MOTIVASI IBU RUMAH TANGGA BEKERJA DI PT KIRIN MIWON FOODS DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI DESA GUNUNG PASIR JAYA KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2012

(1)

ABSTRAK

MOTIVASI IBU RUMAH TANGGA BEKERJA DI PT KIRIN MIWON FOODS DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN

KELUARGA DI DESA GUNUNG PASIR JAYA KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2012

Oleh Rinawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods. Titik tekan kajiannya pada tingkat pendidikan ibu rumah tangga, pendapatan kepala keluarga, aksesibilitas pabrik, curahan jam kerja, pendapatan ibu, sumbangan pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 31 ibu rumah tangga semua menjadi responden. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data dengan tabel tunggal dan persentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pendapatan kepala keluarga rendah memotivasi ibu rumah tangga bekerja karena 51,61% responden menyatakan pendapatan kepala keluarga rendah dan 48,39% responden yang pendapatan kepala keluarga lebih dari UMR juga memotivasi bekerja karena jumlah tanggungan banyak dan kebutuhan belum terpenuhi (2) Aksesibilitas yang lancar memotivasi ibu rumah tangga bekerja karena jarak rumah dengan pabrik rata-rata 0,8 km (3) Tingkat pendidikan ibu rumah tangga rendah (87,10%) memotivasi bekerja karena pabrik memberikan kebijakan untuk pekerja yang berpendidikan rendah (4) Upah yang diterima memotivasi ibu rumah tangga bekerja karena upah rata-rata Rp 1.709.000/bulan (5) Curahan jam kerja memotivasi ibu rumah tangga bekerja karena masih bisa mengurus rumah tangga (6) Sumbangan pendapatan ibu rumah tangga rata-rata tinggi sebesar 61,67% (Rp 1.450.500/bulan) terhadap pendapatan keluarga (7) Pemenuhan kebutuhan pokok minimum terpenuhi 100%

(31 responden)setelah adanya sumbangan dari ibu rumah tangga. Kata kunci: motivasi, bekerja, ibu rumah tangga


(2)

MOTIVASI IBU RUMAH TANGGA BEKERJA DI PT KIRIN MIWON FOODS DAN SUMBANGANNYA TERHADAP PENDAPATAN

KELUARGA DI DESA GUNUNG PASIR JAYA KECAMATAN SEKAMPUNG UDIK

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh Rinawati

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Peta administrasi Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung

Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 ... 38 2. Peta penggunaan lahan Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan

Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 ... 41 3. Peta asal tenaga kerja PT Kirin Miwon Foods ... 44 4. Piramida penduduk Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Kegunaan Penelitian... 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Pengertian Geografi ... 13

2. Motivasi ... 14

a. Pengertian Motivasi ... 14

b. Motivasi Wanita Bekerja... 15

3. Pendapatan Keluarga ... 16

4. Aksesibilitas ... 18

5. Tingkat Pendidikan ... 20

6. Upah... 21

7. Curahan Jam Kerja ... 22

8. Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga ... 23

9. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga ... 25

10. Penelitian yang Relevan ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30


(5)

C. Varabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 31

1. Variabel Penelitian ... 31

2. Definisi Operasional Variabel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Teknik Observasi ... 34

2. Teknik Dokumentasi ... 34

3. Teknik Wawancara Terstruktur... 35

E. Teknik Analisis Data ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografi Daerah Penelitian ... 36

1. Keadaan Fisik Daerah Penelitian ... 36

a. Letak, Luas, dan Batas Administrasi Daerah Penelitian ... 36

b. Penggunaan Lahan ... 39

2. Keadaan Sosial Daerah Penelitian ... 41

a. Sejarah Singkat Berdirinya PT Kirin Miwon Foods ... 42

b. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 45

c. Komposisi Penduduk ... 46

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 47

2) Piramida Penduduk ... 49

3) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 51

B. Deskripsi Data Primer Hasil Penelitian ... 52

1. Deskripsi Responden ... 52

a. Umur Responden ... 52

2. Penyajian Data dan Pembahasan ... 54

a. Pendapatan Kepala Keluarga ... 54

b. Aksesibilitas Pabrik ... 58

c. Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga ... 62

d. Curahan Jam Kerja ... 64

e. Upah yang Diterima Ibu Rumah Tangga ... 66

f. Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga... 70

g. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum ... 74

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis dan jumlah industri di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan

Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012... 4 2. Jumlah buruh yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods tiap dusun di

Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2012 ... 6 3. Kebutuhan pokok minimum keluarga yang harus dipenuhi perkapita

oleh keluarga responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2012. ... 27 4. Komposisi penggunaan lahan di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan

Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012... 39 5. Komposisi penduduk menurut umur di Desa Gunung Pasir Jaya

Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun

2012 ... 47 6. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Gunung

Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012. ... 51 7. Komposisi responden berdasarkan kelompok umur di Desa Gunung

Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012. ... 52 8. Komposisi pekerjaan pokok dan sampingan beserta pendapatan yang

diperoleh kepala keluarga responden pertahun di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012 ... 54 9. Rincian kebutuhan pokok minimum keluarga yang harus dipenuhi

perkapita oleh keluarga responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik


(8)

10. Pemenuhan kebutuhan pokok minimum responden dari pendapatan yang diperoleh kepala keluarga responden di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012 ... 57 11. Jarak rumah responden ke PT Kirin Miwon Foods bersepeda dan

bersepeda motor di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung

Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012 ... 59 12. Rincian waktu, jarak, dan sarana transportasi yang digunakan oleh

responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012 ... 60 13. Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa

Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2012. ... 63 14. Komposisi responden berdasarkan curahan jam kerja di PT Kirin

Miwon Foods Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik

Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012. ... 66 15.Rincian upah responden dari hasil bekerja di PT Kirin Miwon Foods

Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2012. ... 68 16.Komposisi upah ibu rumah tangga perbulan yang bekerja di PT Kirin

Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung

Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012. ... 69 17.Rincian sumbangan upah responden hasil dari bekerja di PT Kirin

Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur tahun

2012 ... 71 18.Persentase sumbangan ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin

Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur

Tahun 2012. ... 72 19.Pemenuhan kebutuhan pokok minimum responden dari pendapatan

yang diperoleh kepala keluarga responden di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012. ... 75 20.Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga responden dari


(9)

Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012. ... 76


(10)

(11)

MOTO

“Sukses adalah sekumpulan dari doa, usaha terus-menerus, kegigihan, dan penuh semangat”


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Alhamdulillah dan rasa bahagia, kupersembahkan skripsi ini kepada:

Bapak dan Ibuku

Yang tercinta yang telah sabar, ikhlas, dan tulus membesarkan dan mendidikku dengan limpahan kasih sayang, selalu memberikan dukungan, serta tak

henti-hentinya berdoa demi kelulusan dan keberhasilanku.


(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pugungraharjo Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 27 Februari 1990, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Giyat dan Ibu Aminah.

Pendidikan Taman Kanak-kanak tamat di TK Bustanul Athfal Pugungraharjo Lampung Timur tahun 1996, Sekolah Dasar (SD) tamat di SDN 4 Pugungraharjo, Lampung Timur tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tamat di SMPN 1 Sekampung Udik pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) tamat di SMAN 4 Metro pada tahun 2008.

Tahun 2008 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) I di Desa Sumur Kumbang Kalianda Lampung Selatan pada tanggal 9-11 April 2010 dan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) II di Bandung-Pangandaran pada tanggal 11-16 Juni 2011. Pada tanggal 30 Juni-10 Agustus 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Kotagajah Barat Lampung Tengah dan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Nurul Ulum Kotagajah dari tanggal 1 Juli-26 September 2011.


(14)

(15)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Motivasi Ibu Rumah Tangga Bekerja di PT Kirin Miwon Foods dan Sumbangannya terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

Penulis menyadari diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dosen pembimbing dan dosen pembahas penulis. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing Utama, Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pembantu dan selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan selama masa perkuliahan dan bimbingan selama penyusunan skripsi ini, serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan sumbangan pemikiran.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(16)

2. Pembantu Dekan I Bapak Dr. M. Thoha B. Sampoerna Jaya M.S., Pembantu Dekan II Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., dan Pembantu Dekan III Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik penulis dan

seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

6. Kepala Desa Gunung Pasir Jaya yang telah memberikan izin penelitian dan membantu dalam kepentingan penyelesaian skripsi.

7. Teman-teman angkatan 2008 Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis untuk kepentingan penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabatku Andie Irawan dan Versip: Viva, Eda, Sari, Ira, dan Putri, serta Rea, Tere, dan Roka, terimakasih atas motivasi dan bantuannya dalam proses penyelesaian skripsi penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2013 Penulis


(17)

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

Masyarakat pedesaan pada awalnya hanya mengenal pertanian sebagai mata pencaharian utama, tetapi karena adanya industri yang mulai berkembang di pedesaan, kini masyarakat tersebut mulai beralih mencari pekerjaan di sektor industri. Tumbuhnya sektor baru di pedesaan, yaitu kegiatan industri merupakan potensi penting dalam salah satu sistem perekonomian pedesaan di Indonesia. Sektor industri merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kurangnya kesempatan kerja di pedesaan, karena sektor pertanian yang semakin surut. Selain berperan dalam penyedia lapangan kerja, industri juga berperan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Keberadaan lokasi industri yang ada di pedesaan memiliki arti yang sangat besar bagi petani kecil maupun buruh tani yang berpendapatan rendah. Kesempatan kerja akan berpindah dari sektor pertanian ke luar pertanian karena sektor pertanian yang merupakan pekerjaan identik untuk penduduk di pedesaan semakin


(19)

2

merosot peranannya. Dengan adanya industri, masyarakat yang bermatapencarian sebagai petani dan buruh tani yang berpenghasilan rendah memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya.

Penelitian ini merupakan penelitian geografi karena menggunakan salah satu konsep dasar geografi yaitu keterkaitian keruangan. Dalam mengkaji masalah industri terdapat aspek keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan yang merupakan bagian dari konsep dasar geografi. Menurut IGI (Ikatan Geografi Indonesia) dalam Sumadi (2003:50) keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di satu tempat atau ruang.

Konsep keterkaitan keruangan dalam hal ini dapat dilihat dengan berdirinya PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya yang tentu saja memerlukan tenaga kerja untuk mengolah hasil produksi dalam industri tersebut, sehingga secara otomatis industri akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena sektor pertanian yang sudah tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini juga akan disertai dengan timbulnya kaum buruh di daerah sekitar lokasi PT Kirin Miwon Foods tersebut. Kaum buruh inipun tidak hanya terbatas pada kaum laki-laki saja, tetapi para wanitapun juga memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja dalam bidang industri. Hal ini merupakan fenomena sosial yang saling menunjukkan keterkaitan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya di satu tempat atau ruang.

Selain contoh di atas, dapat juga dilihat dari adanya sumber daya alam yang ada di Desa Gunung Pasir Jaya dengan berdirinya PT Kirin Miwon di desa tersebut.


(20)

3

Kedua hal tersebut saling memiliki keterkaitan satu sama lain karena bahan baku untuk pembuatan produk di PT Kirin Miwon Foods mudah didapatkan di Desa ini ataupun dari desa tetangga. Selain itu, Desa Gunung Pasir Jaya merupakan desa yang di kelilingi oleh sungai kecil, sehingga akan memudahkan pabrik untuk mendapatkan sumber air untuk proses produksi dan sebagai sarana untuk membantu dalam pembuangan limbah. Oleh karena itu, industri ini cocok jika ditempatkan di Desa ini karena berbagai faktor pendukung yang ada di Desa Gunung Pasir Jaya. Hal ini menunjukkan keterkaitan antara industri dengan Desa Gunung Pasir Jaya.

Berdirinya suatu industri di suatu desa tentu saja akan memberi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat David M. Smith dalam Edy Haryono (2004:53) dampak langsung kegiatan industri diantaranya dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Desa Gunung Pasir Jaya merupakan salah satu desa di Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur yang memiliki luas 1.026 ha. Desa Gunung Pasir Jaya pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.862 jiwa yang terdiri dari 2.860 penduduk wanita dan 2.002 penduduk laki-laki dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.327 KK yang tersebar di enam dusun (Monografi Desa Gunung Pasir Jaya Tahun 2012).

Menurut BPS (1996:vii) berdasarkan jumlah tenaga kerjanya sektor industri mencakup industri besar (jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang), industri sedang atau menengah (jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang), industri kecil (jumlah tenaga kerja 5-19 orang), usaha kerajinan rumah tangga (jumlah tenaga


(21)

4

kerja kurang dari 5 orang). Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur ini memiliki beberapa kegiatan industri yang telah berkembang . Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki industri, maka Desa Gunung Pasir Jaya memiliki beberapa jenis industri yang telah berkembang. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis industri di Desa Gunung Pasir Jaya, perhatikan Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jenis dan jumlah industri di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur Tahun 2012

No. Jenis Industri Jumlah

(Tempat)

1. Kecil 12

2. Sedang 3

3. Besar 2

Total 17

Sumber: Data Monografi Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa Desa Gunung Pasir Jaya memiliki banyak industri mulai dari industri kecil, sedang, dan besar. Desa Gunung Pasir Jaya memiliki dua industri besar, yaitu PT Kirin Miwon Foods dan PT Umas Jaya Agrotama. Berdasarkan jumlah tenaga kerjanya, industri ini tergolong industri besar karena memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang.

Adanya kegiatan industri di Desa Gunung Pasir Jaya telah membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan. Kesempatan ini tidak terbatas pada kaum pria saja, tetapi juga terbuka bagi kaum wanita. Oleh karena itu, wanita memiliki kesempatan bekerja di luar rumah untuk memberikan kontribusi guna meningkatkan pendapatan keluarganya. Seperti yang diungkapkan


(22)

5

oleh Pudjiwati Sajogyo (1985:132) bahwa dengan berkembangnya industri (teknologi) yang berarti tersedianya pekerjaan yang cocok bagi wanita, maka terbukalah kesempatan kerja bagi wanita.

Pendapatan kepala keluarga yang rendah dan tingginya kebutuhan hidup, membutuhkan alternatif untuk menambah pendapatan keluarga. Salah satunya yaitu dengan mencari pekerjaan sampingan atau tambahan. Pekerjaan sampingan tidak hanya bisa didapatkan oleh kepala keluarga, tetapi juga bisa didapatkan oleh seorang ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga selain sebagai ibu rumah tangga mereka juga berperan dalam membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Hansen (1989:24), kaum wanita yang bekerja di luar rumah memiliki tugas atau peran ganda, yaitu melaksanakan pekerjaan yang mendapat gaji di luar rumah, serta melakukan tugas rumah tangga setelah pulang dari pekerjaan mereka.

Berdasarkan data yang diperoleh saat prasurvey pada bulan Januari 2012, dapat diketahui pendapatan rata-rata yang diperoleh oleh 10 kepala keluarga yang istrinya bekerja di PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik sebesar Rp 700.000 perbulan. Hal tersebut berarti pendapatan yang diperoleh kepala keluarga masih tergolong di bawah UMP Provinsi Lampung, yaitu pendapatan kurang dari Rp 975.000 perbulan (Surat Keputusan Gubernur Lampung No G/757/III.05/HK/2011 Tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2012).

Untuk membantu meningkatkan pendapatan keluarga, ibu rumah tangga yang suaminya berpenghasilan rendah ini bekerja di PT Kirin Miwon Foods. Industri


(23)

6

ini telah membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan. Untuk lebih jelasnya mengenai buruh di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya yang tersebar di enam dusun dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah buruh yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods tiap dusun di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik 2012

N

o Dusun

Pria Wanita

Jumlah % Belum Menikah Sudah Menikah Belum Menikah Sudah Menikah

1 Dusun I 6 29 - 5 40 18,2

2 Dusun II 4 28 - 4 36 16,3

3 Dusun III 3 25 - 5 33 15,5

4 Dusun IV 4 24 - 3 31 14,1

5 Dusun V 5 30 - 8 43 19,6

6 Dusun VI 3 28 - 6 37 16,8

Jumlah 25 164 - 31 220 100,0

Sumber: Data Personalia PT Kirin Miwon Foods

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat kaum pria yang sudah menikah maupun belum menikah, tetapi dari keseluruhan jumlah terdapat 14,09% yang telah berstatus sebagai ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh di PT Kirin Miwon Foods.

Aksesibilitas merupakan salah satu faktor yang penting bagi ibu rumah tangga untuk menuju lokasi tempat bekerja. Suatu lokasi yang mudah atau susah dijangkau biasanya akan mempengaruhi sesorang untuk bekerja di tempat tersebut. Aksesibilitas merupakan ukuran kenyamanan atau kemudahan suatu tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black, 1981). Aksesibilitas tempat kerja biasanya akan menjadi pertimbangan untuk bekerja di tempat tersebut. Ibu rumah tangga bekerja menuju PT Kirin Miwon Foods menggunakan sepeda dan


(24)

7

sepeda motor. Dengan menggunakan alat transportasi tersebut, ibu rumah tangga berharap dapat menghemat ongkos perjalanan.

Aktivitas pekerjaan yang dilakukan ibu rumah tangga ini terbatas pada proses pengepakan yang tidak banyak membutuhkan keterampilan yang khusus. Hal ini dikarenakan pada saat perekrutan tenaga kerja pendidikan pekerja wanita tidak diutamakan oleh pihak pabrik, sehingga rata-rata pendidikan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga berpendidikan rendah. Rendahnya pendidikan ibu rumah tangga akan berpengaruh pada jenis pekerjaan yang dapat dilakukannya, karena dengan pendidikan yang rendah akan menyebabkan keterampilan yang dimiliki seseorang terbatas pula.

Curahan jam kerja akan mempengaruhi hasil kerja dan besar kecilnya pendapatan seseorang. Semakin lama seseorang bekerja pada pekerjaan yang sama maka orang tersebut akan semakin terlatih dan terampil dalam bekerja dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

Ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods melakukan aktivitas pengepakan atau packing dengan sistem upah yang dibayarkan setiap bulan. Ibu rumah tangga akan mendapatkan pendapatan pokok sebesar Rp 1.500.000 perbulan. Gaji yang diterima setiap bulan akan mendapat tambahan jika melakukan kerja lembur pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan tambahan gaji dari kerajinan masuk kerja sebesar Rp 45.000 perbulan (Wawancara Personalia PT Kirin Miwon Foods tahun 2012). Pendapatan kepala keluarga yang rendah akan memaksa ibu rumah tangga untuk melakukan pekerjaan di luar rumah guna menambah pendapatan keluarga yang diharapkan


(25)

8

akan mampu menutupi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga. Hal inilah yang menyebabkan para istri bekerja sebagai buruh pabrik dengan harapan dapat membantu suami untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Upah yang diperoleh ibu rumah tangga dari pekerjaan sampingannya sebagai buruh di PT Kirin Miwon Foods ini seluruhnya disumbangkan ke dalam pendapatan keluarga, sehingga pendapatan tersebut dapat dipergunakan untuk membantu kepala keluarga guna memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga. Tenaga kerja wanita disetiap sektor lapangan usaha, nyatalah bahwa mempunyai sumbangsih yang cukup besar (Pudjiwati Sajogyo,1985:130).

Berdasarkan uraian tersebut, ibu rumah tangga memiliki semangat dan motivasi yang besar untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Keikutsertaan ibu rumah tangga untuk bekerja sebagai buruh pabrik di PT Kirin Miwon Foods antara lain dikarenakan pendapatan keluarga yang rendah dan semakin tingginya kebutuhan hidup, sehingga memerlukan adanya sumbangan atau kontribusi pendapatan dari anggota keluarga yang lain untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum keluarga guna mendapatkan kesejahteraan keluarga. Hal tersebut sangat menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods dan sumbangannya terhadap pendapatan keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur”.


(26)

9

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat diidentifikasikan ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods adalah karena termotivasi oleh faktor seperti:

1) Pendapatan kepala keluarga rendah 2) Aksesibilitas pabrik

3) Pendidikan ibu rumah tangga rendah 4) Curahan jam kerja

5) Upah yang diterima

6) Sumbangan pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga 7) Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah pendapatan kepala keluarga yang rendah menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012? 2) Apakah aksesibilitas dari pabrik menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja

di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012?

3) Apakah kebijakan pabrik yang tidak mengutamakan pendidikan menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung


(27)

10

Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012?

4) Apakah upah yang diterima ibu rumah tangga menjadi motivasi bekerja di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012?

5) Apakah curahan jam kerja ibu rumah menjadi motivasi di PT Kirin Miwon Foods Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012?

6) Berapakah sumbangan pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga Di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur Tahun 2012?

7) Berapa persen pemenuhan kebutuhan pokok keluarga dengan adanya ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur Tahun 2012?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods yang mencakup pendapatan kepala keluarga, aksesibilitas antara tempat kerja dengan rumah, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, upah yang diterima oleh ibu rumah tangga, curahan jam kerja ibu rumah tangga, besarnya sumbangan pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum


(28)

11

keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2) Merupakan aplikasi dari berbagai pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah terutama Geografi Ekonomi terhadap fenomena sesungguhnya di lapangan dan kehidupan masyarakat tertentu di muka bumi.

3) Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai kegiatan sosial ekonomi penduduk dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

4) Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Kelas VII Semester Genap Bab VIII Pokok Bahasan Pola Penggunaan Lahan dan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Sub Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi Penduduk.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1) Ruang lingkup subjek penelitian adalah ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur.

2) Ruang lingkup objek penelitian ini adalah motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods dan sumbangannya terhadap pendapatan


(29)

12

total keluarga di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur.

3) Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur tahun 2012. 4) Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Ekonomi

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:54), Geografi Ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang seperti pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pendapat di atas digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang lingkup dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini yang menjadi objek pokoknya manusia dan berhubungan dengan aktivitas ekonomi yaitu, pendapatan kepala keluarga yang rendah, aksesibilitas pabrik, pendidikan ibu rumah tangga, curahan jam kerja, upah yang diterima ibu rumah tangga, sumbangan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.


(30)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi

Pengertian Geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Sumadi (2003:4) Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Geografi banyak membahas hubungan antara manusia dan alam lingkungan tempat tinggalnya melalui berbagai upaya memanfaatkan sumber daya alam guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Secara umum geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi manusia. Menurut Daldjoeni (1996:142), sebenarnya tidak ada perbedaan antara geografi sosial dengan geografi manusia tidaklah lain hanya menguraikan dan menjelaskan perilaku kelompok-kelompok manusia (atau masyarakat) di berbagai region (wilayah) atau daerah yang luas.

Selanjutnya, Nursid Sumaatmadja (1988:54) menyatakan bahwa Geografi Ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya berdasarkan struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, titik berat studinya adalah aspek keruangan aktivitas ekonomi manusia yang termasuk ke dalamnya


(31)

14

bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, dan komunikasi. Dari pengertian tersebut, pokok-pokok yang dibahas dalam Geografi Ekonomi mencakup bentuk perjuangan hidup manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan materilnya dengan berbagai masalahmya dalam interaksi keruangan. Kaitan penelitian ini dengan kajian Geografi Ekonomi yaitu berhubungan dengan aspek aktivitas ekonomi manusia, seperti pendapatan kepala keluarga, aksesibilitas pabrik, pendidikan ibu rumah tangga, curahan jam kerja, sumbangan pendapatan ibu rumah tangga, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

2. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan (http//.supiani.staff.gunadarma.ac.id//). Pengertian motivasi menurut Sardiman (1994:73) adalah:

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dari luar subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Selanjutnya, Siagian (1995:142) menyatakan dari segi Taksonomi motivasi berasal dari kata “movere” dalam bahasa Latin yang artinya bergerak, berbagai


(32)

15

hal yang biasanya dalam definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif. Motivasi tidak akan ada jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan. Rangsangan terhadap hal tersebut yang akan menimbulkan motivasi.

b. Motivasi Wanita Bekerja

Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi yang timbul dari dalam diri karyawan, Siagian (1995: 171) menyatakan antara lain:

1. Faktor intrinsik, yaitu faktor motivasi yang timbul dari dalam karyawan tersebut antara lain:

a. Kemajuan karyawan b. Kompetensi karyawan c. Tanggung jawab pribadi

2. Faktor ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari luar diri karyawan tersebut antara lain:

a. Upah atau gaji yang besar

b. Kompensasi yang diberikan perusahaan c. Kondisi kerja yang menyenangkan d. Posisi atau penempatan kerja karyawan

e. Hubungan baik dengan atasan dan teman sekerja.

Seorang wanita, khususnya ibu rumah tangga juga dapat bekerja di luar rumah karena termotivasi oleh hal-hal tertentu, seperti kurangnya penghasilan dari suami, sehingga membutuhkan bantuan darinya. Jika istri ikut bekerja, maka pendapatan keluargapun akan bertambah. Hal ini sesuai dengan pendapat Tapi Omas Ihromi (1990:90) bahwa motivasi bekerja dari seorang wanita selain ikut memenuhi kebutuhan ekonomi karena penghasilan suami yang kurang mencukupi, tetapi juga untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan serta sarana aktualisasi diri.


(33)

16

Wanita pada saat ini menyandang berbagai peran dan tanggung jawab baik di dalam rumah maupun di lingkungan pekerjaan. Sebagai ibu rumah tangga ia dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga, sedangkan sebagai tenaga kerja harus mengikuti segala peraturan yang ada. Menurut Mudzhar, (2001:34) mengenai motivasi seorang wanita bekerja di luar rumah adalah:

a. Untuk menambah penghasilan keluarga

b. Untuk ekonomi yang tidak tergantung dari suami

c. Menghindari rasa kebosanan atau untuk mengisi waktu kosong karena ketidakpuasan dalam pernikahan

d. Karena mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan.

Selanjutnya, Siagian (1995:179) dalam teori harapan menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan. Ibu rumah tangga yang bekerja memiliki harapan akan mendapatkan hasil atau upah yang kemudian dapat digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang belum terpenuhi. Berdasarkan pengertian motivasi bekerja yang telah dikemukakan, maka penulis menyimpulkan bahwa unsur-unsur yang dipergunakan sebagai faktor yang motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods yaitu dikarenakan pendapatan kepala keluarga yang rendah, aksesibilitas pabrik, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, upah yang diterima ibu rumah tangga, dan curahan jam kerja.

3. Pendapatan Keluarga

Setiap keluarga mempunyai tingkat pendapatan yang berbeda-beda. Pendapatan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung kelangsungan kehidupan


(34)

17

suatu rumah tangga, dan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat jelas melalui besarnya pendapatan yang diterima oleh keluarga yang bersangkutan. Mengenai pentingnya sumber pendapatan dari anggota keluarga yang lain menurut Tapi Omas Ihromi (1990:103) menyatakan bahwa:

Kondisi rumah tangga pada lapisan bawah dan lapisan menengah memerlukan sumber penghasilan yang berganda. Penghasilan bapak rumah tangga tidak cukup untuk dapat menghidupi seluruh keluarga. Ibu dan anak-anak pada umumnya turut menyumbangkan penghasilan dan karena adanya sumber yang aneka itu, maka berbagai kebutuhan dapat terpenuhi. Sumbangan dari para ibu dan anak ada yang dapat diperhitungkan dengan uang, tetapi ada juga yang tidak dapat diperhitungkan langsung dengan uang. Misalnya, anak sulung yang menjaga adiknya, ketika ibu bekerja.

Selanjutnya, Tapi Omas Ihromi (1990:2) menyatakan tugas untuk memperoleh penghasilan keluarga secara tradisional terutama dibebankan pada suami sebagai kepala keluarga, sedangkan peran istri hanya dianggap sebagai penambah penghasilan keluarga. Orang bekerja untuk menghasilkan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok: sandang, pangan, papan memang perlu, sebab tanpa uang orang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok (Nancy Van Vuuren, 1988:115).

Bagi manusia pemenuhan kebutuhan pokok adalah hal yang sangat penting. Untuk itu pemenuhan kebutuhan pokok harus diusahakan dan disediakan agar terpenuhi. Menurut Totok Mardikanto (1990:23), kebutuhan pokok adalah kebutuhan manusia yang mencakup sembilan pokok yang meliputi beras 140 kg, ikan asin, 15 kg, gula pasir 3,5 kg, tesktil kasar 4 meter, minyak tanah 60 liter, sabun 20 kg, kain batik 2 potong, minyak goring 6 kg, dan garam 9 kg. Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1985:326) membedakan pendapatan menjadi dua macam, yaitu:


(35)

18

1. Pendapatan pokok, yaitu pendapatan utama yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang dilakukan secara tetap memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

2. Pendapatan tambahan/ sampingan, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sambilan yang digunakan untuk kepentingan keluarga.

Pendapatan yang diperoleh dari kepala keluarga akan dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga. Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Terpenuhi apabila pengeluaran perkapita perbulan lebih kecil dari pendapatan b. Tidak terpenuhi apabila pengeluaran perkapita perbulan lebih besar dari

pendapatan (Totok Mardikanto 1990:23).

Jadi, pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga atau suami yang bekerja dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan yang dinilai dalam rupiah dan dihitung dalam rata-rata satu tahun dan satu bulan. Selanjutnya, untuk mengetahui tinggi atau rendahnya pendapatan kepala keluarga akan dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

4. Aksesibilitas

Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan lokasi yang menjadi ukuran adalah jarak, waktu tempuh, kelengkapan, dan kualitas dari fasilitas yang tersedia. Seperti adanya jalan yang bagus, adanya swalayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dll. Tak jarang aksesibilitas menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan tempat tinggal, tempat bekerja, ataupun untuk


(36)

19

pendidikan (http://athidanalyst.blogspot.com/2011/07/aksesibilitas.html). IGI (Ikatan Geografi Indonesia) dalam Sumadi (2003:44) menyebutkan bahwa keterjangkauan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut juga accessibility tidak selalu berkait dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susah lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Menurut Bambang Susantono (2004:24) mengenai pengertian aksesibilitas adalah:

Aksesibilitas merupakan suatu ukuran potensial atau kemudahan orang untuk mencapai tujuan dalam suatu perjalanan. Karakteristik sistem transportasi ditentukan oleh aksesibilitas. Aksesibilitas memberikan pengaruh pada beberapa lokasi kegiatan atau tata guna lahan. Lokasi kegiatan juga memberikan pengaruh pada pola perjalanan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Selanjutnya, Siagian (1995:131) menyatakan bahwa tidak mustahil seseorang bersedia bekerja dan menerima tingkat upah atau gaji yang rendah dari yang mungkin diterimanya asal saja lokasi tempat pekerjaannya itu dekat dengan tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk angkutan dan waktu yang dapat dihemat menuju tempat bekerja dan tempat tinggal.

Pengertian jarak menurut Daldjoeni (1996:232) adalah:

Jarak merupakan sesuatu yang harus ditempuh dari suatu lokasi ke lokasi yang lain, jarak dapat dinyatakan dengan jarak mutlak dan jarak nisbi. Jarak mutlak diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, km, meter, dan sebagainya. Selain itu jarak tidak terlalu diartikan sebagai ukuran fisik untuk mencapai lokasi yang dituju. Jarak dapat meliputi jarak ongkos dan jarak waktu.

Jarak waktu diukur dengan nilai sekian jam dan menit perjalanan, sedangkan jarak ongkos diukur dengan nilai mata uang dan perubahan kurs yang ditentukan pula


(37)

20

oleh jarak mutlak dan jarak waktu. Jauh dekatnya jarak antara dua tempat akan mempengaruhi tarif atau ongkos angkutan. Semakin jauh jarak dua tempat, maka tarif akan semakin tinggi. Lokasi pabrik yang dekat dengan tempat atau pemukiman akan menimbulkan daya tarik penduduk untuk bekerja di tempat tersebut, karena akan memperkecil biaya ongkos perjalanan.

Pada dasarnya manusia menghendaki mendapatkan pekerjaan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, sehingga dengan jarak yang dekat tidak akan banyak menuntut waktu, ongkos perjalanan, tenaga yang harus dikeluarkan dan berbagai alasan lainnya. Jadi, aksesibilitas pabrik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kemudahan untuk mencapai lokasi pabrik sehingga ibu rumah tangga termotivasi untuk bekerja di PT Kirin Miwon Foods.

5. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi setiap manusia karena pendidikan akan mempengaruhi jenis mata pencaharian yang akhirnya akan berpengaruh terhadap jumlah pendapatan seseorang, bahkan pemerintah Indonesia telah mewajibkan penduduknya untuk menempuh pendidikan 9 tahun yakni pendidikan dasar (SD sederajat) dan pendidikan menengah (SMP sederajat). Dengan bekal pendidikan diharapkan manusia memiliki bekal yang cukup untuk dapat mengikuti perkembangan zaman. Mengenai pentingnya pendidikan menurut Loekman Soetrisno (1997:2) adalah:

Pendidikan merupakan wahana yang ampuh untuk mengangkat manusia dari berbagai ketinggalan, termasuk dalam lembah kemiskinan, melalui pendidikan selain memperoleh kepandaian berupa keterampilan berolah pikir, manusia juga memperoleh wawasan baru yang akan membantu upaya meningkatkan harkat hidup mereka. Pendidikan yang rendah menyebabkan keluarga miskin dan harus


(38)

21

mau menerima pekerjaan yang rendah baik dari segi upah ataupun jenis pekerjaannya.

Lebih lanjut Djumhana (1994:25), menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jadi, berdasarkan pendapat tersebut tingkat pendidikan ibu rumah tangga dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh ibu rumah tangga adalah jenjang pendidikan yang diikuti hingga mencapai kelas tertinggi dari sekolah yang berakhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah baik sekolah negeri atau swasta, yaitu pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA), dan perguruan tinggi.

6. Upah

Upah atau gaji yang diterima oleh tenaga kerja yang memadai dapat menjadikan faktor penyemangat dalam meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Dengan pendapatan yang tinggi, maka secara ekonomi tentu akan meningkatkan tingkat kesejahteraan pekerja. Selanjutnya, pengertian pendapatan menurut Kaslan A. Tohir (1991:75) adalah hasil yang diterima dari seseorang baik berupa uang atau barang, maupun gaji yang diterima oleh suatu penduduk tertentu.

Badan Pusat Statistik (1996:10) mengklasifikasikan balas jasa untuk pekerja menjadi dua yaitu:

a. Upah atau gaji adalah jasa perusahaan untuk karyawan atau pekerja sebelum dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang.

b. Upah lembur, hadiah, bonus

- Upah lembur adalah upah yang diberikan atau dibayarkan kepada pekerja atau karyawan yang bekerja di luar jam kerja biasa.

- Hadiah adalah pengeluaran perusahaan atau usaha berupa uang atau barang yang diberikan kepada pekerja yang sifatnya sewaktu-waktu.


(39)

22

- Bonus adalah sesuatu yang diberikan perusahaan kepada pekerja dalam bentuk uang yang dibayarkan setahun sekali.

Selanjutnya, Tapi Omas Ihromi (1990:34) menerangkan tentang tugas suami dan istri bahwa sebenarnya tugas untuk memperoleh penghasilan keluarga secara tradisional terutama dibebankan kepada suami sebagai kepala keluarga, sedangkan peran istri yang bekerja hanya dianggap sebagai penambah penghasilan keluarga. Jadi, upah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gaji atau upah yang diterima oleh ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods yang berupa gaji dari kerja pokok maupun kerja lembur.

7. Curahan Jam Kerja

Setiap pekerjaan pasti memiliki curahan jam kerja. Jam kerja seseorang tentunya akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang akan mereka terima sebagai imbalan jasa atas hasil kerjanya. Semakin lama seseorang itu bekerja dibandingkan menghabiskan waktunya untuk bersantai maka akan semakin besar upah yang mereka peroleh. Buruh yang bekerja normal 35 jam atau kurang tetapi mencari pekerjaan tambahan karena produktivitasnya yang rendah sehingga pendapatannyapun juga rendah (Zainab Bakir dan Chris Manning, 1984:199).

Pengertian curahan jam kerja menurut Kartasapoetra (1987:197) adalah jam kerja yang diperlukan untuk memproduksi hasil yang telah direncanakan. Lamanya jam kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja atau pendapatan. Kerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu termasuk pekerja keluarga tanpa


(40)

23

upah yang membantu dalam suatu kegiatan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut yang dimaksud dengan curahan jam kerja dalam penelitian ini adalah waktu yang dipergunakan oleh ibu rumah tangga untuk bekerja di PT Kirin Miwon Foods setiap minggunya yang dihitung dalam jam.

Curahan jam kerja menurut BPS Jakarta (1996:12) digolongkan dalam dua kelompok, yaitu:

1) Curahan jam kerja rendah apabila curahan jam kerja kurang dari atau sama dengan 35 jam/minggu

2) Curahan jam kerja tinggi apabila curahan jam kerja lebih dari 35 jam/minggu.

Jadi, jumlah jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah banyaknya waktu yang dicurahkan oleh ibu rumah tangga dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya dalam satu minggu yang dihitung dalam satuan jam.

8. Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga

Sumbangan adalah uang tunai yang diberikan kepada suatu perkumpulan dan lain sebagainya (Depdikbud, 2005:459). Wanita juga memberikan sumbangan-sumbangan penting untuk kesejahteraan keluarga, sebagian pekerjaan mereka lakukan di dalam atau di luar rumah (Hanna Papanek ,1980:63). Ibu rumah tangga selain tugasnya melakukan pekerjaan rumah seperti mengurus anggota rumah tangga, memasak, mencuci, dan lain sebagainya diharapkan dapat memberikan sumbangannya dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Ibu yang bekerja tersebut bertujuan untuk membantu kepala keluarga dalam memenuhi dan mencukupi kebutuhan rumah tangga demi meningkatkan


(41)

24

kesejahteraan anggota keluarga. Hal ini didukung dengan pendapat Sitanggang (1990:87) dalam kenyataannya, karena wanita dari kelas bawah lebih banyak menghadapi kesulitan ekonomi, maka banyak yang terpaksa bekerja di luar rumah tangga sehingga ada dalam posisi ekonomi yang lebih kuat.

Hanna Papanek (1980:64) menyatakan bahwa pada dasarnya pekerja wanita sangat dipengaruhi oleh ketidakstabilan ekonomi yang keluarganya sangat tergantung pada pendapatan orang bekerja. Ketidakstabilan ekonomi itu berarti bahwa wanita dapat turut serta mencari tambahan pendapatan untuk kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, ibu rumah tangga lebih giat mencari kesempatan kerja untuk mendapatkan uang tambahan guna membantu menanggulangi biaya hidup. Dengan demikian, ibu rumah tangga bukan hanya sebagai pelengkap dalam rumah tangga, tetapi juga aktif dalam meningkatkan pendapatan keluarga, terutama bagi rumah tangga yang keadaan ekonominya lemah.

Jadi, sumbangan pendapatan ibu rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan hasil pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga dari bekerja di PT Kirin Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga. Sumbangan pendapatan ini dapat dihitung dengan menjumlahkan pendapatan dari hasil pekerjaan pokok dan sampingan kepala keluarga atau suami dengan pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di pabrik, pendapatan inilah yang disebut dengan pendapatan keluarga, kiemudian hasil pendapatan dari ibu rumah tangga dibagi dengan pendapatan keluarga kemudian dikalikan dengan seratus persen (100%).


(42)

25

9. Pemenuhan Kebutuhan Pokok Minimum Keluarga

Setiap keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi anggota keluarganya berbeda-beda. Menurut Hendra Esmara dalam H. Djoko Sudantoko (2009: 49), komponen kebutuhan dasar primer untuk bangsa Indonesia mencakup pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Selanjutnya, Emil Salim (1984:54) menyatakan bahwa kebutuhan pokok memuat dua unsur penting, pertama: pangan, pakaian, tempat berteduh, dan keperluan fisik; kedua : jasa umum seperti air minum yang bersih, sanitasi, fasilitas pendidikan, kesehatan, angkutan umum, dan lain-lain.

Kebutuhan pokok adalah sejumlah komponen dasar yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam menjalani hidup secara layak. Untuk mengukur kebutuhan sembilan bahan pokok keluarga digunakan perhitungan pemenuhan kebutuhan pokok minimum perkapita pertahun, seperti yang dinyatakan oleh Arie Kusuma Dewa dalam Totok Mardikanto (1990:23), kebutuhan pokok minimum perkapita dapat diukur dengan menggunakan standar pemenuhan kebutuhan pokok meliputi beras 140 kilogram, ikan asin 15 kilogram, gula pasir 3,5 kilogram, tekstil kasar 4 meter, minyak tanah 60 liter, minyak goreng 6 kilogram, garam 20 kilogram, sabun 20 kilogram dan kain batik 2 potong. Selanjutnya, untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga, dihitung dengan mengalikan jumlah tanggungan keluarga dengan pemenuhan kebutuhan pokok per kapita. Harga setiap kebutuhan pokok masing-masing daerah berbeda-beda,, sehingga penentuan harga dari masing-masing kategori pemenuhan kebutuhan pokok tersebut berdasarkan harga yang berlaku pada daerah penelitian. Berdasarkan


(43)

26

pendapat tersebut, kebutuhan pokok keluarga yang harus dipenuhi oleh keluarga responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods terdapat pada Tabel berikut: Tabel 3. Kebutuhan pokok minimum keluarga yang harus dipenuhi perkapita

oleh keluarga responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2012

No. Jenis Kebutuhan Pokok Jumlah Kebutuhan

(Orang per tahun) Harga Satuan (Rp)

Total (Rp)

1 Beras 140 Kg 7.500 1.050.000

2 Ikan Asin 15 Kg 20.000 300.000

3 Gula Pasir 3,5 Kg 10.000 35.000

4 Tekstil Kasar 4 meter 15.000 60.000

5 Minyak Tanah 60 liter 10.000 600.000

6 Minyak Goreng 6 Kg 12.000 72.000

7 Garam 9 Kg 5.000 45.000

8 Sabun 20 Kg 12.000 240.000

9 Kain Batik 2 potong 50.000 100.000

Jumlah 2.502.000

Sumber: Totok Mardikanto dan Hasil Survey di Pasar Pugungraharjo Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa kebutuhan pokok minimum orang pertahun berdasarkan harga jual sembilan bahan pokok adalah Rp 2.502.000. Jika pemenuhan kebutuhan dihitung perbulan, maka kebutuhan pokok minimum perorang adalah Rp 208.500 dengan ketentuan apabila jumlah pengeluaran perorang perbulan lebih atau sama dengan Rp 208.500, maka kebutuhan pokok dikategorikan terpenuhi, dan apabila jumlah pengeluaran perorang perbulan lebih kurang dari Rp 208.500, maka kebutuhan pokok dikategorikan tidak terpenuhi. Selanjutnya dilihat dari perhitungan garis kemiskinan dengan klasifikasi berikut: Pemenuhan kurang 75% tergolong sangat miskin, pemenuhan 76% sampai 125% tergolong miskin, pemenuhan lebih dari 125% sampai 200% tergolong hampir miskin, pemenuhan lebih dari 200% tergolong tidak miskin (Totok Mardikanto, 1990:24). Jadi, dalam penelitian ini pemenuhan kebutuhan pokok minimum


(44)

27

perbulan keluarga dapat diketahui dengan mengalikan antara jumlah kebutuhan pokok minimum perorang dengan jumlah anggota keluarga.

10.Penelitian yang Relevan

Yulaini (2008), hasil penelitiannya tentang sumbangan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan tahun 2008, (1) Besarnya sumbangan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket terhadap pendapatan total rumah tangga yaitu sebesar 54,05%, sebanyak 11,29% rumah tangga responden kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi, sebanyak 88,71% belum terpenuhi (2) Perbandingan pendapatan ibu rumah tangga pengarjin songket yaitu sebesar 55,25% dan kepala rumah tangga 44,75%.

Lina Marlina (2005), hasil penelitiannya tentang faktor-faktor yang menyebabkan ibu rumah tangga bekerja di PT Kendi Arindo dan sumbangannya dalam pendapatan rumah tangga di Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Lampung Selatan adalah (1) Sebesar 95,92% pendapatan keluarga rendah, yaitu kurang dari atau sama dengan Rp 405.000 (2) Pendidikan responden rendah karena sebanyak 98,08% berpendidikan SD dan SMP (3) jarak rumah responden dengan pabrik dekat, karena 52,92% menempuh jarak kurang dari atau sama dengan 15 menit dan 52,92% responden menempuh jarak kurang dari atau sama dengan 1 km (4) sebanyak 51,62% ibu rumah tangga menyumbangkan pendapatannya dalam rumah tangga kurang dari atau sama dengan 50% perbulan ke dalam pendapatan keluarga dan sebanyak 40,38% ibu rumah tangga menyumbangkan pendapatannya lebih dari 50% perbulan.


(45)

28

Fatmah Nur Ulinhana (2011), hasil penelitiannya tentang kedudukan dan peran perempuan dalam menopang penghasilan keluarga pada buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang yaitu: (1) Kedudukan buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi dalam keluarga adalah setara atau sama dengan laki-laki yang dapat dilihat dari pengambilan keputusan yang diambil (2) Buruh perempuan kerajinan tanduk kerbau dan sapi memiliki tiga peranan dalam rumah tangganya yaitu peran produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan (kerja sosial), (3) Terdapat tiga faktor yang mendorong perempuan (istri) bekerja sebagai buruh kerajinan tanduk kerbau dan sapi, yaitu faktor ekonomi dan keterampilan, faktor pendidikan, serta faktor usia.

B. Kerangka Pikir

Sektor industri merupakan salah satu strategi pembangunan ekonomi di Indonesia. Saat ini sektor industri telah berkembang hingga pedesaan dan berperan sebagai penyerap tenaga kerja karena peranan sektor pertanian yang semakin merosot, terutama dalam hal kesempatan kerja. Dengan adanya sektor industri di pedesaan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat di pedesaan. PT Kirin Miwon Foods merupakan salah satu industri di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur yang mampu menyerap tenaga kerja dan membantu meningkatkan pendapatan penduduk. Tenaga kerja yang diserap PT Kirin Miwon Foods tidak terbatas hanya kaum laki-laki saja, tetapi kaum wanitapun juga memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di pabrik tersebut.


(46)

29

Pendapatan keluarga yang rendah dan tingginya kebutuhan hidup merupakan penyebab para istri bekerja untuk membantu suami dengan harapan memenuhi kekurangan yang ada. Dengan adanya istri yang bekerja diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada keluarga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Motivasi lain yang menyebabkan ibu rumah tangga bekerja juga dapat berasal dari adanya aksesibilitas pabrik yang mudah dijangkau karena dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda dan sepeda motor dan tidak membutuhkan waktu yang tidak lama, serta tidak mengeluarkan ongkos perjalanan. Hal tersebut membuat para ibu rumah tangga lebih giat mencari kesempatan kerja untuk mendapatkan uang tambahan guna menambah pendapatan keluarga. Upah yang diterima ibu rumah tangga dari bekerja di PT Kirin miwon Foods diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarga dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi atau sumbangan kepada pendapatan keluarga. Sehingga dalam hal ini, wanita memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai ibu rumah tangga yang memiliki tugas pokok mengatur rumah tangga, juga mampu bekerja di luar rumah sebagai buruh pabrik guna membantu suami memenuhi kebutuhan pokok keluarga.


(47)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Muhammad Ali (1984:120) adalah:

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk berupaya memecahkan atau berusaha menjawab permasalahan yang sedang dihadapi dalam situasi sekarang, dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi data, pengolahan data/analisis data, membuat laporan dan kesimpulan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dalam pencapaian suatu tujuan dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mengetahui motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods dan sumbangannya terhadap pendapatan keluarga.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang bekerja di PT


(48)

31

Kirin Miwon Foods di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 31 orang yang tersebar di enam dusun.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131). Selanjutnya, Suharsimi Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Jadi, penelitian ini tidak menggunakan sampel dikarenakan populasi penelitian berjumlah 31 ibu rumah tangga.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah pendapatan kepala keluarga, aksesibilitas pabrik, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, curahan jam kerja, upah yang diterima, sumbangan pendapatan ibu rumah tangga, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.


(49)

32

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana mengukur suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Pendapatan kepala keluarga

Pendapatan kepala keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dari pekerjaan pokok dan sampingan yang dinilai dalam rupiah. Pendapatan yang diperoleh dari kepala keluarga akan dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga. Selanjutnya, dilihat dengan klasifikasi sebagai berikut: a. Terpenuhi apabila pengeluaran perkapita perbulan lebih kecil dari

pendapatan

b. Tidak terpenuhi apabila pengeluaran perkapita perbulan lebih besar dari pendapatan.

(2) Aksesibilitas pabrik

Aksesibilitas pabrik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kemudahan untuk menuju lokasi di PT Kirin Miwon Foods, seperti jalan, transportasi, dan kelengkapan fasilitas lainnya.

(3) Tingkat pendidikan ibu rumah tangga

Tingkat pendidikan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah jenjang pendidikan sekolah (formal) terakhir yang dicapai oleh ibu rumah tangga yaitu pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMU/SMK)


(50)

33

dan pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana). Kriterianya adalah sebagai berikut:

a. Tamat SD dan SMP : Rendah b. Tamat SMU/SMK : Menengah c. Tamat Diploma/Sarjana : Tinggi (4) Curahan jam kerja

Curahan jam kerja yang dimaksud adalah berapa lama atau berapa banyak waktu yang digunakan ibu rumah tangga untuk bekerja yang dinyatakan dalam jumlah jam perminggu. Adapun kriteria curahan jam kerja tersebut meliputi:

a. Rendah, apabila ≤ 35 jam/minggu

b. Tinggi, apabila > 35 jam/minggu

(5) Upah yang diterima ibu rumah tangga

Upah yang dimaksud adalah upah yang diperoleh ibu rumah tangga yang dinilai dalam rupiah dan dihitung dalam rata-rata satu bulan.

a. Upah dinyatakan rendah apabila pendapatan yang diterima ibu rumah tangga kurang dari atau sama dengan UMP (Upah Minimum Propinsi) tahun 2012.

b. Upah dinyatakan tinggi apabila pendapatan yang diterima ibu rumah tangga lebih dari UMP (Upah Minimum Propinsi) tahun 2012.


(51)

34

Sumbangan ibu rumah tangga yang dimaksud adalah besarnya pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga dari bekerja di PT Kirin Miwon Foods terhadap pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen.

a. Persentase sumbangan pendapatan rendah, apabila persentase pendapatan ibu rumah tangga ≤ 50% dari pendapatan keluarga.

b. Persentase sumbangan pendapatan tinggi, apabila persentase pendapatan ibu rumah tangga > 50% dari pendapatan keluarga.

(7) Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga

Untuk mendapatkan jumlah pemenuhan kebutuhan pokok dapat dihitung dengan mengalikan jumlah tanggungan dengan kebutuhan pokok minimum keluarga. Selanjutnya, diklasifikasikan berdasarkan :

a. Pemenuhan kebutuhan kurang dari 75% adalah miskin sekali b. Pemenuhan kebutuhan 75% - 125% adalah miskin

c. Pemenuhan kebutuhan 125% - 200% adalah hampir miskin d. Pemenuhan lebih dari 200% adalah tidak miskin

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan sengaja dan sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala psikis untuk kemudian dilakukan pengamatan (Joko Subagyo, 1997:3). Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui lokasi penelitian, memperoleh data tentang harga sembilan bahan pokok untuk pemenuhan kebutuhan, dan jumlah tenaga kerja.


(52)

35

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data sekunder yang berasal dari monografi Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur untuk memperoleh data berupa luas wilayah, penggunaan lahan, tingkat pendidikan penduduk, jumlah kepala keluarga, pertambahan penduduk, dan jenis mata pencaharian penduduk.

3. Teknik Wawancara Terstruktur

Data yang diambil melalui teknik wawancara terstruktur adalah data mengenai tingkat pendapatan kepala keluarga, jenis pekerjaan kepala keluarga, aksesibilitas pabrik, tingkat pendidikan ibu rumah tangga, curahan jam kerja, sumbangan pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga, dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase yang dilakukan dengan penyusunan distribusi persentase sederhana. Cara kerja teknik ini adalah data yang telah didapatkan akan dianalisis secara kuantitatif, yaitu dibuat distribusi frekuensinya yang dideskripsikan dalam bentuk tabel yang kemudian dipersentasikan. Data yang telah didapatkan akan diklasifikasikan dan diinterpretasikan untuk memberikan pengertian dari data dalam tabel yang disajikan dan selanjutnya disusun dan dianalisis sebagai hasil laporan penelitian. Adapun rumusan analisisnya adalah sebagai berikut:


(53)

36

Keterangan:

% = Persentase yang diperoleh = Variabel (jawaban responden) N = Jumlah Frekuensi


(54)

78

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian terhadap responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foodsdi desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur kemudian diolah, ditabulasi, dipresentasekan, dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods adalah dimotivasi karena: 1) Pendapatan kepala keluarga yang rendah menjadi motivasi ibu rumah tangga

bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena sebanyak 51,61% responden menyatakan pendapatan kepala keluarga rendah atau di bawah UMP yang berlaku tahun 2012 dan sebanyak 48,39% responden yang pendapatan kepala keluarganya lebih dari UMR juga memotivasi bekerja karena jumlah tanggungan banyak dan belum tercukupi kebutuhan pokoknya.

2) Aksesibilitas yang lancar menuju lokasi pabrik menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena jarak rumah dengan pabrik rata-rata 0,8 km.

3) Tingkat pendidikan ibu rumah tangga rendah (87,10%) menjadi motivasi bekerja PT Kirin Miwon Foods karena pihak pabrik memberikan kebijakan kelonggaran untuk pendidikan responden yang berpendidikan rendah.


(55)

79

4) Upah yang diterima memotivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena upah rata-rata Rp 1.709.000/bulan.

5) Curahan jam kerja menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena ibu rumah tangga masih bisa mengurus rumah tangga.

6) Sumbangan pendapatan ibu rumah tangga rata-rata tinggi (Rp 1.450.500 perbulan) atau sebesar 61,67% terhadap pendapatan keluarga.

7) Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga responden terpenuhi 100% (31 responden) setelah adanya sumbangan dari ibu rumah tangga.

8) Dari kesimpulan di atas, faktor yang paling dominan menjadi motivasi responden bekerja di PT Kirin Miwon Foods adalah tingkat pendapatan yang diterima responden.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1) Bagi kepala keluarga yang berpendapatan rendah dan belum memiliki pekerjaan sampingan, hendaknya mencari pekerjaan sampingan agar dapat meningkatkan pendapatan keluarga, misalnya dengan mengojek atau beternak. 2) Bagi pihak perusahaan PT Kirin Miwon Foods agar terus memberdayakan para pekerjanya yang berasal dari Desa Gunung Pasir Jaya dan sekitarnya. Terutama para wanita yang telah menikah.

3) Bagi pihak perusahaan PT Kirin Miwon Foods agar memberikan penyuluhan atau memberikan pelatihan/kursus kepada kepala keluarga responden yang berpenghasilan rendah.


(56)

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Monografi Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur.

---. 2011. Surat Keputusan Gubernur Lampung No. G/757/III.05/HK/2011. Penetapan Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2012. Teluk Betung. ---. 1996. Survei Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Badan Pusat

Statistik Jakarta. Jakarta.

---. 2013. Undang-undang Nomor:56/PRP/1960. Diakses pada Senin 25 Maret 2013 pukul 18.00 WIB. http://bappeda.co.id.

Arief Sukadi Sadiman. 1993. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Athilla. 2011. Aksesibilitas. Diakses pada 9 April 2013 Pukul 07.00 WIB. http://athidanalyst.blogspot.com/2011/07/aksesibilitas.html.

Bambang Susantono dan Danang Parkesit. 2004. 1-2-3 Langkah: Langkah Kecil yang Kita Lakukan Menuju Transportasi yang Berkelanjutan, Vol 1. Majalah Transportasi Indonesia. Jakarta.

Dadot Mukti. 2011. Piramida Penduduk. Diakses pada 25 April 2013 Pukul 05.00. http://warok.web.id/piramida-penduduk/

Daldjoeni. 1996. Geografi Baru. Alumni. Bandung. ---. 1982. Pengantar Geografi. Alumni. Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Djumhana.1994. Hukum Ekonomi Sosial Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung. Edy Haryono. 2004. Geografi Industri (Bahan Ajar).Program Studi Pendidikan

Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Eirlangga. 2007. Sistem Informasi Sumber Daya Lahan. Diakses pada 8 April.2013.http://elank37.com/2007/sistem-informasi-sumber-daya-lahan/,


(57)

81

Emil Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Idayu Press. Jakarta.

Fatimah Nur Ulinhana. 2011. Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Menopang Penghasilan Keluarga Pada Buruh Kerajinan Tanduk Kerbau dan Sapi di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang (Tesis). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Hanna Papanek dan Julfita Rahardjo. 1980. Wanita Kota Jakarta: Kehidupan dan Keluarga Berencana.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

---. 1980. Wanita Kota Jakarta: Kehidupan dan Keluarga Berencana.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Hansen, M.S. 1989. Wanita Super. Kanisius.Yogyakarta.

Joko Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta. Kaslan A. Tohir. 1997. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia.Rineka Cipta.

Jakarta.

Komarudin. 1979. Ensiklopedia Management. Alumni. Bandung.

Lina Marlina. 2005. Motivasi Ibu Rumah Tangga Bekerja di PT Kendi Arindo dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa PemanggilanNatar (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Loekman Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Kanisius.Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagoes.1998. Langkah–Langkah Penelitian Survei Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. BPFGUGM.Yogyakarta.

---. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mudzhar, H. M. Atho, Sajida A. Alvi, dan Saparinah Sadli. 2001. Wanita di Dalam Masyarakat Indonesia: Akses, Pemberdayaan, dan Kesempatan. Sunan Kalijaga Press. Yogyakarta.

Muhammad Ali. 1984. Strategi Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bina Aksara. Bandung.


(58)

82

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. CV Rajawali. Jakarta.

Nancy Van Vuuren . 1988. Wanita Bekerja di Luar Rumah. Kanisius. Yogyakarta. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Analisis

Keruangan. Alumni. Bandung.

Pada Lumba. 2013. Aksesibilitas dan Mobilitas. Diakses pada 9 April 2013. http://padalumba.blogspot.com/2013/04/aksesibilitas-dan-mobilitas.html. Pandji Anoraga dan H. Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan

Usaha Kecil. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Pudjiwati Sajogyo. 1985. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa.CV Rajawali. Jakarta.

Sandy Wanodya. 2010. Komposisi Penduduk. Diakses pada 9 April 2013. http://zonageo.blogspot.com/2010/11/komposisi-penduduk-agun-awan-s.html#more.

Sardiman.1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siagian, Sondang, P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sitanggang, Hilderia. 1990. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri. Balai Pustaka. Jakarta.

Slamet Triyono. 2009. Geography: Komposisi Penduduk. Diakses pada 25 April 2013 Pukul 17.00 WIB. http://slamet-triyono.blogspot.com//komposisi-penduduk//.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi (Diktat). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumadi Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Rajawali. Jakarta.

Supiani. 2001. Teori-teori Motivasi. Diakses pada 10 November 2012 pukul 13.00 WIB.http//.supiani.staff.gunadarma.ac.id//.

Tapi Omas Ihromi. 1990. Para Ibu yang Berperan Tunggal dan Berperan Ganda. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.


(59)

83

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. PT Tritunggal Tata Fajar. Surakarta.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi (Edisi kesatu). ITB. Bandung.

Yayuk Yuliani. 2003. Sosiologi Pedesaan. Lappera Pustaka Utama. Yogyakarta. Yulaini.2010.Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pengrajin Kain Songket

Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zainab Bakir dan Chris Manning. 1984. Angkatan Kerja di Indonesia. CV Rajawali. Jakarta.


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian terhadap responden yang bekerja di PT Kirin Miwon Foodsdi desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur kemudian diolah, ditabulasi, dipresentasekan, dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja di PT Kirin Miwon Foods adalah dimotivasi karena: 1) Pendapatan kepala keluarga yang rendah menjadi motivasi ibu rumah tangga

bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena sebanyak 51,61% responden menyatakan pendapatan kepala keluarga rendah atau di bawah UMP yang berlaku tahun 2012 dan sebanyak 48,39% responden yang pendapatan kepala keluarganya lebih dari UMR juga memotivasi bekerja karena jumlah tanggungan banyak dan belum tercukupi kebutuhan pokoknya.

2) Aksesibilitas yang lancar menuju lokasi pabrik menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena jarak rumah dengan pabrik rata-rata 0,8 km.

3) Tingkat pendidikan ibu rumah tangga rendah (87,10%) menjadi motivasi bekerja PT Kirin Miwon Foods karena pihak pabrik memberikan kebijakan kelonggaran untuk pendidikan responden yang berpendidikan rendah.


(2)

4) Upah yang diterima memotivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena upah rata-rata Rp 1.709.000/bulan.

5) Curahan jam kerja menjadi motivasi ibu rumah tangga bekerja di PT Kirin Miwon Foods karena ibu rumah tangga masih bisa mengurus rumah tangga.

6) Sumbangan pendapatan ibu rumah tangga rata-rata tinggi (Rp 1.450.500 perbulan) atau sebesar 61,67% terhadap pendapatan keluarga.

7) Pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga responden terpenuhi 100% (31 responden) setelah adanya sumbangan dari ibu rumah tangga.

8) Dari kesimpulan di atas, faktor yang paling dominan menjadi motivasi responden bekerja di PT Kirin Miwon Foods adalah tingkat pendapatan yang diterima responden.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1) Bagi kepala keluarga yang berpendapatan rendah dan belum memiliki pekerjaan sampingan, hendaknya mencari pekerjaan sampingan agar dapat meningkatkan pendapatan keluarga, misalnya dengan mengojek atau beternak. 2) Bagi pihak perusahaan PT Kirin Miwon Foods agar terus memberdayakan para pekerjanya yang berasal dari Desa Gunung Pasir Jaya dan sekitarnya. Terutama para wanita yang telah menikah.

3) Bagi pihak perusahaan PT Kirin Miwon Foods agar memberikan penyuluhan atau memberikan pelatihan/kursus kepada kepala keluarga responden yang berpenghasilan rendah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Monografi Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Lampung Timur.

---. 2011. Surat Keputusan Gubernur Lampung No. G/757/III.05/HK/2011. Penetapan Upah Minimum Provinsi Lampung Tahun 2012. Teluk Betung. ---. 1996. Survei Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Badan Pusat

Statistik Jakarta. Jakarta.

---. 2013. Undang-undang Nomor:56/PRP/1960. Diakses pada Senin 25 Maret 2013 pukul 18.00 WIB. http://bappeda.co.id.

Arief Sukadi Sadiman. 1993. Metode dan Analisa Penelitian Mencari Hubungan. Erlangga. Jakarta.

Athilla. 2011. Aksesibilitas. Diakses pada 9 April 2013 Pukul 07.00 WIB. http://athidanalyst.blogspot.com/2011/07/aksesibilitas.html.

Bambang Susantono dan Danang Parkesit. 2004. 1-2-3 Langkah: Langkah Kecil yang Kita Lakukan Menuju Transportasi yang Berkelanjutan, Vol 1. Majalah Transportasi Indonesia. Jakarta.

Dadot Mukti. 2011. Piramida Penduduk. Diakses pada 25 April 2013 Pukul 05.00. http://warok.web.id/piramida-penduduk/

Daldjoeni. 1996. Geografi Baru. Alumni. Bandung. ---. 1982. Pengantar Geografi. Alumni. Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Djumhana.1994. Hukum Ekonomi Sosial Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung. Edy Haryono. 2004. Geografi Industri (Bahan Ajar).Program Studi Pendidikan

Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Eirlangga. 2007. Sistem Informasi Sumber Daya Lahan. Diakses pada 8 April.2013.http://elank37.com/2007/sistem-informasi-sumber-daya-lahan/,


(4)

Emil Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Idayu Press. Jakarta.

Fatimah Nur Ulinhana. 2011. Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Menopang Penghasilan Keluarga Pada Buruh Kerajinan Tanduk Kerbau dan Sapi di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang (Tesis). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.Fakultas Ilmu Sosial.Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Hanna Papanek dan Julfita Rahardjo. 1980. Wanita Kota Jakarta: Kehidupan dan Keluarga Berencana.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

---. 1980. Wanita Kota Jakarta: Kehidupan dan Keluarga Berencana.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Hansen, M.S. 1989. Wanita Super. Kanisius.Yogyakarta.

Joko Subagyo. 1997. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta. Kaslan A. Tohir. 1997. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia.Rineka Cipta.

Jakarta.

Komarudin. 1979. Ensiklopedia Management. Alumni. Bandung.

Lina Marlina. 2005. Motivasi Ibu Rumah Tangga Bekerja di PT Kendi Arindo dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa PemanggilanNatar (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Loekman Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Perempuan, dan Pemberdayaan. Kanisius.Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagoes.1998. Langkah–Langkah Penelitian Survei Usulan Penelitian

dan Laporan Penelitian. BPFG–UGM.Yogyakarta.

---. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Mudzhar, H. M. Atho, Sajida A. Alvi, dan Saparinah Sadli. 2001. Wanita di Dalam Masyarakat Indonesia: Akses, Pemberdayaan, dan Kesempatan. Sunan Kalijaga Press. Yogyakarta.

Muhammad Ali. 1984. Strategi Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bina Aksara. Bandung.


(5)

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. CV Rajawali. Jakarta.

Nancy Van Vuuren . 1988. Wanita Bekerja di Luar Rumah. Kanisius. Yogyakarta. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Analisis

Keruangan. Alumni. Bandung.

Pada Lumba. 2013. Aksesibilitas dan Mobilitas. Diakses pada 9 April 2013. http://padalumba.blogspot.com/2013/04/aksesibilitas-dan-mobilitas.html. Pandji Anoraga dan H. Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan

Usaha Kecil. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Pudjiwati Sajogyo. 1985. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa.CV Rajawali. Jakarta.

Sandy Wanodya. 2010. Komposisi Penduduk. Diakses pada 9 April 2013. http://zonageo.blogspot.com/2010/11/komposisi-penduduk-agun-awan-s.html#more.

Sardiman.1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siagian, Sondang, P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sitanggang, Hilderia. 1990. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri. Balai Pustaka. Jakarta.

Slamet Triyono. 2009. Geography: Komposisi Penduduk. Diakses pada 25 April 2013 Pukul 17.00 WIB. http://slamet-triyono.blogspot.com//komposisi-penduduk//.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi (Diktat). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sumadi Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Rajawali. Jakarta.

Supiani. 2001. Teori-teori Motivasi. Diakses pada 10 November 2012 pukul 13.00 WIB.http//.supiani.staff.gunadarma.ac.id//.

Tapi Omas Ihromi. 1990. Para Ibu yang Berperan Tunggal dan Berperan Ganda. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.


(6)

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. PT Tritunggal Tata Fajar. Surakarta.

Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi (Edisi kesatu). ITB. Bandung.

Yayuk Yuliani. 2003. Sosiologi Pedesaan. Lappera Pustaka Utama. Yogyakarta. Yulaini.2010.Sumbangan Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pengrajin Kain Songket

Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga di Desa Tanjung Pinang Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi. FKIP. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zainab Bakir dan Chris Manning. 1984. Angkatan Kerja di Indonesia. CV Rajawali. Jakarta.