Penelitian Terdahulu Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Azhagaiah 2008 yang berjudul The Impact of Dividend Policy on Shareholders’ Wealth. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak dari kebijakan dividen dividend policy terhadap Kesejahteraan Pemegang Saham yang dalam penelitian ini diwakili oleh harga pasar saham biasa perusahaan. Dengan menggunakan teknik analisis regresi maka dari penelitian ini didapatkan kesimpulan dividen berpengaruh terhadap Kesejahteraan Pemegang Saham yang diwakili oleh harga saham biasa. Semakin tinggi dividen maka akan semakin meningkatkan nilai pasar saham atau begitu juga sebaliknya. Dividen dianggap sebagai faktor penting yang menentukan Kesejahteraan Pemegang Saham. Kesejahteraan Pemegang Saham sangat dipengaruhi terutama oleh lima variabel yaitu variabel pertumbuhan penjualan, peningkatan profit margin, penanaman modal keputusan, struktur keputusan modal, biaya modal dan lain-lain. 2. Penelitian lainnya dilakukan oleh Nurmala 2006 yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan- Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Manajemen Keuangan 2.2.1.1.Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas dari tiga bidang keuangan dan memiliki kesempatan karir yang sangat luas. Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya serta perusahaan industri dan ritel. Manajemen keuangan juga penting dalam kegiatan pemerintah, mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga departemen jalan tol Brigham dan Houston, 2001: 6. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Peranan manajer keuangan telah berubah selama kurun waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan karena perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan bisnis. Perusahaan-perusahaan telah berkembang menjadi semakin besar dan kompleks. Secara tradisional peranan manajer keuangan ialah mencari dana untuk perusahaan bila diperlukan oleh perusahaan dan membelanjakannya. Dengan perkembangan itu manajer keuangan harus mengubah pandangan tradisional ke arah keputusan- keputusan yang berhubungan dengan semua aspek dari pengerahan modal. Dalam hal ini manajer keuangan harus memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur kapitas yang rasional Gitasudarmo dan Basri, 2002:3. Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan keseluruhan yaitu kemakmuran yang maksimal, manajer keuangan harus menjabarkan tujuan perusahaan itu ke dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci Gitasudarmo dan Basri, 2002:7. 2.2.1.2.Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai value perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan peningkatan kekayaan perusahaan. Value atau nilai perusahaan dimaksud, nilai perusahaan saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karenanya perlu pertimbangan nilai waktu dan uang Gitasudarmo dan Basri, 2002:7. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang, sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang present value. Untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam pengeluaran atau pemasukan yang akan datang. 2.2.1.3.Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno 2001:5, fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan : keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga keputusan keuangan di implementasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya saham, sehingga kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya semakin bertambah. 1 Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengandung Risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2 Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan- kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. 3 Keputusan Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : 1 besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend, 2 stabilitas dividen yang dividen yang dibagikan, 3 dividen saham stock dividend, 4 pemecahan saham stock split, serta 5 penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.2. Pasar Modal 2.2.2.1.Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan Sunariyah, 2003:10. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya bank-bank komersial dan lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Pasar modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna pasar modal ini adalah pengguna individu-individu, pemerintah, organisasi dan perusahaan. Nilai nominal pasar modal sama dengan pasar uang atau bisa rendah atau bisa tinggi, yang membedakan bukan nilai investasi tetapi jangka waktu penanaman investasi, misalnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jangka waktu pemegang saham tidak terbatas, tetapi deposito biasanya mempunyai waktu kurang lebih dari satu tahun Sunariyah, 2003:10 2.2.2.2.Peranan Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara yang lain, hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Peranan pasar modal menurut Sunariyah 2003:12 pada suatu negara dapat dilihat dari 5 lima segi sebagai berikut : 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual belikan. 2. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil return yang diharapkan. 3. Pasar modal banyak memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. 4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. 5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.2.3.Macam-Macam Pasar Modal Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah 2003:12 tersebut ada beberapa macam yaitu : 1. Pasar Perdana Pasar perdana adalah penawaran saham dari peusahaan yang menerbitklan saham emiten kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham- saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya penawaran umum sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh peminjaman emisi dan perusahaan yang akan go public emiten, berdasrkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peran emisi pasar perdan aselain menentukan harga saham, dan juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal. Dari uraian di atas menegaskan bahwa ada pasar perdana saham yang bersangkutan untuk pertama kalinya diterbitkan emiten dan dari hasil penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan. 2. Pasar Sekunder Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi pasar saham Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antar pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a faktor internal perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai, b faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal di luar kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. 3. Pasar Ketiga Third Market Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa over the counter market. Bursa pararel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan uang dan efek dengan diawasi dan dibina oleh badan pengawas pasar modal, jadi pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading lantai bursa. Operasi pada pasar ketiga ini berupa pemusatan informasi yang disebut “trading information” pasar yang diberikan meliputi : harga-harga pasar saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem ini perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang. 4. Pasar Keempat Fourth Market Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi ini dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar block sale 2.2.2.4.Pasar Modal Ditinjau Dari Investasi Ditinjau dari proses penyelenggaraan transaksi pasar modal terdiri dari tiga kategori yaitu : 1. Pasar Spot Bentuk dasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk di serah terimakan secara spontan, artinya kalau seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa jasa yang dibeli tersebut. 2. Pasar Future atau Forward Pasar keuangan di mana sekuritas atau jasa keuangan yang akan diselesaikan kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses transaksi ini memuat kesepakatan saat terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus dilakukan. 3. Pasar Opsi Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersebut adalah persetujuan atau kontrak hak pemegang saham untuk membeli Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. atau menjual dalam waktu tertentu di antara entitas yang melakukan kontrak terhadap opsi yang diperjual belikan, hak opsi harus menegaskan dalam kontrak, bahwa kesempatan hanya dapat digunakan dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian apabila dalam periode tersebut tidak digunakan, kesempatan dalam kontrak tersebut dinyatakan batal demi hukum.

2.2.3. Keputusan Investasi

2.2.3.1.Pengertian Investasi Investasi adalah penawaran modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi seperti pendapatan bunga, royalty, dividen,pendapatan sewa dan lain-lain, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan datang Simamora, 2004:438. Investasi menurut Sunariyah 2003:4, adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu : investasi dalam bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas. Investasi menurut Jogiyanto 2000:5 merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi mendatang. Dengan demikian investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. 2.2.3.2.Tujuan Investasi Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain Tandelilin, 2001:4 : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. 2. Mengurangi Tekanan Inflasi Dengan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari Risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Dorongan Untuk Menghemat Pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang tertentu. 2.2.3.4.Risiko Investasi Risiko investasi dalam bentuk efek akan di dapati dalam beberapa macam, yaitu Gitasudarmo dan Basri, 2002:249 : 1. Finansial Risiko finansial adalah Risiko yang timbul karena perusahaan yang menerbitkan saham tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya dalam keadaan ekonomi yang memburuk. Dengan demikian investor yang memiliki saham perusahaan tersebut mempunyai Risiko tidak menerima dividen atau bahkan mungkin kehilangan modal apabila ternyata kemudian perusahaan tersebut dilikuidasi. 2. Risiko Tingkat Bunga Risiko tingkat bunga adalah Risiko yang timbul karena meningkatnya tingkat suku bunga yang berlaku di masyarakat sehingga hal tersebut dapat menurunkan harga dari efek yang dimilikinya. 3. Risiko Daya Beli Inflasi Risiko ini adalah Risiko yang muncul karena menurunkan daya beli rupiah yang disebabkan karena adanya inflasi. 4. Risiko Pasar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Jenis risiko ini adalah risiko yang timbul karena harga pasar dari semua efek mengalami penurunan secara substansial. 5. Risiko Psikologi Risiko ini adalah pemodal akan bertindak secara emosional dalam menanggapi gelombang optimisme dan pesimisme yang secara periodik terjadi dalam pasar modal. Hal ini terjadi apabila pemodal investor yang sebenarnya tidak membutuhkan dana, namun tetap menjual efeknya karena terpengaruh oleh investor yang menjualnya lebih dahulu dan takut menderita kerugian yang lebih besar lagi.

2.2.4. Saham

2.2.4.1.Pengertian Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham stock. Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan- perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham efek ekuitas dengan imbalan tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer primary market atau pasar sekunder secondary market. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan Madichah, 2005:17. 2.2.4.2.Jenis-Jenis Saham Menurut Jogiyanto dalam Madichah 2005:20 berdasarkan hak tagih atau klaim saham dibedakan menjadi dua yaitu saham preferen dan saham biasa : 1. Saham Preferen Saham preferen adalah saham dengan hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Beberapa karakteristik saham preferen menurut Jogiyanto 2003:68 dalam Madichah 2005:20 adalah : a Preferen terhadap dividen, hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. b Dividen kumulatif, hak kepada pemegang saham preferen untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum penerima saham bisa menerima sahamnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c Dividen in arrears, dividen-dividen periode lalu yang belum dibagikan dan akan dibagikan nanti dalam bentuk dividen kumulatif. d Preferen pada waktu likuidasi, saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi. 2. Saham Biasa Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa common back pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada pihak manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan pemilik saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu : a Hak kontrol saham biasa, hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan. b Hak menerima pembagian keuntungan, hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. c Hak preemtive, hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.4.3.Pemegang Saham Pemegang saham share holder atau stock holder, adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. para pemegang saham adalah pemilik dari dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegangsaham adalah sebuah teori bahwa sebuah perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka. Pemegang saham diberikan hak khusus tergantung dari jenis saham, termasuk hak untuk memberikan suara biasanya satu suara per saham yang dimiliki dalam hal seperti pemilihan papan direktur, hak untuk pembagian dari pendapatan perusahaan, hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan hak terhadap aset perusahaan pada saat likuidasi perusahaan. Namun, hak pemegang saham terhadap aset perusahaan berada di bawah hak kreditor perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham biasanya tidak menerima apa pun bila suatu perusahaan yang dilikuidasi setelah kebangkrutan bila perusahaan tersebut memiliki lebih untuk membayar kreditornya, maka perusahaan tersebut tidak akan bangkrut, meskipun sebuah saham dapat memiliki harga setelah kebangkrutan bila ada kemungkinan bahwa hutang perusahaan akan direstrukturisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.4.4.Kesejahteraan Pemegang Saham Kesejahteraan pemegang saham pada dasarnya adalah kesejahteraan pemegang saham yang bisa bertambah dari kepemilikan saham dalam perusahaan. Kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan 2 cara yang mungkin yaitu baik dengan kenaikkan harga saham yang membawa keuntungan atau peningkatan pembayaran dividen. Melihat kenyataan ini, perusahaan dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham melalui cara ini. Namun, titik optimal perlu dipukul sebagai suatu perusahaan yang harus menyeimbangkan risiko dan kembali terlibat www.google.co.id. Kesejahteraan pemegang saham merupakan kesejahteraan yang di dapat oleh pemegang saham, hal ini dapat diukur dari harga pasar saham perusahaan yang dapat dilihat di bursa efek pada harga penutupannya clossing price Azhagaiah, 2008:181. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual Horne, 1997:70. Husnan 2001 mengemukakan bahwa nilai saham adalah harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Horne 1997:5 mengemukakan bahwa harga pasar bertindak sebagai barometer dari kinerja bisnis. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Para pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja manajemen dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Hal tersebut jika dilakukan dapat mengakibatkan harga saham di pasar turun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.5. Kebijakan Dividen 2.2.5.1.Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing- masing perusahaan yang ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dalam hal pembagian dividen kepada para pemegang saham suatu perusahaan membutuhkan pertimbangan yang matang, hal ini disebabkan pihak manajemen harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan going concern principal. Berbicara mengenai masalah kebijakan dividen, tentunya tidak terlepas dari keputusan yang diambil perusahaan mengenai seberapa besar dividen kas cash dividend yang harus dibayarkan dan berapa kali dividen tersebut dibayarkan dalam satu tahun Arifin, 2005:103. Dengan kata lain bahwa kebijkan dividen menyangkut kebijakan yang diambil tentang seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi hak pemegang saham. Gitasudarmo dan Basri 2002:227 menyatakan “kebijaksanaan perusahaan dalam membegi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal : 1 dana yang dibagikan kepada pemegang saham, hal ini ditandai melalui adanya pembayaran yang dilakukan, 2 dana yang digunakan untuk membiayai kebutuhan perkembangan usaha”. Kebijakan dividen merupakan bagian yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. rasio pembayaran dividen dividend payout ratio menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Di mana semakin besar laba yang ditahan maka semakin kecil bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih perusahaan yang didapatkan. Semakin tinggi dividend payout ratio akan semakin menguntungkan bagi para pemegang saham, namun bagi pihak perusahaan tidak mengharapkan hal tersebut karena dapat memperlemah keuangan internal melalui kecilnya laba ditahan. Di sisi lain semakin kecil dividen payout ratio maka akan merugikan bagi pihak pemegang saham dan menguntungkan bagi perusahaan melalui internal finansial yang semakin kuat Gitasudarmo dan Basri, 2002:232. 2.2.5.2.Bentuk Kebijakan Pembagian Dividen Menurut Sutrisno 2001:304 ada beberapa bentuk dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham antara lain : 1. Pembagian dividen secara tunai. Pembagian dividen secara tunai terdiri dari beberapa bentuk yaitu : a. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil Kebijakan pemberian yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. walaupun laba yang diperoleh perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahunkan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak dilakukan karena beberapa alasan yaitu : 1 dapat meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai risiko lebih kecil, 2 dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan prospek yang baik di masa yang akan datang, 3 dapat menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan. b. Kebijakan Dividen Meningkat Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yangh selalu meningkat dengan pertumbuhan stabil. c. Kebijakan Dividen Dengan Ratio Yang Konstan Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler Yang Rendah Ditambah Ekstra Kebijakan dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar saham yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu. 2. Pembagian Stock Dividend. Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan adalah dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang, tetapi dividen diberikan dalam bentuk saham. Artinya pemegang saham akan diberi tambahan saham sebagai pengganti cash dividend. Pemberian stock dividend tidak akan mengubah besarnya jumlah modal sendiri perusahaan yang bersangkutan. Karena pada dasarnya pemberian stock dividend ini akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal saham. 3. Kebijakan Stock Split. Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi, mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap saham perusahaan. oleh karena itu perusahaan bisa mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal yang lebih kecil. Dengan stock split ini jumlah lembar saham menjadi lebih banyak, maka mengakibatkan harga saham turun. Oleh karena itu dengan stock split harga saham menjadi lebih murah, sehingga harga pasar masih dalam trading range tertentu. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Kebijakan Repurchase Stock. Repurchase stock adalah pembelian kembali saham-saham perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau investor. Pendekatan ini berpandangan bahwa kebijakan Dividen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga pasar dari saham yang beredar. Oleh karena itu, manajer dituntut untuk membagikan Dividen sebagai reward yang diharapkan oleh seorang investor untuk membeli saham tersebut. 2.2.5.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham adalah Sutrisno, 2001:304 : 1. Posisi Perusahaan Perusahaan dalam kondisi insolvesi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modal perusahaan. 2. Posisi Likuiditas Perusahaan Cash dividend merupakan arus kas keluar perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. likuiditas perusahaan. bagi perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payoutnya kecil 3. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang Salah satu sumber dana perusahaan adalah kreditor berupa hutang, yaitu hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Di samping itu dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau meroll over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba diyahan. Hal ini tentunya kan memperkecil divident payout ratio. 4. Rencana Perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. semakin pesat perumbuhan, semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perusahaan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri, yang berasal dari pemilik, dan juga bisa diperoleh dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. internal resourches berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan demikian, semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payoutnya 5. Kesempatan Investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi, semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen. 6. Stabilitas Pendapatan Perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga. 7. Pengawasan Terhadap Perusahaan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. jika dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar tetap berada di tangannya. 2.2.5.4.Teori Dividen Ada beberapa teori dividen yang dikemukakan oleh Harahap 2004:320 yang telah diuji secara empiris, yaitu : 1. Smoothing Theory Teori ini dikembangkan oleh Litner yang mengatakan “jumlah dividen tergantung pada keuntungan perusahaan sekarang dan dividen tahu sebelumnya”. 2. Dividend Irrelevance Theory Teori ini diperkenalkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend Irrelevance Preposition. Dalam paper tersebut dijelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, serta dalam kondisi pasar yang sempurna tidak diperhitungkannya biaya transaksi maka kebijakan dividen tidak memberikan pengaruh apapu terhadap harga saham tersebut. 3. Bird in Hand Theory Menurut teori ini dikatakan bahwa dengan mendapatkan dividen a bird in hand adalah lebih baik dari pada saldo laba a bird in the bush karena laba tersebut tidak akan pernah terwujud dalam masa depan it can fly away. Sehingga berdasarkan teori di atas tingkat pengembalian disyaratkan atas ekuitas akan turun apabila rasio Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pembayaran dividen dinaikkan karena para pemegang saham kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan capital gain yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan jika dibandingkan dengan seandainya menerima dividen. 4. Tax Preference Theory Teori ini menjelaskan bahwa dalam hal yang berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dengan dividen yang tinggi. Hal ini memberikan makna bahwa investor lebih suka apabila perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan karena adanya keuntungan pajak. 5. Clientele Effect Ratio Teori ini menyatakan bahwa apabila perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.

2.2.6 . Dividend Per Share DPS

Menurut Ang 1997 Dividen Per Share DPS merupakan total semua dividen yang dibagikan pada tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen saham. Menurut Horne dan Wachowicz 1998 dividen saham hanyalah merupakan pembayaran saham tambahan saham biasa pada pemegang saham. Dividen saham tersebut tidak lebih dari rekapitulasi perusahaan, proporsi kepemilikan dari pemegang saham Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tetap tidak berubah. Secara teoritis, dividen saham bukan sesuatu yang menyangkut nilai bagi para investor. Besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dari segi perusahaan, membagikan dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan pertumbuhan perusahaan. DPS = Dividen Tunai Ang 1997 Jumlah Saham Beredar

2.2.7. Retained Earning Per Share Laba Ditahan

Retained earning per share laba ditahan adalah sebagian atau seluruh laba yang diperoleh PT yang tidak dibagikan kepada pemegang saham shareholders sebagai deviden dividend. Modal sendiri berdasarkan sumbernya terdiri dari dua macam yaitu dari sumber intern dan ekstern. Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah modal dari pemilik perusahaan, yang dananya tertanam dalam perusahaan dalam waktu yang tidak tertentu. Sedangkan modal sendiri yang berasal dari sumber intern adalah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal sendiri terdiri dari : a. Modal Saham, b. Cadangan dan c. Laba ditahan retained earning Rusdin, 2006. Retained earning dihitung sebagai akumulasi laba bersih net profits di dalam suatu bisnis Lin et,al,1998 dalam Keister, 2004. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Retained earning di proxy dengan nilai logaritma natural dari total laba ditahan Keister, 2004. Retained earning laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting bagi perusahaan. Kebutuhan dana pertama kali berasal dari internal equity. Karena banyak dana yang dialokasikan ke retained earnings, maka laba yang dibayarkan ke dividen semakin berkurang. Myers 1984 juga menyatakan bahwa perusahaan lebih mengutamakan pendanaan ekuitas internal menggunakan laba yang ditahan daripada pendanaan ekuitas eksternal menerbitkan saham baru. Hal itu disebabkan penggunaan laba yang ditahan lebih murah dan tidak perlu mengungkapkan sejumlah informasi perusahaan yang harus diungkapkan dalam prospectus saat menerbitkan obligasi dan saham baru. Selain itu, pendapatan earning digunakan sebagai sinyal kesehatan keuangan bagi para investor dan peminjam potensial. Meskipun para manajer tidak mengontrol retained earning. Oleh karena itu retained earning meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik dana dari eksternal Keitser, 2004.

2.2.8. Price Earning Ratio PER

Menurut Ang 1997:624 merupakan perbandingan antara harga pasar atau saham market price dengan earning per share dari saham yang bersangkutan. PER merupakan suatu ukuran yang penting bagi para investor dalam berinvestasi, karena PER diakui sebagai metode penilaian yang baik, serta mencakup keseluruhan perusahaan, termasuk dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memperkirakan nilai saham, menentukan nilai saham di masa yang akan datang dan menentukan besarnya modal dalam saham. Menurut Fabozzi 1999:363 dalam Lestariningsih 2007:15 PER atau rasio bunga laba merupakan harga pasar berlaku dibagi dengan beberapa ukuran EPS. Rasio harga laba umumnya digunakan sebagai indikator dari nilai relatif bagi berbagai saham biasa. Rasio harga laba hanya menyediakan indikasi kasar dari hasil investasi relatif, dan harus digunakan dengan sangat hati-hati. Namun, rasio harga laba ini rutin menyediakan indikasi mengenai harapan pasar jika laba disesuaikan dengan benar pada saat perhitungan rasio dilakukan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan semakin rendah tingkat perubahan laba, maka akan semakin tinggi rasio harga laba yang dimiliki perusahaan. PER juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Keinginan investor melakukan analisis saham melalui rasio-rasio keuangan seperti PER, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil return yang layak dari suatu investasi saham. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika dikatakan suatu saham mempunyai PER 5 kali, berarti harga saham tersebut 5 kali lipat terhadap EPSnya. Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham. Jogiyanto 2003: 105 dalam Lestariningsih 2007:16. Anaroga dan Pakarti 2001 : 64 mengatakan bahwa pendekatan PER didasarkan pada perkiraan per saham di masa mendatang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi dalam suatu saham akan kembali. Formula dari pendekatan PER dapat dirumuskan sebagai berikut : PER = Price Share Earning Per Share

2.2.9. Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Kesejahteraan Pemegang

Saham Dividen merupakan pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Berbicara mengenai masalah kebijakan dividen, tentunya tidak terlepas dari keputusan yang diambil perusahaan mengenai seberapa besar dividen kas cash dividend yang harus dibayarkan dan berapa kali dividen tersebut dibayarkan dalam satu tahun Arifin, 2005:103. Dengan kata lain bahwa kebijakan dividen menyangkut kebijakan yang diambil tentang seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan menjadi hak pemegang saham. Penelitian yang menunjukkan hal tersebut dilakukan oleh Gordon 1959, mengenai bagaimana dividen dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, penelitian Miller dan Scholes 1978, tentang dividen yang tidak relevan terhadap kesejahteraan pemegang saham, bahkan ada Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pula penelitian yang dilakukan oleh Litzenberger dan Ramaswany 1979 dalam Kurniawati 2001:3, yang menunjukkan bahwa dividen kecil dapat menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham. Menurut Sharpe dan kawan-kawan 1997, perubahan dividen adalah pengumuman kenaikan dividen yang merupakan tanda bahwa manajemen telah menaikkan pendapatan masa depan perusahaan. Oleh karena itu, pengumuman kenaikan dividen merupakan kabar baik dan pada gilirannya akan menaikkan ekspektasi mereka mengenai pendapatan perusahaan. Hal ini merupakan suatu implikasi bahwa pengumuman kenaikan dividen DPS akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Hasil penelitian Raymond 2007 dan Tambunan 2007 dalam Intan 2009:62 menghasilkan kesimpulan bahwa dividen per share berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan pemegang saham harga saham perusahaan. Hasil penelitian Azhagaiah 2008:186 menghasilkan kesimpulan bahwa dividen per share berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan pemegang saham.

2.2.10. Pengaruh Retained Earning Per Share Terhadap Kesejahteraan

Pemegang Saham Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam Bursa Efek berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan mereka. Kebijakan dividen pada dasarnya adalah penentuan seberapa besar porsi keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang sahamnya dan yang akan ditahan sebagai retained earnings, semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima pemegang saham atau investor bisa dan tidak sebanding dengan risiko yang mereka tanggung Nurmala, 2006:17. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin sedikit laba yang ditahan retained earnings maka semakin terhambat pertumbuhan harga saham. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laba ditahan maka semakin rendah tingkat kesejahteraan pemegang saham yang diterima. Sehingga retaiend earning per share berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan pemegang saham.

2.2.11. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Kesejahteraan Pemegang

Saham Berdasarkan signaling theory dijelaskan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami peningkatan laba yang besar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. sebelum pemecahan. Hal ini tentu akan berakibat pada kenaikan laba per lembar saham. Naiknya laba per lembar saham akan berpengaruh terhadap pembagian dividen. Apabila laba per lembar saham naik, bukan tidak mungkin akan mengakibatkan naiknya permintaan saham tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terdongkraknya harga saham. Penelitian mengenai hubungan laba dengan harga saham dilakukan oleh Asquith et.al. 1989 yang mengindikasikan bahwa reaksi pasar yang positif dengan adanya pemecahan saham bukan disebabkan oleh informasi tentang kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen, namun lebih disebabkan kemungkinan peningkatan laba akuntansi. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Asquith et.al 1989 ternyata juga mendukung signaling theory sebagaimana dijelaskan di atas yang menyatakan bahwa dengan laba PER yang didapatkan tinggi maka harga saham akan tinggi pula. Hasil penelitian Azhagaiah 2008:186 menghasilkan kesimpulan bahwa price earning ratio berpengaruh positif signifikan terhadap kesejahteraan pemegang saham. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 43

2.3. Kerangka Konseptual