76
3. Remaja Muslim Di Kota Banda Aceh
Yang menjadi fokus peneliti dalam menentukan kriteria remaja muslim yang berkunjung ke warung kopi berfasilitas Wi-fi adalah remaja yang sekolah
mulai dari tingkat SLTP sampai dengan tingkat Strata 1 S1. Dikarenakan, dari hasil survei peneliti di lapangan rata-rata yang berkunjung ke warung kopi
berfasilitas Wi-fi remaja seumuran demikian. Remaja yang sekolah setingkat SLTP dan SLTA merupakan remaja yang
rata-rata berdomisili di kota Banda Aceh dan kelahirannya juga di kota Banda Aceh. Sedangkan, remaja yang sudah menjalani pendidikan tingkat Strata 1
ataupun kuliah, mereka kebanyakan pendatang dari berbagai kabupaten dari Aceh ke Banda Aceh untuk kuliah. Dalam hal ini, peneliti hanya mengambil responden
untuk remaja yang kuliah dan berdomisili di kota Banda Aceh dengan melihat KTP Kartu Tanda Penduduk dari responden tersebut.
Dari pantauan peneliti, remaja muslim di kota Banda Aceh, umumnya menghabiskan waktu luangnya di warung kopi berfasilitas Wi-fi. Dikarenakan,
selain menghemat biaya harga makanan dan minuman di warung kopi cocok dengan uang saku mereka, mereka juga mendapatkan internet gratis dengan
menikmati persediaan layanan Wi-fi gratis dari warung kopi tersebut. Apalagi ketika musim pertandingan sepak bola, mereka beramai-ramai ke warung kopi
untuk menonton pertandingan tersebut. Karena, di warung kopi selain tersedia W- fi gratis juga, tersedianya TV layar tancap yang sengaja dipasang oleh pemilik
warung kopi untuk menarik pelanggan. Disamping juga, karena desakan persaingan yang ketat diantara sesama pemilik warung kopi dalam memuaskan
pelanggannya.
74
Dalam hal ini, ngopi sekaligus ngenet di warung kopi sudah menjadi tren tersendiri bagi remaja muslim di kota Banda Aceh. Walaupun, mereka sudah
memiliki modem perangkat internet yang dihubungkan dengan komputer, tetapi rasanya tidak sama dengan nge-Wifi di warung kopi. Menikmati Wi-fi di warung
kopi dengan segelas kopi hitam ataupun sejenisnya yang menjadi salah satu persyaratan untuk mendapatkan password merupakan kepuasan tersendiri yang
tiada terkira. Apalagi nge-Wifinya bersama teman-teman, maka rasa kebersamaan
74
Hasil Survei Peneliti
77
dan keakraban akan lebih bermakna. Selain itu, bagi siapa saja yang sudah berdomisili di Banda Aceh tanpa sekalipun pernah nge-Wifi di warung kopi,
mereka dapat dikatakan sebagai orang yang tidak gaul dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, bagi remaja muslim di kota Banda Aceh
berkunjung ke warung kopi yang berfasilitas Wi-fi merupakan sudah menjadi suatu kebiasaan. Bahkan, dalam tanda kutip dapat dikatakan “candu” untuk tetap
nge-Wifi di warng kopi. Hal ini, tidak hanya berlaku untuk remaja muslim laki- laki saja, remaja muslim perempuan juga sama. Hanya saja kalau remaja muslim
laki-laki, mereka bias menghabiskan waktu sampai larut malam. Sedangkan, yang perempuan hanya sampai jam 10 malam saja mereka sudah pulang.
B. Analisis Deskriptif Data