PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN
2012/2013 Oleh
EKO ARI WIJAYANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(2)
ABSTRAK
PENGARUH METODE MENGAJAR GURU, PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEPUTIH AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN
2012/2013
Oleh
EKO ARI WIJAYANTO
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode
mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 226 siswa. Dengan teknik probability sampling dan dihitung dengan rumus Slovin didapat sampel sebanyak 144 siswa. Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga diuji menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013.
(3)
(4)
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... ix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Kegunaan Penelitian ... 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 10
1. Metode Mengajar Guru ... 10
2. Penggunaan Media Pembelajaran ... 16
3. Minat Belajar... 22
4. Hasil Belajar IPS Terpadu ... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32
C. Kerangka Pikir.. ... 33
D. Hipotesis ... 35
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37
B. Populasi dan Sampel ... 38
1. Populasi ... 38
2. Sampel... ... 39
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 40
C. Variabel Penelitian ... 41
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 42
(6)
v
2. Definisi Operasional Variabel ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
1. Observasi... ... 49
2. Kuesioner (Angket). ... 49
3. Interview (Wawancara) ... 50
4. Dokumentasi ... 50
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50
1. Uji Validitas ... 50
2. Uji Reliabilitas ... 54
G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 57
1. Uji Normalitas ... 57
2. Uji Homogenitas ... 58
H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 59
1. Uji Kelinieran dan Keberartian Regresi ... 59
2. Uji Multikolinieritas ... 61
3. Uji Autokorelasi ... 63
4. Uji Heteroskedastisitas ... 65
I. Pengujian Hipotesis ... 67
1. Regresi Linier Sederhana ... 67
2. Regresi Linier Multipel ... 69
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 71
1. Sejarah Berdirinya SMPN 1 Seputih Agung ... 71
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 1 Seputih Agung ... 72
3. Proses Belajar dan Pembelajaran ... 74
4. Situasi dan Kondisi SMPN 1 Seputih Agung ... 74
5. Keadaan Guru dan Siswa... 76
6. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa... 76
7. Gambaran Umum Responden... 77
B. Deskripsi Data ... 77
1. Data Metode Mengajar Guru (X1) ... 78
2. Data Penggunaan Media Pembelajaran (X2) ... 79
3. Data Minat Belajar (X3)... 81
4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 82
C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 84
1. Uji Normalitas ... 84
2. Uji Homogenitas ... 87
D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 88
1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 88
a. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X1 ... 88
b. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X2 ... 89
c. Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel X3 ... 90
2. Uji Multikolinieritas ... 91
3. Uji Autokorelasi ... 93
(7)
vi
E. Uji Hipotesis ... 97
1. Regresi Linier Sederhana ... 97
1.1.Pengaruh Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah... 97
1.2.Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah... 100
1.3.Pengaruh Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMPN 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah... 102
2. Regresi Linier Multipel... 104
2.1Persamaan Regresi... 104
2.2Pengujian Hipotesis... 106
F. Pembahasan... 108
1. Pengaruh Metode Mengajar Guru (X1) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 108
2. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran (X2) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 117
3. Pengaruh Minat Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 124
4. Pengaruh Metode Mengajar Guru (X1), Penggunaan Media Pembelajaran (X2), dan Minat Belajar (X3) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 131
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 141
B. Saran... 142
DAFTAR PUSTAKA ... 144
LAMPIRAN ... 145
(8)
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa umumnya bervariasi, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor yangberasal dari dalam diri siswa, antara lain: minat, motivasi, bakat, dan cara belajar siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti sarana belajar, metode mengajar, dan media pembelajaran. Metode mengajar guru memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu menguasai metode mengajar yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Metode mengajar digunakan untuk mengatasi rasa jenuh, diharapkan dengan menggunakan metode
(9)
2 mengajar setiap materi mampu diajarkan dengan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode. Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi sebaliknya dapat menarik perhatian anak didik. Kehadiran metode mengajar menempati posisi yang penting dalam
penyampaian bahan pelajaran. Dengan penggunaan metode yang tepat, maka anak didik akan lebih mudah menerima penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga tujuan pengajaran pun akan tercapai. Namun, tidak selamanya penggunaan metode mengajar dapat membantu guru dalam pencapaian tujuan pengajaran. Penggunaan metode tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaanya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Penggunaan metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, anak didik, situasi, fasilitas, kemampuan guru itu sendiri, kondisi, dan suasana kelas.
Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu mengajar yang harus dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan belajar mengajar tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran. Anak didik akan lebih mudah mencerna bahan pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar
(10)
3 demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan media pembelajaran, maupun media lainnya yang dapat memudahkan siswa untuk memahami pelajaran.
Guru banyak terbentur pada dana saat media sangat dibutuhkan, namun sekolah tidak menyediakan media yang dibutuhkan. Kalaupun media tersedia, penggunaanya belum optimal dan kalaupun digunakan masih sangat terbatas. Namun perlu diingat, bahwa peran media pembelajaran tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Apabila media pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran, maka media tersebut bukan lagi sebagai alat bantu dalam tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan
pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Jika tujuan pengajaran tercapai berarti hasil belajar yang diperoleh siswa juga tinggi.
Minat belajar yang dimiliki siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa. Bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Jika daya tarik dalam belajar dirasakan oleh siswa, maka belajar akan terasa menyenangkan dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan maksimal. Minat belajar mempunyai fungsi sebagai
(11)
4 pendorong yang kuat dalam mencapai hasil belajar yang tinggi dan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantu siswa untuk tidak melupakan apa yang telah dipelajarinya. Minat belajar yang sudah ada di dalam diri siswa hendaknya tetap dijaga agar minat belajar tersebut tidak menurun. Jika minat belajar yang ada di dalam diri siswa menurun, maka siswa akan menjadi malas belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun tidak maksimal. Kenyataanya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan selama mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak semua siswa dapat mencapai tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan pada SMP Negeri 1 Seputih Agung seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu
Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Nilai Jumlah Siswa
00-69 >70
1 VII A 23 9 32
2 VII B 22 10 32
3 VII C 25 7 32
4 VII D 25 6 31
5 VII E 31 2 33
6 VII F 27 6 33
7 VII G 23 10 33
Jumlah 176 Orang 50 Orang 226
% 77,88 22,12 100%
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Sejarah, dan Geografi SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013
(12)
5 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai
dibawah 70 berjumlah 176 orang atau sebanyak 77,88% dan siswa yang memperoleh nilai diatas 70 berjumlah 50 orang atau 22,12%. Berdasarkan standar ketuntasan belajar di SMP Negeri 1 Seputih Agung, bahwa siswa yang dianggap memiliki ketuntatasan belajar apabila telah memperoleh nilai
minimal 70, sehingga dapat disimpulkan bahwa 77,88% siswa dianggap belum tuntas belajar dan diharuskan mengikuti remedial. Rendahnya hasil belajar IPS Terpadu tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar.
Metode mengajar guru dirasa kurang mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang baik, hal tersebut karena penggunaan metode mengajar yang cenderung monoton hanya menggunakan satu metode mengajar dan jarang menggunakan metode mengajar yang bervariasi, akibatnya siswa merasa jenuh dan bosan. Kemudian media pembelajaran yang digunakan kurang optimal, hal ini karena guru jarang menggunakan media dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar kurang berjalan dengan baik. Selain itu minat belajar siswa juga masih tergolong rendah, hal tersebut dapat dilihat pada saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan pelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Metode Mengajar Guru,
(13)
6 IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.
2. Belum ada perlakuan khusus yang diberikan oleh guru dari segi penerapan metode pembelajaran yang relevan untuk menindaklanjuti hasil belajar yang rendah.
3. Penggunaan media dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum optimal
4. Proses belajar mengajar kurang menyenangkan serta belum mampu menarik perhatian dan minat siswa.
5. Guru kurang memperhatikan minat belajar siswa, terlihat dari
pembelajaran yang banyak berpusat pada guru dan bersifat konvensional
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek metode mengajar guru (X1), penggunaan media pembelajaran (X2), minat belajar (X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
(14)
7 D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran
2012/2013?
4. Apakah ada pengaruh metode mengajar guru, penggunaan media
pembelajaran, dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun
(15)
8 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap
hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis
a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa pada pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan media
(16)
9 c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu
bagi siswa dan guru.
d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian dibidang ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah aspek metode mengajar guru (X1), penggunaan media pembelajaran (X2), minat belajar (X3), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil. 3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.
4. Waktu Penelitian
(17)
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar di sekolah. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara metode mengajar guru terhadap hasil belajar, penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar, dan minat belajar terhadap hasil belajar.
1. Metode Mengajar Guru
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, pada dasarnya metode mengajar merupakan teknik
(18)
11 yang digunakan dalam melakukan interaksi dengan siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam proses tersebut,
penggunaan metode yang tepat dalam pengajaran merupakan hal yang sangat penting diperhatikan, karena keberhasilan pengajaran sangat tergantung kepada cocok tidaknya penggunaan metode terhadap suatu topik yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut KBBI daring, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sedangkan menurut Slameto (2010: 82) metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sejalan dengan dua pendapat di atas, Sanjaya (2008: 147) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Menurut Karo dalam Slameto (2010: 65) mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu
menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Sedang menurut Sutikno dan Fathurrohman (2009: 55) metode mengajar adalah cara-cara
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Senada dengan Sutikno dan Fathurrohman, Surakhmad dalam Suryosubroto (2009: 140) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada
(19)
murid-12 murid di sekolah. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa metode mengajar adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran oleh guru kepada siswa agar siswa dapat menerima, menguasai, dan
mengembangkannya demi tercapainya suatu tujuan pengajaran secara optimal.
Menurut Djamarah dan Zain (2006: 72-73) kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapi tujuan pengajaran, guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik, dan dengan seperangkat teori serta pengalaman yang dimilik, guru menggunakannya untuk mempersiapkan program pengajaram dengan dan sistematis.
Sehingga metode mempunyai kedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan alat untuk mencapai tujuan. Dikhawatirkan dengan penggunaan satu metode, lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik, jalan pengajaran pun tampak kaku, anak didik terlihat kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Dan kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik, sehingga
penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik, strategi pengajaran, dan alat untuk mencapai tujuan yang lebih efektif.
(20)
13 Metode yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas agar metode yang digunakan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Roestiyah dalam Djamarah dan Zain (2006: 74) bahwa guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan dan salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.
Guru tidak harus terus menerus menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan. Dengan menggunakan metode yang bervariasi akan dapat menarik perhatian anak didik, sehingga menjadi lebih semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pemilihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Sutikno dan
Fathurrohman (2009: 60) mengemukakan enam macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut. 1. Tujuan yang hendak dicapai
2. Materi pelajaran 3. Peserta didik 4. Situasi 5. Fasilitas 6. Guru
(21)
14 Sedangkan Surakhmad dalam Djamarah (2010: 222) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi dan patut dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah.
1. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
2. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya 3. Situasi dengan berbagai keadaannya
4. Fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesinya yang berbeda-beda
Al Toumi dalam Sutikno dan Fathurrohman (2009:56) menyebutkan beberapa ciri dari sebuah metode yang baik untuk pembelajaran yaitu. 1. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat
2. Bersifat luwes, fleksibel, dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa dan materi
3. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan siswa pada kemampuan praktis
4. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan materi
5. Memberi keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya 6. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah metode asal pilih dan pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan pembelajaran. Pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Ada banyak macam metode pembelajaran yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 228) yaitu sebagai berikut.
(22)
15 Tabel 2. Macam-macam metode pembelajaran
menurut Syaiful Bahri Djamarah No. Keterangan
Metode Mengamati Menerapkan
Mengkomuni-kasikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pemberian Tugas Eksperimen Proyek Diskusi Karyawisata Demonstrasi Tanya Jawab Bermain Peran Sosiodrama Bercerita Latihan Ceramah v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v -- v v v v v v v v v v v v Banyaknya pilihan metode mengajar yang ada, guru harus dapat memilih dan menetukan metode yang sesuai untuk materi pelajaran. Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan metode yang sama, berbeda materi maka akan berbeda pula metode yang tepat untuk digunakan. Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2006: 98) bahwa kemungkinan kombinasi metode mengajar yaitu.
1. Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas 2. Ceramah, Diskusi, dan Tugas
3. Ceramah, Demonstrasi, dan Eksperimen 4. Ceramah, Sosiodrama, dan Diskusi 5. Ceramah, Problem Solving,dan Tugas 6. Ceramah, Demonstrasi, dan Latihan
Selain kombinasi mengajar di atas, masih terbuka kemungkinan adanya kombinasi yang lain. Bahkan tidak mustahil kombinasi metode mengajar dapat dibuat untuk empat atau lima metode mengajar. Dengan penggunaan
(23)
16 metode yang tepat dan bervariasi akan dapat membangkitkan keinginan dan rangsangan kegiatan belajar sekaligus mencapai tujuan belajar.
2. Penggunaan Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin, yaitu bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut KBBI daring, media adalah alat/sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Suparman dalam Sutikno dan
Fathurrohman (2009: 65) mendefinisikan media sebagai alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Lebih lanjut lagi Djamarah dan Zain (2006: 133) mengemukakan bahwa media pengajaran adalah suatu alat bantu yang tidak bernyawa. Menurut Sutikno dan Fathurrohman (2009: 65) media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2008: 163) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Gerlach dan Ely dalam Sanjaya (2008: 163) bahwa secara umum
(24)
17 media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Lebih lanjut lagi Sanjaya (2008: 163) mengatakan bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alat-lat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting. Karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media pembelajaran.
(25)
18 Dale dalam Arsyad (2011: 23) mengemukakan bahwa manfaat dari media pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas 2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa
3. Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa
4. Membantu kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa 5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran noverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat 10.Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Sedangkan menurut Arsyad (2011: 25) manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar sebagai berikut. 1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
2. Media pembelajaran dapat meningkatan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
Dari beberapa hal di atas, dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru selama pembelajaran.
(26)
19 Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 12) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya, yaitu sebagai berikut.
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
3. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ada banyak macamnya, seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 172) bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya, yaitu.
1. Dilihat dari sifatnya a. Media auditif b. Media visual c. Media audiovisual
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi
b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya. 3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya
a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
(27)
20 Sedangkan Djamarah dan Zain (2006 : 124) mengklasifikasikan macam-macam media sebagai berikut.
a. Dilihat dari jenisnya 1. Media auditif 2. Media visual 3. Media audiovisual
a. Audiovisual diam b. Audiovisual gerak c. Audiovisual murni d. Audiovisual tidak murni b. Dilihat dari daya liputnya
1. Media dengan daya liput luas dan serentak
2. Media dengan daya liput yang terbtas oleh ruang dan tempat 3. Media untuk pengajaran individual
c. Dilihat dari bahan pembuatannya 1. Media sederhana
2. Media kompleks
Jenis-jenis media pembelajaran di atas patut menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru ketika akan memilih dan mempergunakan media dalam pengajaran. Macam-macam media tersebut dapat dipilih dan digunakan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Setiap media pembelajaran memiliki keampuhan masing-masing, maka diharapkan kepada guru agar menentukan pilihannya sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai penggunaan media menjadi penghalang proses belajar mengajar yang akan guru lakukan di kelas, sebab alasan awal penggunaan media adalah sebagai alat bantu untuk mempercepat/mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang akan digunakan perlu memperhatikan beberapa prinsip tentang pemilihan media pembelajaran seperti dikemukakan oleh Sudirman dalam Djamarah dan Zain (2006: 126) yang dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut.
(28)
21 1. Tujuan Pemilihan
Pemilihan ini berkaitan dengan sasaran tertentu seperti pengajaran kelompok atau individual, serta berkaitan dengan informasi yang akan disampaikan bersifat umum atau hiburan.
2. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. 3. Alternatif Pilihan
Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan apabila media pembelajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Ketiga kategori prinsip di atas hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media pengajaran.
Pemilihan media pembelajaran juga perlu memperhatikan kriteria-kriteria tertentu seperti dikemukakan Arsyad (2011: 75) sebagai berikut.
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi
3. Praktis, luwes, dan bertahan 4. Guru terampil menggunakannya 5. Pengelompokkan sasaran.
Untuk dapat merasakan manfaat dari media pembelajaran ini, media pembelajaran harus dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan pemanfaatan media
pembelajaran, maka akan sangat membantu proses belajar mengajar, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
(29)
22 3. Minat Belajar
Di dalam dunia pendidikan telah banyak peneliti yang mendifinisikan tentang minat, diantaranya Djaali (2012: 121) yang mengemukakan bahwa minat adalah sesuatu yang dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanefestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sedangkan menurut Slameto (2010: 57) minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa minat adalah kecenderungan seseorang terhadap suatu kegiatan yang diekpresikan melalui aktivitas untuk dapat menunjukkan kesukaan terhadap suatu hal daripada hal lainnya.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Sedangkan menurut Syah (2010: 68) belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal yang
(30)
23 dilakukan seseorang secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Minat mempunyai pengaruh terhadap aktivitas belajar. Adanya minat dalam diri siswa, maka siswa pun akan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan lebih bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu mata pelajaran karena adanya daya tarik baginya. Dengan adanya minat dalam diri siswa, maka proses belajar akan berjalan lancar. Sesuatu yang menarik dan dibutuhkan akan menarik perhatian anak tersebut, dengan demikian mereka akan bersungguh-sunguh dalam belajar. Minat yang ada pada setiap orang pada dasarnya tidak dibawa sejak lahir, melainkan minat tersebut akan muncul pada kemudian hari yang merupakan hasil dari pengalaman belajar. Oleh karena itu minat dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri seorang anak didik. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat dalam diri anak didik, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan.
Menurut Slameto (2010: 181) usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh pengajar untuk membangkitkan minat siswa adalah dengan menggunakan insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Dengan pemberian insentif ini diharapkan akan membangkitkan motivasi
(31)
24 siswa dan agar minat terhadap bahan yang diajarkan dapat muncul. Minat dapat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan minat merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Djaali (2012: 74) bahwa di dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Sedangkan Crow dan Crow dalam Djaali (2012: 121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa minat dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan dan dengan adanya minat, maka akan mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik lagi. Sejalan dengan pendapat di atas, Slameto (2010: 180) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat yang besar atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu hal
merupakan modal yang besar untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai adalah hasil belajar yang memuaskan.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan dilakukan melalui kegiatan belajar. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat tetapi minat tanpa adanya usaha yang
(32)
25 baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil (Hamalik, 2011: 33). Menurut Taufani, ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu.
1. Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat untuk belajar.
2. Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya.
3. Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan (Kamriantiramli, 2012).
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Crow dan Crow, bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut.
1. The factor inner urge: Rangsangan dari dalam diri atau pembawaan yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat, misal cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. 2. The factor of social motive: Minat seseorang terhadap objek atau
sesuatu hal, selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula.
3. Emotional factor: Faktor persaaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap objek, misal perjalanan sukse yang dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan
tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang (Anonim, 2011).
(33)
26 Tanner & Tanner dalam Slameto (2010: 181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang ajan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaanya bagi siswa dimasa yang akan datang. Rooijakkers dalam Slameto (2010: 181) berpendapat bahwa hal di atas dapat pula dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan minat, dalam hal ini adalah minat untuk belajar ada tiga, yaitu dorongan dari dalam diri individu, dorongan sosial, serta dorongan emosional. Timbulnya minat untuk belajar pada individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional. Minat diyakini dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar anak didik. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, maka minat harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam diri seorang anak didik.
(34)
27 4. Hasil Belajar IPS Terpadu
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk
mengetahuiseberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Apakah siswa telah mencapai hasil yang diharapkan, apakah siswa sudah mengalami perubahan-perubahan tingkah laku maupun sikap, dan
seberapa jauh hal tersebut telah berdampak. Hasil belajar biasanya ditunjukkan atau dinyatakan dengan angka-angka yang diperoleh setelah diadakan evaluasi, jadi melalui evaluasi dapat diketahui sejauh mana pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa. Hasil belajar yang diperoleh setiap siswa dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Jihad, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai tujuan pembelajaran (Azmi, 2011).
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secaa individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun
(35)
28 Selain itu, keberhasilan proses belajar mengajar dapat dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2006: 107) bahwa tingkatan atau taraf dalam keberhasilan proses belajar mengajar, yaitu.
1. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% - 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja yang dikuasai oleh siswa
4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% yang dikuasai oleh siswa Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa dan guru dapat dilihat dari sejauh mana siswa dapat menguasai bahan
pelajaran. Apabila sebagian besar siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang diajarkan oleh guru, berarti siswa dan guru tersebut telah mencapai keberhasilan dala proses belajar mengajar. Djaali (2012: 98)
mengemukakan bahwa keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu.
1. Faktor dari dalam diri, seperti kesehatan, inteligensi, minat, dan motivasi, serta cara belajar.
2. Faktor dari luar diri, seperti: keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Sedangkan menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut.
(36)
29 1. Faktor intern, meliputi.
a. Faktor jasmaniah 1. Faktor kesehatan 2. Cacat tubuh b. Faktor psikologis
1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern, meliputi.
a. Faktor keluarga
1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar anggota 3. Suasana rumah
4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua 6. Latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah
1. Metode mengajar 2. Kurikulum
3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Disiplin sekolah
6. Alat pelajaran 7. Waktu sekolah
8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung
10.Metode belajar 11.Tugas rumah c. Faktor masyarakat
1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media
3. Taman bergaul
4. Bentuk kehidupan masyarakat
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan juga yang berasal dari luar diri siswa.
(37)
30 Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut dan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2011: 30) bahwa hasil belajar akan terlihat pada aspek-aspek sebagai berikut.
1. Pengetahuan 2. Pengertian 3. Kebiasaan 4. Keterampilan 5. Apresiasi 6. Emosional 7. Hubungan sosial 8. Jasmani
9. Etis atau budi pekerti 10.Sikap
Penilaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui tes, seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2006: 106) tes yang dilakukan untuk menilai keberhasilan dalam proses belajar mengajar tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
2. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. 3. Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.
(38)
31 Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengakaran uang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya disamping sebagai alat untuk meningkatkan motivasi belajarnya.Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum. Pembelajaran terpadu
merupakan paket pengajaran yang menghubungkan berbagai konsep dari beberapa disiplin ilmu (Candera, 2010).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu program pendidikan maupun kumpulan beberapa mata pelajaran yang terkait dengan kehidupan sosial yang berkumpul menjadi satu dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya dan dapat dikaji berdasarkan seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dengan kata lain IPS merupakan suatu mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial di dunia, sehingga mengajarkan kita agar lebih mengetahui mengenai kehidupan sosial yang telah terjadi, yang akan terjadi, maupun yang seharusnya terjadi (Aziz, 2010).
(39)
32
Didalam pembelajaran IPS dapat diketahui berbagai hal yang terjadi di masyarakat antara lain sebagai berikut.
1. Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
2. Ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi 3. Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4. Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5. Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah
6. Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7. Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
(Ummah, 2011).
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 3. Penelitian yang Relevan
No. Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan 1. 2008 Dedy
Setiawan Pengaruh Metode Mengajar Guru, Media Pembelajaran, dan Kemampuan Kognitif Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil Pada SMAN 1 Sungkai Utara Lampung Utara Tahun Pelajaran 2006/2007
Adanya pengaruh metode mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan: thitung> ttabel yaitu 4,812 > 1,990 dengan
koefisien korelasi 0,476 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,227. Adanya pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan:
(40)
33 Tabel 3. (lanjutan)
No. Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan thitung> ttabel yaitu 3,798 > 1,990 dengan
koefisien korelasi 0,392 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,154. 2. 2010 Dwi
Novitasari
Pengaruh Minat Belajar, Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Way Bungur Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009
Adanya pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan: thitung> ttabel yaitu 4,939 > 1,988 dengan
koefisien determinasi (r2) sebesar 0,219.
3. 2011 Filiya Mastika
Pengaruh Media Pembelajaran dan Lingkungan Belajar di Sekolah Terhadap Prestasi IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil Pada SMPN 4 Liwa Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 Adanya pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan:
rhitung< rtabel yaitu 0,616 > 1,654 dengan
koefisien determinasi 22,1%.
C. Kerangka Pikir
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang dinyatakan dalam indeks prestasi. Indeks prestasi adalah hasil yang dicapai
(41)
34 dalam usaha belajar dan perwujudan prestasi tersebut dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setiap mata pelajaran yang diikuti. Metode mengajar
merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam mengajar. Setiap kali mengajar, guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan hendaknya bersifat netral, umum, dan menggunakan unsur-unsur inovatif. Dengan demikian, dalam proses penyampaian materi pelajaran oleh guru kepada siswanya dapat berjalan dengan baik. Disisi lain, media pembelajaran juga tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Kehadiran media pembelajaran dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting karena dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, ketidakjelasan bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menghadirkan media pembelajaran sebagai perantara. Selain itu, minat belajar juga sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang memuaskan. Minat dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan dan dengan adanya minat, maka akan mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik lagi. Minat yang besar atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai adalah hasil belajar yang memuaskan. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, maka minat harus ditumbuhkan dan dikembangkan dalam diri seseorang anak didik. Jika metode mengajar yang digunakan oleh guru tepat, media
pembelajaran yang digunakan guru baik, dan minat siswa tinggi, maka hasil belajar yang dicapai oleh siswa pun akan optimal.
(42)
35 Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Model teoritis variabel independen metode mengajar guru (X1), penggunaan media pembelajaran (X2), dan minat belajar (X3) terhadap variabel dependen hasil belajar (Y)
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah.
1. Ada pengaruh metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ada pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
Metode Mengajar Guru (X1)
Penggunaan Media Pembelajaran (X2)
Minat Belajar (X3)
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
(43)
36 4. Ada pengaruh metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran,
dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
(44)
III. METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, teknik analisis data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut (Sugiyono, 2009: 7). Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian deskriptif verifikatif. Penelitian
deskriptif verifikatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2009: 11). Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan simple random sampling.
(45)
38 Penentuan besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin. Tipe penyelidikan menggunakan regresi linier sederhana untuk menguji
hipotesis pertama, kedua, dan ketiga, serta untuk memperoleh signifikansi digunakan uji t. Sedangkan hipotesis keempat digunakan regresi linier berganda dan untuk memperoleh signifikansi digunakan uji F. Unit analisisnya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 226 siswa yang terbagi dalam 7 kelas, seperti yang terlihat pada Tabel berikut.
Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1. VII A 32
2. VII B 32
(46)
39 Tabel 4. (lanjutan)
No. Kelas Jumlah Siswa
4. VII D 31
5. VII E 33
6. VII F 33
7. VII G 33
Jumlah 226 Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Sejarah, dan Geografi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Dalam penelitian ini
penentuan besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin, sebagai berikut.
= �
1 +� 2 Keterangan. n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (5%) (Sudjarwo dan Basrowi, 2009: 269).
Maka pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
= 226
1 + 226(0,05)2 = 144,408 →144 ( )
(47)
40 3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan menggunakan simple random sampling. Teknik probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan simple random sampling berarti pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009: 120).
Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional. Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. Jumlah sampel tiap kelas = ℎ
ℎ × jumlah siswa tiap kelas
Berikut adalah Tabel yang menunjukkan hasil alokasi perhitungan sampel.
Tabel 5. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas
No. Kelas Perhitungan Jumlah Sampel
1. VII A 144
226 x 32 = 20,39 20
2. VII B 144
226 x 32 = 20,39 20
3. VII C 144
(48)
41 Tabel 5. (lanjutan)
No. Kelas Perhitungan Jumlah Sampel
4. VII D 144
226 x 31 = 19,75 20
5. VII E 144
226 x 33 = 21,03 21
6. VII F 144
226 x 33 = 21,03 21
7. VII G 144
226 x 33 = 21,03 21 Jumlah 144
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009: 60). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel terikat (Sugiyono, 2009: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu metode mengajar guru (X1), penggunaan media pembelajaran (X2), dan minat belajar (X3).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat yaitu variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2011: 61). Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).
(49)
42 D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu konstrak guna menjelaskan suatu konsep variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Adapun definisi konseptual dari variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian sebagai berikut. 1. Metode mengajar guru (X1)
Metode mengajar adalah pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu
(Suryosubroto, 2009: 140).
2. Penggunaan media pembelajaran (X2)
Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan kepada anak didik agar anak didik lebih mudah mencerna dan memahami bahan pelajaran yang diberikan demi tercapainya tujuan pengajaran (Djamarah dan Zain, 2006: 121).
3. Minat belajar (X3)
Minat belajar adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhati-kan dan mengenang beberapa kegiatan secara terus-menerus disertai dengan rasa senang (Slameto, 2010: 57).
(50)
43 4. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)
Hasil belajar adalah kemampuam yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Jihad dalam Anonim, 2011).
1. Definisi Operasional Variabel 1. Metode mengajar guru (X1)
Metode mengajar guru meliputi. a. Kecakapan
1. Siswa mudah memahami materi
2. Memberikan perhatian yang sama kepada setiap siswa 3. Memberikan tugas sesuai dengan materi
b. Pengetahuan
1. Menerangkan pelajaran dengan sistematis
2. Memperjelas dan memudahkan pemahaman siswa c. Proses belajar mengajar
1. Memberikan informasi tentang tujuan yang akan dicapai 2. Guru mengajar tidak berpihak pada satu siswa
3. Guru mengajar menggunakan media 4. Guru mengulas materi sebelumnya 5. Guru melakukan tanya jawab 6. Guru mengadakan evaluasi d. Metode-metode
1. Guru memahami macam-macam metode mengajar 2. Pelajaran lebih menarik
(51)
44 3. Siswa lebih fokus pada pelajaran
4. Guru mampu menyesuaikan metode dengan materi 2. Penggunaan media pembelajaran (X2)
Penggunaan media pembelajaran meliputi. a. Alat bantu
1. Daya serap siswa baik
2. Optimalisasi semangat belajar siswa 3. Siswa senang mengikuti kegiatan belajar 4. Siswa aktif belajar
5. Siswa lebih fokus dalam belajar 6. Siswa rajin belajar
7. Tingkat pemahaman siswa 8. Suasana belajar yang nyaman b. Menyampaikan pesan
1. Mempercepat penyampaian materi 2. Manajemen kelas kondusif
3. Memperjelas penyampaian materi c. Mudah dicerna
1. Siswa mudah mencerna pelajaran d. Mudah dipahami
1. Siswa mudah memahami pelajaran e. Tujuan pengajaran
1. Tingkat kesesuaian dengan materi
(52)
45 3. Minat belajar (X3)
a. Mengenang
1. Mencatat materi yang diberikan
2. Mengulang pelajaran yang telah berlalu 3. Mengingat pelajaran yang sudah dipelajari b. Perhatian
1. Perhatian terhadap penjelasan guru 2. Mengajukan pertanyaan
3. Perhatian terhadap pelajaran
4. Membaca materi yang akan dipelajari 5. Mengerjakan tugas dengan baik c. Rasa senang/tertarik
1. Tujuan belajar
2. Mendiskusikan bahan pelajaran
3. Menggunakan jam kososng untuk belajar
4. Meningkatkan aktivitas belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
5. Siswa ingin menguasai pelajaran 6. Siswa senang mengerjakan ujian 7. Siswa senang mengerjakan soal-soal 4. Hasil belajar IPS Terpadu (Y)
Hasil belajar IPS Terpadu meliputi. a. Nilai yang diperoleh
(53)
46 Untuk lebih memudahkan dalam memahami maka disajikan Tabel yang menggambarkan definisi operasional variabel tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, indikator, dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian.
Tabel 6. Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
1 2 3 4
Metode Mengajar Guru (X1) Kecakapan Pengetahuan Proses belajar mengajar Metode-metode
Siswa mudah memahami materi
Memberikan perhatian yang sama kepada setiap siswa
Siswa memahami bahasa yang digunakan
Memberikan tugas sesuai dengan materi
Menerangkan pelajaran dengan sistematis Memperjelas dan
memudahkan pemahaman siswa
Memberikan informasi tentang tujuan yang akan dicapai
Guru melakukan tanya jawab ketika siswa mulai tidak memperhatikan penjelasan
Guru mengajar menggunakan media Guru mengulas materi
sebelumnya
Guru melakukan tanya jawab
Guru mengadakan evaluasi Guru memahami
macam-macam metode mengajar Pelajaran lebih menarik
Ordinal dengan pendekatan Rating Scale
(54)
47 Tabel 6. (lanjutan)
Variabel Indikator Sub Indikator Skala Siswa lebih fokus pada
pelajaran Guru mampu
menyesuaikan metode dengan materi
Diperbolehkan untuk memberi masukan saran metode yang akan digunakan Media Pembela-jaran (X2) Alat bantu Menyam-paikan pesan Mudah dicerna Mudah dipahami Tujuan pengajaran
Daya serap siswa baik Optimalisasi semangat
belajar siswa
Siswa senang mengikuti kegiatan belajar
Siswa aktif belajar Siswa lebih fokus dalam
belajar
Siswa rajin belajar
Tingkat pemahaman siswa Suasana belajar yang
nyaman
Mempercepat penyampaian materi
Manajemen kelas kondusif Memperjelas penyampaian
materi
Siswa mudah mencerna pelajaran
Siswa mudah memahami pelajaran
Tingkat kesesuaian dengan materi
Hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan belajar Mendorong siswa
mengetahui materi pelajaran lebih dalam Lebih lama mengingat
materi pelajaran Ordinal dengan pendekatan Rating Scale
(55)
48 Tabel 6. (lanjutan)
Variabel Indikator Sub Indikator Skala Minat Belajar (X3) Mengenang Perhatian Rasa senang /tertarik
Mencatat materi yang diberikan
Mengulang pelajaran yang telah berlalu
Mengingat pelajaran yang sudah dipelajari
Tidak meninggalkan kelas saat pelajaran
Perhatian terhadap penjelasan guru
Mengajukan pertanyaan Perhatian terhadap
pelajaran
Membaca materi yang akan dipelajari
Mengerjakan tugas dengan baik
Tujuan belajar
Mendiskusi-kan bahan pelajaran
Menggunakan jam kososng untuk belajar
Meningkatkan aktivitas belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Siswa ingin menguasai
pelajaran
Siswa senang mengerjakan ujian
Siswa senang mengerjakan soal-soal
Siswa senang membaca buku-buku yang
berhubungan dengan mata pelajaran IPS Terpadu
Ordinal dengan pendekatan Rating Scale Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) Nilai yang diperoleh siswa
Nilai mid semester yang diperoleh siswa pada semester ganjil
(56)
49 E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009: 203). Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada di lapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk mengamati proses pembelajaran di dalam kelas, seperti mengamati metode mengajar yang digunakan oleh guru, media pembelajaran yang digunakan, dan kegiatan yang
dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono,2009: 199). Apabila ada kesulitan dalam memahami kuisioner, responden bisa langsung bertanya kepada peneliti. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval dengan pendekatan rating scale dimana data yang diperoleh berupa
(57)
50 angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif
(Sugiyono, 2009: 141).
3. Interview (Wawancara)
Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 194).
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraaan (Sudjarwo dan Basrowi, 2009: 161). Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan jumlah siswa, hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, dan keadaan SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.
F. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
(58)
51 valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010: 65).
Adapun rumus Korelasi Product Momen untuk mengukur validitas sebagai berikut.
rxy =
2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N Keterangan.
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y N = jumlah responden/sampel
∑ = Skor rata-rata dari X dan Y
∑ = jumlah skor item X
∑ = jumlah skor total (item) Y
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan , maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka alat ukur tersebut tidak valid.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2, dan X3 kepada 30 responden, kemudian dihitung mengunakan perangkat lunak SPSS 18. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan Tabel r Product Moment dengan 0,05adalah 0.361, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.
05 , 0
(59)
52 Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Metode Mengajar Guru (X1)
No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1. .596 .361 rhitung>rtabel Valid 2. .501 .361 rhitung>rtabel Valid 3. .113 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid 4. .626 .361 rhitung>rtabel Valid 5. .673 .361 rhitung>rtabel Valid 6. .708 .361 rhitung>rtabel Valid 7. .615 .361 rhitung>rtabel Valid 8. .376 .361 rhitung>rtabel Valid 9. .403 .361 rhitung>rtabel Valid 10. .440 .361 rhitung>rtabel Valid 11. .566 .361 rhitung>rtabel Valid 12. .570 .361 rhitung>rtabel Valid 13. .641 .361 rhitung>rtabel Valid 14. .617 .361 rhitung>rtabel Valid 15. .412 .361 rhitung>rtabel Valid 16. .610 .361 rhitung>rtabel Valid 17. .326 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat dua soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 15 soal.
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Penggunaan Media Pembelajaran (X2)
No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1. .776 .361 rhitung>rtabel Valid 2. .624 .361 rhitung>rtabel Valid 3. .593 .361 rhitung>rtabel Valid 4. .403 .361 rhitung>rtabel Valid 5. .422 .361 rhitung>rtabel Valid 6. .572 .361 rhitung>rtabel Valid 7. .380 .361 rhitung>rtabel Valid 8. .731 .361 rhitung>rtabel Valid 9. .562 .361 rhitung>rtabel Valid
(60)
53 Tabel 8. (lanjutan)
No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 10. .821 .361 rhitung>rtabel Valid 11. .370 .361 rhitung>rtabel Valid 12. .544 .361 rhitung>rtabel Valid 13. .470 .361 rhitung>rtabel Valid 14. .440 .361 rhitung>rtabel Valid 15. .473 .361 rhitung>rtabel Valid 16. .065 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid 17. .128 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat dua soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 15 soal.
Tabel 9. Hasil Analisis Uji Validitas Minat Belajar (X3)
No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1. .364 .361 rhitung>rtabel Valid 2. .749 .361 rhitung>rtabel Valid 3. .852 .361 rhitung>rtabel Valid 4. .354 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid 5. .800 .361 rhitung>rtabel Valid 6. .661 .361 rhitung>rtabel Valid 7. .662 .361 rhitung>rtabel Valid 8. .719 .361 rhitung>rtabel Valid 9. .632 .361 rhitung>rtabel Valid 10. .636 .361 rhitung>rtabel Valid 11. .827 .361 rhitung>rtabel Valid 12. .653 .361 rhitung>rtabel Valid 13. .718 .361 rhitung>rtabel Valid 14. .747 .361 rhitung>rtabel Valid 15. .800 .361 rhitung>rtabel Valid 16. .452 .361 rhitung>rtabel Valid 17. .031 .361 rhitung<rtabel Tidak Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2013.
(61)
54 Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat dua soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 15 soal.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diujikan berkali-kali (Arikunto, 2010: 60). Sebelum angket diujikan kepada responden, angket diujikan terlebih dahulu kepada populasi di luar sampel untuk mengatahui tingkat reliabilitas nya dengan menggunakan rumus Alpha. Alfa Cronbach merupakan suatu koefisien reliabilitas yang mencerminkan seberapa baik item pada suatu rangkaian berhubungan secara positif satu dengan lainnya (Koestoro, 2006: 243). Teknik penghitungan reliabilitas instrumen dengan koefisien Alpha sebagai berikut.
r1 1 =
22 1
1 1 t
n n
Keterangan.
r1 1 = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir soal
(62)
55 2
i = skor tiap-tiap item2
t
= Varians total (Arikunto, 2010: 109).
Dengan kriteria uji r hitung > r tabel, maka pengukuran tersebut reliabel dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel, maka pengukuran tersebut tidak reliabel. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut.
a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : Sangat Tinggi. b. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : Tinggi.
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : Cukup. d. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : Kurang.
e. Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : Sangat Rendah.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 15 item pertanyaan.
Tabel 10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.831 15
Berdasarkan perhitungan SPSS 18, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.831 > 0.361. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.831, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.
(63)
56 Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 15 item pertanyaan.
Tabel 11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.841 15
Berdasarkan perhitungan SPSS 18, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.841 > 0.361. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.841, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 30 responden dengan 15 item pertanyaan.
Tabel 12. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 15
Berdasarkan perhitungan SPSS 18, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.919 > 0.361. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.919, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.
(64)
57 G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data)
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data ber distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumusnya sebagai berikut. Zi = 1�−
Keterangan. X = Rata-rata
S = Simpangan Baku X1 = Nilai Siswa
Rumusan hipotesisnya yaitu. Ho : sampel berdistribusi normal Hi : sampel tidak berdistribusi normal
Langkah-langkahnya sebagai berikut.
i. Pengamatan X1, X2, . . . , Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, . . . ,Zn yang dicari dengan rumus.
Zi = 1�−
ii. Menghitung peluang F (Zi) = P (Z < Zi) iii. Menghitung S ( Zi) adalah S ( Zi) =
Banyaknya Z1, Z2, . . . , Zn yang ≤ Zi
(1)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ke-V ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1
Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika metode mengajar guru bervariasi dan efektif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika metode mengajar guru monoton dan tidak efektif, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika penggunaan media pembelajaran siswa dan guru optimal, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika media pembelajaran tidak digunakan dengan optimal, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.
(2)
142 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan minat belajar terhadap hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika minat belajar siswa tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat.
Sebaliknya, jika minat belajar rendah maka hasil belajar siswa pun akan rendah.
4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan metode mengajar, penggunaan media pembelajaran, dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika metode mengajar guru bervariasi dan efektif, media pembelajaran digunakan secara optimal, dan minat belajar siswa tinggi maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika metode mengajar guru monoton dan tidak efektif, media pembelajaran tidak digunakan secara optimal, dan minat belajar siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pengaruh Metode Mengajar Guru, Penggunaan Media Pembelajaran, dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.
(3)
143 1. Hendaknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan berkeliling kelas pada saat mengajar agar tercipta komunikasi yang baik antara siswa dan guru.
2. Hendaknya guru mengajak siswa untuk membaca buku pelajaran dimulai dari topik-topik yang lebih disukai siswa.
3. Hendaknya guru memperbolehkan siswa untuk mengerjakan soal & tugas yang lebih mudah terlebih dahulu.
4. Sebaiknya guru memberikan tugas yang berkaitan tentang hal yang sudah diberikan penjelasan sebelumnya. Karena sering kali dalam mengerjakan PR siswa tidak mengerti, bingung dan akhirnya malas mengerjakan PR tersebut.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. BAB I Pendahuluan. diakses pada 12/10/2012
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kom_0608489_chapter1.pdf Anonim. 2011. BAB II Landasan Teoritis. diakses pada 12/10/2012 dari
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_e0151_043917_chapter2.pdf Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT
Rineka Cipta. Jakarta
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Aziz, Atika. 2010. Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Para Ahli. diakses pada
14/10/2012 dari http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/08/konsep-ilmu-pengetahuan-sosial-menurut.html
Azmi, Qonitah Rofiah. 2011. BAB II Kajian Pustaka.diakses pada 11/10/2012 dari http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/199/jiptiain--qonitahrof-9909-5-babii.pdf
Basrowi dan Sudjarwo. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. CV Mandar Maju. Bandung
Candera. 2010. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Terpadu. diakses pada 14/10/2012
dari http://id.scribd.com/doc/32145910/Pembelajaran-Ilmu-Pengetahuan-Sosial-Terpadu/
Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. CV Alfabeta. Bandung Daryanto. 2010. Belajar Mengajar. CV Yrama Widya. Bandung
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta
(5)
145 Hasan, Iqbal. 2009. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara.
Jakarta
Kamriantiramli. 2012. Apa Sih Minat Itu ???. diakses pada 11/10/2012 dari http://kamriantiramli.wordpress.com/tag/faktor-faktor-yang-membangkitkan-minat-belajar/
Kemdiknas, Badan Bahasa. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan.
diakses pada 11/10/2012 dari http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ Koestoro, Budi.2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan
Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta
Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. CV Alfabeta. Bandung Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan
Ekonomi Universitas Lampung. Bandar Lampung
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta
Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Bandar Lampung
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. PT Tarsito.Bandung
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung
Sudjiono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. CV Alfabeta. Bandung Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta.
Jakarta
Sutikno, Sobry dan Pupuh Fathurrohman. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. PT Refika Aditama. Bandung
(6)
146 Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Ummah. 2011. Mencari Informasi Tentang Konsep IPS. diakses pada 15/10/2012
dari http://ummah-ipsku.blogspot.com/2011_12_01_archive.html Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Universitas Lampung. 2009. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Uno, Hamzah B. 2008.Profesi Kependidikan. PT Bumi Aksara.Jakarta Wahab, Abdul Aziz. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). CV Alfabeta. Bandung
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta