12
5. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dari timbulnya gejala
penyakit
Biasanya  gejala  penyakit  akibat  kerja  akan  berkurang  atau  bahkan hilang  bila  penderita  berhenti  bekerja.  Hal  ini  disebabkan  karena
pemaparan kerja
occupational exposure
diputuskan atau
dihilangkan.
b.  Diagnosis diferensial
Penyakit  akibat  kerja  harus  dibedakan  dengan  penyakit  umum, mengingat  pada  keduanya  biasanya  mempunyai  tanda-tanda  dan
gejala-gejala  yang  mirip,  misalnya  mual-mual,  muntah,  diare,  pusing, anemia, batuk dermatitis dll.
c.   Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pada sektor perindustrian formal penyakit-penyakit  akibat kerja dapat dicegah bila ada saling pengertian, kemauan dan kerja sama yang baik
antara  pimpinan  atau  pemilik  perusahaan  dan  pekerjanya.  Kegiatan atau  cara  pencegahan  penyakit  akibat  kerja  antara  lain  terdiri  dari:
Pengendalian melalui peraturan atau perundang-undangan, organisasi, teknis engineering control dan jalur kesehatan.
BAB VI KEBAKARAN, KONDISI DARURAT DAN
PENANGGULANGANNYA
6.1. PENGERTIAN  KLASIFIKASI KEBAKARAN a.  Beberapa Pengertian
1.    Kebakaran  adalah  peristiwa  terjadinya  reaksi  bertemunya  tiga
komponen,  yaitu  adanya  bahan  bakar  bahan  mudah  terbakar, sumber  penyalaan  nyala  api  dan  gas  oksigen  yang  akan  terus
berlangsung  dan  padam  hanya  jika  salah  satu  komponen  itu  di- pisahisolasikan.
2.    Titik  nyala,  yaitu  suhu  terendah  di  mana  suatu  zat  bahan  bakar
cukup  mengeluarkan  uap  dan  menyala  bila  dikenai  sumber  panas yang cukup. Makin rendah titik nyala zat, semakin mudah terbakar,
Tabel 6.1.a2.  Titik Nyala Bahan
Titik Nyala C
Bensin Aseton
Etil Alkohol Heksan
- 43
-18 +13
-22 3.    Titik  Api,  yaitu  suhu  terendah  dimana  campuran  uap  dengan  udara
dapat  terbakar  terus  menerus  apabila  dinyalakan.  Perbedaan  antara titik nyala dengan titik bakar untuk suatu zat cair yang mudah ter- bakar
ialah 20 – 30 C.
4.    Titik  Bakar  Sendiri,  yaitu  suhu  dimana  suatu  zat  dapat  menyala  de-
ngan sendirinya penyalaan spontan dan terus terbakar tanpa ada api dari luar, titik bakar ini untuk tiap zat berbeda.
Tabel 6.1.a4. Penyalaan Spontan Bahan
Suhu Penyalaan Spontan C
Arang Kertas koran
Serbuk gergaji Jerami
Kapas 125
185 195
170 225
5.      Cara  penanggulangan:  a.  Mendinginkan  sumber  nyala,  b.  Mengu-
rangi pasokan bahan bakar, dan c. Mengisolasi gas oksigen.
b.   Klasifikasi Tingkat Kebakaran 1.  Bahaya  Kebakaran Ringan
ialah  bahaya  kebakaran  pada  tem-pat dimana  terdapat  hanya  sedikit  barang-barang  jenis  A  kertas,  kayu,
plastik  yang  dapat  terbakar,  termasuk  perlengkapan,  dekorasi,  dan semua isinya. Tempat yang mengandung bahaya ini meliputi bangunan
perumahan,  pendidikan,  kebudayaan,  kesehatan  dan  keagamaan. Selain  itu  termasuk  pula  tempat  dengan  barang-barang  jenis  B  bahan
cair  dan  gas  yang  mudah  terbakar,  yang  ditempatkan  pada  tempat tertutup dan tersimpan aman.
2.    Bahaya  Kebakaran  Menengah
ialah  bahaya  kebakaran  pada tempat  dimana  terletak  barang-barang  jenis  A  yang  mudah  terbakar
dan jenis B  yang dapat terbakar dalam jumlah lebih banyak  dari pa-da yang  terdapat  di  tempat  yang  mengandung  bahaya  kebakaran  ringan.
Tempat-tempat  ini  meliputi  bangunan  perkantoran,  rekreasi,  umum, pendidikan ruang praktikum.
3.    Bahaya  Kebakaran  Tinggi
ialah  bahaya  kebakaran  pada  tem-pat dimana terdapat barang-barang jenis A yang mudah terbakar dan jenis
B  yang  dapat  terbakar,  yang  jumlahnya  lebih  banyak  dari  yang diperkirakan  dari  jumlah  yang  terdapat  pada  bahaya  kebakar-  an
menengah.  Tempat  ini  meliputi  bangunan  transportasi,  perniaga-an, pertokoan, pasar raya dan gudang.
c.  Klasifikasi Kebakaran
Tabel 6.1.c. Klasifikasi Kebakaran
1 Kelas A
Bahan-bahan organik yang mudah terbakar
Kayu kertas, kain, sampah daun-daun
2 Kelas B
Bahan-bahan cair yang mudah terbakar
Pelarut, bensin, oil, cat, kerosin
3 Kelas C
Bahan-bahan gas Metana, propana,
gas alam LPG 3
Kelas D Logam-logam
Mg dan Al 5
Kelas E Peralatan listrik
Kabel listrik, sekring
Sumber: AS. 1850 – 1994
6.2.  ALAT PEMADAM KEBAKARAN PERMANEN a.  Hidran