PENDAHULUAN Karakteristik Sifat Fungsional Tepung Suweg (Amorphophallus campanulatus B1) Termodifikasi Dengan Metode Pregelatinisasi.

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 1035 6?:?82E2?5:G6CD:WE2DAC5F22?2?52C:DFH6852A2E5:=2F2?56?82?6?8=29F3:DFH68 menjadi tepung, sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan menjadi berbagai produk pangan khususnya yang berbahan dasar terigu. Penggunaan tepung suweg masih terbatas dan memiliki kekurangan sifat 7F?8D:?2=2=29D2EFE6?:F?EF6?:?82E2?D:72E7F?8D:?2=E6AF?8252=2956?82?E6?:5:W2D: 6E565:W2D:4FFA32?J2E6E2A:2523636C2A26E565:W2D:E6AF?8J2?8F5295:=2F2? D6A6CE: 5:W2D: 56?82? AC686=2E:?:D2D: WD: 9:5C=:D2 2D2 2D6E2E 2D2 52? 6?K:2E:D 6?K: N amilosa . Berdasarkan Ekawati, et al 6E56AC686=2E:?:D2D:6CFA22?E6?:5:W2D:J2?8 paling baik dalam meningkatkan nilai fungsional dari tepung. 5:W2D: A252 E6AF?8 F3: DFH68 A252 52D2C?J2 6CFA22? 5:W2D: E6C9252A A2E: J2?8 menjadi komponen paling banyak di dalam tepung. Menurut Wurzburg 1989, selain keragaman sifat 7F?8D:?2=52C:A2E:E6?:5:W2D:52A2E5:8F?22?F?EF6?2?88F=2?8:6=6292?6=6292?52C: A2E:52?6?82D:=2?A2E:56?82?D:72ED:72EJ2?8=63:932:52?DA6D:W2E:56::2?:?:5:D63FED63282: RA2E:E6C5:W2D::16N21A.?05S2=22CE:=F2DD6E:2AAC5F5:2?2D:72E::252?2E2FD:72EWD: A2E:3:2D2E6=295:CF3295:D63FED63282:A2E:E6C5:W2D:C686=2E:?:D2D:6CFA22?6E565:W2D: E6AF?8 D642C2 WD: 56?82? 636C:2? A6C=2F2? A6C63FD2? A252 DF9F 52? ;2?82 H2EF E6CE6?EF Pregelatinisasi berarti pati dari tepung tersebut sudah mengalami gelatinisasi kemudian baru dikeringkan. Tepung pregelatinisasi mempunyai kandungan pati dengan kemampuan menyerap air yang lebih tinggi daripada pati biasa dan mudah larut dalam air dingin Rogol,1986 serta cepat membentuk pasta dalam air dingin Powell, 1967. +6AF?8DFH68E6C5:W2D:56?82?6E56AC686=2E:?:D2D:5:92C2A2?52A2E6?892D:=2?D:72E fungsional tepung yang lebih baik dari pada tepung suweg sehingga lebih mudah diaplikasikan A252 36C3282: AC5F A2?82? 2E: E6C5:W2D: D642C2 AC686=2E:?:D2D: 52=2 2A=:2D:?J2 52A2E digunakan dalam makanan bayi, food powder, cake mixesAF55:?852?AC5FA2?82?=2:??J25:W2D: tepung secara pregelatinisasi dengan perebusan dapat memperbaiki karakteristik dari pasta tepung Padmaja et al ., 2006. Metode pregelatinisasi sangat dipengaruhi oleh suhu pada saat perebusan pati, jika pati tidak dipanaskan pada suhu yang sesuai maka derajat pengembangan granula pati tidak berjalan optimal sehingga 6A6?82CF9:D:72E7F?8D:?2=52C:E6AF?8E6C5:W2D:6?6=:E:2?:?:5:92C2A2?52A2E6?892D:=2? suhu yang optimal dalam proses pregelatinisasi pati suweg dan mempelajari pengaruh perlakuan suhu A6C63FD2?E6C9252A2C2E6C:DE:D:72E7F?8D:?2=52C:E6AF?8DFH68E6C5:W2D:

2. METODE PENELITIAN

2.1 Bahan Penelitian

Bahan baku yang digunakan adalah ubi suweg yang sudah matang optimal. Ubi suweg ini berasal dari Petang - Bali. Bahan kimia Natrium Bikarbonat Na2CO3, Folin ciocealteu, 1.1-diphenyl-2-picryl hydrazyl DPPH, methanol, etanol, air, aquades, asam galat, tokoferol, asam askorbat, air destilat steril.

2.2 Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian tahap I adalah rancangan acak kelompok RAK dengan perlakuan suhu pemanasan dan lama pemanasan. Suhu pemanasan terdiri dari 3 perlakuan suhu, yaitu 50 o C, 55 o C, 60 o C, 65 o C, dan 70 o C selama 20 menit. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 15 unit percobaan. 0.130,3 2 -23-,.9 1- -2 0+ 2-1 1 1. Tahapan pembuatan tepung suweg Umbi suweg yang digunakan sebagai bahan baku tepung adalah umbi yang tua dan tealh siap untuk dikonsumsi. Umbi dikupas dan dicuci dengan air, kemudian dibuat menjadi irisan tipis chips. Chips basah selanjutnya diberi perlakuan perendaman untuk mereduksi kandungan kalsium oksalat yang dapat menyebabkan rasa gatal pada umbi. Perendaman dilakukan dalam larutan asam klorida 0,25 selama 4 menit untuk memberikan kesempatan asam kuat melarutkan garam kalsium oksalat pada jaringan umbi. Irisan umbi kemudian ditiriskan dan dipindahkan ke dalam larutan natrium bikarbonat 1, lalu direndam selama 5 menit untuk menetralkan residu asam yang tertinggal. Setelah perlakuan perendaman chips dicuci SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2015 1036 | Kuta, 29-30 Oktober 2015 dengan air mengalir hingga bersih. Irisan umbi lalu dikeringkan dengan oven pengering pada suhu 60 o C selama 5 jam atau sampai chips mudah dipatahkan. Proses dilanjutkan dengan mengiling tepung sampai halus dan kemudian diayak menggunakan saringan 80 mesh. +292A2?A63F2E2?E6AF?8DFH68E6C5:W2D: Sejumlah 200 g tepung suweg disiapkan dalam gelas piala, lalu ditambahkan air sebanyak 600 mL. Suspensi tersebut selanjutnya dipanaskan pada suhu sesuai dengan perlakuan, S 1 : 50 o C; S 2 : 55 o C; S 3 : 60 o C; S 4 : 65 o C; dan S 5 : 70 o C sambil diaduk sampai homogen dan mengental selama 20 menit. Tepung yang telah dipanaskan tersebut selanjutnya didinginkan pada suhu ruang 1 jam dan dilanjutkan dengan suhu 4 o C hingga beku. Selanjutnya tepung dikeringkan. dalam oven pada suhu 60 o C selama 8 jam. Tepung yang telah kering diayak dengan ayakan 80 mesh. Parameter yang diamati adalah karakteristik fungsional dari tepung antara lain swelling power, indeks penyerapan air, indeks kelarutan dalam air, daya serap air, kadar air, kadar pati, kadar abu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kadar Air

:=2:252C2:CA252E6AF?8DFH68E6C5:W2D:36C252A252:D2C2? D2A2:D652?82? nilai kadar air pada tepung suweg sebesar 6,34. Berdasarkan hasil analisis ragam maka perlakuan DF9F86=2E:?:D2D:E:52636C:2?A6?82CF9J2?8?J2E2E6C9252A252C2:CE6AF?8DFH68E6C5:W2D: A +6C;25: A6?:?82E2? 252C 2:C 52C: E6AF?8 DFH68 E6C5:W2D: D6:C:?8 56?82? 6?:?82E?J2 DF9FA62?2D2?+236=6?:?82E2?252C2:C52C:E6AF?8DFH68E6C5:W2D:36C9F3F?82?56?82? kemampuan daya serap air dari tepung. Semakin tinggi kemampuan tepung untuk menyerap air, maka kadar air dari tepung akan semakin tinggi. Kadar air standar untuk terigu berdasarkan SNI 01-3751-2006 maksimal sebesar 14,5. Hal ini 36C2CE: 252C2:C E6AF?8 DFH68 E6C5:W2D: E6=29 66?F9: C:E6C:2 252C 2:C J2?8 C6?529 22? memudahkan pada penyimpanan, karena tepung pada kondisi ini tidak mudah diserang mikroorganisme dan dapat disimpan dalam waktu yang lama Hartanti, et al, 2013. + 2, 3-350,.9 10+ 2-1 1 Karakteristik Perlakuan Kadar Air Kadar Abu Kadar Pati 50 o C 6,36 ± 1,33 2,59 ± 1,40 76,31 ± 2,73 55 o C 6,49 ± 1,60 2,56 ± 1,49 76,60 ± 3,36 60oC 6,68 ± 1,88 2,61 ± 1,47 80,46 ± 3,71 65oC 7,53 ± 0,60 2,57 ± 1,44 78,24 ± 2,12 70oC 7,78 ± 0,20 2,10 ± 0,78 74,72 ± 1,31 Keterangan : Angka yang ikuti dengan notasi berbeda menunjukkan berbeda nyata p0,01

3.2 Kadar Abu

:=2:252C23FA252E6AF?8DFH68E6C5:W2D:36C252A252:D2C2? D2A2: +236= Berdasarkan hasil analisis ragam maka perlakuan suhu gelatinisasi tidak memberikan pengaruh yang nyata E6C9252A252C23FE6AF?8DFH68E6C5:W2D:A 642C2F2?E:E2E:7?:=2:252C23F52=2E6AF?8 berasal dari mineral dalam umbi segar, pemakaian pupuk, dan dapat juga berasal dari kontaminasi tanah dan udara selama pengolahan Soebito, 1988.

3.3 Kadar Pati

252C A2E: 52C: E6AF?8 DFH68 E6C5:W2D: 36C252 A252 :D2C2? +236= Berdasarkan hasil analisis ragam maka perlakuan suhu gelatinisasi tidak memberikan pengaruh yang nyata E6C9252A252CA2E:E6AF?8DFH68E6C5:W2D:A +6C;25:?J2646?56CF?82?A6?FCF?2?252C pati seiring dengan naiknya suhu pemanasan, dipengaruhi oleh adanya gelatinisasi pada tepung suweg. Terdapatnya perlakuan suhu dapat melemahkan ikatan inter dan intramolekuler amilosa dan amilopektin,

Dokumen yang terkait

KARAKTERISASI SIFAT FISIK, KIMIA DAN FUNGSIONAL PATI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) YANG DIMODIFIKASI SECARA ESTERIFIKASI

0 6 29

Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia dan Fungsional Pati Suweg (Amorphophallus campanulatus ) yang Dimodifikasi secara Ikatan Silang dengan Na2HPO4

0 28 22

Karakteristik Fisika Kimia Dan fungsional Tepung Suweg (Amorpholusphallus Campanulatus) Termodifikasi dengan cara perendaman

0 19 39

Karakteristik fisiko kimia dan fungsional pati umbi suweg (Amorphophallus campanulatus) termodifikasi dengan cara perendaman

0 3 47

Pangan fungsional dari umbi suweg (amorphophallus campanulatus b1.) Dan garut (maranta arundinaceae l.) : kajian daya hipokolesterolemik dan indeks glikemiksnya

0 13 1

Karakterisasi Sifat Fisikokimia dan Sifat Fungsional Pati Suweg (Amorphophallus campanulatus var. hortensis) dengan Metode Heat Moisture Treatment

2 8 87

KUALITAS FISIKOKIMIA NAGET AYAM YANG MENGGUNAKAN FILER TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus B1). - Physicochemical Quality Of Chicken Nugget Using Suweg (Amorphophallus Campanulatus B1) Flour As Filler.

0 4 9

Karakterisasi sifat fungsional tepung suweg (Amorphopallus campanulatus BI) termodifikasi dengan metode pregelatinisasi.

0 0 19

Karakterisasi Sifat Fungisonal Tepung Suweg (Amorphopallus Campanulatus BI) Termodifikasi Dengan Metode Pregelatinisasi.

0 0 19

POTENSI TEPUNG SUWEG (Amorphophallus campanulatus) SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG TERIGU PADA PEMBUATAN BROWNIES DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI - Unika Repository

0 0 10