Lampiran 1

Hasil Pe rhitungan Variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Investment Opportunity Set

(IOS) dan Nilai Perusahaan

NO

CODE

PERUSAHAAN

TAHUN

ROA

ROE

IOS

NILAI PERUSAHAAN

(TOBINS Q)

1 CEKA 2002 0,0324546791 0,0429525927 0,3079682387 0,4771056337

CEKA 2003 0,0107539618 0,0138865507 0,2927569541 0,4522999360

CEKA 2004 -0,0836544765 -0,1207897306 0,4447731922 0,6154705560

CEKA 2005 -0,0646906566 -0,1205911077 0,9968177682 0,9982929034

CEKA 2006 0,0544545053 0,0786741431 0,9030874180 0,9329217135

CEKA 2007 0,0402105034 0,1126582168 0,7334364202 0,9048568668

CEKA 2008 0,0460206016 0,1185728599 0,8860769333 0,9557840802

CEKA 2009 0,0870801490 0,1641545501 1,4702163508 1,2494387749

CEKA 2010 0,0347596781 0,0957466945 1,0599093988 1,0217493819

CEKA 2011 0,1169668630 0,2377579648 0,6977382931 0,8513000240

2 STTP 2002 0,0643320675 0,1123775808 1,2646837677 1,1515218060

STTP 2003 0,0616851589 0,1037684875 0,7411015608 0,8460978688

STTP 2004 0,0608270100 0,0899458839 0,7209956197 0,8113198570

STTP 2005 0,0222780416 0,0323692036 0,5979921992 0,7233189109

STTP 2006 0,0308583616 0,0420551977 0,8019809266 0,8547018083


(2)

71

STTP 2008 0,0076848785 0,0132526341 0,5226492186 0,7231959520

STTP 2009 0,0748511700 0,1015362884 0,7124682655 0,7880355185

STTP 2010 0,0656591190 0,0952983346 1,1274422090 1,0878057648

STTP 2011 0,0456533059 0,0870805734 1,8444486154 1,4427149416

3 GGRM 2002 0,1350502239 0,2149284515 1,6447396681 1,4051219647

GGRM 2003 0,1060432384 0,1675959001 2,3851886327 1,8764527552

GGRM 2004 0,0869396911 0,1469329119 2,1398314967 1,6744343182

GGRM 2005 0,0853928656 0,1441217622 1,7096214875 1,4204542839

GGRM 2006 0,0463728166 0,0760205391 1,4803766065 1,2930315482

GGRM 2007 0,0603279256 0,1022383751 1,1582850064 1,0933994312

GGRM 2008 0,0781163628 0,1211714523 0,5269175746 0,6950149751

GGRM 2009 0,1269033984 0,1888203160 2,2656073312 1,8505963487

GGRM 2010 0,1371034093 0,1976892325 3,6098744688 2,8100261863

GGRM 2011 0,1268423193 0,2019517144 4,8629388022 3,4262439086

4 RMBA 2002 0,0486199841 0,0920286736 0,7685592377 0,8777267374

RMBA 2003 -0,0109325803 -0,0205742140 0,5717787867 0,7724548409

RMBA 2004 0,0413620001 0,0768833636 0,7035396944 0,8405091738

RMBA 2005 0,0587117181 0,0970903052 0,8159003680 0,8886726570

RMBA 2006 0,0619732875 0,1221715551 1,7524944119 1,3817136688

RMBA 2007 0,0629454891 0,1575826582 2,4459957198 1,5775946972

RMBA 2008 0,0536721278 0,1382139646 2,0235948657 1,3974888834

RMBA 2009 0,0058487344 0,0143361074 2,4932304906 1,6091966516


(3)

72

RMBA 2011 0,0483105585 0,1361630306 2,5451184407 1,5482070608

5 DVLA 2002 0,1967373092 0,2797661243 0,5671878133 0,6956375430

DVLA 2003 0,1241948205 0,1696438844 0,7934784757 0,8488073784

DVLA 2004 0,1155240485 0,1561338381 0,5924257038 0,6984341555

DVLA 2005 0,1299901825 0,1832454624 0,5376293131 0,6720047025

DVLA 2006 0,0942133496 0,1273516213 1,0254361822 1,0188174120

DVLA 2007 0,0889911165 0,1079934909 0,9692140389 0,9746310909

DVLA 2008 0,1110607538 0,1394490348 0,5182639862 0,6163332008

DVLA 2009 0,0922294897 0,1302386542 0,7518180120 0,8242480450

DVLA 2010 0,1298199566 0,1730879912 2,0455757205 1,7842057312

DVLA 2011 0,1302558583 0,1661113495 1,7694315560 1,6033481034

6 INAF 2002 -0,0738564910 -0,1532283804 1,9051141585 1,4362674561

INAF 2003 -0,2037398777 -0,4966946322 2,0197233454 1,4182817695

INAF 2004 0,0138168935 0,0283159721 2,0609217372 1,5176810652

INAF 2005 0,0184932610 0,0361731129 1,3437220881 1,1757256087

INAF 2006 0,0221864112 0,0543367042 1,1049640509 1,0428582416

INAF 2007 0,0109732451 0,0379911756 2,1791195935 1,3405729902

INAF 2008 0,0052190346 0,0169655817 0,5224755029 0,8531015948

INAF 2009 0,0029196925 0,0071158168 0,8611377206 0,9430233848

INAF 2010 0,0170945336 0,0403082231 0,7965523409 0,9137187753

INAF 2011 0,0331144150 0,0606035624 0,8292608588 0,9067063626


(4)

73

KAEF 2003 0,0314089963 0,0569002960 1,5459361773 1,3013570860

KAEF 2004 0,0662622080 0,0954531924 1,3977322430 1,2760998971

KAEF 2005 0,0448594120 0,0625743830 0,9539333556 0,9669749427

KAEF 2006 0,0348688287 0,0505251845 1,0525537347 1,0362687873

KAEF 2007 0,0376346448 0,0574756047 1,8655490238 1,5667557605

KAEF 2008 0,0383170312 0,0584467685 0,4453680012 0,6363896217

KAEF 2009 0,0400012103 0,0628010933 0,7086780859 0,8144422566

KAEF 2010 0,0837006832 0,1245172178 0,7926918889 0,8606471390

KAEF 2011 0,0957301943 0,1371356457 1,5076658129 1,3543859559

8 KLBF 2002 0,1324378001 0,5448528834 2,2794008051 1,3109849158

KLBF 2003 0,1318762632 0,3895065936 0,7250047700 0,9068941478

KLBF 2004 0,1234179635 0,3053947217 0,7327598932 0,8920013104

KLBF 2005 0,1351312719 0,2683544171 0,8618699010 0,9304438653

KLBF 2006 0,1462999706 0,2259175469 0,8071049526 0,8750847813

KLBF 2007 0,1373423531 0,2083622565 0,7556598641 0,8389427635

KLBF 2008 0,1239205669 0,1951254172 0,2242936571 0,5073631557

KLBF 2009 0,1433106646 0,2155242151 0,6125975655 0,7424006379

KLBF 2010 0,1910841957 0,2328167508 1,1437117584 1,1179513315

KLBF 2011 0,1840530377 0,2337280539 1,0598770161 1,0471511508

9 MRAT 2002 0,0701490515 0,0851594935 0,6415725129 0,7047499082

MRAT 2003 0,0392008853 0,0460368926 0,7961382881 0,8264096653

MRAT 2004 0,0446674645 0,0531125348 0,7087171301 0,7550320786


(5)

74

MRAT 2006 0,0311761331 0,0344145641 0,5181729386 0,5635131525

MRAT 2007 0,0352218045 0,0398126883 0,4516393090 0,5148719200

MRAT 2008 0,0628277482 0,0734137204 0,2142659707 0,3275657538

MRAT 2009 0,0574802890 0,0664223212 0,5343026845 0,5969966756

MRAT 2010 0,0632034231 0,0723469370 0,8242387176 0,8464521766

MRAT 2011 0,0659604587 0,0777499296 0,5970497961 0,6581504261

10 TCID 2002 0,1632243496 0,1914811621 0,7196727494 0,7610405501

TCID 2003 0,1617617095 0,1824334825 1,0701557861 1,0622063435

TCID 2004 0,1746365192 0,2074075770 1,5689065176 1,4790174757

TCID 2005 0,1701772710 0,2021465041 1,3922684401 1,3302316453

TCID 2006 0,1489420569 0,1647637333 2,0697379692 1,9670148299

TCID 2007 0,1533821554 0,1651212091 2,2564923408 2,1671638344

TCID 2008 0,1261037954 0,1407238578 1,2810465090 1,2518480661

TCID 2009 0,1252857879 0,1414761208 1,8490520902 1,7518877353

TCID 2010 0,1255159224 0,1385849387 1,5263151405 1,4766818887

TCID 2011 0,1238333593 0,1372374195 1,5172421737 1,4667228237

11 KDSI 2002 0,0079230362 0,0262475947 0,3762621503 0,8117199835

KDSI 2003 0,0514841256 0,1827165851 0,5024323223 0,8598001554

KDSI 2004 -0,0656497640 -0,2863934720 0,4513310583 0,8742290239

KDSI 2005 -0,0192191885 -0,0932899688 0,2846744531 0,8526317811

KDSI 2006 0,0167172421 0,0471468226 0,2606125996 0,7378292419

KDSI 2007 0,0267503577 0,0651929116 0,5007387207 0,7951400315


(6)

75

KDSI 2009 0,0190860321 0,0440418844 0,2630441307 0,6806321174

KDSI 2010 0,0302876137 0,0661036725 0,3724461142 0,7124651481

KDSI 2011 0,0402145339 0,0846395117 0,3554297956 0,6937471658

12 KICI 2002 -0,0154831490 -0,0248039008 0,2450885533 0,5287674121

KICI 2003 -0,0743730665 -0,1185225432 0,2230713536 0,5124761557

KICI 2004 -0,1068691305 -0,1990554659 0,3328015001 0,6417936919

KICI 2005 -0,0629514393 -0,1321291470 0,3408611087 0,6859607219

KICI 2006 -0,1056890940 -0,2529496876 0,3179977226 0,7150413448

KICI 2007 0,1961354788 0,2505190625 0,3799265597 0,5145343436

KICI 2008 0,0354597136 0,0463956176 0,2303639281 0,4117747304

KICI 2009 -0,0618742659 -0,0859339112 0,1660152737 0,3995130446

KICI 2010 0,0379289672 0,0509799065 0,3992751870 0,5530617199


Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 44 107

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset (ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 161 93

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Quick Ratio, Banking Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 100 91

Pengaruh Financial Leverage, Return on Equity (ROE), Ukuran Dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 30 95

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97