commit to user 5
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
1. Amoniak NH
3
a. Sifat-Sifat Umum Amoniak Menurut safety officer amoniak mempunyai beberapaa sifat umum
diantaranya :
1.
Reaksi pembuatan amoniak adalah N
2g
+ 3H
2g
2NH
3g
2. Suatu gas yang tidak berwarna, berbau sangat tajam. 3. Di bawah tekanan, gas ini mudah dicairkan.
4. Mudah larut dalam air. 5. Lebih ringan dari udara vapour density = 0,6
6. Larut dalam etanol, metanol, kloroform, dan eter. 7. Gas yang mudah terbakar.
8. Titik nyala sendiri = 651 C
9. LEL Low Explosive Limit = 16 UEL Upper Explosive Limit = 25
10. Titik Leleh = -77,7 C
11. Titik didih = -33,5 C
12. Bahaya utamanya toksik dan mengikis.
commit to user 6
6 13. Larutan amonia boleh digunakan sebgai pembersih, memutih dan mengurangi bau
busuk. Larutan pembersih yang dijual kepada konsumer menggunakan larutan ammonia hidroksida cair sebagai bahan pembersih utama.
14. Kebanyakan dari logam-logam tidak dipengaruhi oleh gas amoniak, tetapi bila gas ini tercampur dnegan air dengan jumlah yang sangat sedikit atau uap air, gas
amoniak dan amoniak cair akan menyerang logam-logam seperti perak, seng, dan logam-logam panduan lainnya.
Menurut NFPA sifat amoniak adalah 301 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Sifat Amoniak Menurut NFPA
Angka Keterangan 3
Menunjukkan bahwa bahaya kesehatan bahan yang pada paparan singkat dapat menyebabkan luka parah sementara atau cacat,
walaupun pengobatan telah diberikan 2
Menunjukkan bahwa bahaya kesehatan bahan yang pada pemaparan akan menyebabkan akan menyebabkan keterpaan intensif dan terus
menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan. 1
Menunjukkan bahaya mudah terbakar adalah termasuk bahan yang harus dipanaskan sebelum dapat menyala.
Menunjukkan bahwa reaktivitas bahan adalah bahan yang dari sifatnya sendiri tidak stabil, tidak teaktif meskipun kena panas atau
suhu tinggi.
commit to user 7
7 b. Nilai Ambang Batas Amonia
Menurut Siswanto Nilai Ambang Batas NAB pada amoniak yang pernah ditetapkan adalah berbeda-beda, antara lain :
1 Menurut ACGIH = 25 ppm TLV-TWA dan 35 ppm TLV-STEL 2 Menurut OSHA = 50 ppm TWA
3 Menurut NIOSH = 50 ppm 5 menit Ceil 4 Menurut COSHH = 500 ppm
c. Bahaya Amoniak
Amoniak adalah senyawa kimia dengan rumus NH
3
. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas. Amoniak sendiri adalah senyawa
kaustik menimbulkan iritasi rangsangan dan dapat merusak kesehatan. Batas 15 menit bagi kontak dengan amoniak dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8
jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amoniak berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amoniak diatur
sebagai gas tak mudah terbakar, amoniak masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amoniak berjumlah lebih besar dari 3.500 galon
13,248 L harus disertai surat izin www.wikipedia.org, 2009.
Menurut Imamkhasani amoniak merupakan gas bertekanan tinggi dan bersifat racun, akspiksian, korosif, dan mudah terbakar. Gas tersebut harus disimpan dalam
commit to user 8
8 silinder bertekanan dengan keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan, terikat
kuat serta bebas dari kebocoran kran .
Amoniak sangat berbahaya, jika terhirup dapat merusak saluran pernapasan terutama saluran pernapasan bagian atas. Saluran pernapasan yang terangsang
amoniak akan membengkak, hingga pernapasan terganggu karena penyempitan saluran pernapasan itu. Lebih parah lagi, saluran lendir yang terangsang akan
mengeluarkan sekret cairan getah sehingga pernapasan pun terhambat,dan korban akan mengalami sesak napas. Bila tidak segera ditolong korban akan pingsan. Lebih
jauh, bila jaringan yang terangsang mengalami kerusakan, akan terjadi pendarahan di sepanjang saluran pernapasan dan darah akan keluar bersama batuk LPPK Alkon,
1998.
Bila amoniak mencapai paru-paru dapat mengakibatkan bronkhopneumonia radang pada salah satu bagian paru. Bila selaput lendir mukosa rusak dapat
mengakibatkan penyakit menahun sebab pada selaput ini terdapat sel-sel pertahanan tubuh, khususnya bagi jaringan paru-paru. Bila amoniak terkena kulit maka kulit
dapat melepuh
commit to user 9
9 d. Penanganan Amoniak
Menurut Suma’mur beberapa langkah penanganan terhadap amoniak, antara lain:
1 Kemasan containers amoniak sebaiknya disimpan di luar gedung. 2 Pisahkan dari bahan-bahan pengoksida seperti klor, brom, iodium, dan asam-asam
nitrat atau sulfat yang pekat. 3 Pakailah alat pelindung diri seperti pakaian yang terbuat dari katun atau pakaian
bertekanan udara, sarung tangan karet, sepatu yang terbuat dari karet, kacamata pelindung untuk amoniak chemical goggles, single atau doble nose respirator
half mask yang dilengkapi dengan cartridge untuk organic vapour atmosfer tidak lebih dari 380 ppm amoniak, Full Face Mask kadar amoniak kurang dari
2, Airline Respirator kontaminasi amoniak lebih dari 2, Self Contained Breathing Apparatus, dan Escape Mask.
e. Tindakan pengamanan bila terjadi kebocoran amoniak 1 Jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan dari daerah tempat kebocoran
amoniak. 2 Perhatikan arah angin, kita harus berada di tempat pangkal angin.
3 Memasukki daerah kebocoran amoniak harus menggunakan breathing apparatus dan alat pelindung tubuh.
4 Sumber kebocoran amoniak harus diamankan dengan menyiram air, menyumbat atau menutup tempat yang bocor dengan karung yang selalu dibasahi dengan air.
commit to user 10
10 5 Laporkan kepada pemilikpabrik segera.
f. Tindakan pencegahan 1 Semua bagian dari amoniak plant harus dilengkapi dengan general dan local
exhaust ventilation yang baik. 2 Semua pekerja yang terlibat dalam proses pembuatan, kompresi, dan gas harus
dilengkapi dengan alat pelindung pernafasan yang sesuai 3 Udara dapat digunakan sebagai pengganti air dalam proses pendinginan
containers, ini bertujuan untuk mengurangi korosi. 4 Emergency showers dan eye wash fountains harus disediakan di tempat-tempat
dimana kecelakaan mungkin terjadi.
2. Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun
Perkembangan Industri yang sangat pesat membutuhkan kelancaran pasokan bahan-bahan yang dibutuhkan dan juga kelancaran pengelolaan bahan-bahan sisa dari
hasil kegiatan industri tersebut yang sebagian besar adalah merupakan Limbah bahan berbahaya dan beracun B3.
commit to user 11
11 Dasar Hukum dalam penyelenggaraan Angkutan B3 untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan B3 yang selamat, aman, lancar, tertib dan teratur adalah sebagai berikut :
1 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
Pasal 40 : Pengangkutan bahan berbahaya, barang khsusus, peti kemas, dan alat berat diatur dengan Peraturan Pemerintah
2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
3 Pasal 13 ayat 2 : Pengangkutan barang terdiri dari barang umum, barang berbahaya, barang khusus, peti kemas, dan alat berat;
4 Pengangkutan bahan berbahaya diklasifikasikan menjadi pengangkutan bahan; mudah meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau pendingin
tertentu, cairan mudah menyala, minyak dan gas bumi termasuk dalam kategoriklasifikasi 2 dan 3 karena sifatnya berupa cairan yang mudah menyala
dan gas mampat, padatan mudah menyala, oksidator, peroksida organik, racun dan bahan yang mudah menular, radioaktif, korosif, dan bahan berbahaya lain.
5 Keputusan Presiden RI Nomor 21 tahun 2003 tentang pengesahan protokol 9 Dangerous goods protokol 9 barang berbahaya . Merupakan hasil kesepakatan
antara negara 9 sembilan negara, yaitu : Brunei Darussalam, Kerajaan Kamboja, Republik Indonesia, Republik Demokrasi Rakyat Laos, Malaysia, Uni Nyanmar,
Republik Philipina, Republik Singapura, Kerajaan Thailand dan Republik Sosialis Vietnam;
commit to user 12
12 6 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 69 Tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Angkutan Barang Di Jalan;
7 Surat Dirjen perhubungan Darat Nomor : AJ.3066524LLAJ edaran perihal : Prosedur penerbitan persetujuan pengangkutan bahan beracun dan bebahaya B3.
8 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : SK 725AJ.302DRJD2004, tentang Pengangkutan Bahan Beracun dan Berbahaya B3 tanggal 30 April
2004. 9 Peraturan Pemerintah Nomor : 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun. 10 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 91 tahun 2003 tentang
rekomendasi pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun B3, adalah sisa suatu usaha
danatau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya dan atau jumlahnya jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan danatau merusakkan lingkungan hidup, danatau dapat membahayakan lingkungan hidup manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh
karena itu pengaturan muatan bahan berbahaya dan beracun B3 sangat penting. Sejalan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 21 Tahun 2003 tentang
Pengesahan Protokol 9 Dangerous Goods yang diterbitkan pada tanggal 11 April 2003 dimana Protokol 9 Dangerous Goods merupakan hasil kesepakatan 9 negara
dan merupakan acuan umum bagi negara-negara ASEAN dalam penerapan regulasi
commit to user 13
13 dan pelaksanaan pengangkutan bahan berbahaya dan beracun B3 yang salah satunya
melalui jalan raya dan dalam pelaksanaannya melibatkan aparat dari institusi yang terkait dalam pengawasan transportasi. Maka agar dalam pengangkutan bahan
berbahaya dari tempat kegiatan pemuatan sampai ke tempat pembongkaran akhir dilakukan oleh orang atau badan yang memiliki izin dengan terlebih dahulu mendapat
rekomendasi dari pihak terkait sebelum melakukan kegiatan pengangkutan bahan berbahaya tersebut.
Prinsip – prinsip keselamatan muatan B3 : 1. Bila sebuah kendaraan berubah arah – berkelok atau menyusul dan lain-lain
pergesekan tidak cukup untuk menghentikan muatan yang tak aman untuk bergerak. Tidak benar berasumsi bahwa berat muatan akan tetap di posisisnya.
Sebenarnya muatan lebih berat besar kemungkinanya bergerak ketika kendaraan melaju karena energi kinetiknya lebih besar. Di bawah pengereman sulit, berat
yang berperan kearah depan bisa sama dengan acting down pada kendaraan. Oleh karena itu, muatan yang tidak dikendalikan tidak akan aman.
2. Kekuatan angin terhadap muatan selama pengereman menigkat dengan tingkat perlambatan dan berat muatan. Jadi, bila kendaraan mengerem muatan akan terus
bergeser dari posisi semula.; semakin sulit anda mengerem, semakin banyak muatan akan mencoba untuk bergerak.
commit to user 14
14 3. Pergesekan saja tidak bisa untuk diandalkan untuk menjaga muatan tetap pada
tempatnya. Ketika kendaraan bergerak, pergerakan vertikal disebabkan oleh gelombang di jalan akan mengurangi daya pengekangan karena pergesekan.
4. Diperlukan lebih banyak lagi daya untuk menghentikan satu muatan yang telah mulai bergerak dibandingkan daya mencegah pergerakan pertama kali. Efek
benturan berulang-ulang battering ram meningkat dengan cepat dengan peningkatan jarak dimana muatan bergerak berhubungan dengan kendaraan. Oleh
karena itu penting sekali muatan dikendalikan sedemikian rupa sehingga pergeseran muatan pada kendaraan dapat dicegah.
5. Prinsip dasar dimana Code Of Practice adalah menggabungkan kekuatan sistem pengendalian muatan harus cukup untuk menahan kekuatan angin tidak kurang
dari total berat kedepan load forward, agar mencegah muatan bergerak dalam pengereman sulit, dan separoh berat muatan kebelakang load backward, dan
kesamping sideways,. Pergerakan vertikal mungkin terjadi namun seharusnya dapat diatasi jika kondisi diatas terjadi. Ini berlaku bagi semua kendaraan, tidak
peduli ukuran, dari van kecil hingga kendaraan barang yang besar. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada daya maksimum yang mungkin dialami selama penggunaan
jalana biasa. Kekuatan angin lebih besar mungkin dihadapi jika kendaraan, misalnya, terlibat kecelakaan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip ini harus dianggap
sebagai persyaratan minimum.
commit to user 15
15 a. Pengertian kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.725AJ.302DRJD2004 kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan yang dirancang secara khusus dan dilengkapi peralatan untuk pengangkutan bahan berbahaya.
b. Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat
No.SK.725AJ.302DRJD2004 setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus sesuai dengan
jenis dan karakteristik bahan berbahaya dan beracun diangkut. Selain itu kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun juga harus dilengkapi persyaratan darurat
dengan alat komunikasi, lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di atas atap ruang kemudi, segitiga pengaman, dongkrak, lampu senter, dan ganjal roda
yang cukup kuat. c. Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun
Pengemudi kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun wajib memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. Menurut Keputusan Dirjen
Perhubungan Darat No.SK.725AJ.302DRJD2004 persyaratan umum dan khusus sebagaimana yang dimaksud meliputi:
1 Memiliki pengetahuan mengenai bahan berbahaya yang di angkutnya, seperti klasifikasi, sifat, dan karakteristik bahan berbahaya.
commit to user 16
16 2 Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi keadaan jika terjadi
kondisi darurat, seperti cara menanggulangi kebakaran. 3 Memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai tata cara pengangkutan bahan
berbahaya, seperti pengemudian secara aman, pemeriksaan kesiapan kendaraan, hubungan muatan dengan pengendalian, persepsi keadaan bahayadarurat.
4 Memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan bahan berbahaya, seperti penggunaan plakat, label, dan simbol bahan berbahaya.
5 Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada pengangkut bahankomoditi yang tidak berbahaya, seperti tidak mudah panik. Sabar, dan
bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton.
6 Memiliki surat izin mengemudi sesuai dengan golongan dan kendaraan yang dikemudikannya.
7 Memiliki pengetahuan mengenai : jaringan jalan dan kelas jalan, kelayakan kendaraan bermotor, tata cara pengangkutan barang.
d. Prosedur pengangkutan bahan berbahaya dan beracun Menurut Keputusan Dirjen Perhubungan Darat
No.SK.725AJ.302DRJD2004 pengangkutan bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1 Aspek keselamatan pada saat bongkar muat.
commit to user 17
17 2 Sebelum pelaksanaan bongkar dan muat harus dipersiapkan dan dilakukan
pemerikasaan terhadap : 3 Pelaksanaan pengangkutan dilengkapi dokumen pengiriman yang memuat
deskripsi bahan berbahaya yang di angkut, dan nomor telepon yang harus dimintai bantuan dalam keadaan darurat.
4 Apabila dalam pelaksanaan diketahui ada wadah atau kemasan yang rusak, maka kegiatan pengangkutan tersebut harus dihentikan.
5 Batas kecepatan maksimum 60 kmjam. 6 Setiap kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus mengguanakan
plakat yang sesuai dengan jenis bahan berbahaya yang diangkut. 7 Setiap kemasan bahan berbahaya dan beracun harus dilengkapi marking dan label
yang sesuai dengan jenis bahan berbahaya yang diangkut. 8 Pada jarak kurang dari 8 meter dari kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan
beracun dilarang merokok dan membawa korek api. 9 Untuk berhenti dalam keadaan terpaksa, awak kendaraan pengangkut bahan
berbahaya harus : a Memasang tanda darurat yang jelas dan dapat dibaca pada jarak 50 meter.
b Mengidentifikasi lingkungan sekitar. c Menetapkan daerah aman.
d Melapor kepada aparat keamanan setempat dan secepatnya menyelesaikan permasalahan.
commit to user 18
18 3. Pengangkutan amoniak tangki silinder,
Menurut safety officer persyaratan-persyaratan yang harus diperhatikan dalam pengangkutan amoniak, antara lain:
1 Pengecatan tabung silinder Silinder agar dicat warna putihalumunium, kecuali terdapat ketentuan khusus
lainya. 2 Penandaan pada tabung silinder
Tanda yang permanen, ditancapkan pada leher silinder. Jika memungkinkan bersar huruf 6 mm memuat tekanan kerja spesifikasi silinder, tekanan uji, berat
isi. isi air, berat kosong, nomor seri, tanda dari pemilik, bulan, dan tahun pengujian dari inspektor.
Label : a Semua silinder harus ditandai dengan nama kiia atau nama umum zat di
dalamnya, serat simbol perusahaan jika ada, yang distensilkandicatkan. b Label tanda zat ”beracun” dengan penunjuk keselamatan harus ditempelkan
3 Pengangkutan silinder Silinder gas sangat kuat, yang memungkinkan benda itu menehan tekanan gas
dengan aman dibagian dalam, namun untuk alasan ini, silinder gas tersebut juga sangat berat. Yang terbaik mereka angkut tegak lurus di rak yang ada pada
kendaraan, di tempat penyimpanan crib atau rangka yang bisa buka-tutup. Jika diangkut satu persatu, silinder gas tersebut harus diamankan dengan tali atau
commit to user 19
19 rantai guna mencegah pergerakan diruang muatan, yang bisa menyebabkan
kerusakan pada silinder itu sendiri, atau terhadap barang-barang muatan lainnya. Katup peti kemas gas harus dilindungi dengan sambungan fittingsseperti ring
atau tutup. Kalau tidak, jika katup rusak, gas yang keluar dibawah tekanan mungkin menggerakkan peti kemas dengan kekuatan besar, peti kemas gas harus
selalu diangkut dengan kendaraan yang terbuka dengan atmosfir sehingga kebocoran kecil bisa berhenti tanpa bahaya. Jika sejumlah kecil silinder diangkut
dengan van tertutup, mesti ada ventilasi yang cukup dari ruang muatan. Gas beracun jangan pernah diangkut dengan ruang yang sama dengan pengemudi atau
awak kendaraan. Tata cara pengangkutan silinder adalah :
a Silinder diangkut harus dengan tutup yang terpasang dengan baik. b Tidak boleh jatuh, dijatuhkan atau dan atau berbenturan satu dengan yang
lain. c Silinder diangkut dalam keadaan berdiri dan diikat dengan kuat.
d Silinder tipe botol tidak boleh diangkat dengan sling atau penjepit, untuk mengangkat harus dibuatkan alat khusus.
e Silinder tidak boleh dipakai sebagai alat penumpu atau roll. f Pengangkutan dengan truk, harus tidak boleh melebihi kecepatan 40 kmjam.
g Pengankutan dalam kapal harus diletakan di atas dek, jauh dari sumber panas dan terlindung dari sinar matahari.
commit to user 20
20 4 Perlengkapan keselamatan yang harus tersedia adalah gas masker pelindung
pernafasan, sarung tangan karet dan sepatu karet, kacamata pelindung, dan pakaian tahan bahan kimia.
5 Penandaan kemasan amoniak Wahyudi, 1998. Gambar 1. Penandaan Kemasan Amoniak
Keterangan : 1. 2 PE menunjukkan :
a Seseorang harus menggunakan baju pelindung untuk seluruh badan dengan peralatan pernafasan.
b Bahan bisa menimbulkan gangguan atau bahkan resiko peledakan. c Bahan dapat dicairkan dengan sejumlah besar air.
d Resiko untuk melakukan pengosongan sekeliling tempat kejadian. 2. 1005 :
Menunjukkan bahwa bahan kimia yang diangkut adalah amoniak cair.
POI SON GAS
2 PE
H AZ CH EM
U .N .
SPECI ALI ST ADV I CE
GRESI K
0 3 1 3 9 8 2 1 0 0 , 3 9 8 2 2 OO Ex t .
2 2 2 2 1 2 2 2
1 0 0 5
commit to user 21
21 3. Gresik 031 3982100, 3982200 Ext. 22221222
Nomor telepon PT. Petrokimia Gresik untuk diminta bantuan penanggulangan bahaya.
4. Gambar dan tulisan poison gas Menunjukkan gas beracun yang mempunyai daya membunuh.
5. Logo Simbol yang menunjukkan PT. Petrokimia Gresik sebagai produsen.
6 Keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair Keselamatan kerja pada pengangkutan amoniak cair adalah segala upaya
untuk mewujudkan usaha pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dalam hal ini keselamatan kerja bertujuan untuk mengamankan tenaga kerja,
lingkungan sekitar, tangki amoniak cair dari resiko terjadinya pelepasan tidak sengaja dari amoniak cair akibat suatu kecelakaan.
7 Sarana keselamatan kerja 1 Alat Pemadam Api Ringan APAR
Menurut Permenaker dan Transmigrasi No. Per-04Men1980 APAR adalah alat yang ringan mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan
api pada mula terjadi kebakaran.
commit to user 22
22 2 Emergency shower dan eye wash fountain
Disediakan untuk keadaan darurat misalnya mata pekerja yang terkenaterpercik bahan iritatif dan korosi. Penempatannya harus dekat dengan
tempat kerja dimana terdapat bahan kimia dan mudah dijangkau. 3 Alarm kebakaran
Menurut Kepmen PU No.02KPTS1995 alarm kebakaran adalah suatu sistem pengindera dan alarm dipasang pada bangunan gedung, yang dapat
memberikan peringatan atau tanda pada saat awal terjaddinya suatu kebakaran.
4 Detektor kebakaran Detektor kebakaran adalah alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran
yang dapat membangkitkan alarm pada suatu sistem. 5 Sprinkler
Sprinkler otomatis adalah suatu sistem pemancar air yang bekerja secara otomatis bilamana suhu ruangan mencapai suhu tertentu yang menyebabkan
pecahnya tabung gas gelas bulb pada kepala sprinkler sehingga air memancar keluar ke segala arah dan merata Soedharto, 1983.
6 Alat Pelindung Diri Alat Pelindung Diri APD membuat suatu penghalang antara bahan kimia
beracun dengan jalur masuk ke tubuh dan bukannya untuk mengurangi atau menghilangkan bahayanya. Karena itu alat pelindung diri tidak boleh
commit to user 23
23 dianggap sebagai cara pertama untuk pengendalian bahaya. Beberapa APD
yang dapat digunakan oleh tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya, antara lain:
a Alat pelindung kepala Klasifikasi alat pelindung kepala adalah sebagai berikut :
1. Kelas A : general service
Pelindung terhadap benturan dan partikel yang beterbangan dan tahan listrik yang tidak melebihi 600 volt.
2. Kelas B : Utility service
Perlindungan terhadap benturan dan tahan listrik tegangan tinggi. 3. Kelas C
: Special sevice Terbatas pada perlindungan terhadap benturan dan tidak tahan
listrikkonduktif. 4. Kelas D
: Fireman service Perlindungan terhadap benturan dan tahan listrik tidak melebihi 600
volt. b Alat pelindung muka
Jenis alat pelidung muka antara lain face Shield dari plastik, babitting helmet, welding Helmet.
commit to user 24
24 c Alat pelindung mata
Secara umum alat pelindung mata dibagi menjadi 3 macam yaitu spectacle kacamata, goggle, face shield
d Alat pelindung pernafasan Respirator pada dasarnya diklasifikasikan menurut bahaya yang dapat
mempengaruhi pernafasan, yaitu bahaya kekurangan oksigen atau bahaya karena udara terkontaminasi atau kedua-duanya.
Ada 3 bentuk face piece, yaitu : 1. Full face respirator
Adalah yang dapat menutupi muka mulai dari garis rambut di dahi ke dagu dari telinga kiri sampai telinga kanan.
2. Half mask respirator Respirator jenis ini hanya dapat melindungi mulut, hidung, dan dagu.
3. Quarter mask respirator Respirator ini hanya dirancang untuk melindungi mulut dan hidung
saja. Sedangkan bagian bawahnya, hanya menutupi bagian antara dagu dan mulut.
4. Loose fitting respirator Respirator jenis ini dirancang untuk melindungi kepala, leher, dahi di
atas bahan. Prinsip bekerjanya adalah udara yang bersih dialirkan atau dipompakan ke dalam respirator melalui selang.
commit to user 25
25 e Alat pelindung tangan
Macam-macam alat pelindung tangan Imamkhasani, 1987 : 1. Sarung tangan gloves
2. Mitten : sarung tangan untuk ibu jari terpisah sedangkan jari lain menjadi satu.
3. Hand pand : untuk melindungi telapak tangan.
4. Sleeve : untuk peergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung dengan sarung tangan.
f Alat pelindung kaki Menurut Imamkhasani fungsi pelindung kaki tertimpa benda-benda berat,
terbakar karena logam cair dan bahan kimia korosif, dermatitieksim karena zat-zat kimia, kemungkinan tersandung dan tergelincir
g Pakaian pelindung
commit to user 26
26
B. Kerangka Pemikiran