Jenis kelamin berkonstanta negatif karena perusahaan memberikan besar kecilnya pendapatan tenaga kerja selalu berdasarkan tingkat pendidikan
dan tidak berdasarkan gender. Jam kerja juga memiliki konstanta negatif dikarenakan tenaga kerja pada titik tertentu akan lebih memilih istirahat
bekerja atau memilih untuk melakukan kegiatan bersenang-senang dari pada menambah jam kerja. Persamaan penelitian tersebut dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama menggunakan pendidikan, jenis kelamin, dan jam kerja sebagai variabel bebas. Adapun
perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tersebut tidak menggunakan pengalaman kerja,
pengalaman kerja kuadrat, domisili sebagai variabel bebas.
C. Kerangka Berpikir
Seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui investasi dalam modal manusia. Orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan
memperoleh pendapatan yang lebih baik. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan
seseorang, akan tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut dan harus membayar biaya
langsung dan tidak langsung untuk sekolah. Selain tingkat pendidikan, pendapatan juga dipengaruhi oleh
pengalaman kerja. Seseorang yang baru mulai bekerja kurang berpengalaman dan biasanya memiliki produktivitas yang rendah pula. Semakin lama
pengalaman kerja yang dimiliki tenaga kerja mengindikasikan semakin meningkat kemampuan tenaga kerja sehingga pendapatan pun meningkat.
Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki lebih
tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dimiliki oleh perempuan seperti fisik yang kurang kuat, dalam bekerja
cenderung menggunakan perasaan atau faktor biologis seperti harus cuti ketika melahirkan. Sehingga perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi
tingkat pendapatan yang diterima sesorang. Perbedaan domisili juga mempengaruhi perbedaan penerimaan
pendapatan. Pendapatan di perkotaan dianggap lebih tinggi dibandingkan di pedesaan dengan lebih luasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Perbedaan
jam kerja juga dapat mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Seseorang yang bekerja penuh 35 jamminggu memperoleh pendapatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja yang bekerja tidak penuh 35 jamminggu. Selain itu, perbedaan tingkat penerimaan pendapatan tenaga
kerja sektor industri juga dipengaruhi oleh pada kelompok industri apa mereka bekerja.
Untuk menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dikemukakan suatu model paradigma
penelitian. Berikut ini model paradigma mengenai pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, pengalaman kerja kuadrat, jenis kelamin, domisili, jam
kerja dan kelompok industri terhadap pendapatan tenaga kerja sektor industri.
Gambar 2. Model Kerangka Pemikiran Teoritis
Keterangan: : Pengaruh variabel secara parsial
: Pengaruh variabel secara simultan
D. Hipotesis Penelitian