HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA (Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

(1)

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI

WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Oleh

TIARA WIRASTI MAKTUB

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pendapatan, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gedung Meneng , Kecamatan Rajabasa ,BandarLampung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Informan ditentukan dengan teknik snowball. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan deskriptive analisys dengan cara reduksi data,

displaydan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dismpulkan bahwa tingkat pendapatan, pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi perilaku konsumtif wanita dalam berbelanja. Semakin tinggi pendapatan , pendidikan dan pekerjaan seorang wanita, maka semakin tinggi pula perilaku wanita tersebut dalam berbelanja (konsumtif). Dan sebaliknya semakin rendah pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seorang wanita , maka semakin rendah pula perilaku wanita tersebut dalam berbelanja (tidak konsumtif).

Adapun Faktor yang menyebabkannya adalah karena pendapatan, pendidikan dan pekerjaan mereka yang tinggi dapat mencukupi untuk berbelanja kebutuhan-kebutuhan yang kira-kira dapat menunjangprestise-nya di masyarakat.


(2)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modernisasi dan globalisasi dewasa ini, arus investasi mengalir begitu deras tanpa bisa dibatasi, akibatnya ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Hal ini yang menyebabkan manusia tidak bisa menghindar dari kenyataan, jika pesatnya laju perkembangan pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak bagi kehidupan manusia.

Dampak positif dari globalisasi memang tidak bisa dipungkiri, namun dampak negatifnya juga tidak bisa diabaikan. Salah satunya dapat dilihat dari mudahnya mendapatkan suatu barang atau jasa dengan cepat, nyaman, instant dan tidak merepotkan, sehingga individu cenderung bersifat menerima bukan menciptakan. Ketergantungan tersebut yang telah mendorong manusia cenderung berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dalam berbelanja dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan tersier, yang cenderung membeli barang tanpa memperlihatkan nilai kegunaannya. Sikap ini yang mengubah sikap konsumen dari sikap menghargai nilai kebutuhan menjadi sikap menghargai nilai keinginan.


(3)

Berbelanja merupakan hal yang biasa dilakukan setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat berbelanja, individu mengalami suatu proses menyangkut tentang pengambilan keputusan untuk memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Pada saat proses pengambilan keputusan tersebut yakni tentang proses evaluasi, proses penentuan, dan penggunaan barang dan jasa yang akan diambil disebut dengan perilaku berbelanja. Hal ini sesuai dengan pendapat David L. Louden dan Albert J. Delta Bitta (1999:94), tentang perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan kegiatan fisik individu dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang atau jasa (evaluasi, memperoleh, menggunakan, serta menentukan barang dan jasa).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja adalah gaya hidup (Life Style). Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup pada tingkat lapisan masyarakat yang berbeda, akan mempengaruhi individu tersebut dalam berbelanja, misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah yang modern, jenis pakaian yang dipakai, pemilikan sarana komunikasi dan transportasi serta kebiasaan mengkonsumsi barang-barang mewah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyono (1985:130), tentang gaya hidup sebagai pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia dalam masyarakat yang dapat diamati dan memberikan indentitas khusus kepada golongan masyarakat tersebut.

Selain itu gaya hidup merupakan frame of reference atau pedoman yang biasa dipakai seseorang dalm bertingkah laku, dan konsekuensinya akan membentuk


(4)

3 pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana individu ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup dapat membentuk image dimata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Selo Soemardjan dan Sulaiman Soemardi (2002:2), yang menyebutkan bahwa selama dalam masyarakat masih ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial itu terjadi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa selama masih ada sesuatu yang dihargai didalam masyarakat, maka dengan sendirinya pelapisan sosial itu terjadi. Status sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang tersebut dalam berbelanja. Hal ini tidak lain untuk memperlihatkan status sosial yang disandangnya didalam masyarakat. Sehingga untuk memperlihatkan status sosial yang disandangnya, maka seseorang tersebut cenderung berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dianggap sebagai gaya hidup masyarakat didalam berbelanja. Terutama seseorang ingin dianggap oleh orang lain, sehingga gaya hidup dapat membentuk image di mata orang lian, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Sikap ini yang mengubah sikap konsumen dari sikap menghargai nilai kebutuhan menjadi sikap menghargai nilai keinginan.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang permasalahan yang ada, penulis mencoba mengetengahkan

perumusan masalah sebagai berikut yaitu : “ hubungan pendapatan , pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita”.


(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pendapatan, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dengan baik secara Akademis maupun Praktis. Adapun kegunaan Akademis dan Praktis yaitu :

1. Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan sosiologi, khususnya dalam penelitian yang berhubungan dengan pengaruh status sosial ekonomi terhadap perilaku konsumen dalam berbelanja.

2. Secara Praktis

Diharapkan sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat , khususnya dalam berbelanja , agar masyarakat dapat menghindari perilaku konsumtif dalam berbelanja.


(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Hubungan Pendapatan, Pendidikan dan Pekerjaan

2.1.1 Pengertian Pendapatan

Pada hakekatnya, untuk menjalankan dan mempertahankan keberlangsungan hidupnya, maka seseorang harus bekerja. Dengan bekerja, dirinya akan mendapatkan penghasilan atau pendapatan. Menurut Niswonger (1992:22), Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatan yaitu Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.

Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 , Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yangtimbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arusmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal.


(7)

Ditambahkan oleh Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever (1982:147), pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh suatu keluarga yang bersumber dari pekerjaan seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan merupakan alat untuk memperoleh pendapatan, imbalan yang diberikan biasanya berupa barang atau uang. Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (1981:24), mengatakan bahwa pendapatan ialah gambaran yang paling tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat.

Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dandiukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atasbarang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hak dividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal. Pendapatan dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi.Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatanproduksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal (Accounting Terminology Bulletin, N o . 2 , d a l a m Harahap ,1999:39).

Diungkapkan oleh Winardi (1989:130), menyatakan bahwa pendapatan adalah berupa equivalent (sederajat) dengan selama periode tertentu, yaitu berup penghasilan seseorang seperti gaji, biaya sewa, honorarium dan sebagainya. Definisi lain, Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset darisuatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungandari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa


(8)

7 atas pelaksana kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan (Financial Accounting Standard Board, dalam Harahap,1999:58).

Sedangkan Komarudin (1997:80), menyatakan pendapatan adalah materi atau uang atau gabungan keduanya yang timbul dari pengguna faktor-faktor produksi. Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang dikorbankan termasuk didalamnya berupa upah, gaji, sewa tanah, bunga modal, laba, honorarium.

Berdasarkan difinisi diatas, menghasilkan pengertian bahwa yang dimaksud dengan Pendapatan adalah kenaikan gross/kotor dari keuntungan ekonomi selama suatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikan ekuitas tetapi bukan disebabkan dari kontribusi penanaman modal. Jumlah penghasilan itu diperoleh setiap bulannya, baik penghasilan dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan.

2.1.2 Pengertian Pendidikan

Di era modernisasi dewasa ini, pendidikan adalah syarat mutlak bagi individu dalam mencapai kesejahteraannya. Pendidikan adalah barometer untuk mengukur kemampuan individu dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang merupakan suatu kelebihan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Menurut Carter V. Good (1987:3), pendidikan adalah :

1. Proses menjadi profesional

2. Proses pengembangan kepribadian 3. Proses sosial

4. Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun dan dikembangkan pada masa lampau oleh setiap generasi bangsa.


(9)

Pengertian pendidikan menurut Prof.dr John Dewey adalah suatu proses pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang.

Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi, agar si anak hidup bahagia serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat (Prof .H. Mahmud Yunus, wawan-satu.blogspot.com, begedut.blogspot.com diakses tanggal 12 Desember 2011 ).

Diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (wawan-satu.blogspot.com, begedut.blogspot.com diakses tanggal 12 Desember 2011) bahwa pengertian pendidikan yaitu pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Diterangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


(10)

9 Sedangkan menurut pendapat M. Surya (1975), pendidikan adalah sebagai suatu proses pertumbuhan dan perkembangan dalam rangka sebagai suatu interaksi individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Berdasarkan tingkatannya, dalam UU No 2 tahun 1989, pendidikan diklasifikasikan dalam tiga tingkat, yaitu :

1. Pendidikan Dasar (SD-SLTP/sederajat), yaitu pendidikan yang lamanya sembilan tahun, yaitu enam tahun di SD dan tiga tahun di SLTP.

2. Pendidikan Menengah (SMU/Sederajat), yaitu pendidikan yang lamanya tiga tahun setelah pendidikan dasar.

3. Pendidikan Tinggi, yaitu tahap lanjutan dari pendidikan menengah yang diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berkualitas dan profesional. Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah sistem pemberian ilmu pengetahuan kepada yang membutuhkan oleh mereka yang ahli dalam bidang tertentu, yang dilihat berdasarkan jenjang pendidikan formal terakhir dan diperoleh seseorang pada kepemilikan ijazah terakhir yang diterimanya Sebagai contoh pendidikan kesehatan, dimana pelajar mendapatkan pengetahuan dari pengajar yang ahli dalam bidang kesehatan.

2.1.3 Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menafkahi diri dan keluarganya dimana pekerjaan tersebut tidak ada yang mengatur dan dia bebas karena tidak ada etika yang mengatur. Pekerjaan juga merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dalam pertukaran untuk memperoleh pembayaran / upah / gaji. Seseorang biasanya memulai pekerjaan dengan menjadi karyawan, sukarelawan,


(11)

atau memulai bisnis. Durasi pekerjaan dapat berkisar dari satu jam (dalam kasus pekerjaan aneh) untuk seumur hidup (dalam kasus beberapa hakim). Jika seseorang dilatih untuk jenis tertentu pekerjaan, mereka mungkin memiliki sebuah profesi. Rangkaian pekerjaan seseorang memegang teguh sebuah profesi dalam hidup mereka adalah karir mereka. Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/human-resources.

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi (http://id.wikipedia.org , diakses tanggal 15 Oktober 2011).

(http://artikata.com, diakses tanggal 20 November 2011) , Pekerjaan adalah : 1. Barang apa yg dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb); tugas kewajiban; hasil

bekerja; perbuatan: begitulah ~ nya sehari-hari, memelihara tanaman dan menata taman;

2. Pencaharian; yg dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yg dilakukan untuk mendapat nafkah:ia sedang berusaha mencari ~;

3. Hal bekerjanya sesuatu:berkat ~ mesin baru, hasilnya sangat memuaskan; Pekerjaan dapat dibedakan berdasarkan hasil dari pekerjaannya, yaitu barang dan jasa. Pekerjaan yang menghasilkan barang yaitu jenis pekerjaan yang menghasilkan barang yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti makanan, minuman dan perabot rumah tangga. Sedangkan pekerjaan yang menghasilkan jasa yaitu jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan


(12)

11 oleh masyarakat seperti jasa pendidikan, layanan kesehatan, layanan transportasi (http://syadiashare.com/jenis-jenis-pekerjaan.html, diakses tanggal 30 Juni 2011). Berdasarkan uraian diatas, maka pengertian pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan uang bagi manusia tersebut guna menafkahi diri dan keluarganya.

2.2 Tinjauan Tentang Perilaku Konsumtif

2.2.1 Pengertian Konsumtif

Konsumtif adalah kata sifat, berasal dari kata dasar “konsumsi” maka dengan

demikian kata konsumtif berarti sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu.

Adapun pengertian konsumtif menurut Yayasan Lembaga Konsumen (YLK), yaitu batasan tentang perilaku konsumtif yaitu sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas. Definisi konsep perilaku konsumtif sebenarnya amat variatif. Tapi pada intinya perilaku konsumtif adalah membeli atau mengunakan barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.

Konsumtif adalah perilaku yang boros dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Lebih luas lagi konsumtif merupakan perilaku berkonsumsi boros dan berlebihan, yang mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan serta meniadakan skala prioritas (http:/www.konsumtif.com, diakses tanggal 30 Juni 2011).


(13)

Konsumtif juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah. Orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang, melainkan mempertimbangkan prestis yang melekat pada barang tersebut. Hal ini sesuai pendapat Jean Braudillard, yang

menyatakan bahwa ”nilai tukar dan nilai guna kini telah berganti dengan nilai simbol atau lambang” (http:/www.konsumtif.com)

Sedangkan konsumtivisme merupakan paham untuk hidup secara konsumtif. Konsumtivisme diasumsikan sebagai syarat mutlak bagi kelangsungan bisnis, status, serta gaya hidup.

Menurut definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa konsumtif merupakan perilaku berkonsumsi boros yang tidak lagi mempertimbangkan funsi atau kegunaan barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut. Sikap atau perilaku konsumtif tujuannya yaitu untuk mendapatkan

prestise/gengsi tertentu didalam masyarakat.

2.2.2 Pengertian Perilaku Konsumtif

Sarwono (1994), mengatakan bahwa perilaku konsumtif biasanya lebih dipengaruhi oleh faktor emosional dari pada rasio, karena pertimbangan-pertimbangan dalam membuat keputusan untuk membeli atau menggunakan suatu barang dan jasa lebih menitik beratkan pada status sosial, mode dan kemudahan dari pada pertimbanhan ekonomis. Ia menambahkan bahwa perilaku konsumtif berkaitan dengan proses belajar. Artinya dalam perkembangan individu akan


(14)

13 belajar bahwa memperoleh suatu barang dan jasa atau melakukan perbuatan tentunya dapat memberikan kesenangan atau justru perasaan tidak enak.

Perilaku mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit (Chapin, 1997,h.53). Pengertian perilaku secara luas mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang, sedangkan dalam arti sempit perilaku mencakup semua reaksi yang dapat diamati.

Katoda (dalam Munandar, 2001) memandang perilaku konsumen sebagai cabang ilmu dari perilaku ekonomika (behavior economics), sedangkan Howell dan Dpboye (dalam Munandar, 2001), mengemukakan bahwa perilaku konsumtif merupakan bagian dari aktivitas dan kegiatan mengkonsumsi suatu jasa dan barang yang dilakukan oleh konsumen.Selanjutnya mengenai pengertian konsumtif secara harafiah menurut Echols dan Shadly (dalam Yuriani, 1994) adalah merupakan bentuk kata sifat yang berasal dari “consumer” yang berarti

memakai produk, baik barang-barang industri maupun jasa, konsumtif berarti bersifat mengkonsumsi produk atau barang secara berlebihan.

Pembahasan tentang perilaku konsumtif terkait dengan konsumen dan perilakunya. Menurut Schiffman dan Lazar (1987,h.704) konsumen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsumen perseorangan dan konsumen organisasi. Konsumen perseorangan yaitu seseorang yang membeli barang dan menggunakan jasa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sedangkan konsumen organisasi yaitu seseorang yang membeli produk, perlengkapan, dan jasa untuk menjalankan suatu perusahaan. Menurut Walters (1970,h.14) konsumen adalah individu yang membeli atau mempunyai kapasitas untuk melakukan pembelian terhadap barang


(15)

dan jasa yang ditawarkan oleh pihak institusi pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan memuaskan keinginannya.

Berdasarkan pengertian konsumen dan perilaku diatas dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Engel,1995,h.8). Engel menambahkan bahwa perilaku konsumen tidak hanya melibatkan apa yang dikonsumsi seseoranng tetapi juga menyangkut dimana, seberapa sering dan dalam kondisi seperti apa barang dan jasa tersebut dikonsumsi.

Falk (1994,h.9) menyatakan bahwa masalah yang selalu menjadi teka-teki yang berkepanjangan dalam kaitannya dengan konsumsi dan perilaku konsumen adalah pertanyaan yang berkaitan dengan :

a. Ketentuan batas-batas keinginan yang melampaui batas kebutuhan yang dianggap perlu

b. Kenyataan bahwa keinginan manusia tidak ada batasnya c. Hadirnya sesuatu yang dianggap baru tidak pernah berakhir

Permasalahan ini mencerminkan bahwa perilaku konsumtif tidak selalu untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi sebagian besar perilaku konsumtif didasarkan pada keinginan-keinginannya. Menurut Peter dan Olson (1995,h.115) kepercayaan, siakap dan keinginan yang tidak terkontrol dan terbentuk dalam diri konsumen disebut dengan perilaku konsumtif.


(16)

15 Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Al-Ghifari,2003,h.144) memberikan batasan perilaku konsumtif sebagai kecenderungan konsumsi tiada batas dan lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Manusia lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan pada saat memiliki uang lebih dan biasanya menyebabkan orang yang melakukan pengeluaran untuk bermacam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.

Dahlan (Al-Ghifari,2003,h.144) menyatakan bahwa perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah ddan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan ddan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Menurut Sumartono (Al-Ghifari,2003,h.142) sesorang yang konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Membeli produk untuk menjaga status, penampilan dan gengsi.

2. Memakai sebuah produk karena adanya unsur komformitas terhadap model yang mengiklankan produk tersebut.

3. Adanya penilaian bahwa dengan memakai atau membeli produk dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri.

4. Membeli produk dengan pertimbangan harga bukan karena manfaat dan kegunaannya.

5. Membeli karena kemasan produk yang menarik 6. Membeli produk karena iming-iming hadiah.


(17)

7. Mencoba produk sejenis dengan dua merk yang berbeda.

Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan dampak: 1. Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan

tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar. 2. Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan,

karena konsumen akan berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka ragam.

3. Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat maka produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bila dilihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif akan menimbulkan dampak:

1. Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu.

2. Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung. 3. Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan

mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.


(18)

17 Berdasarkan dari beberapa pengertian telah dikemukakan, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.

2.3 Tinjauan Tentang Berbelanja

2.3.1 Pengertian Belanja

Berbelanja merupakan tahap besar terakhir didalam model perilaku konsumen. Menurut James F, Enggel, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniardi (993:204-205), berbelanja adalah proses pemerolehan informasi yang mengacu kepada proses suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan. Sehingga berbelanja dapat menghilangkan kebosanan, meringankan perasaan kesepian, dapat menjadi olah raga dan memberikan pelarian , memenuhi fantasi dan meredakan depresi. Hasilnya adalah kepuasan konsumen atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.


(19)

Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2005:38), belanja adalah uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan, ongkos dan biaya. Dengan kata lain belanja adalah ongkos, biaya, anggaran, dana, membeli. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belanja , diakses tanggal 30 November 2011) ,

Belanja merupakan pemerolehan barang atau jasa dari penjual dengan tujuan membeli pada waktu itu. Belanja adalah aktivitas pemilihan dan/atau membeli. Dalam beberapa hal dianggap sebagai sebuah aktivitas kesenggangan juga ekonomi.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belanja adalah uang, ongkos, biaya, anggaran, dana yang dikeluarkan untuk suatu keperluan sebagai proses pemerolehan informasi yang dapat menghilangkan kebosanan, meringankan perasaan kesepian, dapat menjadi olah raga, dapat memberikan pelarian, memenuhi fantasi dan meredakan depresi. Hasilnya adalah kepuasan dan ketidakpuasan bagi konsumen.

2.4 Kerangka pikir

Di era modernisasi dan globalisasi dewasa ini, manusia tidak bisa menghindar dari kenyataan jika pesatnya laju perkembangan teknologi sebagai titik tolak proses modernisasi dalam sebuah masyarakat, telah membuat aktifitas dan gaya hidup manusia menjadi lebih nyaman, instandan tidak merepotkan. Salah satu dampak dari modernisasi dan globalisasi yaitu perilaku individu yang cenderung konsumtif, hal ini dapat dilihat dari perilaku individu dalam berbelanja. Konsumtif adalah perilaku yang boros dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif tersebut, tidak lepas dari pengaruh


(20)

19 status sosial ekonomi individu yang melekat sesuai dengan lapisan-lapisannya dimasyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto (1993:250), orientasi untuk mendapatkan pengakuan sosial akan identitas diri meski dengan perilaku konsumtif adalah suatu realitas sosial dan sangat manusiawi karena kebutuhan manusia tidak hanya ditujukan pada pencapaian kebutuhan fisik (materi) semata, namun juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat imateril. Karena pada dasarnya, manusia selalu memiliki keinginan-keinginan atau harapan-harapan hidup yang mencukupi kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan tersebut tidak hanya bersifat primer yakni kecukupan pangan dan sandang, namun juga kebutuhan yang bersifat sekunder seperti kepuasan batiniah, berupa pengakuan akan status sosial yang disandangnya didalam masyarakat.

Status sosial ekonomi lebih mengarah pada kemampuan seseorang dalam kepemilikan materi kebendaan atau kekayaan, dimana ia akan memperoleh tingkat kedudukan khusus didalam masyarakat. Indikator dalam pengukuran status sosial ekonomi didalam masyarakat adalah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Dari indikator tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga klasifikasi kelas sosial didalam masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Dari ketiga klasifikasi diatas, maka akan terbentuk gaya hidup yang sesuai dengan kelas-kelasnya didalam masyarakat. Gaya hidup tersebut yang nantinya akan dipakai didalam masyarakat, sesuai dengan status sosial yang disandangnya, dalam bentuk pemakaian simbol-simbol yang dapat memproyeksikan citra diri


(21)

seseorang agar dipersepsi sebagai bagian dari kelas sosial tertentu (http:/www.stratifikasi sosial)

Dengan demikian adanya, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan, Pendidikan dan Pekerjaan adalah perlu bagi seseorang sebagai simbol agar dapat mencerminkan status sosial ekonominya. Tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan cukup beralasan untuk dijadikan indikator, sehingga dapat diprediksi bahwa bila tingkat pendapatan seseorang yang memadai, maka semakin tinggi perilaku seseorang dalam berbelanja (konsumtif). Dan sebaliknya bila tingkat pendapatan seseorang tidak mencukupi, maka semakin rendah perilaku seseorang dalam berbelanja.


(22)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengedepankan penggambaran secara kualitatif. Penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan hubungan antara pendidikan, pendapatan, pekerjaan, dan perilaku konsumtif.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam usaha mendapatkan data dalam penelitian ini, maka dipilih Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung. Adapun alasannya : 1. Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung

merupakan salah satu daerah yang perekonomiannya sedang berkembang, dikarenakan arus investasi yang begitu deras dan jumlah penduduk yang sangat heterogen.

2. Wilayah tersebut pendapatan, pendidikan , dan pekerjaan wanitanya beraneka ragam dari lapisan bawah sampai lapisan atas.

3. Pertimbangan waktu, dana dan fasilitas lain yang dapat mempermudahkan dalam pengumpulan data penelitian.


(23)

3.3 Fokus Penelitian

3.3.1 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan setiap kepala keluarga atau seluruh penerimaan dari anggota keluarga lain yang dinilai dalam satuan rupiah dan dihitung dalam satu bulan, yang cara menilainya dengan uang atau harga yang berlaku pada saat ini.

3.3.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian formal terakhir yang diperoleh berdasarkan pada kepemilikan ijazah terakhir yang diterima.

3.3.3 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah macam-macam kegiatan atau aktivitas utama yang dilakukan dalam sehari-harinya pada setiap wanita di kelurahan ini.

3.4 Penjabaran Fokus Penelitian

Agar mekanisme pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan baik, sekaligus menghindari kesalahan dalam mendefinisikan serta menginterprestasikan fokus penelitian yang ada, maka perlu ditentukan penjabaran fokus dalam penelitian ini antara lain :


(24)

23

3.4.1 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penghasilan atau pendapatan yang diterima atau diperoleh setiap bulan, baik penghasilan dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan. Berdasarkan hasil pra-riset didaerah penelitian, maka indikator pengukuran pendapatan dapat digolongkan menjadi tiga lapisan kelas sosial, yaitu :

1. Kelas atas, apabila pendapatannya≥ Rp. 5.000.000,00 setiap bulannya.

2. Kelas menengah, apabila pendapatannya berkisar Rp. 1.500.000,00 –

Rp.5.000.000,00 setiap bulannya.

3. Kelas bawah, apabila pendapatannya≤ Rp. 1.500.000,00 setiap bulannya. 3.4.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang diperoleh seseorang berdasarkan pada kepemilikan ijazah terakhir yang diterimanya. Adapun indikatornya meliputi, yaitu :

1. Tinggi, apabila seseorang tamat pendidikan Perguruan Tinggi. 2. Sedang, apabila seseorang tamat pendidikan SMU sederajat.

3. Rendah, apabila seseorang hanya tamat pendidikan SD-SLTP sederajat.

3.4.3 Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang menjadi aktivitas utama pada setiap wanita di Kelurahan Gedung Meneng ini. Yang klasifikasinya adalah :


(25)

2. Swasta : Pedagang , pengusaha, pembantu rumah tangga, dsb 3. Tidak bekerja : I bu rumah tangga

3.5. Informan

Informan Penelitian

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kelurahan Gedong Meneng.

3.6. Penentuan Informan

Masyarakat Kelurahan Gedung Meneng mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan informan yang mampu menginformasikan atau memberi informasi yang terkait dengan fokus penelitian. Besar informan ditentukan sebanyak 5 (lima) informan. Penentuan besar informan disesuaikan kemampuan peneliti dalam mengumpulkan informasi terkait dengan fokus penelitian.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara, merupakan usaha pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung atauface to facedengan informan yang telah ditetapkan sebagai informan penelitian, serta dilakukan pula pada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.


(26)

25 2. Observasi, digunakan peneliti untuk mengumpulkan data melalui pengamatan

dan pencatatan secara langsung dilapangan tentang objek yang akan menjadi topik kajian dalam penelitian.

3. Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan sumber-sumber data sekunder yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui catatan, media massa dan data dari kelurahan.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah dengan cara : 1. Reduksi Data, tahap ini bertujuan untuk mengoreksi atau melakukan

pengecekan tahap data-data yang diperoleh dari lapangan. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesempurnaan data dan keseragaman data yang hendak diolah. Di samping itu juga, untuk mengurangi data yang tidak menjawab fokus penelitian.

2. Kategorisasi Data, merupakan usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban informan menurut macam jenisnya, klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu. 3. Tabulasi Data, merupakan kegiatan mengelompokkan jawaban-jawaban yang

serupa, teratur dan sistematis kemudian memasukkan data tersebut kedalam tabel.


(27)

3.9 Analisis Data

Data yang diperoleh primer dan sekunder, akan dianalisa dengan menggunakan analisa naratif atau narasi dan analisa matriks. Selanjutnya, dilakukan pula analisis keseragaman atas jawaban informan untuk menarik kesimpulan akan adanya asumsi bahwa pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan berhubungan dengan perilaku konsumtif.


(28)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari berbagai pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Hubungan Pendapatan Pendidikan dan Pekerjaan Dengan Prilaku Konsumtif Wanita Dalam Berbelanja. Adapun identitas informan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Informan 1

Nama Ferdian Maya Sari, Jenis Kelamin Perempuan, Usia 25 Tahun, Pendidikan Strata Satu, Pekerjaan Pegawai Negri Sipil (PNS), Unit Kerja Kota Bandar Lampung. Sebulan pendapatan dari PNS sebesar Rp 2.500.750. Pemenuhan kebutuhan hidup primer sebesar Rp 1.750.000. Kebutuhan lain (sekunder dan tersier dalam sebulan sebesar Rp 1.250.000. Bila mengacu pada pengeluaran untuk kebutuhan primer, seringkali melebihi Rp 2.250.000. Biasanya saya menggunakan kartu kredit atau pembelian cicilan dalam pemenuhan kebutuhan saya, bila di hubungkan dengan gaji pokok saya sebagai PNS rasanya sangat tidak ada hubunganya antara pendapatan yang saya miliki dengan prilaku konsumtip, karena gaji yang saya miliki pun minim, hanya sebatas pemenuhan kebutuhan saja rasanya sudah tersendat-sendat.


(29)

Informan 2

Nama, Maswa Tifa R, S.Kep, MM, Jenis Kelamin, Perempuan, Usia 42 Tahun, Pendidikan Strata Dua, Pekerjaan Pengusaha Café, Jabatan Pemilik Café. Dalam pemenuhan kebutuhan pokok keseharian saya pribadi diluar tanggungan keluarga memang bila dilihat dari penghasilan saya Rp 10.000.000/bulan. Kebutuhan yang saya perlukan pun semakin beragam, misalnya untuk kecantikan dalam membeli alat mandi dan rias, saya memilih yang bermerk dan sudah terkenal, dilain hal seperti makan,s aya dan keluarga memiliki selera makan yang tinggi di rumah makan, biasanya saya hanya sarapan pagi di rumah selebihnya di rumah makan. Dibidang fashion saya mempunyai hobi hampir tiap bulanya menyisihkan uang sejumlah Rp 2.000.000 untuk belanja pakaian, baju, sepatu, sendal,a ksesoris dan lain sebagainya. Bila dilihat dari selera dan gaya hidup yang saya miliki termasuk tipe orang yang hobi untuk hiburan dan refresing. Antara pendapatan yang saya miliki dengan kebutuhan memang cendrung terlihat lebih boros, karena dari kecil saya terbiasa hidup enak dari kalangan keluarga yang bisa di katakan kalangan berada. Mungkin dari kebiasaan hidup yang mewah dari kecil itu sampai sekarang tertanam menjadi kebiasaan sehari-hari diri saya. Kebutuhan rata-rata perbulan kami sekeluarga belanja bulanan Rp 2.000.000, belanja dapur dua hari sekali Rp. 200.000, beras 25kg satu minggu. Mungkin bila di totalkan lebih kurang untuk biaya hidup perbulan Rp 5.000.000, biasanya juga suami saya memberi jatah bulanan Rp 6.000.000. Kebetulan suami saya berprofesi sebagai kontraktor. Kebiasaan kami dalam keluarga satu bulanya pasti jalan-jalan keluar kota guna menjaga keharmonisan kami, dalam perjalanan keluarga ini yang kami gunakan ialah kartu kredit, ya kalau mau dirinci kebutuhan pengeluaran


(30)

34 perbulanya mungkin sekitar Rp 15.000.000. Kalau menanggapi dari pertanyaan mbak,b egitu banyak kebutuhan saya namun kurang lebihnya seperti yang saya paparkan di atas. Ada lagi sih seperti perawatan kesalon yang sebulan bisa tiga kali.

Informan 3

Nama Mylia Putri, Jenis Kelamin Perempuan, Usia19 Tahun, Pekerjaan Mahasiswi. Keseharian saya sebagai mahasiswi, seperti halnya mahasiswi lain yakni kuliah. Dalam pergaulan saya sehari-hari, saya sering terpengaruh dengan gaya hidup teman-teman saya sehingga secara perlahan pola hidup saya juga mengikuti pola hidup mereka. Lingkungan pertemanan yang mayoritas mahasiswinya adalah anak-anak modis dan berada, menuntut saya untuk mengikuti berkembangan mode yang semakin lama semakin berkembang. Perilaku konsumtif ini ada karena 75 % itu terpengaruh oleh teman sepermainan, kadang kala sampai memaksakan keadaan untuk memenuhi keingan tersebut bahkan lebih parahnya sampai meminjam uang kepada teman sebaya. Jujur saja saya memang memiliki sifat gengsi yang tinggi, maka dari itu saya selalu berusaha untuk mengimbangi teman-teman sepermainan. Kebiasaan kami setiap ada produk atau mode terbaru, kami selalu up date dan proses informasi kami akses melalui grup BBM, Kaskus, maupun melalui media maya lainnya. Kecenderungan saya yang tergolong konsumtif ini ada semenjak saya menjadi mahasiswi dan juga saya tipe orang yang hobinya shoping.


(31)

Informan 4

Nama Lia Octoranda, Jenis Kelamin Perempuan, Usia 17 tahun Status Pelajar SMA.

Saya adalah seorang siswi salah satu sekolah menangah atas yang ada di Bandar Lampung. Mengingat semakin berkembangnya dunia fashion sekarang ini, menumbuhkan rasa keinginan saya untuk mengikutinya. Namun melihat kondisi ekonomi orang tua saya yang terbilang pas-pasan, membuat saya memendam dalam-dalam keinginan saya untuk memenuhi hasrat shoping seperti teman lainnya. Saya cukup bersyukur dengan keadaan yang saat ini saya jalani, dengan begitu saya lebih bisa berintropeksi diri lagi. Apabila saya menginginkan sesuatu seperti membeli baju, sepatu atau keinginan lainnya, saya biasakan untuk menyisikan sebagian dari uang jajan yang diberikan orang tua saya. Selain menyisikan uang jajan, saya juga berusaha mendapat uang tambahan dengan bekerja sebagai guru les anak-anak Sekolah Dasar untuk membeli kebutuhan sekolah seperti halnya, buku literatur, sepatu, seragam dan lainnya sebagainya sehingga dengan begitu saya dapat membantu beban orang tua saya.

Informan 5

Nama Shinta Novianty, Jenis Kelamin Perempuan, Usia 31 Tahun, Pendidikan SMA, Pekerjaan Ibu Rumah Tangga. Sebagai ibu rumah tangga yang harus pintar-pintar mengatur keuangan sebisa mungkin saya memanagenya dengan sebaik-baiknya. kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat, harga dari bahan-bahan sembako saja sudah melonjak tinggi, sementara penghasilan suami


(32)

36 terbilang pas-pasan bagaimana saya bisa berperilaku konsumtif jika kondisi keungan keluarga hanya pas-pasan saja. Semua pengeluaran keluarga ditanggung dari penghasilan suami, dan profesi saya hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Jadi saya hanya menadah saja dari suami, untuk bekerja di luar rumah ijazah saya hanya SMA, untuk saat ini ijazah SMA cukup terbilang rendah banyak lowongan yang menginginkan pekerjanya dari lulusan strata satu. Selain mengenai masalah pendidikan, saya juga tidak mempunyai keterampilan lain yang bisa menghasilkan uang sehingga bisa membantu meringankan beban suami. Maka dari itu untuk berperilaku konsumtif, saya pikir seribu kali lagi.

5.2 Hubungan Pendapatan, Pendidikan dan Pekerjaan dengan Perilaku Konsumtif dalam Berbelanja bagi Wanita.

Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam berbelanja adalah gaya hidup (Life Style). Gaya hidup merupakan perilaku seseorang yang di tunjukan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berpengaruh dengan citra diri untuk mereflesikan status sosialnya.

Menurut Penjelasan Ferdian Maya Sari selaku pelajar S 1 yang tinggal di

kelurahan Gedong Meneng.“ Saya termasuk orang yang hobi belanja namanya juga perempuan , tapi nafsu belanja saya masih bisa di rem lantaran saya blom

bisa nyari uang sendiri “. Menurut Penjelasan Maswa Tifa R, S.Kep, MM selaku Pemilik Café yang tinggal di kelurahan Gedong Meneng.“ Mw gmana lg yah mbak, perempuan memang udah di takdirin hobi berbelanja apa lagi setiap tanggal muda, separuh gajiku habis bwt berbelanja “. Menurut Penjelasan Shinta Novianty selaku Ibu Rumah tangga yang tinggal di kelurahan Gedong Meneng.“


(33)

Klo di Tanya suka belanja pasti namanya prempuan suka, tapi klo saya tergantung

dari jatah uang belanja yang suami saya berikan “. Menurut Penjelasan Maswa Tifa R, S.Kep, MM selaku Ibu Rumah tangga dan PNS yang tinggal di kelurahan Gedong Meneng.“ Ibu sih suka belanja dek namanya juga ibu – ibu tapi karna saya memiliki anak yang masih sekolah dan butuh biyaya , nafsu belanjaku pun

harus di batasin “

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa 54% wanita kelas menengah, berpendidikan SMA dan berpekerjaan swasta memiliki perilaku konsumtif yang wajar, dalam artian bahwa mereka tidak di kategorikan sebagai konsumtif. Mereka hanya menggunakan kebutuhan mereka untuk keperluan yang wajar, walu keinginan mereka ingin membeli begitu besar, tetapi mereka tidak membeli/mengkonsumsi barang yang mereka inginkan dikarenakan mereka memiliki dana yang bterbatas.

Ada 21% wanita kelas bawah, tingkat pendidikan SD – SLTP yang memiliki pekerjaan Ibu RT ternyata mereka sangat konsumtif dikarenakan berbagai macam factor, diantaranya keinginan mereka yang terlalu besar terhadap barang yang di pakai milik orang lain, dikarenakan keuangan mereka yang kurang, sehingga mereka rela untuk kredit dalam memenuhi kebutuhan mereka, maka tidak heran kalau suami mereka terkadang mengeluh terhadap istrinya.

Sedangkan 25% wanita kelas di kategorikan sebagai wanita yang konsumtif, dikarenakan mereka ingin tampak berbeda dari yang lain, membelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompok, membeli karena ingin mengikuti mode dan membeli didasarkan pada dorongan dalam diri individu yang muncul tiba-tiba.


(34)

38

5.2.1 Tindakan dalam Konsumsi

Dalam kehidupan sehari-hari remaja selalu berinteraksi baik dengan lingkungan, masyarakat maupun individu.Dalam masalah konsumsi dalam pergaulan,terjadi persaingan secara nyata atau tidak nyata dalam pemakaian atau pengunaan barang-barang atau jasa karena konsumsi yang diidentikan materi adalah hal yuang sidah membudidaya dalam masyarakat kita karena materi dapat meningkatkan derajat seseorang lingkungan pergaulanya.Maka tidak dapt dipungkiri jika materi terkadang menjadi salah satu gengsi remaja dalam memilih teman sepergaulan.Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Soerjono Soekamto bahwa :

“Seseorang dapat dihargai oleh orang lain karena dia memilik sesuatu yang patut

dihargai,sesuatu yang patut dihargai itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis,mungkin juga berupa tanah,kekuasaan,ilmu pengetahuan,kesolehan dalam beragama atau mengkin juga dari keturunan keluaraga yang terhormat.

Oleh sebab itu tidak heran konsumsi yang dilakukan oleh remaja cenderung saling bersaing untuk dapat membuat seseorang atau masyarakat menjadi kagum,leh sebab itu juga tidak heran jika remaja mengonsumsi barang atau jasa terkadang tidak secar evisisen dan tidak sesuai dengan kebutuhan akan tetapi selelu memperhatiakan keinginan atau nefsu belaka untuk keinginan konsumsinya.Dalam pemenuhan konmsumsinya remaja juga kebanyakan belum mampu untuk memenuhi sendiri tetapi masih meminta pada orang tua tau saudara,


(35)

uang yang mereka dapatkan dari membantu orang lain juga habis untuk kebutuhan yang kurang tau tidak penting.

Pada tabel dibawah ini dapat diketahui bagaimana cara para responden mamakai uang yang mereka miliki dalam setiap bulanya dan jika juga dapat terlihat besarnya pengeluaran secar rutin jika dilihat berdasarkan pada status mereka. Tabel 6. Rincian total penerimaan dan pemakaian uang responden berdasarkan

penggunaan secara rutin uang yang mereka dapatkan setiap belanja.

No Inisial Jumlah Uang Per Bulan Status Pengeluaran Rutin

.1. Informan 1 2.500.750. S 1 - Aksesoris - Make Up - Pakaian 2. Informan 2 10.000.000. S 1 - Bensin

- Makeup - Aksesoris - Jalan-Jalan - Pulsa 3. Informan 3 3.000.000. S 1 - Aksesoris

- Make Up - Perlengkapan

Sekolah

4 Informan 4 100.000 SMA - Make Up

- Perlengkapan Sekolah

5 Informan 5 120.000 SMA - Aksesoris

- Make Up - Perlengkapan

Sekolah

Dari tabel 1,dimaksud dari pembelian barang seperti kosmetik pada perempuan adlah hal yang umum, namun bila dicermati kaum laki-lakipun sangat banyak yang mengonsumsinya karena pada saat ini bukan hanya perempuan saja yang diidentikan dengan memakai kosmetik. Seperti pembelian obat jerawat, pembersih wajah, parfum, sabun kecantikan, hand body dan minyak rambut tidak


(36)

40 hanya perempuan saja yang dapat memakainya.Kita bisa lihat perkembangan ini dalam iklan pada televisi saja misalnya para model iklan untuk produk kosmetik saja dalam sejamnya dapat muncul berkali-kali.

5.2.2 Tindakan dalam Menyikapi Gaya Hidup

Menurut A. Bandura (dalam Faura Kesuma,2005 ) masa remaja menjadi pertentangan dan pembrontakan, karena terlalu menitik beratkan ungkapan-ungkapan bebas dalam remaja dan dari ketidak patuhan seperti model [akaian, pakaian yang nyentrik,bacaan, film, sinetron dan penerangan media lainya sering menggambarkan perilaku remaja yang secara umum sering dinilai kemungkinan berkaitan sensasional. Sementara menurut Stanly Hall (dalam Faura Kesuma : 2005 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa penuh gejlak emosi dan ketidak seimbangan, keadaan ini menyebabkan remaja mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja selalu tertarik dan cenderung mengadopsi hal-hal yang baru di lingkunganya.

Dari kecondongan dalam mengadopsi hal-hal yang baru tersebutlah secar sengaja ataupun tidak, rasa gengsi sebagai gaya hidup dalam remaja mulai terbangun dan membudaya akibat terus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru dan takut dinilai ketinggalan zaman (kuno) jika tidak mengikuti trend yang baru muncul.Selain itu lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan kebudayaan dan membangun gengsi dalam diri remaja itu sendiri.


(37)

5.2.3 Hubungan antara Konsumsi dan Gaya Hidup

Melihat dari perilaku konsumsi dan gaya hidup seseorang tentu mempunyai banyak cara dalam memakai uang yang dia miliki pada waktu luang atau waktu libur.Misalkan saja pada saat libur kerja atau libur sekolah mereka banyak melakukan kegiatan bersama teman-temanya.Contohnya disaat mereka yang berkerja telah mendapat upah mereka akan berkumpul dengan teman-teman mereka akan menghabiskan uang dengan beberapa cara, misalnya dengan membeli makanan kecil atau pergi makan diwarung bersama teman-teman, membeli aksesoris, pelengkapan kosmetik, pakaian atau makanan.

Disaat libur sekolah atau libur berkerja tidak jarang juga para remaja menghabiskan waktu luang dengan jalan-jalan baik bersama keluarga ataupun teman mereka. Biasanya enggan untuk menghabiskan waktunya dengan keluarga mereka lebih senang jika berkumpul dengan teman atau mengunjungi mall, karena ingin melepas kelelahan.

Bentuk perilaku dalam menghabiskan uang dan waktu luang dipengaruhi dengan cara mereka dalam mengonsumsi dan gaya hidupnya. Semakin banyak uang yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula uang yang dipakai untuk memenuhi gaya hidup dan perilaku konsumsinya. Adapun hubungan antara perilaku konsumsi dan gaya hidup dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(38)

42 Tabel 7. Hubungan Antara Bentuk dan Perilaku dalam Menghabiskan Uang dan

Waktu Luangnya dalam Konsumsi dan Gaya Hidup Bentuk Perilaku

Konsumsi Remaja

Bentuk Perilaku Konsumtif Dilihat Dari Jenis Kelamin

Persentase

Produk baru 17.6

Gaul dan produk 23.5

Kemasan 88.2

Merek 5.9

Diskon 82.4

Penampilan 100

Barang imitasi 94.1

Data : Primer 2011

Pada Tabel 7 nampak terlihat bahwa ternyata yang banyak terlihat dalam bentuk pembelian berdasarkan diskon, penampilan dan barang imitasi didominasi oleh perempuan.Sedangkan mereka membeli barang juga melihat dari merek sedangkan perempuan sangat sedikit yang memperhatikan merek.

5.3 Hubungan Perilaku Konsumtif Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku konsumtif terjadi tentu saja karena adanya faktor yang mempengaruhi mengapa perilaku tersebut terjadi, sebagaimana akibat tentu saja timbula karena adany sebab. Perilaku konsumtif yang ada pada remaja dapat saja timbul karena semakin majunya teknologi informasi, rasa gengsi, tingkat kebuutuhan, waktu dan juga tidak lepas dari uang yang remaja miliki. Biasanya semakin besar uang yang dimiliki maka semakin besar pula kebutuhan atau pengeluaran seseorang, karena pada hakikatnya manusia memeng tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.


(39)

Lingkungan,tempat, jenis kelamin, atau posisi dimana seseorang berada juga mempengaruhi cara pikir dan tindakan seseorang dalam mengunakan uang yang dimilikinya, pada tabel dibawah ini akan terlihat pual apakah tingkat konsumsi yang dimiliki remaja laki-laki lebih besar dari pada perempuan.

Tabel 8. Perilaku konsumtif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif

Faktor- faktor perilaku konsumtif

Perilaku Konsumtif Dilihat Dari Jenis Kelamin Presentase

Gemar belanja 52,9

Pengetahuan trend 47,1

Kebutuhan 23,5

Gengsi 23,5

Asal produk 23,5

Waktu dan informasi 11,8

Data : Sumber primer 2011

Pada tabel diatas ternyata faktor yang mempengaruhi konsumsi perempuan yang nampak hanya pada kegemaran belanja saja, sedangkan pada pengetahuan trend, kebutuhan, gengsi dan asal produk tidak nampak secara jauh dan pada waktu dan informasi yang didapatkan.

5.4 Analisis Landasan Teori Terhadap Hasil Penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga kajian teori yaitu Teori Dialektika Matrealis dan dialektika historis(Karl Marx), dan teori Interaksionisme simbolic (Blumer). Penelitian di Kelurahan Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa ini, diperoleh hasil bahwa remaja di Kelurahan Gedong Meneng memiliki perilaku konsumtif, walaupun tidak semuanya namun bias-bias konsumtif itu tampak terlihat pada perilaku warga di Kelurahan Gedong Meneng yang dilihat pada


(40)

44 jawaban-jawaban infoman. Dimana mereka sering membeli berbagai macam kebutuhan dan produk yang tidal lagi mutlak untuk harus dipenuhi, mereka tidak merasa puas jika kebutuhan yang satu dapat mereka penuhi maka kebutuhan lain akan segera timbul lagi dan mereka akan berusaha untuk mendapatkanya dan kebutuhan yang diinginkan itu akan langsung dan terus meluas. Hal ini sama dengan yang di ungkapkan oleh Karl Marx dalam Teori Dialektika Matrealis. Adapun teori itu:

“Tindakan historis yang pertama adalah membina kehidupan material itu sendiri.

Inilah tindakan historis yang sesungguhnya,yang merupakan syarat paling fundamental dalam keseluruhan sejarah. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, tempat tinggal, serat sandang adalah tujuan manusia yang paling utama pada awalnya. Dan kebutuhan-kebutuhan sedemikian ini ternyata masih tetap merupakan perjuangan manusia pada saat manusia mengadakan usaha untuk menganalisa anatomiyang kompleks dari manusia modern. Namun demikian, perjuangan manusia tidaklah terhenti pada saat kebutuhanya yang paling utama terpenuhi atau telah tercapai atau terpuaskan ketika kebutuhany-kebutuhan pokok telah terpenuhi atau telah tercapai, manusia memang sesungguhnya merupakan binatang yang tetap tidak terpuaskan ketika kebutuhan-kebutuhan pokok telah terpenuhi, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini justru juga merupaka tindakan historis yang pertama. Pendeknya kebutuhan baru timbul bila telah ditemukanya cara-cara untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lama”.

Dengan demikian berkembang dan modernnya zaman, maka semakin kompleks tatanan kehidupan manusia, seiring dengan itu maka semakin meluas pula akan


(41)

pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia tidak saja dihadapkan dengan kebutuhan akan prestise atau gengsi yang menyangkut kemodernan. Dalam pergaulanya bukanlah hal yang aneh jika memamerkan symbol-simbol yang menyangkut prestise dan gengsi kemodernan. Simbol-simbol yang dikenakan remaja ini dapat berupa pembelian pada produk-produk yang sedang trend dan banyak digandrungi oleh remaja pada khususnya. Fenomena ini juga secar tidak langsung teori dari

Blumer bahwa “Interaksinisme Simbolic”menunjuk pada sifat khas dari interaksi antar manusia. Kekhasanya adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakanya. Bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang dalm tindakan orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung terhadap orang lain tetapi didasrkan atas”makna” yang diberikan

terhadap tindakan orang lain. Interaksi antar individu, diantaranya oleh pengunaan-penggunaan symbol-simbol. Jadi dalam proses interaksi manusia itu bukan suatu proses dimana adanya stimulans secara otomatis dan langsung menimbulakan tanggapan atau respons.


(42)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan analisis narasi dan keseragaman jawaban bahwa Pendapatan, Pekerjaan dan Pendidikan Berhubungan Perilaku Konsumtif.

6.2 Saran

Pemahaman tentang sesuatu yang berkaitan dengan perilaku konsumtif dapat ditekan dengan cara menabung dan pola pikir yang sehat, sehingga perilaku konsumtif dapat menjadi perilaku produktif.


(43)

DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

(Skripsi)

Oleh

Tiara Wirasti Maktub

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(44)

ABSTRAK

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI

WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Oleh

TIARA WIRASTI MAKTUB

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pendapatan, pendidikan dan pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gedung Meneng , Kecamatan Rajabasa ,BandarLampung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Informan ditentukan dengan teknik snowball. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan deskriptive analisys dengan cara reduksi data,

displaydan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dismpulkan bahwa tingkat pendapatan, pendidikan dan pekerjaan mempengaruhi perilaku konsumtif wanita dalam berbelanja. Semakin tinggi pendapatan , pendidikan dan pekerjaan seorang wanita, maka semakin tinggi pula perilaku wanita tersebut dalam berbelanja (konsumtif). Dan sebaliknya semakin rendah pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seorang wanita , maka semakin rendah pula perilaku wanita tersebut dalam berbelanja (tidak konsumtif).

Adapun Faktor yang menyebabkannya adalah karena pendapatan, pendidikan dan pekerjaan mereka yang tinggi dapat mencukupi untuk berbelanja kebutuhan-kebutuhan yang kira-kira dapat menunjangprestise-nya di masyarakat.


(45)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Skripsi adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Megister/ Sarjana/ Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 15 Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Tiara Wirasti Maktub NPM. 0546011014


(46)

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI

WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Oleh

TIARA WIRASTI MAKTUB

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosiologi

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(47)

PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Nama Mahasiswa :

Tiara Wirasti Maktub

No. Pokok Mahasiswa : 0546011014

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Paraswati Da Rilmilyan

NIP 19550930 198902 2001

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Dra. Anita Damayantie, M.H


(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Paraswati Da Rilmilyan ...

Penguji Utama : Dra. Anita Damayantie, M.H ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si

NIP. 19580109 198603 1 002


(49)

Penulis yang bernama Tiara Wirasti Maktub dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 15 Oktober 1987 yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara , dari Bapak H.Maktub Djaiz dan Ibu Yenti Rai,S.Pd.

Pendidikan formal yang penulis tempuh di mulai pada saat berusia 3 tahun, yaitu bersekolah di Play Group Tunas Mekar Indonesia selama 1 tahun pada tahun 1990, dilanjutkan Pendidikan Taman Kanak-kanak di Tunas Mekar Indonesia , lalu melanjutkan pendidikan dasar SD Kartika II-5 dan lulus pada tahun 1999. Setelah lulus dari SD, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 25 BandarLampung dan lulus tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Al-Kautsar Lampung pada tahun 2002 dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis kemudian melanjutkan lagi pendidikannya pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Ekstensi (Non Reguler) yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung.


(50)

Motto

Setiap hari dalam hidupmu adalah satu

halaman dalam sejarahmu (kata-kata bijak

dari Arab)

Makna manusia bukan pada apa yang

dicapainya, melainkan pada apa yang ingin


(51)

Alhamdulillah Ya Allah

Rasa Syukur Terindah Atas Segala Limpahan Karunia yang Tiada

Ujungnya

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orangtuaku

tercinta Ayahanda Maktub Djaiz dan Ibunda Yenti Rai, yang selalu

mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang serta pengorbanan

yang tiada henti.Semoga kelak ananda dapat membahagiakan kalian.

Amin

.

Adik-adikku tercinta , Zana Azalia Maktub , Della Almirra Maktub

,M.Al-Kautsar Maktub yang tiada hentinya selalu menginspirasi dan

memotivasi penulis untuk selalu berjuang dan berkarya yang terbaik.

Tita dan Seseorang yang akan mendampingiku nanti yang telah dan

akan merangkai kisah hidupku menjadi lebih bermakna.

Prof.Dr.Sunarto DM,S.H.M.H yang sangat mendukung penulis

dalam menyelesaikan studinya pada detik-detik terakhir di

universitas, jasanya tidak akan pernah terlupakan, semoga kelak

penulis dapat mewujudkun cita-cita yang sesuai dengan nasihat dan

harapannya.

Rekan-rekan serta sahabat seperjuangan di Sosiologi dan Alamamater

Universitas Lampung

.


(52)

SANWACANA

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh..

Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul”Hubungan pendapatan, pendidikan dan

pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Ikram , M.Si , selaku PD III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik , terimakasih yang luar biasa pak, atas dukungannya menjelang detik-detik terakhir di kampus.


(53)

Sosial dan Ilmu Politik, terima kasih pak atas bantuannya kepada penulis. 4. Ibu Drs. Paraswati Da, selaku Dosen Pembimbing, bunda, sodara,teman luar

biasa yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis dari awal semester hingga mengantarkan ke akhir semester.

5. Ibu Drs. Anita Damayantie, M.H, selaku Dosen Pembahas , tante, mami, teman yang sangat menyenangkan, teman susah dan senang, terimakasih banyak mami, telah menghantarkanku sampai akhir semester ini.

6. M.Rizki Syahputra AT, S.sos , terima kasih aphi atas dukungannya selama ini , semoga apa yang kita harapkan terwujud dan menjadi yang terbaik. 7. Mares Ersan 2009 dan Arif 2010 , terimakasih banyak, ini semua tidak akan

bisa terbalaskan.

8. Ibu Dr. Erna Rochana, M.Si , terimakasih bu atas jasa-jasanya dalam membimbingku.

9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dengan segala ketulusannya.

10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan

administrasi.

11. Kedua orangtuaku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan kepada

penulis, baik berupa Do’a maupun dukungan materiil.

12. Semua keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan Do’a kepada penulis.


(54)

13. Teman-teman di Jurusan Sosiologi angkatan 2008,2009 yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun Karya Ilmiah ini.

14. Teman-teman Sosiologi Non reguler maupun reguler angkatan 2005, 2006, 2007,2008, 2009, , dan semuanya dan seluruh angkatan di Jurusan Sosiologi Unila.

15. AnggotaWealthy Girls Community (WEGES) , bergabung bersama wanita-wanita muda yang penuh semangat , membangkitkan semangat maju yang luar biasa di akhir semester ini.

16. Semua keluarga besar Sosiologi FISIP Unila.

17. Kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis,


(55)

DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

(Skripsi)

Oleh

Tiara Wirasti Maktub

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(56)

(57)

DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Oleh

TIARA WIRASTI MAKTUB

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosiologi

Pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(58)

SANWACANA

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh..

Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul”Hubungan pendapatan, pendidikan dan

pekerjaan dengan perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Ikram , M.Si , selaku PD III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik , terimakasih yang luar biasa pak, atas dukungannya menjelang detik-detik terakhir di kampus.


(59)

Sosial dan Ilmu Politik, terima kasih pak atas bantuannya kepada penulis. 4. Ibu Drs. Paraswati Da, selaku Dosen Pembimbing, bunda, sodara,teman luar

biasa yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya kepada penulis dari awal semester hingga mengantarkan ke akhir semester.

5. Ibu Drs. Anita Damayantie, M.H, selaku Dosen Pembahas , tante, mami, teman yang sangat menyenangkan, teman susah dan senang, terimakasih banyak mami, telah menghantarkanku sampai akhir semester ini.

6. M.Rizki Syahputra AT, S.sos , terima kasih aphi atas dukungannya selama ini , semoga apa yang kita harapkan terwujud dan menjadi yang terbaik. 7. Mares Ersan 2009 dan Arif 2010 , terimakasih banyak, ini semua tidak akan

bisa terbalaskan.

8. Ibu Dr. Erna Rochana, M.Si , terimakasih bu atas jasa-jasanya dalam membimbingku.

9. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dengan segala ketulusannya.

10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan

administrasi.

11. Kedua orangtuaku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan kepada

penulis, baik berupa Do’a maupun dukungan materiil.

12. Semua keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan dan Do’a kepada penulis.


(60)

13. Teman-teman di Jurusan Sosiologi angkatan 2008,2009 yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun Karya Ilmiah ini.

14. Teman-teman Sosiologi Non reguler maupun reguler angkatan 2005, 2006, 2007,2008, 2009, , dan semuanya dan seluruh angkatan di Jurusan Sosiologi Unila.

15. AnggotaWealthy Girls Community (WEGES) , bergabung bersama wanita-wanita muda yang penuh semangat , membangkitkan semangat maju yang luar biasa di akhir semester ini.

16. Semua keluarga besar Sosiologi FISIP Unila.

17. Kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarakatuh.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis,


(61)

Penulis yang bernama Tiara Wirasti Maktub dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 15 Oktober 1987 yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara , dari Bapak H.Maktub Djaiz dan Ibu Yenti Rai,S.Pd. Pendidikan formal yang penulis tempuh di mulai pada saat berusia 3 tahun, yaitu bersekolah di Play Group Tunas Mekar Indonesia selama 1 tahun pada tahun 1990, dilanjutkan Pendidikan Taman Kanak-kanak di Tunas Mekar Indonesia , lalu melanjutkan pendidikan dasar SD Kartika II-5 dan lulus pada tahun 1999. Setelah lulus dari SD, penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 25

BandarLampung dan lulus tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMU Al-Kautsar Lampung pada tahun 2002 dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis kemudian melanjutkan lagi pendidikannya pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur Ekstensi (Non Reguler) yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung.


(62)

PERSEMBAHAN

A

✁✂ ✄☎ ✆ ✝ ✂ ✁ ✞✂ ✟ ✂✁✠

R

✡☛ ✡

S

☞✌ ✍✌ ✎

T

✏✎✑✒✓ ✡✔

A

✕✡☛

S

✏✖✡✗✡

L

✑✘✙ ✡✔ ✡✒

K

✡✎✌✒✑✡☞ ✡ ✒✖

T

✑✡✓✡

U

✚✌✒✖✒☞ ✡✥

K

✌ ✙✏✎☛ ✏✘✛✡✔ ✍ ✡✒✍ ✡✎☞ ✡ ☛✏✓✏✎✔ ✡✒✡ ✑✒✑✌ ✒✕✌✍✍✏✓ ✌ ✡ ✜✎✡✒✖✕✌✡✍✌ ✕ ✏ ✎✢ ✑✒✕✡

A

☞ ✡✔ ✡✒✓✡

M

✡✍✕ ✌✛

D

✚✡✑✣ ✓ ✡✒

I

✛✌ ✒✓✡✤ ✏✒✕ ✑

R

✡✑

,

☞ ✡✒✖☛✏ ✗✡ ✗✌

✘✏ ✒✓✜✡✍✡✒

,

✘✏ ✘✛✏ ✎✑✍✡✒✢ ✑✒✕✡✓✡✒✍✡☛ ✑✔ ☛✡☞✡✒✖ ☛✏ ✎✕ ✡✙✏✒ ✖✜✎✛✡✒✡ ✒ ☞ ✡✒ ✖✕✑✡✓✡✔ ✏✒✕✑

.S

✏✘✜✖ ✡✍ ✏✗✡✍ ✡✒✡✒✓✡✓✡✙ ✡✕ ✘✏ ✘✛✡✔ ✡✖✑✡✍✡✒ ✍ ✡✗✑✡✒

.

A

✘ ✑✒✥

.

A

✓✑✍

-

✡✓✑✍✍✌✕✏✎✢✑✒✕✡

,

✦ ✡✒ ✡

A

✣✡✗✑✡

M

✡✍✕ ✌✛

, D

✏✗✗✡

A

✗✘ ✑✎✎✡

M

✡✍✕ ✌✛

,M.A

-K

✡✌✕☛ ✡✎

M

✡✍✕ ✌✛ ☞ ✡✒✖✕ ✑✡✓✡✔ ✏✒✕✑ ✒☞ ✡☛ ✏✗✡✗✌ ✘ ✏✒✖ ✑✒ ☛✙✑✎✡☛ ✑✓✡✒ ✘ ✏✘✜✕✑✧✡☛ ✑✙✏✒✌ ✗✑☛✌ ✒✕ ✌ ✍ ☛ ✏✗✡✗✌ ✛✏✎✚✌✡✒ ✖✓✡✒✛✏✎✍ ✡✎☞ ✡☞ ✡ ✒✖✕✏✎✛✡✑✍

.

T

✑✕✡✓✡✒

S

✏ ☛✏✜✎✡✒✖☞ ✡✒ ✖✡✍ ✡✒✘✏✒✓ ✡✘✙✑✒✖✑✍✌✒ ✡✒✕✑☞ ✡✒ ✖✕✏✗✡✔✓✡✒ ✡✍ ✡✒✘ ✏✎✡✒✖✍ ✡✑✍ ✑☛ ✡✔✔ ✑✓ ✌✙✍✌ ✘✏ ✒✚✡✓✑✗✏✛✑✔✛✏✎✘✡✍ ✒ ✡

.

P

✎✜★

.D

.S

✌ ✒ ✡✎✕✜

DM,S.H.M.H

☞✡✒✖ ☛ ✡✒✖✡✕✘ ✏✒✓ ✌ ✍✌ ✒ ✖✙✏✒✌✗✑☛ ✓ ✡✗✡ ✘✘✏✒☞ ✏ ✗✏☛ ✡✑✍✡✒ ☛✕ ✌✓✑✒☞ ✡✙✡✓ ✡✓✏✕✑✍

-

✓✏✕✑✍✕ ✏✎✡✍ ✔ ✑✎✓✑ ✌ ✒✑✧✏✎☛ ✑✕ ✡☛

,

✚✡☛✡ ✒☞ ✡✕✑✓✡✍✡✍✡✒✙✏✎✒✡✔✕✏✎✗✌✙✡✍✡✒

,

☛ ✏✘✜✖ ✡✍ ✏✗✡✍ ✙ ✏ ✒✌ ✗✑☛✓✡✙ ✡✕ ✘ ✏✩✌✚✌ ✓ ✍✌ ✒✢ ✑✕✡

-

✢ ✑✕✡☞ ✡✒✖☛✏ ☛✌✡✑✓✏✒✖ ✡✒✒✡☛ ✑✔ ✡✕✓✡✒

✔ ✡✎✡✙✡✒ ✒☞ ✡

.

R

✏✍ ✡✒

-

✎✏ ✍✡ ✒☛ ✏✎✕✡☛ ✡✔✡✛✡✕ ☛ ✏✙✏✎✚✌✡✒✖✡✒✓ ✑

S

✜☛ ✑✜✗✜✖✑✓✡✒

A

✗✡✘ ✡✘✡✕✏✎


(63)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, Skripsi adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Megister/ Sarjana/ Ahli Madya), baik di Universitas Lampung maupun diperguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 15 Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Tiara Wirasti Maktub NPM. 0546011014


(64)

Judul Skripsi : HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Studi di Kelurahan Gedung Meneng, Kecamatan Raja Basa)

Nama Mahasiswa : ✫ ✬✭✮ ✭✯✬✮ ✭ ✰✱✬✲✭✳ ✱✴ ✵

No. Pokok Mahasiswa : 0546011014

Jurusan : Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Paraswati Da Rilmilyan

NIP 19550930 198902 2001

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Dra. Anita Damayantie, M.H


(65)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Paraswati Da Rilmilyan ...

Penguji Utama : Dra. Anita Damayantie, M.H ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Agus Hadiawan, M.Si

NIP. 19580109 198603 1 002


(66)

Motto

Setiap hari dalam hidupmu adalah satu

halaman dalam sejarahmu (kata-kata bijak

dari Arab)

Makna manusia bukan pada apa yang

dicapainya, melainkan pada apa yang ingin


(67)

(68)

Lampiran 1

PENELITIAN

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa) PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian Tentang : HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, PENDAPATAN DAN PEKERJAAN TERHADAP PERILAKU

KONSUMTIFBAGI WANITA Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya :

Nama : Devita Mustika Umur : 25 Tahun

Alamat : JL. Arif Rahman Hakim No.04 Gedong meneng, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh

Nama : TIARA WIRASTI MAKTUB NIM : 0546011014

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung .

BANDAR LAMPUNG, 05 -01 -2012

Peneliti Responden


(69)

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa) KUISIONER

a. Nama : Ferdian Maya Sari Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 25 Tahun Pendidikan : Strata Satu

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Unit Kerja : Bandar Lampung

b. Nama : Maswa Tifa R, S.Kep, MM Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 Tahun Pendidikan : Strata Dua

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Golongan : IIIc

Jabatan : Kepala Subbidang Penanggulangan dan Pencegahan Unit Kerja : Badan Narkotika Provinsi Lampung

c. Nama : Mylia Putri Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 19 Tahun Pekerjaan : Mahasiswi


(70)

d. Nama : Lia Octoranda Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 17 tahun Status : Pelajar SMA e. Nama : Shinta Novianty

Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 31 Tahun Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pewawancara : Tiara Wirasti Maktub Tanggal wawancara : 0512 - 2011

Instruksi bagi pewawancara: isilah jawaban setiap pertanyaan di bawah ini menyangkut perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita

1. Nama : Devita Mustika

2. Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim 03 Kel. Gedong Meneng

3. Pendidikan : STRATA SATU 4 Pendapatan dalam sebulan : Rp 2.000.000,00 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta

6. apakah anda membeli karena ingin tampak berbeda dari yang lain ? 7. apakah anda membelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompok ? 8. apakah anda membeli karena ingin mengikuti mode yang sedang beredar ? 9. apakah anda membeli didasarkan pada dorongan dalam diri individu yang


(71)

(72)

Lampiran 1

PENELITIAN

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa) PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian Tentang : HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, PENDAPATAN DAN PEKERJAAN TERHADAP PERILAKU

KONSUMTIFBAGI WANITA Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya :

Nama : Devita Mustika Umur : 25 Tahun

Alamat : JL. Arif Rahman Hakim No.04 Gedong meneng, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh

Nama : TIARA WIRASTI MAKTUB NIM : 0546011014

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung .

BANDAR LAMPUNG, 05 -01 -2012

Peneliti Responden


(73)

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa) KUISIONER

a. Nama : Ferdian Maya Sari Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 25 Tahun Pendidikan : Strata Satu

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Unit Kerja : Bandar Lampung

b. Nama : Maswa Tifa R, S.Kep, MM Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 Tahun Pendidikan : Strata Dua

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Golongan : IIIc

Jabatan : Kepala Subbidang Penanggulangan dan Pencegahan Unit Kerja : Badan Narkotika Provinsi Lampung

c. Nama : Mylia Putri Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 19 Tahun Pekerjaan : Mahasiswi


(1)

Lampiran 2

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa)

KUISIONER

a. Nama : Ferdian Maya Sari Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 25 Tahun

Pendidikan : Strata Satu

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Unit Kerja : Bandar Lampung

b. Nama : Maswa Tifa R, S.Kep, MM Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 Tahun

Pendidikan : Strata Dua

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Golongan : IIIc

Jabatan : Kepala Subbidang Penanggulangan dan Pencegahan Unit Kerja : Badan Narkotika Provinsi Lampung

c. Nama : Mylia Putri Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 19 Tahun


(2)

d. Nama : Lia Octoranda Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 17 tahun

Status : Pelajar SMA

e. Nama : Shinta Novianty Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 31 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pewawancara : Tiara Wirasti Maktub Tanggal wawancara : 0512 - 2011

Instruksi bagi pewawancara: isilah jawaban setiap pertanyaan di bawah ini menyangkut perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita

1. Nama : Devita Mustika

2. Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim 03 Kel. Gedong Meneng

3. Pendidikan : STRATA SATU

4 Pendapatan dalam sebulan : Rp 2.000.000,00

5. Pekerjaan : Karyawan Swasta

6. apakah anda membeli karena ingin tampak berbeda dari yang lain ? 7. apakah anda membelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompok ? 8. apakah anda membeli karena ingin mengikuti mode yang sedang beredar ? 9. apakah anda membeli didasarkan pada dorongan dalam diri individu yang


(3)

(4)

Lampiran 1

PENELITIAN

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa) PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Penelitian Tentang : HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN, PENDAPATAN DAN PEKERJAAN TERHADAP PERILAKU

KONSUMTIFBAGI WANITA

Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya : Nama : Devita Mustika

Umur : 25 Tahun

Alamat : JL. Arif Rahman Hakim No.04 Gedong meneng, Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh

Nama : TIARA WIRASTI MAKTUB

NIM : 0546011014

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung .

BANDAR LAMPUNG, 05 -01 -2012

Peneliti Responden


(5)

Lampiran 2

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF DALAM BERBELANJA BAGI WANITA

(Study di Kelurahan Gedong Meneng, Kec. Raja Basa)

KUISIONER

a. Nama : Ferdian Maya Sari Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 25 Tahun

Pendidikan : Strata Satu

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Unit Kerja : Bandar Lampung

b. Nama : Maswa Tifa R, S.Kep, MM Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 42 Tahun

Pendidikan : Strata Dua

Pekerjaan : Pegawai Negri Sipil ( PNS ) Golongan : IIIc

Jabatan : Kepala Subbidang Penanggulangan dan Pencegahan Unit Kerja : Badan Narkotika Provinsi Lampung

c. Nama : Mylia Putri Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 19 Tahun


(6)

d. Nama : Lia Octoranda Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 17 tahun

Status : Pelajar SMA

e. Nama : Shinta Novianty Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 31 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pewawancara : Tiara Wirasti Maktub Tanggal wawancara : 0512 - 2011

Instruksi bagi pewawancara: isilah jawaban setiap pertanyaan di bawah ini menyangkut perilaku konsumtif dalam berbelanja bagi wanita

1. Nama : Devita Mustika

2. Alamat : Jln. Arif Rahman Hakim 03 Kel. Gedong Meneng

3. Pendidikan : STRATA SATU

4 Pendapatan dalam sebulan : Rp 2.000.000,00

5. Pekerjaan : Karyawan Swasta

6. apakah anda membeli karena ingin tampak berbeda dari yang lain ? 7. apakah anda membelian hanya untuk meniru orang lain atau kelompok ? 8. apakah anda membeli karena ingin mengikuti mode yang sedang beredar ? 9. apakah anda membeli didasarkan pada dorongan dalam diri individu yang