Pengertian Bank TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Bank

Apabila berbicara tentang bank sebagai lembaga yang menjalankan usaha dibidang jasa keuangan, maka bank bukanlah sembarang usaha melainkan yang secara hukum memiliki status yang kuat dengan kekayaan sendiri yang mampu melayani kebutuhan masyarakat. Bank termasuk perusahaan industri jasa, karena produknya banyak memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Bank pada pokoknya meliputi tiga kegiatan, yaitu: 1. Menghimpun dana. 2. Menyalurkan dana melalui kredit atau pembiayaan. 3. Memberikan jasa keuangan Definisi dari bank Kuncoro,2002 : 68 adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari Universitas Sumatera Utara pemilik bank pemegang saham, pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank. Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana tersebut untuk mendapat keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank interbank call money berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrument produk simpanan yang terdiri dari Giro, Deposito dan Tabungan. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Universitas Sumatera Utara Adapun defenisi umum bank adalah: a. Menurut undang-undang No. 16 tahun 1967 tentang perbankan adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. b. Menurut undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah badan hukum yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari segi fungsinya, berbagai macam definisi tentang bank dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Bank dilihat dari segi penerimaan kredit. Dalam pengertian ini bank menerima uang dan dana-dana lainnya dari masyarakat serta mencerminkan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditannya secara pasif dengan menghimpun dana pihak ketiga. 2. Bank dilihat sebagai pemberi kredit. Bank melaksanakan operasi secara aktif, jadi fungsi bank terutama dilihat sebagai pemberi kredit tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber pada penciaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri. 3. Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat yang berasal dari modal sendiri, simpanan atau tabunganmasyarakat maupun melalui penciaan uang. Universitas Sumatera Utara Menurut undang-undang pokok perbankan No. 7 tahun 1992 dan dipertegas lebih dengan keluarnya undang-undang No. 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat BPR Adaapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan undang-undang No. 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi fungsinya a. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil commercial bank. b. Bank Perkreditan RakyatBPR Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksankan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Universitas Sumatera Utara 2. Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank bersangkutan. Jenis yang dapat dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah: a. Bank Milik Pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain: perbankan, Bank Rakyat IndonesiaBRI, Bank Negara IndonesiaBNI, Bank Tabungan NegaraBTN, dan Bank Pemilik Daerah BPD baik tingkat I maupun tingkat II di masing-masing provinsi. b. Bank Milik Swasta Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirinya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Niaga dan lainnya. c. Bank Milik Koperasi Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia. Universitas Sumatera Utara d. Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing antara lain: Bank of America, Hongkong Bank, City Bank dan lainnya. e. Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain: CIMB Niaga Bank, Sanwa Indonesia Bank dan lainnya. 3. Dilihat dari segi status Dilihat dari segi kemampuannnya melayani masyarakat maka bank umum dapat dibagi ke dalam 2 macam. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Berikut status bank yang dimaksud yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh bank Indonesia. b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan dari bank devisa, dimana transaksi masih dilakukan masih dalam batas-batas Negara. 4. Dilihat dari segi cara menentukan harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu: a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini ttidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Bank kovensional merupakan bank yang menerapkan sistem insentif berupa tingkat bunga kepada nasabahnya. Universitas Sumatera Utara b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun diluar negeri terutama di Negara-negara Timur Tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama. Bank berdasarkan prinsip syariah artinya menjalankan usaha di bidang jasa perbankan menurut aturan perjanjian berdasarkan hukum islam, dengan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil.

3.2 Kredit