STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI ) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA Negeri 1 Kalirejo

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

(Skripsi)

Oleh ERI PURWANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION (GI ) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DI SMA NEGERI 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN

2012/2013 Oleh ERI PURWANTI

Melihat hasil belajar yang belum optimal, maka perubahan dalam proses pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan seharusnya mulai diterapkan disekolah. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut adalah dengan mengubah metode pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran kooperatif.

Tujuan Penilitian ini adalah Mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran kooperatif tipe PBL. Penelitian ini ter-golong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimental design).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 7 kelas sebanyak 245 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh sampel berjumlah 70 siswa dari dua kelas yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir. Kemudian, data dianalisis menggunakan rumus t-test untuk dua sampel besar yang satu sama lain tidak mempunyai hubungan.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan : (1) ada perbedaan hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL). (2) rata- rata hasil belajar ekonomi yang pem-belajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajarannya


(3)

menggunakan model pem-belajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) dengan diperoleh rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 79,37 sedangkan kelas pem-banding hanya 75,17, dengan mean difference sebesar 4,200 dan. thitung 3,873 > ttabel1,667. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima.


(4)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA Negeri 1 Kalirejo

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Oleh ERI PURWANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2012 / 2013 Nama Mahasiswa :

Eri Purwanti

NPM : 0913031084

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I. Pembimbing II.

Drs. Teddy Rusman, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.

NIP. 19600826 198603 1001 NIP. 19600817 198603 1 003 2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Nurdin, M.Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ………...

Sekertaris : Drs. Nurdin, M.Si. ………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Erlina Rufaidah, M.Si. ………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr.H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1003


(7)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eri Purwanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031084

Program Studi : Pedidikan Ekonomi Jurusan : Pendidikan IPS

Dengan ini menyatakan bahwa penilitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai pernyataan penyelesaian studi pada Universitas atau institute lain.

Bandar Lampung, April 2013 Yang menyatakan

Eri Purwanti NPM. 0913031084


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Poncowarno pada tanggal 25 Febuari 1991, dengan nama lengkap Eri Purwanti. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putri dari pasangan bahagia Bapak Mulyadi dan Ibu Sunarni.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyah Poncowarno tahun 1997. Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Poncowarno, diselesaikan tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalirejo diselesaikan tahun 2006, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalirejo diselesaikan tahun 2009 dan pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal (UML).

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), yaitu Lampung, Solo, Surabaya, Bali, Jogja, Bandung pada bulan Januari tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Kedondong, dan penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Sukajaya Kecamatan

Kedondong. Pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Kalirejo untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(9)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang (Alfatihah 1)

Persembahan

Alhamdulilahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini.

Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang – orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

Ayahanda Mulyadi Ibunda Sunarni

Ibuku tercinta yang telah rela berjuanng dan mengorbankan segalanya untuk kesuksesan anaknya. dari ananda kecil hingga ananda dewasa tiada pernah berubah. Ananda akan

menjadi yang terbaik. Ananda akan selalu membuatmu bahagia. Dan untuk Bapak trimakasih telah mengajariku arti hidup, kelak bisa meringankan langkahmu,,Ananda cinta

kepada mak dan bapak. My Lovely Family

Terimakasih atas semua doa, perhatian, semangat dan motivasi untuk tetap tegar terus dan maju dan bertahan(Mb latif,Mas Edi, Yuli,Yuni).

Ponakan Lucuku (Sultan Alfatir dan Asshila Zilfana)

Terimaksih atas keceriaan yang kalian berikan untuk mengukir senyum dalam hidupku. Alamamaterku tercinta Universitas Lampung.


(10)

Motto

Segala sesuatu membutuhkan proses, seperti padi yang diharapkan petani dapat dipanen dengan hasil yang diharapkan yaitu banyak dan kualitasnya bagus, yaitu dari proses hijau

hingga matang. (penulis)

“Tak akan kau dapatkan ilmu, kecuali dengan enam hal. Yakni; kecerdasan, semangat

keras, rajin dan ulet, biaya yang cukup, bersahabat dengan guru dan waktu yang lama.” (Imam Syafi‟i).

Rasulullah SAW bersabda: “ Dan barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu,

niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”

(HR. Muslim)

“Orang berakal tidak akan bosan untuk meraih manfaat berfikir, tidak putus asa dalam menghadapi keadaan, dan tidak pernah berhenti dari berfikir dan berusaha”.

(Dr.‟Aidh Bin „ Abdullah Al – Qarni)

“Pejuang sejati adalah seorang yang dengan segala keterbatasan yang

ada pada dirinya, dia mampu menggapai impianya. Jangan pernah berhenti bermimpi,

Sang penguasa takdir akan memeluk mimpimu.” (Andrea Hirata)


(11)

SANWACANA Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat di selesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung. Skripsi ini berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe GI (Group Investigation) dan Tipe PBL (Problem Based Learning) Di SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S, Jaya, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(12)

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, sekaligus Pembimbing II

7. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing I.

8. Ibu Dr. Erlina Rufaidah, M.Si., selaku pembahas.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bpk Drs. Sudiono, selaku Kepala SMA Negeri 1 Kalirejo, yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini.Seluruh dewan guru, karyawan beserta staf tata usaha SMA Negeri 1 Kalirejo.

11. Pakde Mustamar dan pakde Tukimin sekeluarga, atas rasa kekeluargaan yang telah kalian ciptakan, pengertian serta dukungan, doa dan semangatnya. 12. Budi Santoso yang selalu memberikan dukungan, motivasi, doa dan kasih

sayang selama ini.

13. Mb Silmi dan Lulu dan yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa selama ini.

14. Teman-teman angkatan 2009 (Ambar, Ayu, Anita, Arga, Agus, Deni, Didi, Dwi, Dedew, Eko, Esa, Faisal, Ina’, Inayah, Ivan, Mada, Muti, Nurul, Ramdon, Rifki, Risa, Uni, Puput, Gusti, Sevti, Winda, Wayan, Arif, Ardi ), dan lain – lain teimakasih untuk kebersamaanya.


(13)

15. Keluarga kecilku di kampus (Ica, Mella, Main, Amel, Chyci, Yeni, Eka, Devi, Ida, Tia, Uly) yang selalu memberikan kehangatan dan kebersamaan layaknya saudara. Terimakasih untuk semuanya.

16. Teman-teman sesama Mahasiswa rantau KKN & PPL: Pipa Hafid , Bli Gede, Mbah Rudi, Najibul, Zeko, Heni, Mb Dewi, Elsa suketi, Mb Aryani, Mb Wira.

17. Teman-teman kosan Papilaya Lovers ( Kak Dewa, Kak Desi, Mb Intan, Mb Senja, Mb Siwi, Mb Esti, Mb Tri, Mb Ririn, Wo Eti, Mb Desi, Mb Imah, Devi(Cunong), Siti (Cimut), Dwi (Cui) , Winda, Sela, Eri (Ciwil), Rizki, Mb Mey2). terimakasih untuk kenangan indah dan kebersamaanya.

18. Kakak tingkat 2008, 2007, 2006 ( mb Mila, mb Diska, Kak Dani, kak Saiful ACC )

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini, terimakasih untuk semuanya.

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, April 2013


(14)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Kegunaan Penelitian... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN DIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar ... 13

2. Model Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning) ... 17

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 20

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe PBL ... 27

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

B. Kerangka Pikir ... 33


(15)

III.METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Desain Eksperimen... 41

2. Prosedur Penelitian... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Definisi Operasional Variabel ... 44

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data ... 45

2. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 48

3. Taraf Kesukaran ... 49

4. Daya Beda ... 50

G. Analisis Data 1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas ... 52

H. Pengujian Hipotesis ... 52

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah ... 55

2. Perkembangan Sekolah ... 57

3. Visi dan Misi ... 59

4. Situasi dan Kondisi Sekolah... 60

B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Belajar Kelas GI a. Deskripsi Data HasilPre Test ... 63

b. Deskripsi Data Hasil Post Test ... 66

2. Data Hasil BelajarKelas PBL a. Deskripsi Data Hasil Pre test ... 68

b. Deskripsi Data Hasil Post test ... 70

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Kelas GI ... 73

b. Uji Normalitas Kelas PBL ... 74

2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Kelas GI dan Kelas PBL ... 69

D. Peningkatan Hasil Belajar Kelas GI, dan PBL... 76

E. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 71


(16)

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 73 F. Pembahasan Hipotesis

1. Hasil Belajar Ekonomi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI dan Tipe PBL ... 82 2. Perbedaan Rata – rata Hasil Belajar Ekonomi Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe GI dan Tipe PBL ... 85 V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ulangan semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah Tahun Pelajaran

2012/2013 ... 3

2. Sintaks ModelPembelajaranKooperatif ... 19

3. Tahapan Kemajuan Siswa dalam Pembelajaran kooperatif tipe GI .... 26

4. Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 30

5. Penelitian Yang Relevan ... 32

6. Definisi Operasional Variabel ... 44

7. Keadaan Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 61

8. Keadaan Jumlah sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Kalirejo ... 61

9. Distribusi Frekuensi Hasil Preettest Kelas GI ... 64

10.Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas GI ... 66

11.Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas PBL ... 68

12.Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas PBL ... 71

13.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas GI ... 73

14.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas GI ... 73

15.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas PBL ... 74

16.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas PBL ... 75

17.Uji Homogenitas Postest Kelas GI dan Kelas PBL ... 76

18.Uji Hipotesis Pertama ... 79

19.Deskripsi Data ... 73


(18)

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 37

2. Paradigma dengan Dua Variabel Independen ... 39

3. Hasil Pretest Kelas GI ... 65

4. Hasil Posttest Kelas GI ... 67

5. Hasil Pretest Kelas PBL ... 69

6. Hasil Posttest Kelas PBL ... 71


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Kalirejo,

Lampung Tengah ... 92

2. Mekanisme Kerja Organisasi SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010 ... 95

3. Denah Lokasi SMA Negeri 1 Kalirejo, Lampung Tengah ... 96

4. Daftar Nama Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 98

5. Daftar Nama Siswa Kelas X2 (Kelas Eksperimen / Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (GI) ... 99

6. Daftar Nama Siswa Kelas X1 (Kelas Pembanding / Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (PBL) ... 100

7. Kelompok Belajar Untuk Berdiskusi Kelas GI ... 101

8. Kelompok Belajar Untuk Berdiskusi Kelas PBL ... 102

9. Program Tahunan Semester Ganjil ... 103

10.Program Tahunan Semester Genap ... 106

11.Program Semester Ganjil ... 109

12.Program Semester Genap ... 123

13.Silabus ... 136

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(Rpp) Kelas PBL ... 139

15.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(Rpp) Kelas GI ... 144

16.Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Siswa ... 149

17.Soal Pre Test dan Post Test ... 155

18.Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siswa ... 159

19.Tabel analisis butir soal ... 160

20.Hasil perhitungan validitas SPSS ... 162

21.Uji Validitas Instrumen ... 163

22.Perhitungan Reliabilitas ... 164

23.Perhitungan Taraf Kesukaran ... 166

24.Daya Pembeda ... 167

25.Daftar Nilai Pre Test dan Posttest Kelas GI ... 168

26.Daftar Nilai Pre Test dan Posttest Kelas PBL ... 169


(21)

28.Uji Homogenitas Kelas GI dan PBL ... 172

29.Pemantapan Hipotesis 1 Uji T Kelas GI dan PBL ... 173

30.Tabel Distribusi Lilifors ... 174

31.Tabel Harga Kritis distribusi F ... 175

32.Tabel Harga Kritis distribusi T ... 177 Surat Keterangan ACC Judul

Surat Penelitian Pendahuluan Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Kartu kendali bimbingan skripsi mahasiswa


(22)

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

masyarakat,yaitu wajib belajar 9 tahun agar masyarakat memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas dalam segala hal, terutama dalam hal yang positif. Karena dengan sekolah masyarakat memiliki bekal ilmu yang cukup untuk mencari pekerjaan yang layak dan mencapai tujuan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan sarana yang berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yaitu untuk menghasilkan generasi muda yang produktif, kreatif, mandiri serta dapat membangun dirinya dan masyarakatnya (Hasbullah,2001:139).

Pemerintah banyak usaha untuk masyarakatnya agar pendidikan dapat memililki mutu yang tinggi, sehingga tidak kalah dengan negara-negara lain, dan dari kalangan masyarakat manapun dapat menikmatinya, tidak hanya kalangan yang tinggi saja.


(23)

2

Dewasa ini usaha peningkatan mutu pendidikan banyak sekali, salah satu contohnya seperti penyempurnaan kukrikulum, pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan atau penyempurnaan dari kurikulum yang sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KTSP adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing – masing satuan pendidikan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini siswa dituntut untuk lebih aktif dari guru, yaitu keaktifan siswa 80% sedangkan keaktifan guru 20%.

Pemerintah juga memiliki tujuan yang lain agar mutu pendidikan tinggi yaitu selain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dari cara belajar juga di perlukan, dahulu pembelajaran lebih berfokus pada guru atau teacher

centered. Siswa hanya menjadi pendengar saja dan tidak begitu aktif, terkadang siswa tidak mendengarkan guru menjelaskan tetapi hanya bermain sendiri dan tidak memperhatikan, dalam pembelajaran ini metode yang digunakan masih sangat sederhana yaitu ceramah atau secara konvensional. Dalam hal ini keaktifan siswa 20% dan guru 80%, sekarang sejak ada penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka pembelajaran yang seperti itu seharusnya sudah tidak ada. Namun pada kenyataanya masih banyak terjadi di sekolah – sekolah, baik sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Permasalahan yang telah dideskripsikan diatas jelas bahwa permasalahanya adalah metode


(24)

3

Dan metode dalam pembelajaran harus sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa. Seperti menurut (Mulyasa,2008:222) dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, untuk membantu siswa memahami konsep – konsep yang dipelajari secara utuh dan benar.

Pembelajaran yang konvensional masih sering terjadi, dalam hal ini peneliti meneliti hasil dari proses pembelajaran yang diadakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya di SMA N 1 Kalirejo masih memakai pembelajaran

konvensional. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu variasi yang sering dilakukan tetapi penerapanya masih kurang baik.

Hasil belajar ekonomi siswa masih kurang maksimal. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1. lebih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 70. KKM ini diperoleh dari guru bidang studi ekonomi pada jumlah kelas X adalah 7 kelas dengan banyak siswa 245 siswa pada tahun( 2012- 2013).

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Kelas Interval nilai Jumlah siswa

<70 ≥70

X 1 21 14 35

X2 20 15 35

X3 22 13 35

X4 24 11 35

X5 20 15 35

X6 22 13 35

X7 20 15 35

Jumlah 149 96 245

Presentase 60,82% 39,18% 100%


(25)

4

SMA N 1 Kalirejo menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70. Berdasarkan data pada tabel 1 di atas, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada ulangan tengah semester ganjil kurang baik. Hal ini terlihat jumlah siswa yang memperoleh ≥70 atau yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 39,18%, berarti siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh guru sebesar

60,82%. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa kurang baik, kriteria tingkat keberhasilan tersebut seperti pendapat Djamarah dan Zain.

Djamarah dan Zain (2006:107) sebagai berikut: Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d.75% saja dikuasai oleh siswa, Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang Dari 60% dikuasai oleh siswa.

Melihat hasil belajar yang belum optimal, maka perubahan dalam proses pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan seharusnya mulai diterapkan di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan proses pembelajaran tersebut adalah dengan mengubah metode pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif beragam jenisnya. Hal ini lebih memudahkan guru untuk memilih tipe yang paling sesuai dengan pokok bahasan, tujuan

pembelajaran, suasana kelas, sarana yang dimiliki dan kondisi internal peserta didik. (Rusman,2012: 201) Model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu Numbered Heads Together (NHT) , Group Investigation (GI), Think Pair Share


(26)

5

(TPS), Teams Games Tournament (TGT), Two Stay Two Stray (TS-TS), (PBL) Problem Based Learning.

Model – model pembelajaran kooperatif yang telah dijelaskan seperti Teams Games Tournament (TGT), Two Stay Two Stray (TS-TS), (PBL) Problem Based Learning, Numbered Heads Together (NHT) , Group Investigation (GI), Think Pair Share (TPS) berkaitan dengan ilmu ekonomi Karena dalam penelitian ini akan melihat kemampuan siswa dan keaktifanya melalui model – model kooperatif untuk mendapatkan hasil nilai ekonomi.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berfariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan kegiatan secara umum terdiri dari kegiatan produksi, distribusi , dan konsumsi. Dalam Pembelajaran ekonomi siswa dituntut mampu memperdayakan dirinya untuk menemukan , menafsirkan, menilai dan

menggunakan informasi serta melahirkan gagasan inovatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari – hari.

Proses pembelajaran harus dilakukan seefektif mungkin dengan lebih banyak melibatkan siswa. Maka dalam hal ini guru harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan media dan model pembelajaran yang menarik sehingga

berlangsung efektif. Di zaman modern ini informasi semakin dinamis, para tenaga pendidik dituntut untuk kreatif guna meningkatkan mutu pendidikan. Guru harus memiliki upaya untuk mengatasi pembelajaran yang saat ini masih konvensional,


(27)

6

agar mutu pendidikan dapat meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini seperti pendapat yang dikemukakan Slameto mengenai pembelajaran yang baik.

Pembelajaran yang baik menurut Slameto (2003 : 24) adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaanya terjadi proses belajar yang bermakna (meaning learning) terdiri dari Discovery Learning dan Rote Learning. Discovery Learning, siswa harus mencari dan mengidentifikasi informasi sendiri kemudian mengintegrasi kedalam struktur kognitif yang sudah ada, disusun kembali, diubah untuk menghasilkan struktur kognitif baru. Langkah selanjutnya yakni siswa berusaha mengingat atau menguasai apa yang dipelajari agar dapat dipergunakan (rote Learning).

Pendapat Slameto mengenai pembelajaran yang baik memiliki pendapat atau pengertian yang sama seperti fungsi mata pelajaran ekonomi menurut

Budimansyah bahwa siswa berusaha mengingat dan memahami konsep, agar dapat memecahkan masalah yang terjadi, selanjutnya fungsi mata pelajaran ekonomi akan dideskripsikan sebagai berikut.

Mata pelajaran Ekonomi memiliki fungsi yaitu mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih memecahkan masalah

ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat (Budimansyah, 2002:34).

Prinsip pembelajaran yang aktif adalah dengan mengkondisikan siswa sebagai subjek belajar. Prinsip tersebut dapat terwujud salah satunya melalui pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu dalam mengkontruksi konsep dan menyelesaikan masalah.


(28)

7

Partisipasi siswa pada penelitian ini masih sangat rendah dengan ditunjukan keaktifan siswa hanya 40% sedangkan guru 60% dari hal itulah sangat nampak bahwa keaktifan siswa sangat rendah dibandingkan dengan guru. Permasalahan diatas membuat peneliti ingin tahu lebih lanjut dengan dilakukanya penelitian. bagaimana jika metode pembelajaranya diubah, ada perubahan hasil belajar dan keaktifanya atau tidak, meski tiap – tiap model pembelajaran kooperatif itu memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing.

Tiap-tiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi tergantung pada materi dan tujuan pembelajaran. Penelitian ini menerapkan dua model pembelajaran kooperatif yaitu Group Investigation (GI), dan Problem Based Learning (PBL). Pemilihan kedua model pembelajaran kooperatif tersebut karena dianggap mampu meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group


(29)

8

Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Model pembelajaran ini siswa lebih aktif dalam menemukan sendiri permasalahan yang ada dalam materi pelajaran yang dihadapi.

Model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan penggunaan inteligensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual. Dalam pembelajaran ini siswa diberikan topik permasalahan oleh guru, kemudian siswa bersama kelompoknya memecahkan masalah yang ada dengan merumuskan hipotesis permasalahan yang ada dengan membaca buku, mencari di internet dan dari media apa saja yang dapat

mendukung atau untuk memperkuat hipotesis jawaban masalah yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa kedua model pembelajaran tersebut menitikberatkan kepada aktivitas siswa. Namun, ada beberapa perbedaan diantara kedua model pembelajaran tersebut. GI menekankan siswa mencari sendiri permasalahan yang bersifat penemuan. Kemudian setiap kelompok membahas bersama – sama permasalahan yang sudah ditemukan, dan juru bicara dari kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya. Pada model pembelajaran kooperatif tipe PBL siswa dimotivasi untuk ikut terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih oleh guru dan merumuskan hipotesis permasalahan yang diberikan oleh guru.


(30)

9

Model pembelajaran kooperatif GI dan PBL ini terpilih karena pelajaran Ekonomi di SMA lebih banyak ke materi yang bersifat analitis atau uraian. Contoh yang paling cocok menggunakan model GI dan PBL adalah pada materi pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan ekonomi, faktor – faktor yang

mempengaruhi permintaan dan penawaran, dan mendeskripsikan pengertian dan jumlah keseimbangan, dan banyak lagi materi yang bersifat analitis.

Selain kelemahan dan kelebihan dari masing – masing model ada, hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah, partisipasi siswa secara aktif dalam

pembelajaran masih sangat rendah dan kurangnya pengetahuan guru akan model – model pembelajaran kooperatif yang menarik, membuat penelitian mengambil judul sebagai berikut.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini mengambil judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe GI Dan Model Pembelajaran Tipe PBL pada siswa kelas X SMA N 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2012/2013.”

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari tidak tercapainya kriteria ketuntasan belajar minimum.


(31)

10

2. Guru – guru masih banyak menggunakan metode konvensional.

3. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Peran guru sangat dominan.

4. Partisipasi siswa secara aktif dalam pembelajaran masih sangat rendah. 5. Kurangnya pengetahuan guru akan model – model pembelajaran kooperatif

yang menarik.

C. Pembatasan Masalah.

Mengingat luasnya masalah, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar ekonomi siswa antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran GI dengan yang diajar menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas X semester ganjil.

D. Perumusan Masalah.

Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran kooperatif tipe PBL?

2. Manakah yang lebih tinggi rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan hasil belajar Ekonomi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL?


(32)

11

Tujuan Penelitian.

Tujuan Penilitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran kooperatif tipe PBL.

2. Untuk mengetahui mana yang memberikan rata-rata hasil belajar Ekonomi lebih tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe PBL.

E. Kegunaan Penelitian.

Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sumbangan pemikiran bagi guru mata pelajaran Ekonomi tentang alternatif strategi pembelajaran yang lebih menarik dan tidak monoton serta

menciptakan suasana kerjasama yang kondusif bagi siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe PBL.

2. Untuk memberikan wawasan pengetahuan kepada siswa tentang strategi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, dan mengatasi suasana belajar yang monoton sehingga membuat jenuh.

Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru mata pelajaran memperoleh inovasi dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses mengajar.


(33)

12

2. Siswa jadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

3. Bahan informasi dan referensi untuk perpustakaan, serta bagi para peneliti yang ada kaitanya dengan penelitian ini.

F. Ruang Lingkup Penellitian.

Ruang Lingkup Penellitian ini adalah. 1. Objek Penelitian.

Objek Penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI dan tipe PBL.

2. Subjek Penelitian.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil. 3. Tempat Penelitian.

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kalirejo. 4. Waktu Penelitian


(34)

II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah hal yang paling penting dalam pendidikan, karena dengan hasil belajar kita dapat megetahui efektifitas atau tidak, cara yang dipakai selama pembelajaran. Adapun pendapat lain, hasil belajar adalah hasil dari suatu proses pembelajaran yang dijadikan tolak ukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Seorang siswa dikatakan telah belajar jika setelah adanya proses pembelajaran terjadi perbedaan tingkah laku menuju yang lebih baik.

Hasil belajar menurut Ahmadi dalam Dedeh Winarti (2004:16) mengemukakan

bahwa: “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini

usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai

setiap mengikuti tes.”

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan , maka dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pengajaran yang dicerminkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.


(35)

14

Adapun Dimyati dan Mujiono (2006:3) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam

perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai setiap mengikuti

tes.”

Hasil belajar siswa tidak mungkin baik, bila siswa tidak belajar dengan sungguh – sungguh dan tidak dibelajarkan dengan cara yang baik. Karena siswa tidak akan banyak yang tahu tentang materi pelajaran yang diajarkan disekolah dengan

maksimal. Peserta didik dapat berhasil dalam memdapatkan hasil belajar atau tahu tentang materi pelajaran yang diajarkan disekolah dengan maksimal yaitu ada beberapa persyaratan tertentu seperti menurut Sagala.

Sagala (2003:57) mengatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif (Scolastic Aptitude Test),

2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (Interest Inventory), 3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan

potensinya (Differential Aptitude Test),

4. Menguasai bahan –bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutanya (Achievement Test),

Selain ada persyaratan yang mengatakan agar peserta didik dapat berhasil, pengajaran yang betul – betul baik juga menjadi pendukung suatu siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik. Berikut ini akan dideskripsikan mengenai ciri – ciri pengajaran yang dikatakan betul – betul baik.

Sehubungan dengan itu, adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul – betul baik, apabila memiliki ciri – ciri sebagai berikut.


(36)

15

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses

belajar mengajar itu bagi siswa seolah – olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya (Sadiman,2006:49).

Ciri – ciri yang kedua pembelajaran dikatakan betul – betul baik menurut

Sadiman yaitu pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya, adapun yang memberikan penngertian yang sama dengan Sadiman, yaitu menurut Anni.

Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek – aspek perubahan perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada si pembelajar, yaitu pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman belajar.

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana hasil belajar yang telah dicapai.

Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan.


(37)

16

Djamarah dan Zain (2006:107) tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d.75% saja dikuasai oleh siswa, Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang Dari 60% dikuasai oleh siswa.

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2007:55) mengemukakan bahwa

“Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang

diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain – lain, ada pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti; latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah dan lain –lain)”.

Selain yang dikemukakan oleh Suhardjono mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran banyak masalah lain yang berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam mengajar. Hendaknya guru dapat

menyelesaikan masalah yang timbul dalam pembelajaran dengan kegiatan yang nyata di kelas. Kegiatan itu tujuanya untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara professional. Kegiatan yang nyata di kelas bisa dilakukan pada proses pembelajaran yaitu dengan pembelajaran yang kooperatif,

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

berkelompok baik kelompok kecil atau kelompok besar yang beranggotakan lebih dari dua orang. Berikut ini akan dideskripsikan lebih jelas mengenai pembelajaran kooperatif.


(38)

17

II. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2012:201), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Pengertian pembelajaran kooperatif selain yang dikemukakan menurut Slavin yaitu pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan siswa secara berkelompok atau bekerja secara bersama – sama, pendapat seperti ini juga dikemukakan oleh Sunal dan Hans.

Adapun Sunal dan Hans ( dalam Isjoni, 2007:12) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.

Pendapat lain mengenai definisi dari pembelajaran kooperatif selain dari Slavin, Sunal dan Hans, ada pendapat lain yang menambahkan bebarapa pengertian.


(39)

18

Kedua ahli ini lebih menekankan pada sikap siswa untuk tolong menolong dan berkelompok dalam perilaku sosial, berbeda dengan pendapat Jhonson yang lebih komplit.

Jhonson ( dalam Rusman, 2012:204) medefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai upaya mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan tentang pembelajaran kooperatif bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model atau strategi pembelajaran yang mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiridari 4-6 orang anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen sehingga siswa dapat bekerja sama dan menumbuhkan sikap perilaku sosial. Terdapat enam langkah atau fase di dalam pelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokan ke dalam tim – tim belajar. Diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama. Agar model pembelajaran kooperatif lebih jelas untuk

dipahami, dari fase awal hingga fase akhir, maka dibuatlah tabel sintaks model pembelajaran kooperatif. Berikut adalah tabel sintaks model pembelajaran kooperatif.


(40)

19

Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif. Fase 1 Aktvitas Guru 2 Aktivitas siswa 3 Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaranyang ingin di capai pada mata pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Siswa mendengarkan tujuan dan motivasi yang di sampaikan oleh guru

Fase-2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru Fase-3 Mengorganisasi kan siswa kedalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien

Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan membentuk kelompok belajar sesuai arahan dari guru Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Siswa memperhatikan bimbingan guru dan bekerja sama dengan teman kelompoknya Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya

Siswa menjawab soal evaluasi dari guru dan mempersentasikan hasil kerja kelompoknya Fase-6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Siswa termotivasi menerima reward (penghargaan) dari guru

Sumber : Rusman, (2012 : 211)

Menurut Rusman, (2012 : 211) tabel 2 diatas merupakan gambaran bahwa terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim – tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelasaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok,


(41)

20

atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan member penghargaan terhadap usaha kelompok maupun individu.

Pendeskripsian pembelajaran kooperatif secara umum adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif yang akan diteliti dalam hal ini yaitu pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dan PBL (Problem Based Lerarning). Pembelajaran kooperatif GI merupakan pembelajaran yang menuntut siswa agar lebih aktif untuk mencari materi pelajaran yang akan disampaikan baik dari berbagai materi. Dalam hal ini siswa di ikut sertakan dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasi. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation).

III. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi.

Pendapat Stahl (2001: 265-266) menyatakan bahwa dalam investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam kelompok. Setiap kelompok investigasi terdiri dari 3-5 orang, dan akhirnya siswa dapat menggabungkan, mempersentasikan dan

mengikhtisarkan jawaban mereka.

Selain pendapat Stahl mengenai pembelajaran kooperatif Group Investigation Pendapat Slavin (dalam Rusman, 2012: 221-222), menjelaskan bahwa dalam group investigation, para siswa bekerja melalaui enam tahapan. Tahapan-tahapan ini dan komponen-komponennya dapat dijabarkan sebagai berikut.


(42)

21

1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok. a) Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik. b) Para siswa begabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

mereka pilih.

c) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

d) Guru membantu dalam mengumpulkan informasidan memfasilitasi pengaturan

2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajarinya dan pembagian tugas.

3. Melaksanakan investigasi

a) Para siswa mengumpulkan informasi, mengenai data dan membuat kesimpulan

b) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

c) Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklasifikasi, dan mensintesis semua gagasan.

4. Menyiapkan laporan akhir

a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari tugas mereka. b) Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka laporkan, dan bagaimana

mereka membuat presentasinya.

c) Wakil-wakil kelompok membentuk panitia untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

5. Mempresentasikan laporan akhir

a) Presentasi yang dibuat untuk semua kelas dan berbagai macam bentuk b) Presentasi harus dapat melibatkan peseta secara aktif

c) Para peserta mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan keriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 6. Evaluasi

a) Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut. b) Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. Sebagian tujuan dalam pembelajaran kooperatif group investigation adalah: siswa belajar bagaimana proses inkuiri, sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuwan itu dilakukan. Dalam hal ini tentu meliputi.


(43)

22

(1) Tujuan inkuiri itu sendiri,

(2) Bagaimana proses inkuiri itu mereka lakukan; dan

(3) Produk dari inkuiri. Siswa-siswa dalam kegiatan ber-inkuiri ini seharusnya diajak merefleksi proses yang telah mereka lakukan, dan mengevaluasi kinerja mereka dalam ber-inkuiri.

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com)

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan

memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling

berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.


(44)

23

Slavin dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah.

1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.

Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif.

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan

mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas. 3. Peran Guru.

Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

Menurut Rusman (2012: 223) langkah – langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah.

a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa, b. Memberikan pertanyaan terbuka bersifat analisis,

c. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan kelompoknya secara bergiliiran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.


(45)

24

Selain langkah – langkah pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) Sutikno akan mendeskripsikan mengenai tujuan atau misi model Group

Investigation (GI). Berikut ini akan dideskripsikan lebih jelas mengenai tujuan dan misi dari model Group Investigation (GI).

Tujuan atau misi dari model Group Investigation (GI) adalah untuk

mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka berpartisipasi dalam proses social demokratik dengan mengkombinasikan perhatian – perhatian pada

kemampuan antar- personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin tau akademis. Aspek – aspek dari pengembangan yang utama dari model ini (Sutikno, 2003:27).

Setiap metode atau model pembelajaran pasti mempunyai ciri khas sendiri, mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI): Pembelajaran kooperatif ini terbukti lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang digunakan selama ini. Keunggulan itu dapat dilihat pada kenyataan sebagai berikut.

1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, dan aktivitas belajar.

2. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.


(46)

25

3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi.

5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapa membantu siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar belakang teman sekelas mereka.

6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam.

7. Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas.

Selain kelebihan ada pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), ada juga kekuranganya. Karena semua model pembelajaran kooperatif

memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing.

Kekurangan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI hanya sesuai untuk diterapkan

di kelas tinggi, hal ini disebabkan karena tipe GI memerlukan tingkatan kognitif yang lebih tinggi.

2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

3. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.

4. Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan pembelajaran yang

konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman.

5. Guru membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan belajar kooperatif tipe GI dengan baik.


(47)

26

Tabel 3. Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Model Group Investigation.

Tahap I

Mengidentifikasi topik dalam membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topic kepada seluruh anggota. Kemudian membuat

perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan.

Siswa mengumpulkan,

menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas akhir.

Setiap kelompok

mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan tugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI Evaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

(sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/)

Tabel mengenai tahap – tahap kemajuan siswa di dalam pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation (GI) telah dijelaskan diatas, selain model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Peneliti juga meneliti mengenai model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning (PBL).


(48)

27

IV. Pembelajaran kooperatif tipe PBL

Problem based learning (PBL) pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas kedokter1970-an K1970-anada, sebagai satu upaya menemukan solusi dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan – pertanyaan sesuai situasi yang ada. Pembelajaran ini lebih melibatkan siswa dalam

penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu.

Menurut Tan dalam (Rusman, 2012: 229) Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul – betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Pendapat lain yang memberikan pengertian mengenai Problem Based Learning (PBL) selain Tan adalah Boud dan Feletti, bahwa Problem Based Learning merupakan kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan dan PBL adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.

Menurut Boud dan Feletti dalam (Rusman, 2012: 230) mengemukakan bahwa PBL adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.


(49)

28

Menurut Ibrahim dan Nur (2000) PBL memiliki beberapa karakteristik yakni. (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah (memahami masalah),

(2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) Penyelidikan autentik,

(4) Menghasilkan produk atau karya kemudian memamerkannya, dan (5) Kerja sama.

Karakteristik yang dimiliki oleh PBL selain yang disebutkan oleh Ibrahim dan Nur lebih di spesifikasikan oleh Sanjaya, yaitu dari 5 karakter menjadi 3 karakter utama pada model pembelajaran kooperatif PBL. Menurut Ibrahim dan Nur karakteristik PBL yakni dari pengajuan pertanyaan hingga kerjasama, atau dari tahap yang mendasar hingga tahap kerjasama. Sedangkan Sanjaya dari kegiatan yang umum hingga ke kegiatan yang khusus. Berikut ciri utama dari PBL menurut Sanjaya sebagai berikut.

Menurut Sanjaya (2006: 212) ada tiga ciri utama PBL yakni.

(1) PBL merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam pembelajaran ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa,

(2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran atau masalah merupakan kata kunci dari proses pembelajaran,

(3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yang dilakukan secara sistmatis (tahapan-tahapan) dan empiris (berdasarkan data dan fakta yang jelas).

Selain karakter dan ciri utama yang telah dideskripsikan diatas mengenai model pembelajaran kooperatif PBL, model PBL ini juga memiliki tujuan. Tujuan pembelajaran kooperatif PBL salah satunya yaitu untuk membantu guru


(50)

29

memberikan informasi sebanyak – banyaknya kepada siswa. Untuk lebih jelas akan dideskripsikan sebagai berikut.

Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.

Model pembelajaran kooperatif PBL selain memiliki karakter, dan ciri utama. PBL juga memiliki prinsip. Prinsip dalam PBL yaitu dalam ruang belajar guru

merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah, menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan dan penggunanaan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya akan dideskripsikan sebagai berikut.

Prinsip dalam Pembelajaran Berdasarkan Masalah

a.Dalam ruang belajar guru merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah, ruang belajar dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas dilakukan untuk meningkatkan interaksi dengan teman lainnya dan mengacu terbentuknya ide baru dalam perkembangan intelektual siswa.

b.Menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan

c. Penggunaan alat peraga atau model dalam pembelajaran harus mendukung proses pembelajaran diantaranya tabel, laporan, gambar, poster, yang membantu mereka untuk belajar memecahkan masalah.


(51)

30

PBL melibatkan siswa dalam penyelidikan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pehamanya tentang fenomena itu.

Ibrahim, Nur, Ismail (dalam Rusman, 2012 : 243) mengemukakan bahwa langkah

– langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai berikut. Tabel 4. Langkah – langkah Pembelajaran Berbasis Masalah.

Fase Indikator Tingkah laku guru

1 Orientasi siswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. 2 Mengorganisasi siswa untuk

belajar.

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3 Membimbing pengalaman

individu / kelompok.

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temanya. 5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Sumber : (Rusman : 2012,243)

Dari tabel 4 Ibrahim dan Nur dalam (Rusman:2012, 242) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah secara lebih rinci, yaitu: Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, balajar

berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata, menjadi para siswa yang otonom. Pembelajaran ini melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu.


(52)

31

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif telah dijelaskan pada tabel 4, dalam pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan dan kelebihan. Salah satu kelebihan dari model pembelajaran kooperatif adalah membuat siswa lebih aktif, namun selain mempunyai kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu siswa menjadi semakin malas yang awalnya sudah memiliki sifat malas karena pembelajaranya dilakukan secara berkelompok.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL).

Model pembelajaran problem based learning memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran ini, adalah.

a. Membuat siswa lebih aktif,

b. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari,

c. Menimbulkan ide-ide baru,

d. Dapat meningkatkan keakraban dan kerjasama,

e. Pembelajaran ini membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.

Kekurangan pada model pembelajaran ini, adalah.

a. Model pembelajaran problem based learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas,

b. Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif,

c. Membutuhkan banyak waktu dan pendanaan,

d. Sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir anak, e. Pembelajaran berdasarkan masalah memerlukan berbagai sumber untuk

memecahkan masalah, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. (www.smkn2pandeglang.net> Artikel> Pendidikan: 19.43 WIB).

Untuk memperkuat penelitian yang telah peneliti teliti maka diperkuat dengan hasil penelitian relevan yang telah dilakukan oleh orang lain, yang tujuanya adalah lebih memperjelas atau memperkuat dari penelitian dan meyakinkan.


(53)

32

V. Hasil Penelitian Yang Relevan.

Beberapa penelitian yang ada kaitanya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Penelitian yang Relevan.

No Nama Tahun Judul penelitian Hasil Kesimpulan Penelitian

1. Henny Sumarsih

2007 Aplikasi model pembelajaran kooperatif Group Investigation Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Ssiwa Kelas XI IPS 5 SMU Negeri 8 Surakarta

Ketuntasan nilai tes siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 34 % (siklus I = 51% dan siklus II = 85 %). Model pembelajaran kooperatif Group Investigation yang divariasi dengan pemberian ice breaking dan reward kompetisi dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa XI IPS SMU Negeri 2. Munika

Surya Erniningsih

2006 Studi komparasi model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation dan student teams achievement division serta metode konvesional terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X

Fobservasi > Ftabel. Fobservasi = 14.5365 > Ftabel = 3.07,

Ada perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode GI, STAD dan metode konvensional terhadap prestasi belajar Biologi siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri


(54)

33

3. Ari Irnitawati Hidayah

2008 Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam Mata Pelajaran Geografi Pada Kompetensi Dasar Kemampuan Menerapkan Sig Dalam Kajian Geografi Di SMA Muhamadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2008/2009

Fobs = 16,74, dan F tabel (n=34) dengan taraf

signifikansi 5 % yaitu sebesar Ftabel = 3,99, berarti Fobs > Ftabel (16.74 > 3.99)

Terdapat perbedaan yang signnifikan skor hasil belajar siswa antara expository dengan metode Group Investigation (GI).Hal ini dapat dilihat dari perbedaan mean antara expository dengan metode Group Investigation (GI) (62.07% dengan 74.05%). Kerangka Pikir.

Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Pengertian lain kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting (Sudjarwo,2009 : 70) .

Dalam proses pembelajaran memiliki tujuan yaitu berhasilnya proses pembelajaran yang terlihat dari hasil belajar. Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan


(55)

34

suatu kegiatan tergantung pada proses pembelajaran. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan salah satunya adalah model pembelajaran oleh guru. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru sangat menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan.

Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan, dengan mendapatkan hasil yang baik, terlihat dengan hasil presentase sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa yang mencapai nilai ≥ 70 hanya 39,18% sedangkan yang ≤ 70 adalah 60,82% .

Suatu realita yang dapat kita lihat saat ini masih banyak guru yang memakai metode langsung. Metode ini dipilih oleh guru dengan alasan mudah diterapkan. Pembelajaran dengan metode langsung bersifat teacher centered sehingga siswa tidak memiliki andil yang besar dalam pembelajaran, padahal siswalah yang seharusnya memiliki andil yang besar dalam proses pembelajaran. Hal ini jika diterapkan lebih lama lagi maka akan menghambat kreatifitas siswa. Saat ini para guru mulai melakukan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menuntut siswa memiliki andil yang dominan dalam pembelajaran (student centered). Saat ini pembelajaran telah menggunakan model pembelajaran kooperatif yang hasilnya lebih bagus dari model pembelajaran yang sebelumnya yakni model pembelajaran secara langsung, saat ini hasil belajar dari model pembelajaran kooperatif minimal mencapai 75,17 %. Hal itu terlihat bahwa


(56)

35

dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar. Penelitian ini memilki variabel bebas dan variabel terikatnya yaitu.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran kooperatif tipe (GI) Group Investigation, pembelajaran kooperatif tipe (PBL) Problem Based Learning. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi siswa melalui dua model pembelajaraan kooperatif tersebut. Hasil belajar ekonomi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI, hasil belajar ekonomi siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe PBL.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen secara kolaboratif. Model pembelajaran kooperatif berkembang dari waktu ke waktu karena dianggap dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe GI, PBL, memiliki langkah-langkah, kekurangan, dan kelebihan berbeda-beda sehingga dimungkinkan hasil belajar ekonomi dengan penggunaan dua model tersebut berbeda.

Model pembelajaran kooperatif yang dipilih pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI dan model pembelajaran kooperatif tipe PBL, untuk lebih jelasnya mengenai model pembelajaran kooperatif GI dan model pembelajaran kooperatif PBL akan dideskripsikan sebagai berikut.


(57)

36

Model Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.

Selain model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) yang telah dijelaskan diatas dalam penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran kooperatif Problem Based Learning (PBL) juga diteliti oleh peneliti. Untuk lebih jelas mengenai model PBL akan di deskripsikan sebagai berikut.

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul – betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Berdasarkan teori – teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Berdasakan uraian tersebut, hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini.


(58)

37

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian.

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat diberi penjelasan sebagai berikut : 1. Variabel yang diteliti adalah variabel terikat dan variabel bebas, dalam hal ini

variabel terikatnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI dan model pembelajaran kooperatif tipe PBL. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi.

2. Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah melakukan tes yaitu pre tes dan post test untuk mendapatkan hasil belajar ekonomi. Hasil

Perencanaan pembelajaran

Proses Pembelajaran

Hasil belajar ekonomi (Preetest)

Model pembelajaran kooperatif tipe PBL(X2) Model pembelajaran

kooperatif tipe GI (X1)

Ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe PBL Hasil belajar ekonomi

(Postest) (Y)

Hasil belajar ekonomi (Postest) (Y) Hasil belajar ekonomi


(59)

38

penelitian yang relevan adalah suatu penunjang untuk mendukung suatu hasil penelitian yang peneliti telah teliti.

3. Deskripsi dari masing – masing variabel yang diteliti yaitu pengertian model pembelajaran kooperatif GI, model pembelajaran kooperatif PBL dan hasil belajar ekonomi atau deskripsi dari X1, X2, dan Y.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes.

Model GI adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul – betul dioptimalisasi melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

4. Sintesa / kesimpulan adalah kesimpulan dari semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.


(60)

39

Untuk memperjelas kerangka pikir maka dibuatlah paradigma sebagai berikut. R1

R R2

Gambar 2. Paradigma dengan Dua Variabel Independen

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, model pembelajaran kooperatif tipe PBL.

2. Rata – rata hasil belajar ekonomi yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan PBL.

Model kooperatif GI (X1)

Model kooperatif PBL (X2)

hhHasil belajar ekonomi (Y)


(61)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkontrol, selain itu metode penelitian adalah suatu metode ilmiah atau suatu metode penelitian secara empiris untuk menguji hasil penelitia.

Penelitian ini tergolong penelitian komperatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan (Sugiyono,2005:115).

Metode ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbandingan satu variabel, yaitu hasil ekonomi dengan perlakuan berbeda.

Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimental semu (quasi eksperimental design). Penelitian quasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2009: 16).


(62)

41

Penelitian Komparatif adalah penelitian yang diakukan untuk membandingkan nilai satu variable dengan variable lainnya dalam waktu yang berbeda. Menurut (Sugiyono, 2011:107) pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat.

1. Desain Eksperimen

Penelitian bersifat quasi eksperimen dengan pola non-equifalent control group design. Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas I (kelas X1) melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. kelas II (kelas X2) melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL.

Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

R1, R2 = kelas eksperimen O1, O3 = pre test

O2, O4 = post test

A1, A2 = pelaksanaan model pembelajaran

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:


(63)

42

kelas yang menjadi populasi kemudian digunakan sebagai sampel dalam penelitian.

b. Menetapkan sampel penelitian yang dilakukan dengan teknik cluster random sampling.

c. Memberikan tes awal/pree test pada semua subyek berkenaan dengan variable dependen.

d. Memberikan perlakuan berbeda antar kelas eksperimen. e. Pertemuan pada kedua kelas sama yaitu enam kali pertemuan.

f. Melakukan tes evaluasi/post test pada kedua kelompok subjek untuk

mengetahui tingkat kondisi subjek yang berkenaan dengan variabel independen.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011 : 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jumlah total 245 siswa dengan perincian pada tabel berikut ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Kalirejo yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah siswa 245 siswa dan jumlah untuk setiap kelas adalah sama yaitu 35.


(64)

43

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa dari 7 kelas yang diambil dengan teknik sampel cluster random sampling, yaitu cara atau teknik penentuan sampel dilakukan secara random yang didasarkan pada anggota – anggotanya(Sugiyono, 2005:78). Atau dengan kata lain sampel acak sederhana dimana setiap unit terdiri dari populasi sebanyak 7 kelas diambil 2 kelas dengan teknik cluster random sampling, dengan jumlah siswa sebanyak 70 siswa.

Dari hasil teknik ini diperoleh kelas X 1 dan kelas X 2 sebagai sampel, kemudian kelas X 1 dan kelas X 2 diundi untuk menentukan kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe GI dan yang menggunakan model pembelajaran tipe PBL. Syarat teknik cluster random sampling yaitu:

1. Dari tingkat kemampuan yang sama siswa yang dijadikan sampel 2. Nilai sampel adalah rata – rata kelompok bukan individu.

3. Kelompok dipandang satu unsure sampel yaitu rata – rata kelasnya.

C.Variabel Penelitian

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI sebagai X1, model pembelajaran kooperatif tipe PBL sebagai X2, sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah hasil belajar ekonomi. Hasil belajar Ekonomi sebagai Y.


(1)

dengan separated varians t sebagai pengganti t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan dk (n1 – 1) dan dk (n2 – 1) dibagi dua, dan kemudian ditambahkan dengan harga t terkecil.

Rumus – rumus t-test:

(separated varians)

t =

(Polled Varians) (Sugiyono,2011:422)

Keterangan:

= rata – rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = rata – rata hasil belajar siswa kelas kontrol

S1 = simpangan baku sampel 1 (siswa kelas eksperimen) S2 = simpangan baku sampel 2 (siswa kelas kontrol)

= varians data kelompok 1 = varians data kelompok 2


(2)

54

Adapun kriteria pengujian adalah:

Ho diterima apabila thitung < ttabel dan Ho ditolak apabila thitung > ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = n1 + n2– 2.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL). Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat bahwa hasil belajar Ekonomi siswa yang dibelajarkan menggunakan model GI lebih tinggi dibandingkan dengan model PBL.

2. Rata – rata hasil belajar ekonomi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Learning (PBL).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan :

1. Sebaiknya pihak sekolah memberikan pengetahuan tambahan kepada guru-guru mengenai model pembelajaran yang tepat guna meningkatkan


(4)

91

hasil belajar siswa.

2. Sebaiknya para guru mempelajari berbagai macam model pembelajaran yang berorientasi pada PAIKEM (pembelajaran aktif,inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan), kemudian model pembelajaran tersebut diterapkan di kelas sebagai alternatif pembelajaran, karena menerapkan satu model pembelajaran yang sama secara terus-menerus akan membuat siswa jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe GI maupun tipe PBL perlu

disosialisasikan dan dijadikan alternatif dalam pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Terutama tipe GI, karena

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi dari tipe PBL. 4. Guru hendaknya memberikan sikap positif atau penghargaan pada setiap

aktivitas siswa, karena dapat memacu siswa untuk lebih berani mengemukakan pendapat atau ide dalam pembelajaran.

5. Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain dari model pembelajaran kooperatif tipe GI dan PBL.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan . Bumi Aksara: Jakarta.

Arsyad, A. 2006. Media Pengajaran. Rajawali Pers: Jakarta.

Awaludin, Andi. 2012. Materi Ajar. http://andhysastera.blogspot.com/(2012 : 13.20 WIB)

Ahmad Kasinu. 2007. Metodologi Penelitian Sosial. Jenggala Pustaka Utama: Kediri De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki.2002. Quantum Learninng Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa: Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional.Standar Kompetensi Mata Pelajaran SMA & MA.2003.Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta ; Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan asswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka

Cipta: Jakarta.

Hamalik, Oemar.2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.

Hasbullah. 2001. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. PT RajaGrafindo: Jakarta. Hidayat. Nandang. Meningkatkan Energi Belajar Melalui Belajar Kuantum

(Quantum Learning): Bogor.

Ibrahim, Nur (2000). Pembelajaran Berbasis Masalah.

(www.smkn2pandeglang.net> Artikel> Pendidikan : 19.40 WIB)

Mulyasa.2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara : Jakarta.


(6)

Maesaroh, Siti. 2005. Cooperatif Learning.

(http/www.ahmad Sudrajad.wordpress.com.Pembelajaran Kooperatif metode group investigation/).

Panen, P, Mustafa, D, dan Sekarwinahyu, M. 2005. Kontruktivisme Dalam Pembelajaran. Depdiknas: Jakarta.

Rusman.2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Rajagrafindo: Jakarta.

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian Dengan SPSS. Bandar Lampung. Sadiman,A.M. 2006. Media Pendidikan. CV Rajawali: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta;Jakarta.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007.Cooperative Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito:Bandung.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Sutikno, Sobry. 2003. Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif dan Retorika. Nusa Tenggara Pratama Press: Mataram.

Winarti, Dedeh. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Winaputra, Udin. 2001. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation.

(http: // Penelitiantindakankelas. Blogspot. Com : 19.05 WIB)

(http:// akhmad sudrajad. Wordpress.com/ : 19.00 WIB) (http: // Penelitiantindakankelas. Blogspot. Com : 19.00 WIB) (www.smkn2pandeglang.net> Artikel> Pendidikan : 19.43 WIB)


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI ) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 79

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN GROUP INVESTIGATION DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

1 36 211

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELA

0 7 98

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NEGARA BATIN TAHUN PE

1 15 101

STUDI PERBANDINGAN SIKAP SOSIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 5 92

HASIL BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

0 0 8