5. Peraturan Menteri No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini; 6.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
C. Tujuan
1. Memberikan petunjuk kepada guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran. 2. Memberikan petunjuk kepada penyelenggara satuan pendidikan dalam mengelola satuan
PAUD berdasarkan kurikulum sesuai prinsip-prisip pembelajaran anak. 3. Memberikan petunjuk kepada penyelenggara satuan pendidikan dalam mewujudkan
proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat serta karakteristik peserta didik.
D. Sasaran
Pendidik guru, guru pendamping dan pengasuh, Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah, Pengelola, PengawasPenillik, Administrasi dan Petugas Kebersihan, orangtua,
pemangku kebijakan dan masyarakat.
7
Kegiatan Pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan beberapa hal, yakni:
A. Karakteristik cara belajar anak usia dini; 1. Anak belajar secara bertahap.
Anak belajar bertahap sesuai dengan kematangan perkembangan berpikirnya.
Anak belajar dari mulai segala sesuatu yang konkrit, yang dapat dirasakan oleh
inderanya. Anak seorang pembelajar alami dan sangat senang belajar
Raffini, 1993. Anak belajar mulai dengan cara menarik, mendorong,
merasakan, mencicipi, menemukan, menggerak-gerakan dengan berbagai
cara yang disukainya. Anak belajar sejak lahir dan sesungguhnya anak senang
belajar dan mencari pemecahan dari masalah yang dihadapinya. Lind, 1999,
p. 79.
2. Cara berpikir anak bersifat khas.
Duit and Treagust 1995 menyatakan bahwa cara anak berpikir berakar dari pengalamannya sehari-hari. Pengalaman yang sangat membantu dan berharga bagi anak
didapat dari enam sumber yakni: 1 pengalaman sensory, 2 pengalaman berbahasa, 3 latar belakang budaya, 4 teman sepermainan, 5 media masa, dan 6 kegiatan saintis.
Cara anak berpikir tentang dunia sekelilingnya juga mempengaruhi pemahamannya tentang konsep saintis.
8
BAB II PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI
Anak cenderung melihat sesuatu berpusat pada dirinya sendiri atau cara memandang kemanusiaan.
Misalnya saat bonekanya ditinggal di bangku, anak berkata “tunggu ya disitu jangan nakal.” Jadi anak
selalu menggunakan sisi kemanusiaan terhadap benda-benda atau kejadian. Seringkali anak
menggunakan kata-kata yang makna berbeda dengan makna orang dewasa atau pada umumnya. Misalnya
“kemarin aku pergi ke pasar sama ibu.” Kata kemarin bukan berarti sebelum hari ini, tetapi bisa jadi minggu
lalu, dua hari lalu, atau baru saja terlewati. Hal ini karena konsep waktu pada anak belum cukup matang.
3. Anak-anak belajar dengan berbagai cara.
Ana k
s e
na ng
me nga
ma t
i da
n be
r pi
k i
r t
e nt
a ng
l i
ngk unga
nny a
E s
ha c
h F
r i
e d,
2 5
; R
a me
y -
Ga s
s e
r t
, 1
9 9
7 .
Ana k
t e
r mot
i v
a s
i u
nt uk
me nge
k s
pl or
duni a
s e
k i
t a
r ny
a de
nga n
c a
r a
ny a
s e
ndi r
i F
r e
nc h,
2 4
. T
e r
k a
da ng
c a
r a
a na
k be
l a
j a
r t
i da
k di
pa ha
mi or
a ng
de wa
s a
, s
e hi
ngga di
a ngga
p a
na k
i ni
s e
da ng
be r
ma i
n t
a npa
ma k
na a
t a
u ba
hk a
n s
e ba
l i
k ny
a i
a be
r bua
t s
e s
ua t
u y
a ng
na k
a l
.
9
Cont oh
B e
r nus
me muk
ul -
muk ul
di ndi
ng de
nga n
t a
nga n,
s e
k a
l i
- k
a l
i i
a j
uga me
muk ul
me ngguna
k a
n a
l a
t a
t a
u me
nj e
j a
k k
a n
k a
k i
ny a
. S
e l
i nt
a s
i a
s e
da ng
be r
bua t
y a
ng da
pa t
me r
us a
k di
ndi ng
. T
e t
a pi
s a
a t
di t
a ny
a ,
B e
r nus
me nj
a wa
b “
a ne
h y
a k
a l
a u
di puk
ul t
a nga
n s
ua r
a ny
a dung-
dung, k
a l
a u
pa k
e pe
ns i
l j
a di
t e
k t
e k
, t
a pi
k a
l a
u pa
k e
k a
k i
j a
di bum-
bum. ”
R upa
ny a
B e
r nus
s e
da ng
me l
a k
uk a
n pe
r c
oba a
n e
f e
k buny
i pa
da di
ndi ng
.
4. Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial.
Anak terlibat aktif dengan lingkungannya untuk mengembangkan pemahaman mendasar tentang fenomena yang anak amati dan lakukan. Anak juga membangun
keterampilan proses saintis yang sangat penting yaitu mengamati, mengklasisikasikan, dan juga mengelompokkan.
Eshach Fried, 2005; Platz, 2004. Anak belajar banyak pengetahuan dan keterampilan melalui
interaksi dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, dan kemampuan lainnya
berkembang pesat bila anak diberi kesempatan bersosialisasi dengan teman, benda, alat main, dan orang-orang yang ada di
sekitarnya.
5. Anak belajar melalui bermain.
Bermain membantu mengembangkan berbagai potensi anak. Melalui bermain anak diajak bereksplorasi,
menemukan, dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak.
B. Prinsip-prinsip pembelajaran PAUD 1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain