RETNO WIDYASTUTI F3609056

(1)

commit to user

i

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk

CABANG SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk melengkapi tugas dan memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan

Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh :

RETNO WIDYASTUTI NIM F3609056

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO

“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan. Tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.” (James Thurber)

“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.” (Evelyn Underhill)

“Jika orang berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi, jika orang sudah mulai berpegang pada kesangsian, maka

hilanglah keyakinan.” (Sir Francis Bacon)

“Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.” (Kahlil Gibran)

“Keberanian dan rasa takut adalah dua rahmat yang saling melengkapi. Engkau tak akan tumbuh tanpa keberanian, dan engkau tak kan selamat tanpa rasa takut. Maka, beranikanlah dirimu, saat engkau merasa takut. Tetapi, belajarlah untuk merasa takut saat engkau merasa berani.” (Mario Teguh)


(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Ø Allah SWT

Ø Bapak Ismoyo dan Ibu Kustinik sebagai

kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan kasih support

Ø Pembimbing

Ø Sahabat-sahabat kontrakan suka-suka

Ø Teman-teman KP angkatan 2009

Ø Almamater Universitas Sebelas Maret


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalammua’laikum Wr. Wb

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk

CABANG SURAKARTA”. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan

kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita keluar dari zaman kebodohan. Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini bisa selesai tepat waktu atas bantuan dan bimbingan berbagai pihak yang telah bersedia memberikan pengarahan, informasi, keterangan serta bahan-bahan yang dibutuhkan oleh penulis dan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(7)

commit to user

vii

3. Bapak Sutanto, SE. MSi, Selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Seluruh Bapak/ Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi untuk hidup dan masa depan bagi penulis.

5. Bapak Rachmursito selaku pimpinan PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Surakarta yang berkenan memberikan ijin bagi penilis untuk melakukan magang dan penelitian.

6. Ibu Tika bagian SDM PT. Bank Bukopin, Tbk Cabang Surakarta yang telah memberikan materi dan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

7. Bapak Heru bagian Credit Support yang membimbing penulis selama magang dan melakukan penilitian di PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dan memberikan materi-materi yang dibutuhkan. Selain itu untuk Bapak Esa bagian Marketing Komunikasi yang telah memberikan data-data. Dan semua pegawai Bank Bukopin yang telah memberikan masukan-masukan untuk penulis membuat tugas akhir ini.

8. Bapak, Ibu, Nenek, Adik-adik, dan segenap keluarga besarku atas semua doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis selama pembuatan tugas akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan magang, yaitu Deni Radius, Rinta Setya, Teni Novita. Terimakasih atas kerjasamanya dan atas bantuannya.

10.Untuk Deni Radius dan Rinta Setya terimakasih yang sebesar-besarnya atas masukan-masukannya.


(8)

commit to user

viii

11.Sahabat-sahabatku Rinie, Intan, Vita, Evi, Fida, Weny, Vivie terima kasih buat indahnya persahabatan serta bantuannya selama ini.

12.Untuk Rinie, Vita, Intan makasih atas pinjaman laptopnya selama ini sampai tugas akhir ini selesai.

13.Seluruh teman-teman Keuangan dan Perbankan angkatan 2009 tetap semangat dan terus berjuang untuk masa depan kita yang indah.

14.Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil sehingga terselesaikannya penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan ilmu, khususnya bagi penulis sendiri. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Surakarta, Mei 2012


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Peneliian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 9

B. Pengertian Prosedur ...10

C. Pengertian Kredit ... 11


(10)

commit to user

x

E. Tujuan

Kredit ...14

F. Manfaat Kredit ... 15

G. Fungsi Kredit ...16

H. Jenis-jenis Kredit ... 18

I. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 22

J. Kolektibilitas Kredit ... 26

K. Unsur-unsur Penyebab Kredit Macet ... 27

L. Penyelamatan Kredit Macet ... 28

M. Prosedur Umum Perkreditan ... 30

N. Pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ...32

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 34

B. Pembahasan ... 73

1.Prosedur Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Bukopin, Tbk ... 74

2.Prosedur Pemberian KPR sudah menggunakan prinsip 5C ... 79

3.Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam memberikan KPR pada PT. Bank Bukopin, Tbk ... 83

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 85


(11)

commit to user

xi

B. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

3.1. Jumlah pegawai PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta ... 38 3.2. Keadaan pegawai Bank Bukopin berdasarkan tingkat

Pendidikan ... 39 3.3. Bunga berdasarkan saldo harian giro pada PT. Bank Bukopin, Tbk

cabang Surakarta ... 59 3.4. Dokumen-dokumen kelengkapan pengajuan kredit ... 76


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

3.1 Struktur organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk cab Surakarta ... 40 3.2 Alur prosedur pemberian kredit ... 75


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Tugas Akhir Lampiran 2 Kegiatan Harian Kuliah Magang Lampiran 3 Surat Permohonan Magang

Lampiran 4 Daftar Nilai Program Pemagangan D3 Keuangan dan Perbankan Lampiran 5 Surat Keterangan Nilai

Lampiran 6 Surat Pemberitahuan Lampiran 7 Surat Teguran Lampiran 8 Surat Peringatan I Lampiran 9 Surat Peringatan II Lampiran 10 Surat Peringatan III


(15)

commit to user

ABSTRACT

PROCEDURE FORTHERESIDENTIALLENDING(mortgage) InPT. BANKBUKOPIN, TbkSURAKARTABRANCH

RETNO WIDYASTUTI F 3609056

Housingloans(mortgages) is one ofthe publicinterestbecause theloanalong with the developmenttime ofthe requestforthehouseas a residencewas only increasing.In additionthe houseisa veryimportantrequirementfor all peopleandis one of theprimaryhumanneedsthat must be metfora placeto live. This thesisaims to determine theprocedures for grantinghousing loansto thePT. BankBukopin, TbkSurakartabranch. In additiontoknowingwhether ituses the principle of5Cin providingcredit, andthe last tofind outthe constraintsfaced byPT. BankBukopin, TbkSurakartabranch.

The research method usedin the preparation ofthis thesisisa case studythattakesacertainobjecttobe analyzedin depth. The data obtainedthroughtwosources, namely

primary and secondary data. Primary dataobtained

bydirectinterviewatthecreditsupportandmarketingcommunicationsPT. Bukopin, TbkSurakartabranch. Secondary dataobtainedfrom booksandotherrelatedresearch.

Based onthe research resultscan be concludedthat thePT. BukopinSurakartabranchlendingprocedureshave beendoneby submittinga credit application, credit processing, creditdecision, the binding of creditandguarantees, andthe last is thethawingof credit(droping). PT. BankBukopin, TbkSurakartabranchalreadyuses the principle of5Cin providingmortgagethat includescharacter, capacity, capital, collateral, ofeconomiccondition. Barriersfaced bythelack of promotionofmortgage products, lack of cooperation betweentheBankBukopinbythe developer, andcompetitionbetween banks.

Advicecan be givento theauthor ofPT. BankBukopin,TbkSurakartabranchismoreaway ofimproving thequality ofpeningakatanadvertisingcampaign, morevigorouspromotionstogivethe publicmore interested in takingon themortgage productBukopin. In additiontothe renovationof spaceforthe placement ofstaffloanmoreconvenientandconcentrationbiasintheir work.


(16)

commit to user

ABSTRAK

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT (KPR) PADA PT. BANK BUKOPIN, Tbk CABANG SURAKARTA

RETNO WIDYASTUTI F 3609056

KreditPemilikanRumah (KPR) adalahsalahsatukredit yang

diminatimasyarakatkarenaseiringdenganberkembangnyazamanpermintaanterhadapadanyarumahs ebagaitempattinggal pun semakinbertambah. Selainiturumahmerupakankebutuhan yang amatpentingbagisemua orang danmerupakansalahsatukebutuhan primer manusia yang harusdipenuhiuntuktempattinggal.Tugasakhirinibertujuanuntukmengetahuiprosedurpemberiankre

ditpemilikanrumahpada PT. Bank Bukopin, Tbkcabang

Surakarta.Selainituuntukmengetahuiapakahsudahmenggunakanprinsip 5C dalammemberikankredit, dan yang terakhiruntukmengetahuikendala-kendala yang dihadapi PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta.

Metodepenelitian yang

digunakandalampenyusunantugasakhiriniyaitustudikasusyaitumengambilsuatuobyektertentuuntu kdianalisasecaramendalam.Data yang diperolehmelalui 2 sumberyaitu data primer dansekunder. Data primer diperolehdengancarawawancaralangsungpadabagian credit support dan marketing komunikasi PT. Bank bukopin, Tbkcabang Surakarta. Data sekunderdiperolehdaribuku-bukudanlain yang berkaitandenganpenelitian.

Berdasarkanhasilpenelitiandapatdisimpulkanbahwa PT. Bank Bukopincabang Surakarta telahmelakukanprosedurpemberiankreditdengancaramengajukanpermohonankredit, proses kredit, keputusankredit, pengikatankreditdanjaminan, dan yang terakhiradalahpencairankredit (droping). PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta sudahmenggunakanprinsip 5C dalammemberikankreditpemilikanrumah yang meliputicharacter, capacity, capital, collateral,

condition of economic.Hambatan yang dihadapiyaitukurangnyapromosimengenaiproduk KPR,

kurangnyakerjasamaantarapihak Bank Bukopindenganpihak developer, danpersainganantar bank.

Saran yang dapatdiberikanpenuliskepada PT. Bank Bukopin, Tbkcabang Surakarta adalahlebihmeningkatankualitaspromosidengancarapeningakatanperiklanan,

lebihgencarmemberikanpromosi-promosi agar masyarakatlebihtertarikuntukmengambilproduk KPR di Bank Bukopin. Selainitumelakukanrenovasiruangpenempatankredit agar pegawailebihnyamandankonsentrasidalammenjalankanpekerjaannya.


(17)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian bank menurut A. Abdurahman dalam Thomas S. dkk (1988) bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Penghimpunan dan penyaluran dana pada sebuah bank secara umum dilakukan dengan cara menawarkan layanan-layanan dalam bentuk produk-produk perbankan. Produk-produk tersebut dibagi ke dalam dua jenis, yaitu produk dana dan produk kredit. Produk dana terdiri dari tabungan, deposito, dan giro. Sedangkan produk kredit terdiri dari kredit konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit investasi. Selain itu bank juga memiliki kegiatan lain yang berupa kegiatan di bidang administrasi dan layanan perbankan, dimana bank memperoleh pendapatan berupa fee atau imbalan. Namun diantara kegiatan usaha perbankan, layanan pemberian kredit merupakan kegiatan perbankan yang memiliki risiko paling tinggi meskipun kredit merupakan kegiatan usaha yang


(18)

commit to user

2 paling utama dan merupakan sumber pendapatan terbesar dari seluruh kegiatan bank yang lain dengan mendapatkan bunga serta provisi.

Seiring dengan berkembangnya zaman, permintaan terhadap adanya rumah sebagai tempat tinggal pun semakin bertambah, karena rumah merupakan kebutuhan yang amat penting bagi semua orang dan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi untuk tempat tinggal manusia.

Melihat kondisi sekarang yang semakin sulit mendapat lahan karena tanah yang tersedia semakin sedikit sehingga menyebabkan harga tanah dan harga rumah menjadi semakin mahal. Bagi konsumen yang memiliki kendala keuangan, pihak perbankan dapat membantu dengan suatu alternatif pembayaran dengan sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Beban pembayaran rumah melalui KPR lebih ringan karena dilakukan dengan angsuran setiap bulannya, dan suku bunga yang ditawarkan sesuai dengan kondisi pasar dan tetap per tahunnya. KPR tidak hanya digunakan pada pembelian rumah baru saja tetapi juga bisa digunakan untuk pembelian runah yang sudah pernah dipakai atau bekas.

Pada saat ini banyak sekali jenis kredit yang ditawarkan pihak bank pada masyarakat dan pada dunia usaha. Penggolongan jenis kredit tersebut dapat dilihat dari jenis kegunaanya yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini sangat membantu Pemerintah dalam hal pengadaan atau penyediaan perumahan yang sehat dan layak sebagai pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat luas.


(19)

commit to user

3 PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta melakukan pengelolaan dana yang diperoleh dari simpanan nasabah berupa tabungan, deposito, dan giro yang disalurkan dalam bentuk kredit KPR dan non KPR kepada masyarakat. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu kredit yang diberikan PT. Bank Bukopin yang diminati masyarakat karena seperti yang dijelaskan diatas bahwa rumah telah menjadi kebutuhan primer yang akan selalu dibutuhkan sampai kapanpun.

Meskipun pihak PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam memberikan kredit yang berupa KPR kepada debitur telah didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan menggunakan asas-asas perkreditan yang sehat serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, tidak jauh dari adanya kemungkinan timbulnya KPR menunggak.

Karena pentingnya pemberian KPR bagi masyarakat, pihak PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta perlu melakukan kontrol yang baik dari pihak manajemen perusahaan tersebut terhadap prosedur pemberian fasilitas KPR. Kontrol yang dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern. Pengendalian Intern pada prosedur pemberian KPR ini sangat membantu pihak perusahaan dalam menghindari resiko kredit bermasalah (NPL) sejak dini pada pemberian fasilitas KPR. Adapun sistem pengendalian intern pada prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak bergantung kepada sedikit banyaknya tahapan yang dilalui oleh calon debitur, tetapi lebih pada tahapan yang dilalui yang telah dilaksanakan dengan baik dan benar.


(20)

commit to user

4 Jika Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ini sudah terealisasi, selanjutnya adalah mengawasi pelaksanaan kredit itu sendiri, hal ini memerlukan perhatian yang khusus dengan cara memantau setiap kepatuhan debitur dalam pelunasan angsurannya setiap bulan. Cara ini tidak hanya dengan mengeluarkan surat peringatan (SP) kepada debitur yang dimaksud. PT. Bank Bukopin, Tbk selaku pihak yang menyediakan dana atau memberi kredit mempunyai hubungan dengan pihak developer ataupun pihak broker house dalam pemberian kredit pemilikan rumah (KPR). Dalam hal ini, hubungan yang dimaksud adalah tidak sebatas hubungan bisnis saja, namun lebih dari itu. Maksudnya bagaimana hubungan PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dengan pihak tersebut dapat benar-benar memberikan kepuasan yang maksimal kepada calon debitur untuk memperoleh fasilitas KPR yang dibutuhkan calon debitur.

Untuk memantau atau mengawasi kepatuhan debitur dalam hal pembayaran angsuran setiap bulannya, Relationship Officer (RO) biasanya melakukan hubungan langsung yang bersifat informal seperti menemui debitur secara langsung ataupun menghubungi debitur melalui telepon. Selain itu, pemberian surat peringatan (SP) merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk memantau kepatuhan atau ketaatan debitur dalam hal pembayaran angsuran setiap bulan. Jika debitur tersebut terlambat atau tidak melunasi pembayaran angsurannya, maka debitur tersebut melakukan tunggakan pembayaran.


(21)

commit to user

5 Berdasarkan dari pemaparan diatas maka penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT BANK BUKOPIN, Tbk CABANG SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menentukan beberapa pokok permasalahan yang akan di bahas, yaitu :

1. Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta?

2. Apakah PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam memberikan kredit pemilikan rumah sudah menggunakan prinsip 5C?

3. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dalam memberikan kredit pemilikan rumah (KPR)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.

2. Untuk mengetahui apakah PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta sudah menggunakan prinsip 5C dalam memberikan produk kredit pemilikan rumah.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.


(22)

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari analisis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada :

1. Bagi penulis

a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat di bangku kuliah ke dunia nyata.

b. Menambah pengetahuan, dan memperluas pengetahuan terhadap permasalahan perekonomian khususnya pada dunia perbankan. c. Memberikan pengalaman yang bermanfaat serta memperdalam

pengetahuan tentang prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.

2. Bagi perusahaan

a. Dapat membantu menyumbangkan pikiran sebagai dasar pertimbangan dalam rangka mengembangkan kinerja pada pemberian kredit pemilikan rumah kepada yang membutuhkan.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan pelaporan penulis menggunakan metode dan langkah-langkah yang dapat mempermudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :

1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Bank Bukopin, Tbk. Cabang Surakarta yang beralamatkan di Jalan Jendral Sudirman No. 10 Solo 57111,


(23)

commit to user

7 Telepon (0271) 665252, Fax. (0271) 669292, E-mail

www.bukopin.co.id

2. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Merupakan data yang secara langsung dikumpulkan dari sumbernya, data ini diperoleh dari perusahaan. Data yang diambil merupakan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Data Sekunder

Merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber kedua melalui studi kepustakaan, studi dokumenter, dan perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada lokasi selama penelitian untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya dari objek yang diteliti.

b. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan karyawan dan staf perusahaan sebagai upaya untuk memperoleh informasi lisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.


(24)

commit to user

8 c. Studi Pustaka

Merupakan metode yang secara langsung mengumpulkan data dengan cara membaca buku-buku pedoman yang ada hubungannya dengan Tugas Akhir ini untuk mendapatkan data yang digunakan.

4. Teknik Pembahasan

Pada penelitian ini teknik yang yang digunakan adalah teknik pembahasan deskriptif yang bertujuan untuk mengklasifikasikan keterangan dan hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan.


(25)

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

Menurut Dendawijaya (2000:25) yang dimaksud bank adalah “ suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.

Menurut IAI dalam Standar Akutansi Keuangan (2002:31):” Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan, yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan”.

Sedangkan menurut pasal 1 UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian perbankan adalah:” Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat”.

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha pokok bank adalah untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat. Jadi bank memperoleh keuntungan dari pelayanan jasa tersebut dan jasa-jasa lain dalam memperlancar lalu lintas pembayaran.


(26)

commit to user

10

B. Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi (2001:5), prosedur suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Prosedur dapat diartikan oleh para ahli yang diambil dari (http://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/) diantaranya menurut Muhammad Ali (2000:325), prosedur adalah tata cara menjalankan suatu pekerjaan. Pakar lainnya seperti Ibnu Syamsi, SW (1994:16) mendefinisikan prosedur yaitu suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan. Menurut Kamaruddin (1992:836-837), prosedur memiliki arti yaitu suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi. Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail Masya (1994:74) mengatakan bahwa Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.


(27)

commit to user

11

C. Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa latin “credere” yang berarti percaya atau

to belive atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran pemberian kredit oleh

suatu lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan pada kepercayaan (faith). Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value)

kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat ini, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (pihak bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dengan debitur

(user).

Pengertian kredit dapat diartikan oleh beberapa para ahli ilmu hukum, seperti J.A. Lavy, yang merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Sedangkan menurut Drs. Muchdarsyah Sinungan, kredit yaitu suatu prestasi yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dimana prestasi akan dikembalikan lagi pada masa tertentu yang akan diserahi dengan suatu kontraprestasi berupa bunga.

Menurut UU pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, kredit mempunyai arti yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam berkewajiban untuk melunasi utangnya


(28)

commit to user

12 setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. (Presentasi Bank Bukopin oleh Eddy Cahyono, MM. VP)

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11, pengertian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pengertian kredit diatur dalam pasal 1 ayat 12 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Pengertian kredit secara umum yaitu kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang telah disepakati. (Presentasi Bank Bukopin oleh Eddy Cahyono, MM. VP)

D. Unsur-Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut (Kasmir:2002) :

1. Kepercayaan (Trust)

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa)


(29)

benar-commit to user

13 benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan.

2. Kesepakatan (Agreement)

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

3. Jangka Waktu (Time)

Jangka waktu bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) atau jangka panjang (di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.

4. Resiko (Risk)

Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak sengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur-unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa dikenal


(30)

commit to user

14 dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank.

E. Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank itu sendiri (Kasmir:2002).

Menurut Ruddy Tri Santoso (1997) tujuan perkreditan harus diarahkan untuk kepentingan bank, yaitu :

1. Membantu perkembangan kegiatan ekonomi sesuai dengan kebijaksanaan dan program pemerintah dengan tetap mendasarkan pada persyaratan bank secara teknis dan wajar.

2. Mencari keuntungan yang layak bagi bank.

3. Membantu perluasan pemanfaatan jasa-jasa perbankan lainnya, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kredit itu sendiri.

Tujuan dasar kredit dimaksudkan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya, bahkan harus saling menunjang atau dapat dicapai bersama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan melalui suatu analisis dan penelitian yang cermat untuk mencegah terjadinya kerugian bagi bank.


(31)

commit to user

15

F. Manfaat Kredit

Manfaat kredit menurut presentasi pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta oleh Eddy Cahyono, MM. VP tentang dasar-dasar perkreditan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dari sudut manfaat bagi Debitur a. Relatif mudah diperoleh

b. Lembaga yang kuat di masyarakat c. Biaya dapat diperkirakan

d. Terdapat berbagai jenis kredit sesuai dengan kebutuhan e. Rahasia keuangan debitur aman

f. Debitur dapat memperluaskan dan mengembangkan usahanya g. Perbankan memiliki ketentuan yuridis yang jelas

h. Jangka waktu sesuai dengan kebutuhan 2. Dari sudut kepentingan Perbankan

a. Memperoleh pendapatan bunga kredit b. Untuk menjaga solvabilitas usaha

c. Membantu memasarkan jasa-jasa bank lainnya

d. Untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha bank e. Merebut market share dalam industry perbankan

f. Menambah wawasan dan pengetahuan berbagai jenis usaha bagi staff bank.

3. Dari sudut kepentingan Pemerintah


(32)

commit to user

16 b. Sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan moneter

c. Alat untuk menciptakan lapangan usaha

d. Alat peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat e. Sumber pendapatan Negara

4. Dari sudut kepentingan masyarakat luas

a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja

b. Bermanfaat bagi mereka yang terlibat seperti konsultan, akuntan, notaris, appraisal

c. Manfaat bagi pemilik dana dapat menerima kembali secara utuh beserta bunganya

d. Bagi pengelola pasar modal yaitu untuk mempermudah penyusunan perencanaan kegiatan

e. Pengembangan sumber daya manusia

f. Tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan dengan perusahaan yang dibiayai.

G. Fungsi Kredit

Fungsi kredit yang secara luas antara lain (Kasmir:2002) : 1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan diberikannya kredit uang yang semula hanya disimpan di rumah tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. Kemudian juga dapat memberikan penghasilan tambahan kepada pemilik dana.


(33)

commit to user

17 2. Untuk Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. Dengan demikian fungsi kredit dapat meningkatkan daya guna barang dari barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. 4. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negara.


(34)

commit to user

18 6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya.

7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.

8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya, sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

H. Jenis-jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Kasmir:2002) :

1. Dilihat dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi


(35)

commit to user

19 Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

b. Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabot rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya. c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.


(36)

commit to user

20 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.

Dalam praktiknya bank dapat pula hanya mengklasifikasikan kredit menjadi hanya jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka waktu maksimal 1 tahun dianggap jangka pendek dan di atas 1 tahun dianggap jangka panjang.

4. Dlihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.


(37)

commit to user

21 b. Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha a. Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit Peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

c. Kredit Industri

Merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

d. Kredit Pertambangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit Pendidikan


(38)

commit to user

22 Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f. Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit Perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

I. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit, dilkukan dengan analisis 5C dan 7P. Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut (Kasmir:2002) :

1. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak

dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.


(39)

commit to user

23

2. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering disebut juga dengan nama

Capability.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas,

rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis

dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk presentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

4. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.


(40)

commit to user

24

5. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut (Kasmir:2002) :

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah-lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.


(41)

commit to user

25

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.


(42)

commit to user

26

J. Kolektibilitas Kredit

Istilah penggolongan kredit bermasalah merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan penggolongan kolektibilitas kredit yang menggambarkan kualitas dari kredit itu sendiri (Muhamad Djumhana, 2000).

Sehubungan dengan adanya risiko kredit bermasalah, maka bank membagi peringkat kreditnya ke dalam beberapa kategori kolektibilitas sebagaimana yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Adapun kategori kolektibilitas tersebut adalah sebagai berikut (Boy Leon dan Sonny Ericson, 2007) :

1. Kredit Lancar

Yaitu kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman maupun bunganya.

2. Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mentioned)

Yaitu kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok pinjaman bunga dan atau bunganya selama 1 sampai 2 bulan dari waktu yang dijanjikan.

3. Kredit Kurang Lancar

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 bulan dari waktu yang dijanjikan.


(43)

commit to user

27 4. Kredit Diragukan

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaan selama 6 bulan atau 2 kali dari jadwal yang telah dijanjikan.

5. Kredit Macet (Non Performing Loan)

Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah dijanjikan.

K. Unsur-unsur Penyebab Kredit Macet

Hampir setiap bank mengalami kredit macet atau nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1. Dari Pihak Perbankan

Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan suatu kredit dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak obyektif.

2. Dari Pihak Nasabah

Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah diakibatkan dua hal yaitu:


(44)

commit to user

28 a. Adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri macet.

b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai terkena musibah misalnya kebanjiran atau kebakaran (Kasmir, 2004).

L. Penyelamatan Kredit Macet

Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan kredit terhadap kredit macet dilakukan dengan melakukan beberapa metode yaitu (Kasmir:2004) :

1. Resceduling

Dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Memperpanjang Jangka Waktu Kredit

Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari enam bulan menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

b. Memperpanjang Jangka Waktu Angsuran

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kreditnya diperpanjang pembayarannya, misal dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.


(45)

commit to user

29

2. Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya

hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan Suku Bunga. Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 17% diturunkan menjadi 15%. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.

3. Restructuring

Dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Menambah jumlah kredit

b. Menambah equity yaitu :

1) Dengan menyetor uang tunai 2) Tambahan dari pemilik

4. Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang di atas. Misalnya kombinasi antara restructuring dengan reconditioning atau rescheduling


(46)

commit to user

30

5. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.

M. Prosedur Umum Perkreditan

Prosedur kredit bank setiap bank tidak semuanya sama, menurut Suyatno (1995:69-86) menjelaskan tentang prosedur umum perkreditan adalah sebagai berikut :

1. Permohonan Kredit

Permohonan kredit ini, mencakup permohonan baru untuk memperoleh suatu jenis fasilitas kredit pemohon tambahan suatu kredit yang sedang berjalan, permohonan pembaharuan masa lalu kredit dan yang sudah berakhir maupun permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, seperti penukaran jaminan, pengunduran jadwal angsuran.

2. Investigasi kredit

Untuk menghindari resiko kredit yang akan datang, perlu dilakukan wawancara dengan pemohon kredit atau debitur, penghimpunan data yang verhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah, ,meliputi informasi untuk bank dan juga daftar-daftar hitam dan daftar kredit macet. 3. Analisa kredit

Analisa kredit yaitu pekerjaan yang meliputi mempersiapkan penguraian dari segala aspek baik keuangan maupun non keuangan. Selain


(47)

commit to user

31 itu juga mengetahui kemungkinan dapat tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan kredit dan penyajian laporan analisa yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian laporan analisa yang berisi alternative-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang kredit tersebut.

4. Keputusan atas permohonan kredit

Keputusan atas permohonan kredit adalah tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya dengan landasan penilaian syarat-syarat umum dalam laporan pemeriksaan dan analisa kredit berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui, atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat wewenang.

5. Penolakan dan persetujuan permohonan kredit

Penolakan permohonan kredit ini baik oleh bagian kredit dilaporkan setelah mendapat persetujuan direksi kantor pusat, adalah dianggap tidak memenuhi persyaratan secara teknis yang disampaikan kepada nasabah sevara tertulis.

Sedangkan persetujuan pemberian kredit adalah keputusan untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk menjelaskan keputusan bank biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh calon nasabah.

Prosedur dalam proses persetujuan permohonan kredit ini adalah sebagai berikut :


(48)

commit to user

32 a) Pemberian surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada

pemohon yang berisi syarat-syarat kredit yang bersangkutan. b) Penagihan jaminan.

c) Penandatanganan perjanjian kredit. d) Pembayaran bea materai kredit. e) Pembayaran provisi kredit. 6. Pencairan fasilitas kredit

Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Yang dalam prateknya berupa pembayaran dan atau pemindah bukuan atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya.

7. Pelunasan fasilitas kredit

Pelunasan kredit ini adalah semua kewajiban hutang nasabah terhadap bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian. Sehingga selesai sudah urusan dengan bank yang bersangkutan, dengan selesainya pelunasan atas kredit maka jaminan yang tadinya ada pada pihak bank dikembalikan kepada nasabah.

N. Pengertian KPR

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Di Indonesia saat ini dikenal ada 2 jenis KPR yaitu : (www.marketingsakti.com/seputarkpr/pengertian kpr.html)


(49)

commit to user

33 1. KPR Subsidi

yaitu suatu kredit yang diperuntukkan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa : Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit Subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

2. KPR Non Subsidi

yaitu suatu KPR yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.


(50)

commit to user

34

BAB III PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Perusahaan PT. Bank Bukopin

Bank Bukopin yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet,


(51)

commit to user

35 sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi.

Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan.

2. Sejarah Berdirinya PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta

Pada awal berdirinya pada tahun 1979 di Surakarta, PT. Bank Bukopin cabang Surakarta, Propinsi Jawa Tengah yang beralamatkan di JL. Jendral Sudirman No. 10 Surakarta 57111, sebagai bank pusat di kota Solo. Pada tahun 1979 demi meningkatkan pelayanan, Bukopin Cabang Solo membuka 4 cabang yaitu di Capem Slamet Riyadi yang


(52)

commit to user

36 beralamat di jalan Slamet Riyadi No 138 Solo 57151, Capem Klaten beralamat di Jl. Pemuda Utara No 82, Klaten 57414, Capem Sragen beralamat di Jl Raya Sukowati No 170 Sragen 57211 dan Capem Boyolali beralamat di Jl Pandanaran Ruko C2-D2 Boyolali 57316. Adapun pendirian Bukopin cabang ini adalah dalam rangka membantu program pemerintah untuk membantu pengusaha kecil menengah didaerah pedesaan.

3. Keadaan Fisik Kantor PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta

Gedung kantor PT. Bank Bukopin cabang Surakarta beralamat di JL. Jendral Sudirman No. 10 Surakarta 57111. Kantor Bank Bukopin ini terdiri dari 4 lantai yang dipergunakan untuk semua kegiatan atau aktivitas para pegawai kantor sehari-hari yang telah dilengkapi dengan fasilitas kantor pada umumnya yaitu ruang kerja, ruang meeting, ATM, tempat parkir, mushola, kendaraan dinas seperti mobil, pos satpam, toilet, televisi, dan sebagainya. Bagian ruangan pada kantor Bank Bukopin dibagi menjadi 4 lantai, yaitu :

1) Lantai 1 : Teller, Customer Service, Ruang tunggu.

2) Lantai 2 : Ruang pimpinan cabang, Sekretaris, Pelayanan kas, Assistant Manajer Operasional, Administrasi kredit, Administrasi dana dan jasa, Pelayanan intern, Ruang rapat, Ruang tunggu, Mushola


(53)

commit to user

37 3) Lantai 3 : Account Officer, Administrasi unit, Assistant manajer bisnis mikro, Sarana Logistik, IT, Tim kurir kas, Pemilik.

4) Lantai 4 : Aula kantor PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta.

4. Visi dan Misi

a. Visi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta

Menjadi bank yang terpercaya dalam pelayanan jasa keuangan. b. Misi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta

Memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah, turut berperan dalam pengembangan usaha menengah, kecil, mikro dan koperasi, serta meningkatkan nilai tambah investasi pemegang saham dan kesejahteraan karyawan.

Dengan rumusan visi dan misi diatas mempertegas keinginan manajemen baru untuk menjadikan PT. Bank Bukopin sebagai bank yang mandiri dan mendatangkan keutungan bagi pemegang saham.

5. Keadaan Pegawai

Keadaan pegawai di PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta dibagi menjadi beberapa jenis kepegawaian (Bag SDM PT. Bank Bukopin) diantaranya yaitu :


(54)

commit to user

38 a. Jenis pegawai berdasarkan status kepegawaian

1) Pegawai tetap adalah pegawai yang menjalankan wewenang dan tanggungjawab untuk melaksanakan tugas operasional bank, sehingga mereka mempunyai asset terhadap informasi mengenai keadaan bank. Fasilitas yang diberikan oleh kantor yaitu berupa tunjangan-tunjangan seperti tunjangan suami atau istri, anak, kesehatan dan lain-lain serta fasilitas kantor berupa alat transportasi berupa motor ataupun mobil dinas.

2) Pegawai kontrak adalah pegawai yang menjalankan tugas dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan tugas operasional bank dengan masa kontrak yang telah disepakati antara kedua belah pihak antara pihak bank dengan pegawai.

Tabel 3.1

Jumlah pegawai PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta

No Jenis Pegawai Jumlah

1 Pegawai tetap 91

2 Pegawai kontrak 47

Jumlah 138

Sumber : SDM Bank Bukopin

3) Pegawai outsorcing adalah pegawai yang dibawah naungan sebuah perusahaan atau vendor yang masa kerjanya berupa kontrak dalam kurun waktu satu atau dua tahun. Pegawai outsorcing tidak mendapatkan tunjangan dan fasilitas kantor seperti pegawai tetap. Pada PT. Bank Bukopin terdapat juga pegawai outsorcing yang berjumlah 72 orang.


(55)

commit to user

39 b. Jenis pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan hal penting dalam dunia kerja. Dengan pendidikan tersebut kita mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja yang tentunya akan berbeda antara pegawai satu dengan yang lainnya. Adapun tingkat pendidikan pegawai Bank Bukopin seperti yang penulis gambarkan dalam table dibawah ini. Semakin tinggi pendidikan seorang pegawai, semakin tinggi pula jabatannya.

Tabel 3.2

Keadaan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 S2 5

2 S1 74

3 D3 31

4 SMA 28

Jumlah 138


(56)

commit to user

40

6. Struktur Organisasi dan Job Description

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta Sumber : bag. SDM PT. Bank Bukopin, Tbk. cab. Surakarta tahun 2012


(57)

commit to user

41

Job Description

Untuk melengkapi bagan struktur organisasi PT. Bank Bukopin Cabang Surakarta akan dijelaskan secara singkat tugas dan fungsi dari masingmasing bagian adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang

Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Cabang Antara lain :

1) Memberikan arahan, contoh penerapan, dan menegakkan pelaksanaan kode etik dan peraturan perusahaan untuk menjaga kesinambungan usaha serta keselarasan hubungan antar bagian dan antar karyawan.

2) Menyusun strategi bisnis cabang serta mensosialisasikan kepada

tim bisnis melalui manajer untuk memberikan arahan yang jelas bagi tim dalam melakukan kegiatan marketing.

3) Mengarahkan, memimpin, mengkoordinasi, dan memantau kegiatan penetrasi pasar (termasuk membina hubungan baik dengan para nasabah maupun relasi) untuk ditindaklanjuti oleh tim bisnis dalam rangka ekspansi funding, lending, dan pengembangan fee based income (termasuk cross selling).

4) Memonitor dan mengevaluasi kinerja cabang dalam pencapaian target untuk memastikan dilakukannya upaya – upaya yang optimal dalam mencapai target kualitatif dan kuantitatif dari Cabang.


(58)

commit to user

42

5) Merencanakan, menseleksi, mengembangkan, membina dan

mengevaluasi SDM di Divisi dalam rangka memastikan tersedianya SDM yang kompeten dan produktif.

b. Staf Sumber Daya Manusia

Tugas dan Tanggung Jawab Staf Sumber Daya Manusia adalah : 1) Melakukan transaksi pembayaran gaji, tunjangan, benefit, dan

fasilitas termasuk proses – proses yang terkait (misalnya: perhitungan absensi, uang cuti, pengajuan klaim Jamsostek) untuk memastikan karyawan cabang menerima hak-haknya dengan akurat dan tepat waktu.

2) Mengkoordinasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di cabang dan pengiriman karyawan cabang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebijakan dan persetujuan kantor pusat dalam rangka memastikan berjalannya program yang telah ditetapkan.

3) Melakukan aktivitas hubungan industrial di cabang (misalnya: penyelesaian PHK sesuai dengan ketentuan) untuk membantu memastikan terpeliharanya hubungan industrial yang baik. 4) Melakukan pembuatan / pencatatan surat menyurat / dokumen

terkait SDM cabang (termasuk: perjanjian kerja dan pemberhentian karyawan kontrak, pelaporan pajak atas gaji dan tunjangan, surat referensi) untuk menunjang kelengkapan administrasi kepegawaian.


(59)

commit to user

43 5) Melakukan aktivitas pengelolaan data terkait SDM cabang (misal: progress pemenuhan kebutuhan karyawan, input dan

updating data karyawan di HRIS) dan pelaporannya untuk

memastikan tersedianya data SDM cabang yang update, lengkap dan akurat.

c. Manajer bisnis mikro

Manajer bisnis mikro mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Melakukan kegiatan pemasaran kredit, dana dan jasa.

2) Berperan serta secara aktif pengembangan bisnis dan pelayanan Bukopin.

3) Membuat laporan untuk kepentingan intern dan ekstern sesuai dengan ketentuan unit, serta melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang terkait.

4) Melakukan pembinaan Bukopin unit di wilayah kerjanya

5) Menjamin pelayanan operasional Bukopin unit di wilayah kerjanya.

d. Manajer Konsumer

Tugas dan Tanggung Jawab Utama Manajer Konsumer Adalah : 1) Mengkoordinasikan, memimpin, mendampingi dan memantau

Relationship officer dalam melakukan kegiatan pemasaran

(termasuk melakukan pendekatan, memberikan pelayanan prima terhadap nasabah, membina hubungan baik, serta presentasi)


(60)

commit to user

44 untuk memperbesar potensi bisnis perbankan konsumer (funding

dan lending) dan pencapaian profitabilitas.

2) Merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan, serta memantau kegiatan peningkatan pengetahuan atas produk dan program konsumer banking (product knowledge) untuk memastikan bahwa Relationship officer memiliki pemahaman yang mendalam atas produk dan program tersebut.

3) Menganalisa, mengevaluasi dan menindaklanjuti pengajuan proposal kredit konsumer dari Relationship officer lending untuk memastikan terlaksananya proses pengajuan kredit (hingga keputusan kredit).

4) Bersama Relationship officer, menggali kebutuhan nasabah

Mass Banking dan memberikan solusi yang tepat atas kebutuhan

tersebut melalui kegiatan Cross Selling Product kepada nasabah, untuk menerapkan prinsip pelayanan menyeluruh (one stop

service) dan penambahan jumlah dan volume transaksi nasabah

(funding).

5) Menggali potensi area bisnis dan mengusulkan perluasan jaringan kerjasama dengan pihak ketiga (misalnya payroll,

merchant perorangan, cash management) yang menjadi target

market guna memperluas customer base dalam rangka


(61)

commit to user

45

e. Koordinator Acount Officer

Koordinator Acount Officer Mempunyai Tanggung Jawab Utama Sebagai Berikut:

1) Memberikan pelayanan yang sebaik mungkin dan cross

selling kepada nasabah untuk mencapai kepuasan nasabah

dengan tetap memperhatikan kepentingan bank.

2) Menyampaikan masalah-masalah yang timbul pada atasannya dalam pelayanan debitur untuk disampaikan dengan unit kerja terkait.

3) Melakukan pembinaan dan penagihan serta pengawasan kredit yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari kredit yang direalisasi sampai dengan kredit yang dilunasi untuk meningkatkan pendapatan bank.

4) Sebagai anggota tim penyelematan dan penyelesaian kredit Bermasalah di kanca dalam rangka penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah.

f. Manajer pelayanan dan Operasi cabang

1) Menyusun Program Kerja dan Anggaran Biaya/Investasi Bagian Pelayanan dan Operasi, serta mengkoordinasikan, memantau, dan melaporkan pelaksanaannya untuk memastikan efektivitas, efisiensi, dan kesesuaian pelaksanaannya

2) Mengkoordinasikan implementasi kegiatan transaksi operasional (meliputi transaksi front office dan back office) dan pelayanan


(62)

commit to user

46 untuk memastikan pelaksanaannya telah sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku

3) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain untuk memastikan transaksi / kegiatan operasi dan pelayanan berjalan dengan lancar sehingga mendukung kelancaran dan pertumbuhan bisnis. 4) Mengelola likuiditas Cabang/Area untuk memastikan efektivitas

penggunaan sumber dana yang ada di Cabang / Area

5) Melaksanakan pengelolaan biaya operasional Cabang / Area untuk mencapai efisiensi biaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku (memenuhi ketentuan kewenangan dan pencatatan akuntansi).

g. Manajer Usaha Mikro Kecil Menengah

Tugas dan Tanggung Jawab Utama Manajer UMKM Antara Lain : 1) Menyusun program kerja (sales planning) dan distribusinya

(target masing – masing Acounting Officer) sebagai acuan utama untuk mencapai target anggaran, menyusun kebutuhan Investasi untuk bagian, mensosialisasikan kepada masing – masing

Acounting Officer.

2) Mengkoordinasikan, memimpin, mendampingi dan memantau

Acounting Officer dalam melakukan kegiatan pemasaran untuk

memperbesar potensi bisnis perbankan UKMK (funding dan


(63)

commit to user

47 3) Merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan, serta memantau

kegiatan peningkatan pengetahuan atas produk dan program UKMK (product knowledge) untuk memastikan bahwa AO memiliki pemahaman yang mendalam atas produk dan program tersebut

4) Bersama Acounting Officer, menggali kebutuhan nasabah UKMK dan memberikan solusi yang tepat atas kebutuhan tersebut melalui kegiatan Cross Selling Product kepada nasabah, untuk penambahan jumlah dan volume transaksi nasabah

(funding).

5) Memantau kinerja Acounting Officer (termasuk melalui review

dan rekapitulasi dari laporan mengenai realisasi dan kendala atas kunjungan ke nasabah, rekapitulasi hasil penutupan, posisi

funding, persiapan perencanaan esok hari) untuk memastikan

dilakukannya upaya – upaya yang optimal untuk mencapai target.

h. Relationship Officer Kredit

Tanggung Jawab RO Kredit Adalah:

1) Menyusun rencana kerja untuk digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan kerja sehari – hari, serta membuat laporan pencapaiannya (misalnya: laporan rencana dropping dan prospektif debitur serta realisasinya) untuk memastikan realisasi berjalan sesuai dengan rencana.


(64)

commit to user

48 2) Melakukan proses pre-screening dan inisiasi atas permohonan kredit untuk memastikan kelayakan kredit calon nasabah dalam rangka pengelolaan risiko.

3) Membina hubungan baik dengan debitur, serta memonitor perkembangan dan kondisi usaha debitur sesuai limit (antara lain dengan melakukan kunjungan secara rutin

4) Melakukan filing atas data-data dan dokumen-dokumen pendukung kredit atau fasilitas lain untuk memastikan tertib administrasi dan memenuhi ketentuan perbankan.

i. Staf Akseptasi dan Penagihan

Staf Akseptasi dan Penagihan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Memeriksa kelengkapan dan memverifikasi kebenaran data calon debitur berdasarkan data yang diterima untuk memastikan bahwa rekomendasi yang dibuat berdasarkan data yang lengkap dan akurat.

2) Melakukan analisis sumber pengembalian kredit calon debitur untuk memastikan kemampuan pembayarannya.

3) Memberikan rekomendasi atas plafond dan jangka waktu kredit sesuai ketentuan yang berlaku untuk memastikan bahwa fasilitas yang diberikan sesuai dengan kemampuan pengembalian kredit dari calon debitur.


(65)

commit to user

49 4) Memberikan laporan tentang kondisi debitur yang tidak dapat dihubungi untuk memudahkan manajer dalam menentukan tindak lanjut yang akan diambil atas debitur tersebut.

5) Melakukan penagihan melalui telepon kepada debitur yang menunggak dini (1 hingga 15 hari) dan mengulang kegiatan setiap 3 hari untuk memastikan bahwa debitur segera melakukan pembayaran sesuai jumlah yang ditagihkan.

j. Relationship Officer Dana

Tanggung Jawab Utama Dari RO Dana adalah:

1) Menggali potensi bisnis nasabah existing maupun baru serta memasarkan produk dan pelayanan perbankan (misalnya sosialisi terhadap fitur pelayanan prioritas) untuk mencapai target pertumbuhan bisnis yang telah ditetapkan.

2) Membina hubungan baik dengan nasabah prioritas existing

maupun baru (misalnya dengan mengadakan event custmer

gathering) dalam rangka mempertahankan nasabah prioritas dan

meningkatkan volume bisnis funding.

3) Menyelesaikan permasalahan yang timbul dari nasabah prioritas terkait produk dan pelayanan bank untuk mencapai kepuasan dan mempertahankan nasabah prioritas.

4) Melakukan Cross Selling Product kepada nasabah baru atau existing untuk menerapkan prinsip pelayanan menyeluruh dan


(66)

commit to user

50 penambahan jumlah dan volume transaksi nasabah prioritas

(funding).

5) Melengkapi administrasi yang tertunda dalam transaksi-transaksi

urgent nasabah prioritas yang sudah terlaksana untuk

memastikan dokumentasi yang lengkap sesuai ketentuan.

k. Acount Officer

1) Menggali potensi bisnis nasabah existing maupun baru, memasarkan produk dan pelayanan perbankan (baik funding

maupun lending).

2) Memonitor perkembangan dan kondisi usaha debitur (antara lain dengan melakukan kunjungan secara rutin) guna memastikan pelunasan pembayaran dan kualitas kredit sesuai dengan ketentuan perbankan.

3) Melakukan Cross Selling Product kepada nasabah baru atau existing untuk menerapkan prinsip pelayanan menyeluruh dan penambahan jumlah dan volume transaksi nasabah (funding dan

lending).

4) Melakukan perbaikan kualitas kredit, restrukturisasi,

rescheduling, dan perpanjangan kredit jika diperlukan dalam

rangka menjaga kualitas kredit tetap baik.

5) Menangani penyelesaian permasalahan dan keluhan dari nasabah untuk menjaga kualitas kredit dan menciptakan loyalitas nasabah.


(67)

commit to user

51

l. Staf Pengendalian Risiko Kredit

1) Melakukan verifikasi atas dokumen-dokuman dan dokumen pendukung transaksi tersebut untuk memastikan kebenaran / keabsahan / kelengkapan dari dokumen-dokumen tersebut. 2) Melakukan Self Assessment risiko operasional dan membuat

pelaporannya dalam rangka memastikan bahwa risiko operasional terpantau dengan baik.

3) Memahami dan mematuhi kode etik dan peraturan perusahaan untuk menjaga kesinambungan usaha serta keselarasan hubungan antar bagian dan antar karyawan.

4) Melakukan pengujian perhitungan bunga secara sampling

untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam penghitungan bunga.

5) Secara proaktif melakukan upaya – upaya pengembangan diri untuk memastikan terpenuhinya persyaratan kompetensi terkait pekerjaan.

7. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan suatu cermin aturan perilaku yang umum disebut dengan Kode Etik. Dalam menjalankan kegiatan usahanya serta menimbang nature bisnis yang dijalankan Bank Bukopin erat dengan unsur “Trust” (kepercayaan), maka sebagai suatu organisasi, Bank Bukopin dituntut untuk memiliki suatu aturan yang mengikat seluruh jajarannya dalam bertindak sesuai dengan standar


(68)

commit to user

52 tertinggi dalam integritas professional dan personal di seluruh aspek kegiatan perusahaan, serta mematuhi seluruh undang-undang, tata tertib, peraturan dan kebijakan perusahaan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Bukopin telah mengembangkan nilai-nilai dasar yang menjadi inti dari pengembangan budaya perusahaan Bank Bukopin yang mencakup 5 budaya perusahaan diantaranya :

a. Professionalism (Profesionalisme)

Menguasai tugas dan bertanggung jawab untuk memberikan hasil terbaik. Perilaku utamanya meliputi kompeten dan bertanggung jawab.

b. Respect Others (Respek kepada pihak lain)

Menghargai peran dan kontribusi setiap individu, saling membantu serta peduli lingkungan untuk menghasilkan sinergi positif. Perilaku utamanya meliputi peduli dan bekerja sama serta ramah, santun dan komunikatif.

c. Integrity (Integritas)

Mengutamakan kejujuran, ketulusan, kedisiplinan dan komitmen untuk membangun kepercayaan. Perilaku utamanya meliputi jujur dan tulus serta disiplin dan berkomitmen.


(69)

commit to user

53 d. Dedicated to Customer (Mengutamakan nasabah)

Mengutamakan pelayanan dan kepuasan nasabah. Perilaku utamanya meliputi orientasi pada kecepatan, kemudahan, kenyamanan, serta proaktif dan responsif.

e. Excellence (Kesempurnaan)

Melakukan perbaikan terus-menerus untuk meningkatkan nilai tambah dan selalu menjadi yang terbaik. Perilaku utamanya adalah inovatif dan kreatif serta orientasi pada nilai tambah dan hasil terbaik.

Singkatan dari nilai-nilai tersebut adalah PRIDE yang berarti bangga atau kebanggaan (diambil dari huruf pertama masing-masing nilai).

8. Produk Bank Bukopin

Untuk melayani kebutuhan masyarakat baik perseorangan maupun lembaga atau perusahaan, PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Solo menyediakan berbagai macam produk antara lain :

a. Produk funding Bank Bukopin Solo

1) Tabungan Siaga Bukopin

Keuntungan dan manfaat : a) Bunga dihitung setiap hari.

b) Bebas bertransaksi di seluruh kantor Bank Bukopin di seluruh Indonesia (real time on line).


(70)

commit to user

54 c) Kemudahan pembayaran tagihan dengan menggunakan Auto Debet seperti pembayaran listrik, telepon/handphone, air minum, dll.

d) Mendapatkan fasilitas Kartu ATM Siaga Visa Electron. e) Fasilitas terlindungi oleh asuransi kecelakaan (bebas

premi). Untuk meninggal karene kecelakaan Rp 2.000.000,00 dan untuk meninggal karena sakit Rp 200.000,00.

Ketentuan :

a) Diperuntukkan bagi nasbah perorangan. b) Minimal setoran awal Rp 200.000,00. c) Minimal setoran selanjutnya Rp 10.000,00. d) Saldo minimal Rp 100.000,00.

e) Maksimal penarikan melalui teller Rp 100.000.000,00 / hari.

f) Maksimal penarikan melalui mesin ATM Rp 10.000.000,00 / hari.

g) Maksimal pemindahbukuan melalui mesin ATM Rp 25.000.000,00 /hari.


(1)

commit to user

82 Penilaian ini dilakukan oleh pihak Bank Bukopin dengan melakukan pengecekan legalitas jaminan yang akan diberikan. Legalitas tersebut berupa tanah atau bangunan, jaminan yang diberikan dalam persengketaan atau tidak, dan untuk jaminan kendaraan bermotor dilakukan dengan pengecekan BPKP.

Pengukuran penilaian jaminan biasanya Bank Bukopin menggunakan pendekatan harga pasar dan pendekatan biaya. Pendekatan harga pasar yaitu melakukan penilaian dengan cara menafsir nilai jual barang agunan dengan menafsir biaya yang diperlukan untuk membangun suatu bangunan atau biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang yang dijaminkan dikurangi dengan biaya penyusutan barang jaminan tersebut.

e. Condition of Economic (kondisi ekonomi)

Kelancaran usaha suatu perusahaan debitur kemungkinan dapat dipengaruhi oleh situasi yang akan terjadi dimasa yang akan datang seperti kondisi politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Bank Bukopin menilai kondisi perekonomian yang akan terjadi, misalnya apabila terjadi inflasi apakah bisnis debitur tersebut mampu bertahan dan berkembang dimasa yang akan datang. Selain itu kebijakan dari pemerintah daerah yang kemungkinan akan mempengaruhi perkembangan usaha calon debitur tersebut.

Bank Bukopin melakukan penilaian terhadap kepastian pasokan bahan baku barang dagangan, keberadaan pemasok apakah


(2)

commit to user

83 ada alternatif lain jika pemasok utama bermasalah, kondisi pembeli dari usaha tersebut. Penilaian mengenai kondisi ekonomi perusahaan dilakukan oleh Bank Bukopin dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan usaha calon debitur agar kelak tidak terjadi kredit macet.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Bank Bukopin, Tbk

cabang Surakarta dalam memberikan kredit pemilikan rumah

Dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta tentu saja mengalami hambatan-hambatan, diantaranya yaitu :

a. Kurangnya promosi mengenai produk KPR

Promosi yang dilakukan oleh pihak Bank Bukopin mengenai produk KPR masih kurang genjar sehingga masyarakat belum begitu mengenal dan mengetahui produk KPR Bank Bukopin serta keunggulan-keunggulan yang diberikan oleh produk tersebut. Kebanyakan masyarakat lebih memilih produk KPR bank lain yang lebih dikenalnya.

Untuk mengatasi kendala tersebut pihak Bank Bukopin lebih meningkatkan kualitas promosi dengan cara peningkatan periklanan, lebih gencar memberikan promosi seperti undian berhadiah kepada masyarakat agar tertarik untuk mengambil produk KPR di Bank Bukopin.


(3)

commit to user

84

b. Kurangnya kerjasama antara pihak Bank Bukopin dengan

pihak Developer

Selain itu kendala yang dihadapi Bank Bukopin dalam memberikan kredit adalah kurangnya kerjasama dengan pihak developer sehingga Bank Bukopin kesulitan untuk mencari nasabah pengguna KPR.

Dari kendala diatas pihak Bank Bukopin tetap berupaya untuk menjalin kerjasama yang baik dengan para developer agar produk KPR Bank Bukopin tetap laku.

c. Persaingan antar bank

Persaingan antar bank disini adalah persaingan dalam hal tingkat suku bunga kredit. Dalam melakukan pencairan kredit pihak Bank Bukopin dianggap tingkat suku bunga yang diberikan kepada calon debitur terlalu tinggi, sehingga calon debitur merasa enggan untuk melakukan permohonan kredit di Bank Bukopin dan memilih mengajukan permohonan kredit di bank lain yang memberikan tingkat suku bunga kredit lebih rendah.

Untuk mengatasi hambatan tersebut maka pihak bank melakukan kesepakatan dengan baik mengenai besarnya tingkat suku bunga yang diharapkan agar calon debitur tetap mau melakukan permohonan kredit di Bank Bukopin.


(4)

commit to user

85

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang prosedur pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Prosedur pemberian kredit pemilikan rumah yang dilakukan pada PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta diantaranya :

a. Permohonan Kredit

Alur pemberian yang pertama pada Bank Bukopin adalah pihak debitur mengajukan permohonan kredit dengan wajib melengkapi dokumen-dokumen yang telah ditentukan.

b. Proses kredit

Setelah calon debitur melengkapi dokumen pengajuan kredit langkah ke dua yaitu pihak bank melakukan analisis kredit yang terdiri dari analisis yuridis yaitu 7P (Personality, party, purpose, prospect,

payment, prafability, protection) dan analisis ekonomis yaitu 5C


(5)

commit to user

86 c. Keputusan Kredit

Dari analisis yuridis dan ekonomis, pihak bank mengajukan proposal kredit untuk diajukan ke komite kredit. Jika disetujui maka staf legal officer melakukan pemeriksaan dokumen yang diperlukan dan dokumen yang harus dilengkapi untuk pengikatan kredit dan agunan. Kemudian mengeluarkan Surat Persetujuan Pengajuan Kredit (SPPK). d. Pengikatan kredit dan jaminan

Setelah disetujui untuk dilaukan pemberian kredit maka langkah selanjutnya staf legal officer melakukan koordinasi dengan RO untuk melakukan penjadwalan pengikatan kredit dan pengikatan agunan oleh noteries.

e. Dropping

Setelah dilakukan pengikatan, maka langkah terakhir yaitu melakukan dropping atau pencairan kredit oleh Bagian Credit Suport (BCS).

2. Dalam pemberian kredit KPR Bank Bukopin sudah menggunakan prinsip 5C, diantaranya :

a. Character (karakter calon debitur) b. Capacity (kapasitas)

c. Capital (modal) d. Collateral (jaminan)


(6)

commit to user

87 3. Kendala yang dihadapi PT. Bank Bukopin dalam pemberian KPR

diantaranya adalah :

a. Promosi yang dilakukan oleh pihak Bank Bukopin mengenai produk KPR masih kurang genjar.

b. Kurangnya kerjasama antara pihak Bank Bukopin dengan pihak Developer.

c. Persaingan antar bank disini adalah persaingan dalam hal tingkat suku bunga kredit. Dalam melakukan pencairan kredit pihak Bank Bukopin dianggap tingkat suku bunga yang diberikan kepada calon debitur terlalu tinggi.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran yang sekiranya dapat menjadi masukan:

1. Melihat alur prosedur pemberian kredit yang begitu panjang maka pihak bank perlu meningkatkan kualitas kinerja pegawai terutama pegawai yang menangani pemberian kredit.

2. Dalam pemberian kredit Bank Bukopin sudah menggunakan prinsip 5C, namun perlu meningkatkan terutama pada capacity yaitu kemampuan calon debitur untuk membayar kredit yang telah diambil dari Bank Bukopin.

3. Saran untuk PT. Bank Bukopin, Tbk cabang Surakarta yaitu melakukan renovasi ruang dokumen kredit sehingga akan memberikan kenyamanan bagi setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya.