MANAJEMEN RESIKO RISK MANAGEMENT

202 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam dilakukan oleh seorang ahli yang mendalami bidang atau objek yang disurveinya. Didalam laporan hasil survei, ahli survei keselamatan tersebut juga akan menyampaikan beberapa rekomendasi untuk mengatasi objek bahaya yang telah disurveinya tersebut. Contoh : Survei kebisingan, survei cahaya, survei debu, survei ventilasi, dll. C.6. Pengidentifikasian Bahaya Pekerjaan - Secara Resmi Identifying Job Hazards - Formally adalah kegiatan pengamatan khusus, menyeluruh, dan mendalam atas bahaya-bahaya yang berhubungan dengan suatu pekerjaan yang ada di suatu lingkungan daerah kerja. Biasanya sebuah tim khusus secara resmi dibentuk untuk secara khusus pula melakukan pengidentifikasian bahaya-bahaya yang berhubungan dengan suatu pekerjaan ada di suatu lingkungan daerah kerja tertentu yang telah ditetapkan, guna ditindak lanjuti untuk memastikan bahwa resiko kecelakaan dari bahaya tersebut tidak akan terjadi. Contoh : Pengidentifikasian bahaya pekerjaan di daerah tambang, di jalan angkut, di administrasi perkantoran dan di bengkel.

D. MANAJEMEN RESIKO RISK MANAGEMENT

Untuk dapat mengelola suatu bahaya resiko dengan aman agar tidak menyebabkan timbulnya suatu kecelakaan, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yakni : 1. Setiap bahaya perlu diidentifikasi atau dikenali. 2. Setiap bahaya yang telah diidentifikasi tersebut perlu dianalisa untuk mengetahui tingkat resiko risk level nya. 3. Selanjutnya bahaya yang telah teridentifikasi dan teranalisa tersebut selanjutnya disebut resiko perlu dievaluasi untuk menetapkan apakah resiko tersebut dapat diterima atau tidak, dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang berlaku di standar perusahaan, peraturan pemerintah dan hukum negara serta hukum internasional. 4. Akhirnya resiko yang tidak dapat diterima tersebut perlu dikendalikan atau dikontrol guna mencegah timbulnya kecelakaan. Keempat upaya utama untuk mengelola bahaya resiko tersebut dikenal 203 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam sebagai ―Manajemen Resiko‖ Risk Management. Manajemen Resiko adalah suatu proses manajemen KKLK yang bertujuan untuk meminimalkan resiko kecelakaan atau bahkan untuk menghilangkannya sama sekali. Upaya lanjutan yang juga perlu kita lakukan agar bahaya resiko yang telah kita kendali-kan kontrol tersebut tidak muncul kembali adalah dengan memonitor dan mengkaji-ulang bahaya resiko yang ada di lingkungan daerah kerja kita. Kegiatan menganalisa dan mengevaluasi suatu resiko disebut sebagai ―penilaian resiko‖ Risk Assessment Menganalisa Resiko Risk Analysis dapat didefinisikan sebagai proses untuk menentukan kemungkinan kemungkinan dari kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan cedera atau kerugian. Didalam melakukan tindakan-tindakan penanggulangan diantaranya dengan menganalisa berapa nilai resiko NILAI RESIKO = Frequency X Exposure X Consequency  Kemungkinan kecelakaan dapat terjadi Likelihood Frequency  Tingkat pemaparan Exposure  Akibat dari kecelakaan terjadi Consequence Ketiga factor inilah yang harus dianalisa :  Kemungkinan kecelakaan dapat terjadi Beberapa kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan  Tingkat pemaparan Seberapa sering melakukan aktivitas pekerjaan tersebut  Konsekwensi, akibat dari kecelakaan yang diperkirakan akan terjadi 204 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam Gambar diagram- arus dibawah ini memperlihatkan ―Proses Manajemen Resiko ‖ Risk Management Process yang perlu dilakukan untuk mencegah atau menghin dari kecelakaan. Gambar 4.14 Diagram Arus 205 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam D.1. Identifikasi Bahaya Hazard Identification harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi dan kejadian-kejadian yang kemungkinan dapat menimbulkan resiko kecelakaan serta jenis dan tingkat keparahan kecelakaan yang dapat ditimbulkannya. Atau dengan kata lain, kita harus memperhatikan apa yang dapat terjadi what can happen dan bagaimana ia dapat terjadi how it can happen. D.2. Analisa Bahaya Hazard Analysis adalah upaya untuk menganalisa Bahaya-bahaya yang telah teridentifikasi secara ilmiah objektif dan sistimatik. Hasil analisa tersebut berupa ―Tingkat Resiko‖ Risk Level yang dapat dipergunakan sebagai bahan kajian untuk menetapkan skala prioritas dari penanganan selanjutnya dari bahaya resiko tersebut. Dimana bahaya-bahaya dengan tingkat resiko tinggi sudah barang tentu umumnya akan mendapat-kan skala prioritas penangan yang lebih tinggi untuk dengan segera diselesaikan, termasuk pembuatan prosedur kerja yang diperlukan. D.3. Evaluasi Resiko Risk Evaluation dimaksudkan untuk mengevaluasi ahaya-ahaya resiko-resiko mana saja yang perlu benar-benar diprioritaskan untuk dilakukan tindakan pengamanannya. Walaupun bahaya-bahaya beresiko tinggi yang umumnya mendapat prioritas penyelesaian, namun tidak tertutup kemungkinan terjadi adanya beberapa bahaya dengan tingkat resiko rendah yang perlu diprioritaskan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan dana untuk penanganannya, tuntutan sosial dan tuntutan hukum yang ada. Hasil dari k ajian resiko ini berupa penetapan ―Resiko-Resiko yang Dapat Diterima ‖ Acceptale Risks dan ―Resiko-Resiko yang Tidak Dapat Diterima ‖ Un-Aceptale Risks. D.4. Kontrol Kendalikan Resiko Risk Control dimaksudkan untuk mencegah perubahnya Resiko Potensi Kecelakaan Accident Potential Risk menjadi Kecelakaan Nyata Accident Actual. Upaya- upaya pengendalian pengontrolan atas resiko-resiko yang ada ini seharusnya dilakukan melalui ―Urutan Pengendalian Resiko‖ Hierarchy of Risk Control. Hal ini akan diahas pada anak judul selanjutnya. 206 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam D.5. Monitor dan Tinjau-Ulang Bahaya Resiko dimaksudkan untuk memastikan secara terus menerus tidak timbulnya resiko kecelakaan di suatu daerah kerja

E. METODA-METODA PENETAPAN TINGKAT RESIKO