PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT, KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT, KETERAMPILAN GURU DALAM

MENGELOLA KELAS, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

MADA ANGGA DWI NATA

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 192 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 130 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013, (4) ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Kata Kunci: Persepsi Siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis

ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, disiplin belajar dan Hasil Belajar.


(2)

DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

Mada Angga Dwi Nata

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

BERBASIS ICT, KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU

KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

Mada Angga Dwi Nata

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP N 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa

:

MADA ANGGA DWI NATA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031012

Program Studi

: Pendidikan Ekonomi

Jurusan

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1.

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Yon Rizal, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.Si NIP 19600818 198603 1 005 NIP 19600817 198603 1 003

2.

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ekonomi

Drs. Buchori Asyik, M.Si Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600817 198603 1 003


(5)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si ...

Penguji : Drs. Teddy Rusman, M.Si ...

Sekretaris : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(6)

Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama : Agustina Damayanti

NPM : 0913031026

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Alamat : Jl. Sri Kresna Gg.Yogya No.14 Kampung Sawah Brebes, Bandar Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013 Yang Membuat Pernyataan

Agustina Damayanti 0913031026


(7)

Persembahan

ِميِحهرلا ِنَم ْحهرلا ِ هَ ِمْسِب

Ayahanda dan Ibunda yang tercinta Terima kasih atas titasan do’a , Air mata dan peluh perjuanganmu Telah membawaku menuju pintu kesuksesan Aku selalu yakin, dengan do’a dan dukunganmu

Aku mampu taklukan dunia Dari rasa khawatir hingga rasa yakin Aku mencoba bertahan atas nama ceritaku

Mungkin hanya inilah yang mampu kubuktikan kepadamu Bahwa aku tak pernah lupa pengorbananmu

Bahwa aku tak pernah lupa nasehatmu

Bahwa aku tak pernah lupa berjuang membahagiakanmu Untukmu


(8)

(9)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mada Angga Dwi Nata

NPM : 0913031012

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Februari 2013

Mada Angga Dwi Nata 0913031012


(10)

Timur pada tanggal 16 Oktober Oktober 1991 dengan nama lengkap Mada Angga Dwi Nata. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, Putra dari pasangan Bapak Sawawi Efendi dan Ibu Sutiani.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 2 Tempuran diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 2 Metro diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 2 Metro diselesaikan pada tahun 2009

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik Dan Bakat). Pada bulan Januari 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo-Yogyakarta-Surabaya-Bali-Bandung. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Way Kepayang Kecamatan Kedondong Pesawaran.


(11)

MOTTO

Jangan Buat Hidup Terasa Berat, Buatlah Hidup Itu Nikmat Walaupun Pahit Terasa Dihati

Berbanggalah Pada Diri Sendiri dan Hiburlah Diri Dengan sesuatu yang Menyenangkan Hati


(12)

Puji syukur kehadirat allah SWT atas izin dan ridho-Nya, hingga selesai sudah karya kecil dari peluh dan letihku.

Kupersembahkan dengan tulus kepada:

Bapak tersayang...

Atas doa dan pengorbanan yang tiada terhingga. Semoga semua keringat dan airmata mu, ananda bisa jadi yang terbaik buat bak. Kelak ananda dapat

meringankan langkahmu setelah ananda menunaikan kewajiban ananda padamu..

Mamak tercinta...

Terimakasih atas doa dan kasih sayangnya selama ini, dari ananda kecil hingga ananda dewasa tiada pernah berubah. Ananda akan menjadi yang

terbaik buat mamak dan bapak


(13)

SANCAWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT, Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas, Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013” ini penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh.mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(14)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan untuk penulis. 7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu

memberikan masukan dan arahan selama menyelesaikan studi dan skripsi penulis.

8. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Pembahas , yang telah bersedia memberikan waktu dan saran yang bermanfaat bagi perbaikan skripsi penulis.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Suyitno, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Metro, yang telah

bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini. 11. Seluruh dewan guru, karyawan beserta staf tata usaha SMP Negeri 2 Metro


(15)

dan segalanya yang telah kalian berikan hingga menghatarkan ku menjadi seperti ini

14. Keluargaku Mas Hendri, Indah, Qodri, Om Mahli, Tante dan semua keluarga besar yang ada di Blitang dan di Pasma terimakasih atas segalanya yang telah kalian berikan hingga menghatarkan ku menjadi seperti ini

15. Teman-teman angkatan 2009 Deni S, Arga, Muti, Ina, Dewi, Nurul, Arif,

Faisal, Rifki, Ivan, Didi, Agus, Vera, Winda, Putri, Esa, Dwi, Gusti, Ma’in,

Amel, Ambar, Risa, Ida, Yeni, Mela, Anita, dan Seluruh teman teman terimakasih untuk kebersamaanya dan bantuannya selama ini.

16. Teman-teman KKN dan PPL (Eko. Teddy, Mulfi, Heru, Erwin, Fajar, Evi, Puput, Farah, Siska, Karsini, Risky, Rita . Terima kasih untuk pengalaman selama tiga bulan yang kalian berikan.

17. Kakak tingkat 2007,2008 yang telah memberikan masukan dan informasi dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2010, 2011 dan 2012.

18. My Dreams, Dodol, Doru Lolok dan Dorah yang telah memberikan semangat dan motivasi yang dapat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih untuk semuanya.


(16)

membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis


(17)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 12

C.Pembatasan Masalah………. 12

D.Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Kegunaan Penelitian ... 14

G.Ruang Lingkup Penelitian ... 15

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ... 16

1. Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 16

2. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan guru dalam mengelola kelas ... 28

3. Disiplin Belajar ... 32

4. Hasil Belajar ... 40

B. Penelitian yang Relevan ... 42

C. Kerangka Pikir ... 43


(18)

2. Sample ... 48

3. Teknik Sampling………. .. 49

C. Variabel Penelitian ... 49

1. Variabel Bebas ... 50

2. Variabel Terikat ... 50

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 50

a. Definisi Konseptual ... 50

b. Definisi Operasional ... 51

E. Pengukuran Variabel penelitian………. 55

F. Teknik Pengumpulan Data ... 55

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 57

1. Uji Validitas Angket ... 57

2. Uji Reliabilitas Angket ... 60

H. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Homogenitas ... 64

I. Uji Asumsi Klasik ... 65

1. Uji Linearitas Garis Regresi ... 65

2. Uji Multikolinearitas ... 66

3. Uji Autokorelasi ... 67

4. Uji Heteroskedastisitas ... 69

J. Teknik Pengujian Hipotesis ... 71

1. Regresi Linier Sederhana ... 71

2. Regresi Linier Multiple ... 72

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 74

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 74

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Metro ... 74

b. Prifil sekolah ... 77

c. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Metro ... 77

d. Tujuan SMP Negeri 2 Metro ... 79

e. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Metro ... 80

f. Proses belajar mengajar ... 81

g. Gambaran Umum Responden ... 81

B. Deskripsi Data ... 82

1. Data Persepsi Siswa tentang pemanfaatan media pembelajran (X1) ... 83


(19)

2. Uji Homogenitas...97

D. Uji Persyaratan Asumsi Klasik ... 98

1. Uji Kelinieran Regresi ... 98

2. Uji Multikolinearitas...101

3. Uji Autokorelasi ... 103

4. Uji Heteroskedastisitas ... 104

E. Pengujian Hipotesis ... 107

1. Pengujian Hipotesis Pertama (X1) ... 107

2. Pengujian Hipotesis Kedua (X2) ... 110

3. Pengujian Hipotesis Ketiga (X3) ... 112

4. Pengujian Hipotesis Keempat (X1, X2, X3) ... 114

F. Pembahasan ... 117

1. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar ... 118

2. Pengaruh keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar ... 121

3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ... 123

4. Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan guru, kreativitas guru, dan metode guru dalam mengajar terhadap hasil belajar ... 125

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 133 DAFTAR PUSTAKA


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Belajar MID Semester Ganjil kelas VII SMP Negeri 2 Metro Tahun

Pelajaran 2012/2013 ... 4

2. Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 6

3. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas ... 7

4. Disiplin Belajar ... 10

5. Penelitian yang relevan ... 41

6. Jumlah populasi SMP Negeri 2 Metro ... 47

7. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ... 49

8. Definisi Operasional Variabel ... 53

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 57

10. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 58

11. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3 ... 59

12. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 60

13. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 61

14. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 ... 61

15. Analisis Varians Untuk Uji Kelinearan Regresi ... 66

16. Prasarana SMP Negeri 2 Metro……… 80

17. Sarana SMP Negeri 2 Metro ... 81

18. Distribusi Frekuensi kategori Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 84

19. Kategori Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran (X1) SMP Negeri 2 Metro Pelajaran2012/2013... .... ...84

20. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas (X2) SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 86


(21)

Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 88

23. Kategori Disiplin Belajar (X3) SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 88

24. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 89

25. Kategori Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 90

26. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1 Dengan Menggunakan SPSS ... 95

27. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X2 Dengan Menggunakan SPSS ... 95

28. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X3 Dengan Menggunakan SPSS ... 96

29. Hasil Pengujian Normalitas Variabel YDengan Menggunakan SPSS ... 97

30. Hasil Pengujian HomogenitasDengan Menggunakan SPSS ... 100

31. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Media Pembelajaran (X1) ... 99

32. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Pengelolaan Kelas (X2) ... 100

33. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X3) ... 101

34. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 101

35. Hasil Uji Multikolinearitas... 102

36. Hasil Uji Autokorelasi ... 104

37. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 105

38. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 106

39. Hasil Uji Hipotesis Pertama ... 109

40. Koefisien Regresi Persepsi Siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran (X1) Terhadap Hasil Belajar (Y)……… ... 108

41. Hasil Uji Hipotesis Kedua... 110

42. Koefisien Regresi Persepsi Siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas (X2) Terhadap Hasil Belajar (Y)……… .... 110

43. Hasil Uji Hipotesis Ketiga ... ...117

44. Koefisien Regresi Disiplin Belajar (X3) Terhadap Hasil Belajar (Y)…… . 112


(22)

Terpadu ... 116 47. Korelasi Regresi Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran

Berbasis ICT, Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas, dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS


(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT, Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas, Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran


(24)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan

pembelajaran.

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar dalam pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa peserta didik atau tanpa kegiatan mengajar formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang peseta didk lakukan di dalam kelas. Apa yang dilakukan pendidik agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral, dan


(25)

membuat peserta didik merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk

mengimplementasikan kurikulum dalam kelas.

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Belajar

merupakan proses internal peserta didik, sedang pembelajaran melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi proses belajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh pada proses belajar seperti, bahan ajar, suasana belajar, media belajar sumber belajar, dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Sedangkan kondisi internal dapat berasal dari diri sendiri antara lain sikap disiplin belajar, keterampilan belajar, minat, motivasi, dan lainnya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dituntut pula peningkatan kualitas pendidikan untuk mengimbanginya, sehingga akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk menguasai teknologi itu. Akan tetapi,

kenyataan yang dapat kita jumpai saat ini pendidikan di Indonesia masih

ketinggalan untuk mengimbanginya. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain rendahnya kualitas pendidikan saat ini. Sebenarnya pihak pemerintah telah mengupayakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi


(26)

Namun hal ini tidak didukung oleh kualitas SDM yang memadai. Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dibidang teknologi. Dengan menguasai teknologi diharapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas pendidikan yang memadai sehingga dapat memepermudah siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan berdampak terhadap nilai siswa yang meningkat.

Kondisi yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan baik pendidikan formal maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan sebagai berikut.

1. Rendahnya sarana fisik. 2. Rendahnya kualitas guru. 3. Rendahnya kesejahteraan guru. 4. Rendahnya prestasi siswa.


(27)

6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan. 7. Mahalnya biaya pendidikan.

Salah satu usaha yang digunakan untuk mencapai usaha tersebut adalah dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai seseorang

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa. Prestasi belajar siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Metro umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2012/2013 sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Mid Semester IPS Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Metro Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas

Nilai

Jumlah

Siswa Keterangan

< 70 ≥70

VII 1 VII 2 VII 3 VII 4 VII 5 VII 6 16 20 21 25 15 21 16 12 11 7 17 11 32 32 32 32 32 32 Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditetapkan adalah 70

Jumlah 118 74 192

Persentase (%)

61,45 38,55 100


(28)

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari nilai yang tinggi sampai dengan nilai yang rendah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Metro dari 192 siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 118 siswa atau sebesar 61,45%, sedangkan yang mendapat nilai 70 keatas hanya 74 siswa atau sebesar 38,55 %. Hal ini berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong rendah. Di SMP Negeri 2 Metro Tengah terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa per mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMP Negeri 2 Metro adalah 70. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu mengikuti remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan, maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh guru yang bersangkutan.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya

60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan


(29)

faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa media

pembelajaran, metode mengajar guru, keterampilan guru dalam mengelola kelas, disiplin belajar, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun, dari sekian banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar diduga memberikan sumbangsih yang besar terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga memberikan pengaruh yang negatif terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 2 Metro, persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VII pada pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT. Apabila persepsi siswa pada pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT baik dan positif, maka siswa akan merasa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan diharapkan siswa akan merasa senang dan lebih fokus ketika guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media sehingga pemahaman pada mata pelajaran IPS Terpadu diharapkan akan meningkat pula. Sebaliknya, apabila persepsi siswa pada pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT negatif, akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa


(30)

tercipta dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan siswa akan merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagai ilustrasi disajikan data persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT sebagai berikut.

Tabel 2. Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Kelas

Kriteria Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Tinggi Sedang Rendah Jumlah Siswa

VII 1 10 8 14 32

VII 2 9 10 13 32

VII 3 10 6 16 32

VII 4 12 5 15 32

VII 5 11 9 12 32

VII 6 10 7 15 32

Jumlah 62 45 85 192

% 32,29 23,44 44,27 100%

Sumber: Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 2 , dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT masih tergolong rendah. Persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran kelas VII yang tergolong kriteria tinggi

sebanyak 32,29% , sedangkan persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran kelas VII yang tergolong kriteria sedang sebanyak 23,44%, serta persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran kelas VII yang

tergolong kriteria rendah sebanyak 44,27%. Dengan demikian, kriteria persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT yang tergolong rendah sehingga masih dibutuhkan keterampilan-keterampilan guru dalam


(31)

memanfaatkan media pembelajaran agar dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih menyenangkan.

Hal ini diperkuat oleh Uno (2008: 7) menyatakan prinsip – prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.

1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. 2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus berfifat praktis 3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. 4. Kesiapan (readiness) dalam mengajar sangat penting dijadikan landasan

dalam mengajar.

5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.

6. Mengajar harus mengukuti prinsip psikologis tentang belajar.

Faktor kedua yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru sebagai tenaga professional di bidang pendidikan, di samping memahami hal-hal yang konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis terutama kegiatan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran. Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu management, yang berate ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Jika guru memiliki kemampuan yang baik dan terampil dalam pengelolaan kelas, maka siswa akan merasa senang dan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sebaliknya, apabila guru kurang terampil dalam pengelolaan kelas, akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa tercipta dengan baik dan tidak


(32)

sesuai dengan yang diharapkan dan siswa akan merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Sebagai ilustrasi disajikan data persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas sebagai berikut.

Tabel 3. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas

Kelas

Kriteria Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas

Tinggi Sedang Rendah JumlahSiswa

VII 1 10 10 12 32

VII 2 8 10 14 32

VII 3 9 9 14 32

VII 4 10 13 9 32

VII 5 11 10 11 32

VII 6 9 11 12 32

Jumlah 57 63 72 192

% 29,69 32,81 37,5 100%

Sumber: Pengolahan Data 2012

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas masih tergolong rendah. Persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas VII yang memilih kriteria tinggi sebanyak 29,69% , sedangkan persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas VII yang memilih kriteria sedang sebanyak 32,81%, serta persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas VII yang memilih kriteria rendah sebanyak 37,5%. Dengan demikian, kriteria persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas yang masih tergolong rendah sehingga masih dibutuhkan keterampilan-keterampilan guru dalam mengelola kelas agar dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang lebih


(33)

menarik bagi siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi sebuah prestasi untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannyamelalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturanyang ada.

Hal ini diperkuat oleh Darmadi (2010: 6) berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang yang tidak diinginkan, dengan hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif seta mengembangkan dan mempermudah organisasi kelas yang efektif.

Sedangkan Arikunto dalam futhurrohman dan Sutikno (2007: 103) berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.

Faktor ketiga yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah disiplin belajar. Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan, dan norma-norma yang berlaku. Disiplin yang dikehendaki tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi juga keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran


(34)

peraturan. Disiplin terjadi bukan hanya berasal dan bersumber dari dalam diri siswa melainkan juga bersumber dari luar diri siswa.

Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Jika siswa memiliki disiplin belajar yang baik, maka diharapkan siswa akan rajin dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diharpakan akan mampu meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya, jika siswa tidak memiliki disiplin belajar yang baik, maka siswa akan malas mengikuti jalan nya proses

pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah sehingga diduga berdampak pada hasil belajar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Metro, disiplin belajar siswa kelas VII masih tergolong rendah. Sebagai ilustrasi disajikan data persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas sebagai berikut. Tabel 4. Disiplin Belajar

Kelas

Kriteria Disiplin Belajar

Tinggi Sedang Rendah Jumlah Siswa

VII 1 13 7 12 32

VII 2 9 10 13 32

VII 3 8 8 16 32

VII 4 6 12 14 32

VII 5 16 7 9 32

VII 6 10 10 12 32

Jumlah 62 54 76 192

% 32,3 28,12 39,58 100%


(35)

Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa disiplin belajar masih tergolong rendah. Disiplin belajar kelas VII yang tergolong kriteria tinggi sebanyak 32,29% , sedangkan disiplin belajar kelas VII yang tergolong kriteria sedang sebanyak 28,12%, serta disiplin belajar kelas VII yang tergolong kriteria rendah sebanyak 39,58%. Dengan demikian, kriteria disiplin belajar yang masih tergolong rendah sehingga masih dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi dalam belajar agar dapat memudahkan siswa dalam belajar.

Hal ini diperkuat oleh Tu’u (2004: 33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai berikut.

1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku. 2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.

5. Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT, Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dan Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(36)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Rendahnya pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPS terpadu.

2. Kurangnya disiplin belajar di rumah dan di sekolah.

3. Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 4. Kurangnya keterampilan guru dalam mengelola kelas.

5. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS terpadu.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT (X1),

persepsi siswa tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas (X2), disiplin

belajar (X3), dan hasil belajar (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.


(37)

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang ketrampilan guru dalam

mengelola kelas dengan hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh disiplin belajar dengan hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media

pembelajaran berbasis ICT, ketrampilan guru dalam mengelola kelasdan disiplin belajardengan hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis empat hal pokok yang berupa sebagai berikut.

1. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh persepsi siswa tentang ketrampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.


(38)

3. Pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran

Berbasis ICT, disiplin belajar dan pengeloaan kelas terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VII semester ganjil SMP Negeri 2 Metro Tahun

Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran IPS Terpadu sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat terlibat atau berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi bagi siswa dan guru.


(39)

d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasi ICT (X1), keterampilan guru dalam mengelola kelas

(X2), disiplin belajar (X3), hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Metro. 4. Waktu Penelitian


(40)

II . TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

1. Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT

Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau tanggapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan). Persepsimerupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya.

Senada dengan pendapat di atas, Slameto (2003: 102) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu


(41)

(2007: 141-142) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Hal senada dinyatakan oleh Basri dalam Catturia (2010: 11) persepsi adalah kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sehingga berkesan menjadi suatu pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan.

Penilaian, pengenalan, dan pengamatan ini dapat dijadikan sebagai pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan seseorang terhadap suatu objek.

Menurut Slameto (2003: 102-105) menyatakan bahwa prinsip persepsi adalah sebagai berikut.

1. Persepsi itu relatif bukan absolut. 2. Persepsi itu selektif.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan.

4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan). 5. Persepsi seseorang atau sekelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi

orangtua atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa


(42)

memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Daryanto, 2009: 4). Salah satu komponen

pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal adalah media pembelajaran. Pemanfaatan media yang baik dan sesuai dengan materi pelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang baik, demikian pula sebaliknya.

Menurut Hamidjono dalam Arsyad (2007: 4) media adalah semua bentuk prantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga sampai kepada penerima yang dituju. Hal ini diperkuat oleh Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan ketrampilan, atau sikap.

Hal senada dinyatakan oleh Luhan dalam Hamalik (2006: 201) berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya

mempengaruhi orang lain yang tidak mengandakan kontak langsung dengan dia. Sedangkan menurut Hamalik (2006: 202) menyatakan bahwa media dirumuskan dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya


(43)

terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks tetapi mencangkup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram dan bagan buatan guru, objek-objek nyata, serta kunjungan ke luar sekolah.

Menurut Heinich dalam arsyad (2007: 4) menggemukakan bahwa istilah media sebagai perantara yang mengatur informasi antara sumber dan penerima.

Sedangkan Robertus (2007: 75) mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Akan tetapi, secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2006: 4) secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang dapat merangsang siswa untuk belajar.


(44)

a. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek berikut ini.

1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

2. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

b. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan

yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

Menurut Sannai (2004: 58) menyatakan bahwa teknologi informasi dan

komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain. Menurutnya teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu yang diperlukan untuk memanag informasi agar informasi tersebut dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan akurat.

Menurut Franklin dalam Leask (2001: 105), media ICT is vaunted as the cure to many problem within special education needs. Selain itu, menurut Davis dalam Leask (2001: 36) ICT has many roles to play in education and will continue to develope there dimension through this century.

1. ICT aspect of core skill. 2. ICT as theme of knowledge.

3. ICT as mean a means of enriching learning.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan baik benda mati maupun benda hidup yang dapat digunakan


(45)

pelajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2007: 11) mengemukakan tiga ciri media sebagai berikut.

1. Fiksatif (fixative property)

Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek. Dengan cara fiksatif , media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Manipulatif (manipulatif property)

Ciri ini memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransformasikan menjadi cepat atau bahkan diperlambat. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

3. Distributif (distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu abjek atau kejadian transportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Berdasarkan ciri-ciri di atas, media memiliki ciri-ciri yang menjadi unsur penting penggunaannya dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri di atas memberikan

gambaran sejauh mana media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan informasi dari guru dengan mengoptimalkan penggunaan media tersebut.

Menurut Arsad (2005: 27) kriteria pemilihan media yang harus diperhatikan oleh guru antara lain sebagai berikut.

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.


(46)

5. Pengelompokan sasaran, mutu teknis.

Secara teoretis menurut Tpers (2008: 105) menyatakan bahwa TIK memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar seperti berikut ini.

1. Active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.

2. Constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.

3. Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau

komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya. 4. Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. 6. Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses

belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning.

7. Reflective; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebu, dalam hal ini media yang dapat digunakan adalah komputer dan LCD proyektor.


(47)

LCD proyektor merupakan media rancangan yang mana di dalam penggunaannya sangat diperluakan perancangan khusus dan didesain sedimikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hardware) yang difungsikan dalam menginspirasi media tersebut adalah menggunkan satu unit komputer atau komputer jinjing yang sudah terkoneksi dengan LCD proyektor. Dengan demikian, media dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Hal ini diperkuat oleh Sudjana & Rivai dalam Arsyad (2007: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut.

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadiman (2005: 17) mengatakan secara umum kegunaan media pendidikan dalam proses pembelajaran meliputi sebagai berikut.

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti misalnya: a. objek yang terlalu besar bias digantikan dengan realita, gambar, film

bingkai, film, atau model;

b. objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelaps dan high-speed photography;


(48)

e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain;

f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film atau video, gambar, dan lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. menimbulkan kegairahan belajar;

b. memunginkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;

c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi

pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuan dalam:

a. memberikan perangsang yang sama; b. mempersamakan pengalamn;

c. menimbulkan persepsi sama.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, media pembelajaran sangat membantu proses pembelajara, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, media akan

mempermudah guru dalam proses penyampaian materi. Guru hanya perlu sedikit waktu untuk menyiapkan media untuk proses belajar yang akan disampaikan kepada siswa. Sedangkan bagi siswa, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar lebih baik, dan media pun akan membantu siswa dalam menyerap dan memahami materi pelajaran.

Menurut Bretz dalam Sadiman (2009: 20) menggolongkan media ke dalam 8 kelas yaitu:

1. media audio visual gerak, 2. media audio visual diam, 3. media audio semi gerak, 4. media visual gerak,


(49)

7. media audio, dan 8. media cetak.

Menurut Arsyad (2002: 89) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1. media hasil teknologi cetak,

2. media hasil teknologi audio-visual,

3. media hasil teknologi berbasis komputer, dan

4. media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Hal ini diperkuat oleh Thomas dalam Sihkabuden (2002: 37) menggolongkan media pembelajaran berdasarkan pengalaman, yaitu; pengalaman langsung, pengalaman tiruan, pengalaman dari kata-kata. Sedangkan menurut Schramm dalam Satyasa (2007: 10) media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana.

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik belajar akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang


(50)

berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional (pembelajaran). Meskipun demikian, apapun dan bagaimana pun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui.

Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu. Multimedia yang akan dikembangkan termasuk dalam kategori media hasil teknologi audio-visual.

2. Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas

Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk mencapai hasil atau keluaran maksimum dengan waktu dan usaha yang maksimum (Hamalik, 2003: 175). Menurut Alfonso dalam imron (2001: 85) keterampilan atau skill dapat dikonotasikan sebagai sekumpulan pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai, yang dapat didekripsikan dan diverifikasi.

Guru sebagai tenaga professional dibidang pendidikan, di samping memahami hal-hal yang konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis terutama kegiatan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran.

Istilah lain dari pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen adalah kata yang

berasal dari bahasa inggris, yaitu management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam pengertian umum


(51)

suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Hamalik (2006: 311) adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru.

Menurut Arikunto (2006: 17) di dalam didaktif terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu kelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dengan batasan sebagai berikut.

1. Sekelompok anak walaupun dalam waktu yang sama bersama-sama menerima pelajaran tetapi jika bukan pelajaran yang sama dari guru yang sama, namanya bukan kelas.

2. Sekelompok anak yang dalam waktu yang sam menerima pelajaran yang sama, tetapi guru yang yang berbeda, namanya bukan kelas.

3. Sekelompok anak yang sama, tetapi jika pelajaran tersebut diberikan secara bergantian, namanya bukan kelas.

Sedangakan Nawawi (2006: 76) memandang kelas dari dua sudut, yaitu: 1. kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yng dibatasi oleh empat dinding,

tempat jumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa meneurt tingkat pengembangan yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing; 2. kelas dalam arti luas, adalah suatu masyarakat kecil merupakan bagian dari

masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk menyapai sebuah tujuan.

Menurut Darmadi (2010: 6) berpendapat bahwa pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang yang tidak diinginkan dengan hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio emosional yang positif serta


(52)

Arikunto dalam Futhurrohman dan Sutikno (2007: 103) berpendapat bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.

Pendapat lain dikemukakan oleh Fahhurrohman dan Sutikno (2007: 103)

menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu peruses seleksi tindakan yang dilakukan oleh guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi. Jadi, pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunakan seluruh potensi kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen pendukungnya

Menurut Darmadi (2010: 6) menyebutkan tujuan guru mengelola kelas adalah agar semua siswa yang ada di dalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan fathurrohman dan Sutikno (2010: 104) berpendapat bahwa secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai jika tercapaianya tujuan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian di atas , dapat dipahami bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas merupakan usaha yang dengan sengaja dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan


(53)

professional seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan

kelas,sebab di dalam penggunaannya guru harus terlebih dulu meyakinkan bahwa pendekatan yang di pilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya.

3. Disiplin Belajar

Disiplin dapat diartikan patuh terhadap ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmodiharjo dalam Susilowati (2005: 18) menyatakan bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk mematuhi peraturan yang telah ditentukan. Gie dalam Ningsih (2005: 21) menyatakan bahwa disiplin akan menciptakan kemauan untuk belajar teratur. Sedangkan Djamarah (2002 : 12) mengemukakan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.

Kehidupan manusia sehari-hari diwarnai oleh berbagai aktivitas, yang terkadang antara seseorang dengan lainnya tidak sama jenis nya. Tidak jarang orang yang memiliki banyak aktivitas dapat melaksanakan semua dengan baik, dan tidak jarang pula orang yang hanya memiliki beberapa kegiatan saja tidak dapat melaksanakan dengan baik, bahkan mengorbankan salah satu kegiatan yang lain.


(54)

keterpaksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan

kesuksesan. Sedangkan disiplin karena paksaan biasanya dilakukan karena takut dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran peraturan.

Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan siswa dalam aktivitas belajarnya, semua tidak lepas dari cara mengatur waktu. Bagi seorang siswa disiplin di sekolah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi untk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan disiplin siswa juga memiliki kecakapan mengenai belajar. Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup bagi seorang dari keadaan tidak tahu. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Dari

keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Menurut pengertian psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.

a. Slameto (2003: 2) menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru


(55)

dengan lingkungannya.

b. Winkel yang dikutip oleh Darsono (2000: 4) berpendapat belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Sesuai dengan kedua pendapat tentang pengertian belajar di atas, terkandung pengertian bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh perubahan secara menyeluruh dalam tingkah lakunya sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hamalik (2001: 36) menyatakan belajar ialah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman.

Hal ini diperkuat oleh Walgito dalam Hesti (2008: 12) mengemukakan disiplin belajar adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturannya untuk mencapai tujuan yang diharapkannya, keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai.


(56)

dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan tanpa paksaan dari pihak sekolah. Bentuk disiplin di kelas berarti siswa tertib dan teratur dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Disiplin di kelas merupakan faktor yang sangat penting agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan tertib, teratur sesuai dengan rencana pengajaran. Jika ketertiban kelas dan kedisiplinan siswa meningkat akan memudahkan tercapainya kegiatan belajar mengajar dan tujuan pembelajaran. Sedangkan disiplin belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan kesadarannya demi tercapainya tujuan belajar yaitu prestasi belajar yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa disiplin terjadi bukan hanya berasal dan bersumber dari dalam diri siswa melainkan juga bersumber dari luar diri siswa. Seseorang siswa yang memiliki disiplin tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Hal ini terjadi karena siswa tersebut belajar dan melaksanakan peraturan sekolah dengan baik.

Menurut Tu’u (2004: 33) menyebutkan unsur-unsur disiplin adalah sebagai berikut.

1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukun yang berlaku. 2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya

kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.

4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.


(57)

pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia mustahil hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya dimana pun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan.

Menurut Tu’u (2004: 37) mengatakan disiplin berperan penting dalam membetuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini.

1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan, dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin.

4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dala belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan, dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang.

Berdasarkan seluruh pengertian di atas, bahwa yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban.


(58)

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Hal ini diperkuat oleh Tu’u (2004: 38) sebagai berikut.

a. Menata Kehidupan Bersama

Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

b. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak

terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk

membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. d. Pemaksaan

Berdasarkan pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

e. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan

mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian


(59)

tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Menurut Tu’u (2004: 53) menyatakan pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini.

1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan mantap. 2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan kurang

dimonitor oleh kepala sekolah.

3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan peningkatan dan pemanfaatan disiplin sekolah.

5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan implemntasi disiplin sekolah.

6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.

7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan mengajar. Guru tidak mampu meguasai kelas dan menarik perhatian siswa pada pembelajarannya. Lalu sikap dari perbuatan siswa yang kurang terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang kondusif untuk kegiatan pembelajaran.

4. Hasil Belajar

Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar akan selalu ingin mendapatkan dan mengetahui hasil dari hasil belajarnya selama ini. Untuk dapat mengetahui hasil dari proses belajar tersebut, dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan


(60)

belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap, dan memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk mengetahui dan memahami konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses kognitif yang dilakukan siswa.

Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau pentesuaian tingkah laku secara progresif. Sedangkan Morgan dalam Faturrohman dan Sobry (2010: 5) merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut

Darsono (2001: 4) “belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Menurut Slameto (2003: 3) “belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,


(61)

mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).

Menurut Soemartono (2003: 16) “hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam

mengerjakan sesuatu pada saat itu”. Hasil belajar dipengaruhi oleh masukan yang diterima oleh siswa (input) serta proses yang terjadi dalam diri siswa. Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar (Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usahan yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Mengenai hasil belajar Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu proses


(62)

laku yang relatif menetap. Menurut Sukmadinata (2007: 102) “hasil belajar merupakan pencapaian (achievement) yaitu realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut Fathurohman dalam Ningsih (2010: 24) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu : (a) ranah kognitif (cognitive domain); (b) ranah afektif (affective domain); ranah psikomotorik (psychomotoric domain).

Hal ini didukung oleh pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test). 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest

inventory).

3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (diffential aptitude test).

4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test), dan sebagainya.

Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut.


(63)

b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan, dan kemampuan untuk belajar sendiri, serta mengembangkan kreatifitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau ketermapilan.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Menurut Syah (2003: 156) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut.

1. Faktor internal siswa, meliputi:

(a) aspek fisiologis siswa yaitu jasmani seperti mata dan telinga, (b) aspek psikologis siswa yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan

motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi:

(a) faktor lingkungan sosial yaitu keluarga, guru dan staff, masyarakat, dan teman,

(b) lingkungan non-sosial yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi :

(a) pendekatan tinggi yaitu pendekatan spekulative dan pendekatan achieving,

(b) pendekatan sedang yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep, (c) pendekatan rendah yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan

surface.

Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagai berikut.

a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri. b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ke-V ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan secara rinci disajikan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujianhipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT positif, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT rendah, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan keterampilan guru dalam mengelola kelas di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika keterampilan guru dalam mengelola kelas baik, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika keterampilan guru dalam mengelola kelas kurang baik, maka hasil belajar siswa pun akan rendah.


(2)

134

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika siswa baik dalam disiplin belajar, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika siswa kurang baik dalam disiplin belajar,maka hasil belajar siswa pun akan rendah.

4. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT positif, keterampilan guru dalam mengelola kelas baik, dan disiplin belajar siswa baik, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT negatif, keterampilan guru dalam mengelola kelas kurang baik, dan disiplin belajar siswa kurang baik, maka hasil belajar yang diperoleh siswa pun akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT, keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VII semester ganjil di SMP Negeri 2 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti


(3)

135

1. Pihak sekolah seharusnya dapat memaksimalkan pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dengan cara kepala sekolah mewajibkan atau mengharuskan memakai media pembelajaran berbasis ICT, terutama guru mata pelajaran karena dengan pemanfaatan media pembelajaran yang optimal hasil belajar yang dicapai akan maksimal.

2. Pengelolaan kelas sangat penting bagi siapa saja yang terjun di dunia pendidikan terutama seorang guru. Guru hendaknya terus meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas agar tercapainya tujuan pengajaran secaraefektif dan efisien.

3. Siswa sebagai peserta didik, harus meningkatkan dan menjaga disiplin belajar, dengan mengikuti tata tertib di sekolah. Bagi sisiwa disiplin di sekolah

maupun di rumah merupakan suatu keharusan karena disiplin mempunyai fungsi membantu siswa dalam meningkatkan prestasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abduk Kadir & Terra CH. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi: Andi Offset. Arief S Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:

Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta

Anita. 2012. Manfaat Media Belajar Bagi siswa Dan Guru. Downloaded at 28/10/2012 From http://anitabastra.blogspot.com/2012/05/manfaat-media-belajar-bagi-siswa-dan.html

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran.Grafindo: Jakarta

Caturria, Novita. 2010. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Universitas Lampung.

Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Alfabeta: Bandung Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Satu Nusa .Bandung

Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta. Jakarta

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno. 2007. Strategi belajar mengeajar. Refika

Aditama. Bandung

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta ______________ 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta


(5)

Hasbullah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Hipni. 2009. Pengertian Medote pembelajaran. Downloaded at 28/10/2012 From

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html

Kasinu, Akhmad. 2007. Metodologi Penelitian Sosial konsep, prosedur dan Aplikasi. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Munawar, Indra 2009. Pengertian dan definisi Hasil Belajar. Downloaded at 28/10/2012. From http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Muhtadi, Ali. 2010. Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan Karakter di Sekolah. Downloaded at 1/11/2012 From

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132280878/18.%20Pemanfaatan%20

TIK%20dalam%20Pendidikan%20Karakter%20di%20Sekolah-prosiding.pdf

Mustafida.2012.Konsep dasar pengelolaan kelas. Download at 15/10/2012 from http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/09760003-fita-mustafida.ps Runopc.2012. Pengertian teknologi dan Informasi. Download at 12/10/2012.

From.http://runoutpc.blogspot.com/2012/08/pengertian-teknologi-informasi-dan.html

Rusman, Teddy. 2011. Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Pendidikan Ekonomi: Universitas Lampung

Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sannai, Annatta. 2004. Dunia Teknologi dan Komunikasi. Rineka Cipta. Jakarta Sevannisa.2012.Pengintegrasian TIK dalam Pembelajaran. Download at

12/10/2012 from http://sevannisa.blogspot.com/2012/10/pengintegrasian-tik-dalam-pembelajaran.html

Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Press Slameto, 2003. Persepsi. Download at 20/11/2012 From

http://simpangmahar.blogspot.com/2010/03/persepsi.html.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta


(6)

Suherman, Yuyus. 2009. Pengembangan Media Pembelajaran. Downloaded at 28/10/2012 From

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1966102519

93031-YUYUS_SUHERMAN/I._Makalah/Pengembangan_media_Pembelajaran.p df

Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susilowati, Harning Setyo. 2005. Pengaruh displin belajar, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X semester 1 Tahun ajaran 2004/2005 SMA N 1 Gemolong Kabupaten Sragen

Thoha. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : P.T. Rajagrafindo Perkasa.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo. Tpers. 2008. Integrasi ICT dalam proses Pembelajaran. Downloaded at

28/10/2012 From http://tpers.net/2008/01/integrasi-ict-dalam-proses-pembelajaran/

Uno, B. 2008. Profesi Kependidikan (problema, solusi, dan reformasi pendidikan di Indonesia). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2010. Peraturan Akademik dan Kode Etik Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Yuniatiexa.2011. Fungsi dan manfaat media pendidikan. Download at 12/10/2012 from http://yuniatiexa.wordpress.com/2011/03/28/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 2 10

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR, DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 79

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 30 84

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ICT DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY TENONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 56

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT, KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 161

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 WAY KENANGA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 91

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 80