PENGARUH CARA BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

(2)

ii

ABSTRAK

PENGARUH CARA BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP

SMP NEGERI 4 GADING REJO TAHUN PELAJARAN

2012/2013 Oleh

EBIT MARULI SITUMORANG

Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan yang dinyatakan dalam bentuk data kualitatif maupun data kuantitatif.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 4 Gading Rejo diketahui bahwa secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas VII pada Mata Pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah, yaitu dari sebanyak 125 siswa, hanya 7 siswa atau 5,4% yang mendapatkan nilai lebih dari 70. Dengan kata lain, hanya 5,4% bahan pelajaran yang dikuasai oleh siswa atau masih dalam kriteria rendah. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Diantara banyak faktor yang dapat mempengaruhi atau berperan dalam pencapaian hasil belajar siswa, diduga faktor-faktor cara belajar, media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru memiliki peranan penting.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara belajar, media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survei. Data yang


(3)

iii terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 15. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple.

Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Cara Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan Cara Belajar, Media Pembelajaran dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Cara Belajar, Media Pembelajaran, Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, dan Hasil Belajar


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

ABSTRAK……….. ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Cara Belajar ... 12

2. Media Pembelajaran ... 16

3. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru....………….. 21

4. Hasil Belajar ... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

C. Kerangka Pikir.. ... 34

D. Hipotesis ... 36

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38


(8)

v

B. Populasi dan Sampel ... 39

1. Populasi ... 40

2. Sampel... ... 40

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

C. Variabel Penelitian ... 42

D. Definisi Konseptual dan Operasional ... 43

1. Definisi Konseptual Variabel ... 43

2. Definisi Operasional Variabel ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

1. Kuesioner... ... 46

2. Observesi. ... 47

3. Dokumentasi ... 48

4. Interview ... 48

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 49

1. Uji Validitas ... 49

2. Uji Reliabilitas ... 53

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Homogenitas ... 57

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 58

1. Uji Kelinieran Regresi ... 58

2. Uji Multikolinieritas ... 60

3. Uji Autokorelasi ... 62

4. Uji Heteroskedastisitas ... 63

I. Pengujian Hipotesis ... 64

1. Regresi Linier Sederhana ... 64

2. Regresi Linier Multiple ... 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 4 Metro ... 68

2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 4 Metro ... 69

3. Visi dan Misi SMA Negeri 4 Metro ... 70

4. Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 4 Metro ... 71

5. Gambaran Umum Responden ... 72

6. Struktur Organisasi Sekolah... .. 72

B. Deskripsi Data ... 73

1. Data Cara Belajar (X1) ... 74

2. Data Media Pembelajaran (X2) ... 75

3. Data Persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X3) ... 77

4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 79

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 83

1. Uji Normalitas Data ... 83

2. Uji Homegenitas ... 85

D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 87

1. Uji Kelinieran Regresi ... 87


(9)

vi

b. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X2 ... 88

c. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X3 ... 89

2. Uji Multikolinieritas ... 90

3. Uji Autokorelasi ... 92

4. Uji Heterokedastisitas ... 89

E. Uji Hipotesis ... 94

1. Regresi Linier Sederhana ... 96

1.1.Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 96

1.2.Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 98

1.3.Pengaruh Persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 101

2. Regresi Linier Multiple ... 100

2.1 Persamaan Regresi... 103

2.2Pengujian Hipotesis ... 103

F. Pembahasan... 105

1. Pengaruh Cara Belajar (X1) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 107

2. Pengaruh Media Pembelajaran (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 110

3. Pengaruh Persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X3) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)………....……… 114

4. Pengaruh Cara Belajar, Media Pembelajaran dan Persepsi siswa tentang metode mengajar guru Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 118

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .. ... 128

B. Saran ... ... 129 DAFTAR PUSTAKA


(10)

1

I.

PENDAHULUAN

Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus-menerus dicari solusinya. Hal ini disebabkan karena hasil belajar siswa merupakan indikator tinggi rendahnya mutu pendidikan di suatu daerah. Tinggi rendahnya mutu pendidikan berhubungan erat dengan kualitas sumber daya manusia,

sedangkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi mutlak dibutuhkan demi kemajuan suatu negara. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan

kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa adanya pendidikan sangat mustahil suatu kelompok dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Karena melalui pendidikan inilah dapat tercipta generasi yang cerdas, berwawasan, terampil dan berkualitas, yang diharapkan dapat menjadi


(11)

generasi-2 generasi yang dapat memberi perubahan bangsa menuju kearah yang lebih baik. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara”. Saat proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan atau tujuan, menurut GBHN Tahun 1999 atau UU No.2/1989 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan

bahwa “ Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Gading Rejo Pringsewu umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester genap 2012/2013 sebagai berikut:


(12)

3

Tabel 1.Hasil Mid Semester Genap Kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013

No Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan

< 70 ≥ 70 Nilai kelulusan

ditentukan bila, nilai yang diperoleh 70

1 VII A 31 1 32

2 VII B 31 0 31 3 VII C 25 6 31

4 VII D 31 0 31

Jum Lah

Siswa 118 7 125

% 94.4% 5.6% 100%

Sumber : Guru IPS Terpadu SMP Negeri 4 Gading Rejo

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai dengan nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VII Negeri 4 Gading Rejo dari 125 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 118 siswa atau sebesar 94,4%. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah.

Di SMP Negeri 4 Gading Rejo terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per-mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMP Negeri 4 Gading Rejo adalah 70. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh guru yang bersangkutan.


(13)

4

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa

2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya

60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

SMP Negeri 4 Gading Rejo memiliki hasil belajar yang tergolong rendah. Khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Rendahnya hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) seperti intelegensi, minat, persepsi, sarana, sikap maupun faktor pribadi lainnya. Selain faktor internal, faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) juga dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya kondisi keluarga, metode mengajar guru dan kompetensi guru.

Cara Belajar menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi hasil belajar. Cara belajar antar siswa yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Setiap siswa mempunyai cara atau gaya sendiri dalam belajarnya. Tidak tepatnya seorang siswa menerapkan cara belajar menyebabkan hasil belajar IPS Terpadu menjadi rendah. Untuk mendukung cara siswa dalam belajar perlu dikembangkan cara belajar yang efektif. Cara belajar merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh siswa untuk


(14)

5 dapat memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di sekolah dengan teknik yang siswa anggap lebih efisien dan efektif.

Media pembelajaran juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan efektif. Dengan tersedianya fasilitas/sarana belajar yang cukup maka siswa akan semakin optimal dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Untuk dapat belajar dengan baik paling sedikit seorang siswa membutuhkan sebuah meja tulis, kursi dan rak buku. Jika hal tersebut terpenuhi maka akan tercipta suasana tenang dalam belajar dan hal ini akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan oleh Hamalik (2001: 51) yang menyatakan bahwa suasana belajar turut menentukan motivasi, kegiatan dan keberhasilan siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Gading Rejo ketersediaan sarana belajar di sekolah pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun Pelajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Hal ini yang menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kurang optimal.

Persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar juga merupakan faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Persepsi siswa muncul dari proses pengamatan yang dilakukan oleh siswa terhadap kemampuan, keterampilan, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh


(15)

6 seorang guru, misalnya cara guru menyampaikan materi kepada siswa. Jika siswa sudah menyukai cara guru dalam menyampaikan materi, secara otomatis mereka termotivasi untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajar dapat tercapai secara optimal. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan mewujudkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Kompetensi ini akan tercemin dari kemampuan dan sikap guru dalam kesiapannya sebelum mengajar yang berupa perangkat mengajar, proses pembelajaran di kelas, hingga pada proses penilaian dan tindak lanjut hasil belajar siswa, bahkan hubungan interaksi sesama guru, interaksi dengan siswa di luar kelas, maupun hubungan antara guru dengan masyarakat dan orang tua/ wali siswa. Dari data yang dikumpulkan, sekitar 81,1% guru di SMP Negeri 4 Gading Rejo sudah berijazah S1. Namun pada kenyataannya jenjang pendidikan guru yang sudah sesuai dengan kebutuhan belum mampu mewujudkan hasil pembelajaran yang optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diuraikan dengan mengambil judul “Pengaruh Cara Belajar, Media

Pembelajaran dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(16)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

2. Sebagian besar siswa masih belum menggunakan cara belajar yang efektif. 3. Sebagian besar siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 4 Gading Rejo

Tahun Pelajaran 2012/2013 masih menggunakan waktu belajar untuk hal yang kurang berguna.

4. Pemanfaatan media pembelajaran pada siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013 belum optimal.

5. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru SMP Negeri 4 Gading Rejo yang menunjukkan bahwa hanya menggunakan metode ceramah dalam metode pembelajaran.

6. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013 masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka ada pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada tujuan yang


(17)

8 ingin diungkapkan dalam penelitian ini, sehingga masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh cara belajar siswa (X1), media pembelajaran (X2) dan persepsi siswa terhadap metode mengajar guru dan (X3) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu

siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap

hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh cara belajar, media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013?


(18)

9 E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

b. Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

c. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

d. Pengaruh cara belajar, media pembelajaran dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: a. Bagi Guru

1. Memberikan sumbangan pada para pendidik bahwa perlu adanya

penggunaan metode mengajar guru yang efektif dan efisien, ketersediaan sarana belajar dan kompetensi guru yang baik dalam pembelajaran agar keberhasilan proses belajar dapat tercapai.


(19)

10 2. Diharapkan dapat menambah konsep-konsep teoritis kepada guru dan

calon guru,khususnya dalam memposisikan guru sebagai mitra pemerintah dalam mengambil kebijakan dengan kemampuan optimal atau dengan kompetensi yang diharapkan.

b. Bagi Siswa

Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran.

G.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup: 1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah cara belajar siswa (X1), media pembelajaran (X2), persepsi siswa terhadap metode mengajar guru (X3) dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013.


(20)

11

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 4 Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran 2012/2013. 5. Ruang Lingkup Ilmu


(21)

12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR

DAN HIPOTESIS

Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti

permasalahan yang dihadapi.

A. Tinjauan Pustaka 1. Cara Belajar

Setiap siswa memiliki metode atau cara belajar sendiri berbeda dengan siswa yang lainnya. Cara belajar merupakan suatu metode belajar yang biasa digunakan siswa dalam menguasai bahan pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari.

Sebaiknya cara belajar harus efisien dan efektif agar memudahkan siswa dalam menguasai materi yang dipelajari. Menurut Hakim (2005: 7), cara atau metode belajar yang efisisen adalah cara belajar yang memungkinkan siswa menguasai ilmu dengan mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan fikiran yang dikeluarkan. Ada banyak siswa yang belajar dikala ujian tiba, sehingga menghabiskan waktu semalaman. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak, serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali. Menurut Slameto (2003: 69) belajar teratur setiap hari, dengan


(22)

13 pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat, dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

Cara belajar atau dapat disebut juga metode belajar menurut Djamarah dan Zain (2006: 44), yaitu.

“Metode belajar adalah cara yang dilakukan dalam kegiatan belajar atau cara yang

digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang

mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu cara atau

metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan”.

Menurut Oemar Hamalik (2004: 8), secara jelas mengemukakan bahwa cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi

belajarnya, misalnya kegiatan pembelajaran di kelas, ujian-ujian dan sebagainya. Cara belajar merupakan suatu cara atau metode belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha dalam rangka mencapai prestasi atau hasil belajar yang diinginkan. Menurut Slameto (2003: 32), “cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Banyak anak didik gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.”

Apabila seseorang khususnya pelajar telah menemukan metode belajar yang tepat untuk dirinya maka akan lebih cepat untuk memahami materi pelajaran yang telah


(23)

14 dipelajari. Teknik atau cara belajar secara umum yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persiapan Belajar Siswa

Pada hakikatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan yang baik maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik pula sehingga akan memperoleh keberhasilan. Berikut beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar.

a. Persiapan Mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah berupa motivasi. Menurut Hakim (2008: 27) pada umumnya motif belajar seseorang siswa lebih dari satu atau bersifat majemuk, diantaranya ingin menuntut ilmu, ingin mendapat nilai bagus, dan motif lainnya.

b. Persiapan Sarana

Menurut Hakim (2008: 39-40), sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar.

2. Cara Mengikuti Pelajaran

Menurut Hamalik (2001: 50), langkah-langkah mengikuti pelajaran yang baik sebagai berikut.

a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami.

b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain: kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi siswa dalam belajar.

c. Untuk memantapkan, maka siswa harus membaca kembali catatan pelajaran.

Selanjutnya, cara belajar efektif yang mengacu pada pendapat Slameto (2003: 82-88) sebagai berikut.

1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar.

2. Membaca dan membuat catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar siswa dapat belajar dengan efisien perlulah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik.


(24)

15 3. Mengulangi bahan pelajaran

Adanya pengulangan bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak siswa. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari

4. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.

5. Mengerjakan tugas

Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai

prinsip di muka, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar. Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlu mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Cara belajar merupakan cara yang relatif tetap dan konsisten yang dilakukan seorang pembelajar dalam menangkap stimulus atau informasi. Cara belajar yang sangat berperan dalam proses pembelajaran adalah:

a. Visual

Cara belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat Baik berupa warna, ruang, dan gambar sangat dominan dalam cara belajar ini. Cara belajar visual dicirikan dengan.

1. Teratur, memperhatikan segala sesuatu 2. Mengingat dengan gambar

3. Mengingat apa yang dilihat. b. Auditorial

Cara belajar ini mengakses segala bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun diingat. Cara belajar ini dicirikan dengan.

1. Perhatiannya mulai terpecah 2. Berbicara dengan pola berirama 3. Belajar dengan mendengar

4. Berdialog secara internal ndan eksternal.

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-cara-belajar.html?m-1 Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013


(25)

16 Berdasarkan uraian di atas, siswa memiliki cara belajar yang berguna untuk

menyerap materi secara optimal. Cara belajar merupakan kegiatan di mana siswa dapat menyerap dan memahami materi secara maksimal. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Ada banyak cara belajar yang baik, efektif, dan tepat bagi siswa yang ingin mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Penggunaan cara belajar yang efektif akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu elemen yang dapat menentukan hasil belajar siswa. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinnich et al dalam Daryanto, 2011: 4). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan saranan perantara dalam proses pembelajaran (Criticos dalam Daryanto, 2011: 4).

Terdapat banyak jenis media dalam bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan ada yang disebut dengan media pendidikan. Media pendidikan adalah


(26)

17 media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik yang digunakan dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya (Danim, 2008: 7).

Pengertian media menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika dalam Sardiman (2011: 6) adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut (Sardiman, 2011: 17).

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti.

a. Obyek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.

b. Obyek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat tau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography.

d. Kejadian atau peristiwa di masa lau dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

e. Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi) dapat divisualkan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.


(27)

18 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk. a. Menimbulkan kegairahan belajar.

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam.

a. Memberikan perangsang yang sama. b. Mempersamakan pengalaman.

Selain itu, Kemp and Dayton (dalam Daryanto, 2011: 5), mengemukakan bahwa kontribusi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Penyampaian pesan dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f. Proses dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun saat diperlukan. g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dapat ditingkatkan. h. Peran guru mengalami perubahan kearah yang lebih positif.

Penggunaan media pembelajaran harus memberikan lebih banyak manfaat dalam dunia pendidikan. Bagi seorang guru media dapat memberi kemudahan dalam menyampaikan materi pelajaran, sedangkan bagi siswa adalah media tersebut dapat membantu proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa.


(28)

19 Terdapat tiga kelebihan kemampuan media menurut Ibrahim (dalam Daryanto, 2011: 7-8), yang mungkin timbul akibat adanya interaksi siswa dengan

lingkungan, yakni:

a. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.

b. Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan.

c. Kemampuan distributif, artinya media pembelajaran mampu menjangkau audiens yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya Radio atau Televisi.

Menurut Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2007: 29-32), media pembelajaran dibagi dalam empat kelompok.

1. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media ini meliputi teks, grafik, foto atau reprensentasi fotografik dan reproduksi.

2. Teknologi audio visual, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan eletronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Media ini meliputi proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.

3. Teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam cetakan atau visual.

4. Teknologi gabungan, adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media menurut Rohani (2000: 28-29).

1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)


(29)

20

3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperlihatkan ada/ tidak ada media tersedia di perpustakaan/ di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.

6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah.

a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

b. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi.

c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal yang diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan.

d. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. e. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara

langsung.

f. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.

g. Mengamati benda-benda yang rusak atau sukar diawetkan. h. Dengan mudah membandingkan sesuatu.

i. Dapat menilai dengan cepat suatu proses yang berjalan secara lambat. j. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara

cepat.

k. Mengamati gerakan yang sukar diamati secara langsung. l. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat.

m. Melihat ringkasan dari suatu pengamatan yang panjang atau lama. n. Dapat menjangkau audiens yang besar jumlahnya dan mengamati suatu


(30)

21 3. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

a. Metode Mengajar Guru

Menurut Surakhmad ( 2002: 148) metode pengajaran adalah cara-cara

pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah. Sedangkan menurut Slameto (2003: 82) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Selanjutnya Karo dalam Slameto (2003: 65) mengatakan mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Sedangkan menurut Suryosubroto, 2002: 148, metode mengajar guru adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu di lakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu.

Berdasarkan uraian, metode mengajar merupakan cara pelaksanaan proses pengajaran kepada siswa supaya siswa tersebut dapat menerima, menguasai dan mengembangkannya.

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dalam mengajar guru harus mampu dan menguasai metode mengajar yang akan digunakan dalam mengajar, hal ini penting untuk mengefektifkan kegiatan mengajar dan dapat mengatasi rasa jenuh


(31)

22 siswa selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. Penggunaan tersebut tentunya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan diharapkan setiap materi pelajaran mampu diajarkan dengan baik, sehingga pada akhirnya memudahkan siswa dalam menyerap setiap pelajaran yang diberikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi digunakannya suatu metode mengajar, menurut Surakhmad (2000: 184) meliputi:

1. Tujuan dengan berbagai jenis dan tujuannya. 2. Bahan yang akan diberikan

3. Kemampuan dan banyaknya murid 4. Kemampuan guru mengajar

Dasar pemilihan metode mengajar (Suryosubroto,2002: 148) : 1. Relevansi dengan tujuan

2. Relevansi dengan materi

3. Relevansi dengan kemampuan guru 4. Relevansi dengan keadaan siswa

5. Relevansi dengan perlengkapan sekolah

Menurut Winarno Surakhmad (Syaiful Bahri Djamarah,2006: 78) pemilihan dan penentuan metode mengajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu : 1. Anak didik

2. Tujuan 3. Situasi


(32)

23 4. Fasilitas

5. Guru

Melihat uraian di atas, banyak faktor yang perlu di perhatikan guru sebelum menggunakan suatu metode dalam mengajar, metode yang digunakan dalam mengajar harus benar-benar sesuai dengan tujuan, materi, keadaan siswa, kemampuan guru. Metode yang baik akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran dan bagi siswa memberikan kemudahan dalam menyerap setiap materi pelajaran yang akan di berikan yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar yang akan di capai siswa dalam belajar. Seorang guru dapat menggunakan beberapa macam metode dalam mengajar atau kombinasi dari beberapa metode. Penggabungan metode tersebut dimaksudkan untuk

mengembangkan motivasi belajar anak didik. Dengan bertumbuhnya belajar siswa, maka tidaklah sukar bagi siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Adapun macam-macam metode mengajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar menurut Djamarah (2000: 195) adalah:

1. Metode proyek 2. Metode eksperimen 3. Metode tugas dan resitasi 4. Metode diskusi

5. Metode sosiodrama 6. Metode demonstrasi 7. Metode problem solving 8. Metode karya wisata 9. Metode Tanya jawab 10. Metode latihan 11. Metode ceramah


(33)

24 Berdasarkan pendapat diatas dapat dilihat bahwa metode mengajar yang berpusat pada guru adalah metode ceramah atau sering disebut juga dengan metode

langsung atau metode ekspositori. Metode ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik, guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil belajar dan seakan-akan guru menjadi satu-satunya sumber ilmu. Dalam metode ceramah peserta didik cenderung pasif karena hanya mendengarkan materi belajar dari guru sehingga kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung tidak kreatif, siswa hanya sebatas memahami sambil membuat catatan. Metode ini memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan. Sedangkan metode yang berpusat pada siswa adalah metode proyek, eksperimen, tugas dan resitasi, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, problem solving, karya wisata, tanya jawab, latihan. Dalam metode-metode yang berpusat pada siswa ini, pelajar memiliki tanggungjawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk keterlibatan aktif dan partisipasi siswa. Hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya adalah setara, yang tercermin dalam bentuk kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan siswa, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.


(34)

25 Seorang guru tidak hanya bermodal ilmu pengetahuan tetapi juga seorang guru harus memiliki kiat-kiat mengajar dalam hubungannya dengan fungsinya sebagai pendidik sekaligus pembimbing. Strategi penggunaan metode mengajar sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil belajar mengajar yang dihasilkan dari penggunaan metode ceramah tidak sama dengan penggunaan metode tanya jawab atau diskusi. Demikian juga penggunaan metode problem solving berbeda hasilnya dengan penggunaan metode resitasi dan sebagainya. Sedangkan titik fokus yang harus dicapainya oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan

pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik dalam kelas, salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode apa yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya tujuan

pengajaran agar anak didik dapat mengoperasikan berbagai program komputer, maka guru tidak tepat menggunakan metode ceramah atau diskusi tetapi yang tepat adalah dengan metode latihan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal sesuai dengan rumusan dari tujuan pembelajaran.


(35)

26 b. Persepsi terhadap Metode Mengajar Guru

Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterprestasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain. Melalui persepsi kita bisa mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, karena persepsi terjadi kapan saja. Persepsi menurut Hanna dan Wozniak (2001: 102) mengatakan bahwa “persepsi adalah proses menyeleksi,

mengorganisasi dan menginterprestasikan sensasi menjadi suatu keseluruhan yang

penuh arti”.

Persepsi merupakan suatu proses pengamatan terhadap suatu objek yang

menyangkut tanggapan mengenai kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga sebagai makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu satu dengan individu yang lainnya. Adanya perbedaan ini menyebabkan mengapa seseorang menyukai suatu objek, sedangkan orang lain tidak menyukai objek tersebut. Hal ini tergantung bagaimana individu menanggapi objek tersebut dengan persepsinya. Pada

kenyataannya sebagian besar sikap dan tingkah laku ditentukan oleh persepsinya. Slameto (2003: 96) menjelaskan bahwa melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.


(36)

27 Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, maka persepsi dapat dikatakan sebagai suatu proses menyeleksi, mengorganisir dan

menginterprestasikan stimuli dalam lingkungan. Pada kenyataannya persepsi tidak terbatas pada penginderaan terhadap suatu objek atau lingkungan saja, tetapi lebih luas. Seseorang yang mengalami atau mengamati terhadap objek atau

lingkungannya memberikan kesan kepadanya sehingga ia dapat memberikan sesuatu penilaian pandangan, ataupun pendapat. Persepsi seseorang dapat

berubah-ubah misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Menurut Walgito (2005: 101) hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain:

1. Objek yang dipersepsi.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf. 3. Perhatian.

Proses terbentuknya persepsi karena adanya : 1. Stimulus

Stimulus atau situasi yang hadir yang awal mulanya terjadi persepsi ketika seseorang dihadapkan pada stimulus atau situasi. Stimulus atau situasi tersebut bisa berupa stimulus penginderaan dekat dan langsung atau berupa lingkungan sosiokultural dan fisik yang menyeluruh dari stimulus tersebut.

2. Registrasi

Registrasi disini merupakan sesuatu gejala yang nampak yaitu mekanisme fisik yang berupa penginderaan syaraf seseorang terpengaruh oleh kemampun fisik untuk mendengar dan melihat sesuatu informasi maka mulailah orang tersebut mendaftar, mencerna dan menyerap semua informasi.

3. Interprestasi

Tahap selanjutnya setelah semua informasi tersebut terserap, kemudian proses terakhirnya adalah penafsiran terhadapa informasi tersebut. Interprestasi ini merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting karena proses ini tergantung pada cara pendalaman, motivasi dan kepribadian seseorang berbeda dengan orang lain sehingga interprestasi seseorang terhadap suatu informasi atau stimulus akan berbeda dengan orang lain.


(37)

28 4. Umpan Balik

Umpan balik merupakan suatu proses yang terakhir, yaitu setelah seseorang menafsirkan informasi tersebut, akan muncul reaksi yaitu reaksi positif dan reaksi negative atau berupa tindakan yang menekankan setuju atau tidak setuju. Apabila reaksinya negative atau menolak maka akan muncul reaksi memberontak, apabila jawabannya bersifat menerima maka reaksi yang muncul akan berbentuk positif pula. (Bimo Walgito, 2005: 102).

Jadi, persepsi terhadap metode mengajar guru adalah sudut pandang seseorang khususnya siswa terhadap metode mengajar yang diterapkan oleh guru. Dimana persepsi ini dapat menimbulkan sisi positif maupun negatif yang dapat

mempengaruhi motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

4. Hasil Belajar

Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungannya (Hamalik, 2004: 28). Hal senada juga disampaikan oleh Trianto (2009: 17) belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Selanjutnya menurut Sardiman (2004: 20) Belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang


(38)

29 merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari pengertian-pengertian tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia yang merupakan kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian yang utuh.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek pada individu yang belajar. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Menurut Slameto (2003: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

1. Faktor intern meliputi : a. Faktor Jasmaniah

1. Faktor kesehatan 2. Faktor cacat tubuh b. Faktor-faktor Psikologis

1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern meliputi :

a. Faktor keluarga

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar keluarga


(39)

30 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua 6. Latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Displin sekolah

6. Alat pengajaran 7. Waktu sekolah

8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung

10.Metode belajar 11.Tugas rumah c. Faktor Masyarakat

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media

3. Teman bergaul

4. Bentuk kehidupan masyarakat.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono,2006: 3). Menurut Sukmadinata, (2007:

102) “Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempuhnya.


(40)

31 Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai output dari suatu input seperti yang dikemukakan oleh A. J Romizowski bahwa hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sitem pemprosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance). Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. (Asep Jihad dan Abdul Haris,2008: 14). Selanjutnya Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat

dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Pengetahuan tentang fakta. b. Pengetahuan tentang prosedural. c. Pengetahuan tentang konsep. d. Pengetahuan tentang prinsip.

Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif. b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik. c. Keterampilan bereaksi atau sikap.

d. Keterampilan berinteraksi. (Asep Jihad dan Abdul Haris,2008: 15).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang dilakukan dengan evaluasi atau penilaian dan merupakan cara atau tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 14). Usman menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yamg direncanakan


(41)

32 sebelumnya yang dikelompokkan dalam tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

1. Domain Kognitif a. Pengetahuan. b. Pemahaman. c. Aplikasi. d. Analisa. e. Sintesa. f. Evaluasi.

2. Domain Kemampuan sikap

a. Menerima atau memperhatikan. b. Merespon.

c. Penghargaan. d. Mengorganisasikan.

e. Mempribadi atau mewatak. 3. Ranah Kognitif

a. Menirukan. b. Manipulasi. c. Keseksamaan. d. Artikulasi. e. Naturalisasi.

(Asep Jihad da Abdul Haris,2008: 15).

Menurut Oemar Hamalik (2008: 30)hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek :

1. Pengetahuan. 2. Pengertian. 3. Kebiasaan. 4. Keterampilan. 5. Apresiasi. 6. Emosional. 7. Hubungan sosial. 8. Jasmani.

9. Etis atau budi pekerti. 10. Sikap.


(42)

33 B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2 Hasil Penelitian yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian 1. Desi

Mutia Sari (2012)

Pengaruh Cara Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Genap SMP N 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Yang ditunjukkan oleh hasil uji regresi linier sederhana diperoleh R2= 0,577 pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan analisis data diperoleh Thitung sebesar 8,149>Ttabel sebesar 1,978, ini berarti Thitung>Ttabel.

2. Indah Permata Sari (2009)

Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar, pemanfaatan media pembelajaran, dan

lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar

ekonomi/akuntansi.lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ekonomi/akuntansi.

Terdapat pengaruh yang signifikan antara

pemanfaatan media pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi / akuntansi yang dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t diperoleh thitung > ttabel

yaitu 6,346 > 1,295 koofisien determinasi (r2) sebesar 0,369.


(43)

34

B. Kerangka Pikir

Variabel yang akan diselidiki dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Masing-masing variabel bebas (independen) adalah cara belajar (X1), media pembelajaran (X2), dan persepsi

siswa tehadap metode mengajar guru (X3), serta satu variabel terikat (dependen)

yaitu Hasil Belajar (Y).

Hasil belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya cara balajar. Cara belajar merupakan metode atau teknik yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran baik itu di sekolah atau di luar lingkungan sekolah. Apabila seorang siswa memiliki cara belajar yang efektif dan efisien maka akan memungkinkan

Nama Judul Penelitian 3.Nikki Tri

Sakung (2006)

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X1 Ips Semester Ganjil Sma Pgri I Punggur Tahun Pelajaran 2010/2011.

Menghasilkan pengaruh positif antara Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X1 Ips Semester Ganjil Sma Pgri I Punggur Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan hitung 43,382 >

Ftabel 3,0675 dengan

koefisien korelasi (R) 0,636 dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,404.


(44)

35 dirinya mendapatkan hasil yang baik dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki cara belajar. Cara belajar memegang peranan yang sangat penting dalam belajar karena ketepatan siswa dalam menerapkan cara belajar akan membuat siswa menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran yang telah diberikan guru di sekolah. Jadi, cara belajar merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh siswa untuk dapat memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di sekolah dengan teknik yang siswa anggap lebih efisien dan efektif. Dengan demikian keberhasilan yang diukur melalui hasil belajar dapat diperoleh dengan baik.

Faktor lainnya yang mempengaruhi hasil belajar adalah media pembelajaran. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi perlu

digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media, dalam proses belajar mengajar media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut Media Instruksional Edukatif (Rohani, 2000: 1). Persepsi siswa tentang metode mengajar guru juga menjadi faktor yang penting karena berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi siswa. Jika persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif maka reaksi yang timbul akan berbentuk posistif pula. Metode mengajar yang digunakan guru mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal apabila guru berhasil dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan metode


(45)

36 pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta prestasi belajar siswa.

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1, X2, dan X3 terhadap Y

r1

R r2

r3

C. Hipotesis

Menurut Sugiono (2010; 96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

1. Ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun pelajaran 2012/2013.

Cara Belajar (X1)

Media Pembelajaran (X2)

Hasil Belajar IPS Terpadu(Y)


(46)

37 3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun pelajaran 2012/2013.

4. Ada pengaruh cara belajar, media pembelajaran, persepsi siswa tentang

metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun pelajaran 2012/2013.


(47)

38 III. METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan metode penelitian dalam suatu penelitian sangatlah penting. Penggunaan metode ini untuk menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan dan mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara cara belajar, media pembelajaran, dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiyono, 2011: 7). Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2011: 12).


(48)

39 Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif verifikatif dalam hubungan kausal. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003: 54).

Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003: 63). Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2011: 59). Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh cara belajar, media pembelajaran, persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar siswa kelas VII IPS Terpadu SMP Negeri 4 Gading Rejo semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiono (2011: 117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.


(49)

40 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 125 orang yang terbagi dalam 4 kelas, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Ajaran 2012/2013

No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 32

2 VII B 31

3 VII C 31

4 VII D 31

Jumlah 125

Sumber: TU SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Usman dan Abdi (2009: 189), sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Sampel (contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Purnomo, 2008: 43). Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.


(50)

41

n

=

Keterangan

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e2 = sampel error (Koestoro, 2006: 250).

Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.

n =

= 92,23 dibulatkan menjadi 92.

Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam penelitian ini berjumlah 92 siswa. Teknik pengumpulan sampel adalah probability sample dengan menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2011: 120).

3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nazir, 2000: 82). Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.


(51)

42 .

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah cara belajar (X1), media pembelajaran (X2), dan persepsi siswa (X3).

No Kelas Perhitungan Jumlah Siswa (Sampel)

1 VII A

23

2 VII B

23

3 VII C

23

4 VII D

23


(52)

43 2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Definisi Konseptual Variabel

1. Cara belajar (X1)

Menurut Slameto (2003: 32), “cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan

keterampilan. Banyak anak didik gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif”.

2. Media pembelajaran (X2)

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan saranan perantara dalam proses pembelajaran (Criticos dalam Daryanto, 2011: 4).


(53)

44 3. Persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X3)

Merupakan cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah. (Surakhmad dalam Suryosubroto, 2002:148).

4. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)

Sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan (Arikunto, 2001: 63).

b. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang diamati dan dapat diukur.


(54)

45 Tabel 5. Indikator dan Sub Indikator Variabel

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Cara belajar (X1) a) Persiapan belajar b) Cara mengikuti pelajaran c) Aktivitas belajar d) Cara mengikuti ujian

1. Persiapan mental 2. Persiapan sarana 1. Persiapan belajar

dengan mempelajari bahan pelajaran sebelumnya 2. Partisipasi dalam

belajar, kosentrasi, catatan belajar dan kehadiran

1. Membuat jadwal 2. Cara memanfaatkan

waktu dengan baik 3. Membuat catatan 4. Mengerjakan tugas 5. Mengulangi bahan

pelajaran 1. Persiapan

menghadapi ujian 2. Saat ujian

berlangsung 3. Setelah ujian

berlangsung Ordinal dengan pendekatan rating scale Penggunaan Media Pembelajaran (X2)

a. Penggunaan media pembelajaran pada saat prose pembelajaran di sekolah

1. Seberapa sering

pemakaian media dalam proses pembelajaran. 2. Pemilihan media

pembelajaran sesuai materi ajar.

3. Penggunaan media

pembelajaran yang menarik dan tidak membuat siswa jenuh.

4. Kelengkapan buku penunjang dalam pembelajaran. Ordinal dengan pendekatan rating scale


(55)

46

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru (X3) Kualitas mengajar berdasarkan metode yang digunakan oleh guru

1. Usaha guru untuk mengajar secara efektif 2. Mendorong siswa untuk mempelajari materi secara mandiri. 3. Menyenangkan siswa dan tingkat perhatian guru pada siswa dalam mengikuti materi pelajaran Ordinal dengan pendekatan rating scale

Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)

Hasil MID semester mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Ajaran 2012/2013 Hasil ujian akhir semester ganjil pada mata pelajaran IPS terpadu Interval

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut.

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis


(56)

47 kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2011 : 199). Apabila ada kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai cara belajar, media pembelajaran, persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan hasil belajar IPS Terpadu kelas VII semester genap SMP Negeri 4 Gading Rejo tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan skala ordinal dengan pendekatan rating scale.

2. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010: 310). Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada di lapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk

mengamati proses pembelajaran di dalam kelas, seperti cara guru mengajar di dalam kelas, media pembelajaran yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung serta mengamati keadaan lingkungan sekolah. Dalam hal ini obyek penelitian khusus siswa kelas VII SMP Negeri 4 Gading Rejo.


(57)

48

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006: 142). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data terkait keadaan sekolah, jumlah siswa, hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 4 Gading Rejo.

4. Interview (wawancara)

Interview digunakan sebagai teknik pengambilan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011: 317).


(58)

49 F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrument harus memenuhi persyaratan yang baik. Instrument yang baik dalam suatu penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan ketepatan suatu instrument. Untuk mengukur tingkat validitas dalam penelitian ini

digunakan rumus Korelasi Product Moment yang menyatakan hubungan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total dan beberapa sumbangan skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total.

Adapun rumus Korelasi Product Moment, adalah:

r

xy =

2 2



2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N           Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

N = jumlah responden/sampel = Skor rata-rata dari X dan Y = jumlah skor item X


(59)

50

Kriteria pengujian, apabila r hitung r tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka item soal tersebut adalah valid dan sebaliknya jika r hitung r tabel maka item soal tersebut tidak valid (Arikunto, 2009: 72). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2, dan Y kepada 20 responden, kemudian

dihitung mengunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian

dicocokan dengan Tabel r Product Moment dengan  0,05adalah 0.444, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Validitas Cara Belajar (X1)

No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1. .605 .444 rhitung>rtabel Valid

2. .540 .444 rhitung>rtabel Valid

3. .484 .444 rhitung>rtabel Valid

4. .519 .444 rhitung>rtabel Valid

5. .801 .444 rhitung>rtabel Valid

6. .747 .444 rhitung>rtabel Valid

7. .588 .444 rhitung>rtabel Valid

8. 815 .444 rhitung>rtabel Valid

9. .416 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

10. .590 .444 rhitung>rtabel Valid

11. .576 .444 rhitung>rtabel Valid


(60)

51

13. .636 .444 rhitung>rtabel Valid

14. .711 .444 rhitung>rtabel Valid

15. .569 .444 rhitung>rtabel Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 14 soal.

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Media Pembelajaran (X2) No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1. .696 .444 rhitung>rtabel Valid 2. .558 .444 rhitung>rtabel Valid 3. .573 .444 rhitung>rtabel Valid 4. .490 .444 rhitung>rtabel Valid 5. .775 .444 rhitung>rtabel Valid 6. .768 .444 rhitung>rtabel Valid 7. .583 .444 rhitung>rtabel Valid 8. .704 .444 rhitung>rtabel Valid 9. .593 .444 rhitung>rtabel Valid 10. .166 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid 11. .559 .444 rhitung>rtabel Valid 12. .302 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid


(61)

52 13. .639 .444 rhitung>rtabel Valid

14. .539 .444 rhitung>rtabel Valid 15. .674 .444 rhitung<rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 13 soal.

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Persepsi Siswa tentang metode mengajar guru (X3)

No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1. .587 .444 rhitung>rtabel Valid

2. .484 .444 rhitung>rtabel Valid

3. .491 .444 rhitung>rtabel Valid

4. .518 .444 rhitung>rtabel Valid

5. .814 .444 rhitung>rtabel Valid

6. .402 .444 rhitung<rtabel Tidak Valid

7. .613 .444 rhitung>rtabel Valid

8. .801 .444 rhitung>rtabel Valid

9. .761 .444 rhitung>rtabel Valid

10. .563 .444 rhitung>rtabel Valid

11. .565 .444 rhitung>rtabel Valid


(62)

53

13. .653 .444 rhitung>rtabel Valid

14. .718 .444 rhitung>rtabel Valid

15. .529 .444 rhitung<rtabel Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 14 soal

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Karena data yang akan di ukur berupa data kontinum atau data berskala sehingga menghendaki gradualisasi penilaian, jadi rumus yang tepat digunakan adalah rumus alpha, dengan bentuk rumus sebagai berikut:

( )

Keterangan:


(63)

54

Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka

alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur

tersebut tidak reliable (Suharsimi Arikunto, 2009: 109). Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi b. Antara 0,600-0,800 : tinggi c. Antara 0,400-0,600 :sedang d. Antara 0,200-0,400 :rendah

e. Antara 0,000-0,200 :sangat rendah (Arikunto, 2009: 75).

Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 14 item pertanyaan.

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.880 14

Bedasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.880 >

0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.880, maka memiliki


(64)

55 tingkat reliabel sangat tinggi. Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 13 item pertanyaan.

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.875 13

Berdasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.875 >

0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.875, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi. Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 13 item pertanyaan.

Tabel 11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.876 14

Berdasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.876 >

0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.876, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.


(65)

56 G. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diproleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Alasannya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, karena datanya berbentuk interval yang disusun berdasarkan distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval. Dalam uji Kolmogorof Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue.Kelebihan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji normalitas yang lain adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain. Jadi uji Kolmogorov-Smirnov, sangat tepat digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini. Rumus uji Kolmogorov-Smirnov, adalah sebagai berikut.

Syarat Hipotesis yang digunakan :

H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Statistik Uji yang digunakan :


(66)

57 Dimana :

Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari distribusi

teoritis dalam kondisi H0

Sn(Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogorof Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan keputusan dalam uji ini adalah.

Jika D ≤ D tabel maka Terima H0

Jika D > D tabel maka Tolak H0

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai Kolmogorof Smirnov Z, jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian juga sebaliknya. Dalam perhitungan

menggunakan software komputer keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat menggunakan nilai signifikansi (Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya (Sugiyono, 2011:

156-159).

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang


(67)

58 bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian homogenitas

populasi diperlukan hipotesis sebagai berikut. Ho : Data populasi bervarians homogen

Ha : Data populasi tidak bervarians homogen

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus

dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.

1. Terima Ho apabila nilai significancy > 0,05

2. Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05 (Sudarmanto, 2005: 123).

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak. Untuk uji keberartian regresi linier multiple menggunakan statistik F, dengan rumus:

Keterangan:


(1)

Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k – 1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel.


(2)

124

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika cara belajar siswa tepat, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika tidak tepat belajar siswa rendah, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika media

pembelajaran optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika media pembelajaran tidak optimal, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Gading RejoTahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif , maka hasil belajar


(3)

mengajar guru rendah, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar, media pembelajaran, dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika cara belajar, media pembelajaran optimal dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru positif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika cara belajar, media pembelajaran tidak optimal dan persepsi siswa tentang metode mengajar guru tidak positif, maka hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Pengaruh Cara Belajar, Media

Pembelajaran, dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 4 Gading Rejo Tahun Pelajaran 2012/2013. maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki cara belajar yang tepat. Hal itu dikarenakan, dengan memiliki cara belajar yang tepat, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik di dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, cara belajar siswa tidak tepat, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.


(4)

130

2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran dengan baik dan optimal. Hal itu dikarenakan, dengan

memanfaatkan sarana belajar di sekolah dengan baik dan optimal, maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang baik dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebaliknya, jika siswa tidak memanfaatkan media pembelajaran dengan baik dan optimal, maka siswa akan gagal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

3. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor. Salah satu faktor tersebut adalah metode mengajar guru. Untuk itu, hendaknya guru dapat menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dalam hal ini, guru harus memiliki berbagai keterampilan dasar guru dalam mengajar. Dan harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran kooperatif seperti Jigsaw, NHT, TGT, TSTS, serta model pembelajaran kooperatif lain nya sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga lebih

menyenangkan dan tidak membosankan.

4. Guru sebagai pengajar, hendaknya memperhatikan cara belajar,

pengoptimalan media pembelajaran dan memeberikan persepsi yang positif terhadap metode mengajar guru agar dalam proses pembelajaran siswa dapat lebih baik dan mendapatkan hasil belajar yang optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2007. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. David Krech dan Richard S. Cruthfield, 2008:10. Dalam www.geogle.com

http//researchingines.com/art 15-57.html.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

... Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Episentrum.com. Perbedaan hasil belajar dan prestasi belajar.

http://episentrum.com/search/perbedaan-hasil-belajar-dan-prestasi-belajar.html Diakses 12 Januari 2013

Fathurrohman, Pupuh dkk.2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama : Bandung.

Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar.. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah, B. Uno . 2011. Orientasi Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan Ekonomi: Universitas Lampung.


(6)

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Surakhmad (1994: 36) dalam www.google.com

http:/etd.eprint.ums.ac.id/3822/1/az1005000555 pdf.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar mengajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta : Jakarta. Susila, Ria Balga. 2009. Pengaruh Persepsi tentang Metode Mengajar Guru dan

Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Ekonomi siswa Kelas X1 Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi FKIP Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru .Algensindo.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Bandar Lampung: Graha Ilmu.

Sari, Desi. 2012. Pengaruh Cara Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar

Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 5 Bandar Lampung Tahun Prlajaran 2011/2012. Bandar Lampung:Universitas Lampung.

www.majalahpendidikan.com. 2011. Pengertian cara belajar.

http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/pengertian-carabelajar.html?m-1 Diakses pada tanggal 14 Oktober 2012.


Dokumen yang terkait

PENGARUH CARA BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 4 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 81

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 30 84

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT, KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 161

PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 25 83

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 WAY KENANGA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 91

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 80