Penyelenggaraan Makanan di tempat kerja Maksud pemberian

135 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam ketentuan dalam peraturan menteri ini dan atau standar yang diakui. Selanjutnya pada pasal 57 dinyatakan bahwa setiap instalasi penyalur petir harus mendapatkan sertifikan dari menteri atau pejabat yang ditunjuk.

G. Penyelenggaraan Makanan di tempat kerja Maksud pemberian

makanan di tempat kerja adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja para tenaga kerja. Berdasarkan penelitian disimpulkan pemberian makanan di tempat kerja akan meningkatkan produktivitastenaga kerja dan keuntungan perusahaan serta penurunan angka absensi. Energi sangat mempengaruhi produktifitas kerja sedangkan protein, mineral dan vitamin sangat mempengaruhi efisiensi kerja. Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 menjelaskan mengenai syarat-syarat keselamatan kerja dan syarat keselamatan kerja tersebut berisi 50 syarat kesehatan kerja antara lain mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phisik maupun psikhis, keracunan, infeksi dan penularan serta memelihara kebersihan, dan kesehatan dan ketertiban. Berkaitan dengan penyelenggaraan makanan dalam PMP Nomor 7 th 1964 tentang kesehatan, kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja pasal 8 mengatur tentang :  Syarat-syarat dapur bersih, rapi, tidak berhubungan langsung dengan tempat kerja, pemerangan dan peredaran udara yang baik serta tersedianya menu yang memenuhi syarat.  Syarat-syarat air untuk makan dan minum, harus segar tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengandung binatang atau bakteri serta harus diperiksa secara berkala di laboratorium. Sedangkan mengenai pengadaan kantin dan ruang makan dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE 01Men1979 berisi anjuran untuk menyediakan kantin untuk perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang. Berdasarkan Surat 136 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam Edaran Dirjen Binawas No. SE 86BW89 tentang Perusahaan Catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja mengatur persyaratan catering pengelola makanan bagi tenaga kerja harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker b Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan hiegiene dan sanitasi. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola tidak mengetahui bahwa catering harus mendapat rekomendasi. H. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan kesatuan dari berbagai lingkungan di tempat kerja yang didalamnya mencakup faktor fisikia, kimia, biologi, fisiologi, dan psikologi yang melingkupi tempat kerja dan dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Di dalam Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja lingkungan kerja antara lain untuk: a Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarnya angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. b Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai c Menyelenggarakan penyegaran udara yan cukup d Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja, cara dan proses kerja. e Berkaitan dengan hal tersebut maksud dan tujuan dari diterapkannya syarat-syarat keselamatan kerja lingkungan adalah untuk memberi perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga produktifitas dan efisiensi dapat tercapai. Salah satu tahap untuk melakukan pemeriksaaan lingkungan kerja adalah menerapkan metode teknik untuk menurunkan tingkat bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditoleransi 137 Teknik Dasar Pengerjaan Non Logam oleh manusia dan lingkungannya yaitu melalui standar Nilai Ambang Batas NAB faktor fisika sebagaimana ketentuan Kepmenaker No. Kep 51Men1999 dan Nilai Ambang Kuantitas. Untuk faktor kimia di udara lingkungan kerja sebagaimana ketentuan Surat Edaran Menaker No. SE 01Men1997. Sehubungan dengan hal tersebut diatas berdasarkan pasal 7 Kepmenaker Nomor Kep 51Men1999 bahwa pengukuran dan penilaian faktor fisika di tempat kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

I. Kelembagaan K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

selanjutnya disebut P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3. P2K3 selanjutnya bertugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 pasal 10 menyatakan bahwa menteri tenaga kerja berwenang membentuk panitia keselamatan dan kesehatan kerja guna mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Selanjutnya susunan P2K3 dan tugas-tugas lainnya ditetapkan oleh menteri. Berdasarkan Permenaker No. Per 041Men1987 pasal 2 dinyatakan bahwa pengusaha atau pengurus diwajibkan membentuk P2K3 pada setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu. Kriteria tempat kerja yang dimaksud meliputi: