PEMBAHASAN MASALAH RETNO WIDYASTUTI F3609056

commit to user 73 d Jangka waktu kredit sesuai kebutuhan. e Digunakan untuk biaya operasional. 7 Kredit Investasi Keuntungan dan manfaat : a Jangka waktu kredit umunnya 1 tahun. b Tersedia dalam mata uang IDR dan UD. Ketentuan : a Diperuntukkan bagi nasabah perorangan dan badan usaha. b Melampirkan proyeksi arus kas c Melampirkan data laporan keuangan. d Jangka waktu kredit sesuai kebutuhan. e Digunakan untuk biaya operasional.

B. PEMBAHASAN MASALAH

Prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan. Biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu depertemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Prosedur berkaitan dengan suatu langkah bertahap yang berhubungan satu sama lain. Dalam melaksanakan kegiatan organisasi diatur melalui prosedur kerja yang pasti. commit to user 74 Dalam pemberian kredit, pihak kreditur memberikan kontraprestasi perjanjian kontrak kepada pihak debitur sesuai persetujuan yang telah disepakati bersama dan debitur mempunyai kewajiban untuk mengembalikan pada masa tertentu sesuai dengan perjanjian. Resiko kredit yang tidak dibayar kembali sangat dipengaruhi oleh ketepatan debitur menggunakan pinjaman yang mereka terima. Kredit yang digunakan secara tidak tepat atau menyimpang dari yang tercantum dalam perjanjian kredit dapat membahayakan kelangsungan kredit debitur, oleh karena itu fokus evaluasi pertama setiap permintaan kredit yang diajukan adalah kelayakan rencana penggunaan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

1. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah pada PT. Bank

Bukopin, Tbk cabang Surakarta Dalam pemberian kredit pemilikan rumah KPR PT. Bank Bukopin cabang Surakarta melakukan berbagai tahapan yang sudah menjadi ketentuan Bank Bukopin. Terdiri dari permohonan kredit, proses kredit, keputusan kredit, pengikatan kredit dan jaminan, dropping yang dapat dilihat dari alur dibawah ini : commit to user 75 Gambar 3.2 Alur prosedur pemberian kredit Sumber :BCS PT. Bank Bukopin, Tbk Dari gambar diatas prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dapat dijelaskan sebagai berikut : commit to user 76

a. Permohonan kredit

Alur pemberian kredit yang pertama pihak debitur mengajukan permohonan kredit dengan wajib melengkapi dokumen-dokumen yang telah ditentukan dibawah ini : Tabel 3.4 Dokumen kelengkapan pengajuan kredit Bank Bukopin Cabang Surakarta No. Jenis Dokumen Karyawan Profesional Wiraswasta 01. Copy KTP Kartu Identitas 02. Copy Surat nikah 03. Copy Kartu keluarga 04. Surat ijin praktek SK Profesi - - 05. Salinan Rekening Koran Tabungan 3 bulan terakhir 06. Slip gaji asli bulan terakhir - - 07. Salinan rek. PLNPAMTelp 08. Surat keterangan Perusahaan Copy SK Pengangkatan Pegawai - - 09. NPWP atau SPT PPh 21 Sumber : www.bukopin.co.id Dalam Pemberian kredit pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta terdapat beberapa kriteria dasar permohonan kredit, diantaranya adalah : a. Jenis pekerjaan calon debitur yang dianggap beresiko adalah pekerjaan yang berpotensi menyulitkan bank dalam hal proses penagihan. b. Lama bekerja diatas 2 tahun dan status karyawan adalah karyawan tetap. commit to user 77 c. Penghasilan per bulannya minimal 3 kali UMR. d. Saldo tabungan rata-rata yaitu diatas Rp 10.000.000,00 e. Jenis-jenis agunan yang dijaminkan adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan SHGB, Sertifikat Hak Milik SHM, Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor BPKB. f. Plafond kredit, jangka waktu, dan uang muka yang diberikan sesuai dengan ketentuan produk.

b. Proses Kredit

Setelah calon debitur melengkapi dokumen-dokumen tersebut, kemudian langkah kedua pihak bank melakukan proses kredit diantaranya yaitu melakukan analisis kredit yang terdiri dari analisis yuridis yang terdiri dari 7P, analisis ekonomis yang terdiri dari 5C, serta melakukan bank cheking. Kemudian melakukan peninjauan kelapangan dimana lokasi agunan berada untuk melakukan agunan serta melakukan penggalian informasi tentang kebenaran pemilik agunan. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui layak atau tidaknya seorang calon debitur menerima kredit. Analisis ekonomis dilakukan oleh seorang Account Officer. Analisis yuridis dilakukan oleh Legal officer, dan untuk Bank checking dilakukan oleh Credit Investigator officer. Dari analisis ekonomis dan yuridis pihak kreditur menyiapkan proposal kredit untuk diajukan ke komite kredit. commit to user 78

c. Keputusan Kredit

Setelah pihak kreditur menyiapkan proposal kredit untuk diajukan ke komite kredit, anggota komite kredit kemudian memutuskan apakah permohonan kredit tersebut disetujui atau ditolak. Jika disetujui maka staff legal officer melakukan pemeriksaan kelengkapan seluruh dokumen yang diperlukan dan dokumen yang harus dilengkapi untuk pengikatan kredit dan pengikatan agunan. Kemudian mencetak Surat Persetujuan Pemberian Kredit SPPK dengan mencantumkan kelengkapan dokumen kredit yang harus dilengkapi oleh nasabah dan menyerahkannya kepada Relationship Officer RO untuk diteruskan kepada nasabah. Setelah itu pihak bank mengeluarkan Surat Persetujuan Pemberian Kredit SPPK. Untuk permohonan kredit yang tidak lolos pre-screening atau tidak disetujui, RO mencetak Surat Penolakan Kredit dan disampaikan ke calon nasabah.

d. Pengikatan kredit dan jaminan

Setelah disetujui untuk dilakukan pemberian kredit kepada calon debitur langkah selanjutnya staff legal officer melakukan koordinasi dengan RO untuk melakukan penjadwalan pengikatan kredit dan pengikatan agunan dengan notaries atau PPAT khusus pengikatan notariil, apabila SPPK telah disetujui dan ditandatangani oleh nasabah serta asli dokumen agunan dan commit to user 79 dokumen pendukung telah diterima oleh staff legal. Bersama-sama dengan RO mendampingi nasabah untuk melakukan pengikatan kredit dan pengikatan agunan sesuai dengan SPPK yang telah disetujui. Disini debitur menyerahkan surat pernyataan, surat persetujuan kepada pihak bank sehubungan penandatanganan perjanjian kredit serta pengikatan agunan.

e. Droping pencairan kredit

Jika sudah dilakukan pengikatan langkah yang terakhir dilakukan dalam penyaluran kredit yaitu melakukan dropping atau pencairan kredit oleh Bagian Credit Support BCS. Sebelum melakukan droping langkah yang dilakukan diantaranya memeriksa kelengkapan dokumen, pengikatan kredit dan pengikatan agunan pemohon. Kemudian melakukan konfirmasi ketersediaan dana dalam rangka pencairan kredit, memberikan persetujuan droping. Selanjutnya melakukan droping kerekening nasabah. 2. Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta sudah menggunakan prinsip 5C PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam melakukan pemberian kredit sudah memenuhi 5C. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini :

a. Character karakter

Perusahaan perbankan dalam memberikan kredit harus memperhatikan prinsip character calon debitur yaitu melakukan commit to user 80 penilaian mengenai kepribadian calon debitur. PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam melakukan pemberian kredit sudah melakukan prinsip character. Hal ini dapat dilihat setelah calon debitur mengajukan permohonan kredit, bagian Account Officer melakukan survey lapangan, mencari informasi dengan cara bertanya kepada masyarakat sekitarnya mengenai sifat calon debitur, apakah calon debitu tersebut berperilaku baik atau tidak, kejujuran calon debitur apakah dapat dipercaya atau tidak. Selain itu Bank Bukopin dapat melihat dari Sistem Informasi Debitur SID dari Bank Indonesia apakah calon debitur ada dalam catatan hitam. Jika calon debitur sudah terlihat mempunyai kepribadian baik maka Bank Bukopin langsung melakuka pencairan kredit.

b. Capacity kapasitas

Kemampuan seorang debitur untuk mengembalikan pinjaman sesuai dengan jumlah kredit yang diberikan. PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Surakarta dalam melakukan pemberian KPR memperhatikan aspek capacity dengan membandingkan pendapatan calon debitur dengan biaya hidup sehingga akan memperoleh pendapatan bersih. Selain itu melihat perkembangan dari bentuk fisik usaha yang didirikan oleh calon debitur. Dari data tersebut Bank Bukopin dapat mengetahui mampu tidaknya calon debitur membayar angsuran. commit to user 81 Bank Bukopin sudah melakukan prinsip capacity. Hal ini dapat dilihat dari tingkat NPL tahun 2010-2011. Non Performing Loan NPL Bank Bukopin terjadi penurunan karena sebagian besar debiturnya mampu dan lancar untuk mngembalikan pinjaman setiap bulannya.

c. Capital modal

PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta melakukan penilaian dilihat dari jumlah dana yang dimiliki oleh calon debitur. Penilaian ini diperoleh dari keterangan yang diberikan oleh calon debitur. Selain itu untuk perusahaan yang dalam bentuk badan usaha, pihak bank melihat besar kecilnya capital dari neraca perusahaan yang dianalisa apakah dapat berkembang ditahun yang akan datang atau tidak, serta dilihat dari laba yang diperoleh apakah selalu meningkat atau tidak. Untuk perusahaan perorangan, pihak bank melihat dari kekayaan perusahaan kemudian melakukan perbandingan antara total kewajiban dengan total modal sendiri.

d. Collateral jaminan

Collateral adalah barang jaminan yang diserahkan oleh calon debitur kepada pihak bank sebagai jaminan kredit yang akan diterimanya. Penilaian yang dimaksud yaitu apabila calon debitur tidak mampu membayar kewajibannya maka jaminan itu yang menjadi penggantinya. commit to user 82 Penilaian ini dilakukan oleh pihak Bank Bukopin dengan melakukan pengecekan legalitas jaminan yang akan diberikan. Legalitas tersebut berupa tanah atau bangunan, jaminan yang diberikan dalam persengketaan atau tidak, dan untuk jaminan kendaraan bermotor dilakukan dengan pengecekan BPKP. Pengukuran penilaian jaminan biasanya Bank Bukopin menggunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan biaya. Pendekatan harga pasar yaitu melakukan penilaian dengan cara menafsir nilai jual barang agunan dengan menafsir biaya yang diperlukan untuk membangun suatu bangunan atau biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang yang dijaminkan dikurangi dengan biaya penyusutan barang jaminan tersebut.

e. Condition of Economic kondisi ekonomi

Kelancaran usaha suatu perusahaan debitur kemungkinan dapat dipengaruhi oleh situasi yang akan terjadi dimasa yang akan datang seperti kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Bank Bukopin menilai kondisi perekonomian yang akan terjadi, misalnya apabila terjadi inflasi apakah bisnis debitur tersebut mampu bertahan dan berkembang dimasa yang akan datang. Selain itu kebijakan dari pemerintah daerah yang kemungkinan akan mempengaruhi perkembangan usaha calon debitur tersebut. Bank Bukopin melakukan penilaian terhadap kepastian pasokan bahan baku barang dagangan, keberadaan pemasok apakah commit to user 83 ada alternatif lain jika pemasok utama bermasalah, kondisi pembeli dari usaha tersebut. Penilaian mengenai kondisi ekonomi perusahaan dilakukan oleh Bank Bukopin dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan usaha calon debitur agar kelak tidak terjadi kredit macet.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Bank Bukopin, Tbk

cabang Surakarta dalam memberikan kredit pemilikan rumah Dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah KPR PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta tentu saja mengalami hambatan- hambatan, diantaranya yaitu :

a. Kurangnya promosi mengenai produk KPR

Promosi yang dilakukan oleh pihak Bank Bukopin mengenai produk KPR masih kurang genjar sehingga masyarakat belum begitu mengenal dan mengetahui produk KPR Bank Bukopin serta keunggulan-keunggulan yang diberikan oleh produk tersebut. Kebanyakan masyarakat lebih memilih produk KPR bank lain yang lebih dikenalnya. Untuk mengatasi kendala tersebut pihak Bank Bukopin lebih meningkatkan kualitas promosi dengan cara peningkatan periklanan, lebih gencar memberikan promosi seperti undian berhadiah kepada masyarakat agar tertarik untuk mengambil produk KPR di Bank Bukopin. commit to user 84

b. Kurangnya kerjasama antara pihak Bank Bukopin dengan

pihak Developer Selain itu kendala yang dihadapi Bank Bukopin dalam memberikan kredit adalah kurangnya kerjasama dengan pihak developer sehingga Bank Bukopin kesulitan untuk mencari nasabah pengguna KPR. Dari kendala diatas pihak Bank Bukopin tetap berupaya untuk menjalin kerjasama yang baik dengan para developer agar produk KPR Bank Bukopin tetap laku.

c. Persaingan antar bank

Persaingan antar bank disini adalah persaingan dalam hal tingkat suku bunga kredit. Dalam melakukan pencairan kredit pihak Bank Bukopin dianggap tingkat suku bunga yang diberikan kepada calon debitur terlalu tinggi, sehingga calon debitur merasa enggan untuk melakukan permohonan kredit di Bank Bukopin dan memilih mengajukan permohonan kredit di bank lain yang memberikan tingkat suku bunga kredit lebih rendah. Untuk mengatasi hambatan tersebut maka pihak bank melakukan kesepakatan dengan baik mengenai besarnya tingkat suku bunga yang diharapkan agar calon debitur tetap mau melakukan permohonan kredit di Bank Bukopin. commit to user 85 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN